Anda di halaman 1dari 10

MINI RISET

Mata Kuliah: Dasar Pengenalan Laboratorium

 
 
Dosen Pengampu :
Drs. Marudut Sinaga, M.Si

Kelompok 6:
1. Ruth Yohana Saragih (4192510010)
2. Nadya Givani Sihotang (4193210009)
3. Depi Irnasari S (4193210015)
4. Cindy Agnesia (4193210018)
5. Riko Aronta Tarigan (4193210003)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Mini Riset mata kuliah Dasar
Pengenalan Laboratorium ini hingga selesai tepat pada waktunya. Di samping itu, ucapan
terima kasih juga kepada Dosen Pengampu mata kuliah, Bapak Drs. Marudut Sinaga,
M.Si.yang telah bersedia membimbing penulis sejauh ini.

Penulis telah menyusun Laporan Mini Riset ini sebaik-baiknya tetapi penulis
menyadari mungkin masih ada kekurangan-kekurangan dalam penyusunan Mini Riset
ini.Oleh karena itu, penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan Mini Riset
ini.Penulis berharap mendapatkan saran maupun sumbangan pemikiran yang membangun
guna kesempurnaan makalah ini selanjutnya.

Akhir kata, penulis berharap semoga tugas ini berguna kedepannya dan dapat menjadi
bahan rujukan bagi penulis dalam setiap penugasan di bidang Mini Riset dan menambah
wawasan bagi kita semua, terima kasih.

Medan, 2 Desember 2019

Kelompok 6

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................1

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................3

1.3Tujuan...................................................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................4

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................................7

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................................................7

3.2 Teknik Pengumpulan Data...................................................................................................7

3.3 Teknik Analisis Data............................................................................................................7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................8

4.1 Grafik Hasil.........................................................................................................................8

4.2 Pembahasan..........................................................................................................................8
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................9

4.1Kesimpulan...........................................................................................................................9

4.2Saran ……………………………………………………………………………………….9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asam cuka merupakan asam lemah yang sering dijumpai dan digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, tingkat keasaman setiap merk cuka yang diperdagangkan berbeda-beda, maka
untuk mengetahui tingkat keasaman merek cuka tertentu maka dapat diketahui dengan
melakukan titrasi.
Berbicara masalah reaksi asam-basa atau yang biasa juga disebut reaksi penetralan,
maka tidak akan terlepas dari titrasi asam-basa. Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa reaksi
asam-basa atau reaksi penetralan dapat dilakukan dengan titrasi asam-basa.Adapun titrasi
asam-basa ini terdiri dari titrasi asam kuat-basa kuat, titrasi asam kuat-basa lemah, titrasi basa
lemah-asam kuat, dan titrasi asam lemah-basa lemah.Titrasi asam-basa ini ditentukan oleh
titik ekuivalen (equivalent point) dengan menggunakan indikator asam-basa.
Setelah mengetahui hal tersebut, perlu juga kita ketahui bahwa titrasi merupakan
suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah
dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di
dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai
titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi
kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain
sebagainya.
            Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di
dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer”
dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan
Titrasi adalah penambahan larutan standar (larutan yang telah diketahui dengan tepat
konsentrasinya) ke dalam larutan lain (analyt) dengan bantuan indikator sampai tercapai titik
ekuivalen (kondisi dimana saat analyt tepat bereaksi dengan larutan standar). Titrasi
dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna yang disebut titik akhir
titrasi. Penetapan kadar suatu larutan disebut titrasi asam–basa
Dalam titrasi digunakan larutan yang relatif encer, maka untuk menentukan kadar asam
cuka perdagangan, cuka harus diencerkan. Jika tidak diencerkan maka akan memerlukan
larutan NaOH yang terlalu banyak sehingga tidak praktis dan tidak mempunyai ketelitian
yang baik.
Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan
zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis
reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa
maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi
reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi
kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya dibahas tentang titrasi asam basa).
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di
dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer”
dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.
Titrasi asam basa disebut juga titrasi adisi alkalimetri.Kadar atau konsentrasi asam basa
larutan dapat ditentukan dengan metode volumetri dengan teknik titrasi asam basa. Volumetri
adalah teknik analisis kimia kuantitatif untuk menetapkan kadar sampel dengan pengukuran
volume larutan yang terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia. Kesetaraan kimia
ditetapkan melalui titik akhir titrasi yang diketahui dari perubahan warna indicator dan kadar
sampel untuk ditetapkan melalui perhitungan berdasarkan persamaan reaksi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses terjadinya titrasi antara cuka dapur dengan larutan NaOH?
2. Bagaimana cara menentukan kadar dari cuka dapur berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan?
1.3 Tujuan
1. Melakukan proses titrasi cuka dapur dengan larutan NaOH.
2. Mengetahui kadar dari cuka dapur berdasarkan praktikum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Titrasi adalah prosedur menetapkan kadar suatu larutan dengan mereaksikan sejumlah
larutan tersebut yang volumenya terukur dengan suatu larutan lain yang telah diketahui
kadarnya (larutan standar) secara bertahap. Berdasarkan jenis reaksi yang terjadi, titrasi
dibedakan menjadi titrasi asam basa, titrasi pengendapan, dan titrasi redoks. Dalam artikel
ini, yang akan dibahas lebih lanjut hanya titrasi asam basa saja.
Pada label yang tertera pada botol cuka makan umumnya terdapat informasi kadar
cuka tersebut. Misalkan, pada suatu botol cuka tertulis 25% asam cuka, bagaimana cara
memastikan kebenaran dari kadar tersebut? Penentuan kadar asam cuka dapat dilakukan
dengan prosedur eksperimen menggunakan metode titrasi.
Dalam menentukan kadar asam cuka, metode titrasi yang digunakan adalah titrasi
asam basa. Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam
yang diketahui kadarnya atau sebaliknya, kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang
diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi. Titrasi harus dilakukan hingga mencapai
titik ekivalen, yaitu keadaan di mana asam dan basa tepat habis bereaksi secara
stoikiometri.Titik ekivalen umumnya dapat ditandai dengan perubahan warna dari
indikator.Keadaan di mana titrasi harus dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan
perubahan warna disebut titik akhir titrasi.Jadi, untuk memperoleh hasil titrasi yang tepat,
maka selisih antara titik akhir titrasi dengan titik ekivalen harus diusahakan seminimal
mungkin.Hal ini dapat diupayakan dengan memilih indikator yang tepat pada saat titrasi,
yakni indikator yang mengalami perubahan warna di sekitar titik ekivalen.
Salah satu aplikasi stoikiometri larutan adalah titrasi. Titrasi asam basa adalah suatu
prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu larutan asam atau basa berdasarkan reaksi asam
basa. Kadar larutan dapat ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang sudah diketahui
kadarnya, dan sebaliknya kadar suatu larutan basa dapat diketahui dengan menggunakan
larutan asam yang diketahui kadarnya. Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volum larutan
dikenal dengan istilah titrasi volumetri.Pengukuranvolumediusahakan setepat mungkin
dengan menggunakan alat-alat dasar misalnya buret dan pipet volumetric.
Larutan yang akan dicari kadarnya dimasukkan ke dalam labu erlemeyer, sementara
larutan yang sudah diketahui kadarnya dimasukkan ke dalam buret. Sebelum memulai titrasi,
larutan yang akan dititrasi ditetesi larutan indikator. Jenis indikator yang digunakan
disesuaikan dengan titrasi yang dilakukan, misalnya Fenolftalein untuk titrasi asam kuat oleh
basa kuat.
Secara teknis, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit larutan
penitrasi melalui buret, ke dalam larutan yang akan dititrasi dalam labu erlemeyer.
Penambahan dilakukan terus menerus sampai kedua larutan tepat habis bereaksi yang
ditandai dengan berubahnya warna indikator.Kondisi pada saat terjadi perubahan warna
indikator disebut titik akhir titrasi.Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen
titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam habis bereaksi dengan larutan basa.Pendekatan
antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen titrasi bergantung pada pH perubahan warna dari
larutan indikator. Jika perubahan warna indikator terletak pada pH titik ekuivalen, maka titik
akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika perubahan warna terjadi setelah
penambahan larutan penitrasi yang berlebih, maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik
ekuivalen.Perbedaan antara titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen disebut kesalahan
titrasi.Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator.Jika indikator
yang digunakan tepat, maka kesalahan titrasinya kecil.
Dalam titrasi, ada saat dimana terjadi perubahan pH secara drastis.Kondisi ini terjadi
saat titrasi mendekati titik ekuivalen. Perubahan ini akan tetap terjadi meskipun larutan
penitrasi yang ditambahkan sangat sedikit. Titik ekuivalen dalam titrasi berbeda-beda
tergantung jenis titrasinya.Titrasi asam kuat oleh basa kuat dan sebaliknya mempunyai titik
ekuivalen pada pH 7.Titik ekuivalen titrasi asam lemah oleh basa kuat terjadi pada pH basa,
antara 8 dan 9.Sementara titik ekuivalen titrasi basa lemah oleh asam kuat berada pada pH
asam.
Titrasi yang melibatkan reaksi antara asam dengan basa dikenal dengan istilah titrasi
asam basa atau aside  alkalimetri. Secara teknis titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan
sedikit demi sedikit dan bahkan tetes demi tetes larutan basa melalui buret, kedalam larutan
asam dengan volum tertentu dalam labu Erlenmeyer sampai keduanya tepat habis bereaksi
yang ditandai dengan berubahnya warna. Tepat pada saat warna indicator berubah,
penambahan (titrasi) dihentikan dan volumnya dicatat sebagai volum titik akhir
titrasi. Larutan basa yang diletakkan dalam buret disebut dengan penitrasi.
Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah indikator yang mempunyai
trayek perubahan warna pada pH sekitar 7, sebab pada saat asam kuat dan basa kuat tepat
habis bereaksi pH larutan samadengan 7.
Perubahan warna indikator yang menandai tepat habisnya kedua larutan yang
bereaksi tidak selamanya tepat seperti perhitungan secara teoritis. Volum larutan penitrasi
yang diperoleh melalui perhitungan secara teoritis disebut titik ekivalen. Besar kecilnya
kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator, jika indikatornya tepat, maka kesalahan
titrasinya kecil.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Gedung 19 Universitas Negeri Medan
pada hari Kamis, 28 November 2019.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
No. Nama Alat Ukuran Jumlah

1. Erlenmeyer 100 ml 1 buah

2. Pipet tetes - 1 buah

3. Statif dan Klem 1 buah

4. Buret 50 ml 1 buah

5. Pipet volume 5 ml 1 buah

6. Corong kaca - 1 buah

7. Gelas ukur 100 ml 1 buah

3.2.2 Bahan
No. Nama Bahan Rumus Kimia Konsentrasi Wujud Warna

1. Natrium Klorida NaOH 0,1 M Cair Bening

2. Cuka Dapur CH3COOH - Cair Bening

3. Aquadest H2O - Cair Bening

4. Indikator PP C20H14O4 - Cair Bening


3.3 Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah larutan cuka dapur (CH3COOH) sebanyak 10ml
yang dimasukkan ke dalam gelas ukur lalu diencerkan dengan akuades hingga volumenya
menjadi 100ml yang kemudian diambil sampelnya sebanyak 10ml ke dalam erlenmeyer lalu
ditetesi dengan fenolftalein.

3.4 Prosedur Kerja


1 Ambil 2mL cuka dapur dengan gelas ukur 10 mL dan tuangkan kedalam labu ukur
100 mL
2 Encerkan cuka tersebut dengan menambahkan air sampai volumenya mencapai 100
mL. lalu kocok larutan cuka hingga rata.
3 Ambil 10 mL cuka yang telah diencerkan tersebut dan tuangkan kedalam labu
Erlenmeyer tambakan 2-3 tetes indikator PP.
4 Isilah buret sampai volume 50 mL (setelah dicuci dan dibilas) dengan larutan NaOH
yang telah distandarisasi. Tetes demi tetes larutan NaOH dari buret ditambahkan
kedalam larutan cuka dapur dalam Erlenmeyer (sambil menggoyang-goyang
Erlenmeyer) hingga larutan tepat berubah warna menjadi merah muda. Hentikan
penetesan lalu hitung dan catat volume NaOH yang terpakai untuk mentiter larutan
cuka dapur.
5 Ulangi langkah 1 – 4 secara triplo, sampai diperoleh volume NaOH yang tetap
(berselisih kecil). Dapatkan volume rata-rata NaOH yang terpakai dan catat.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data-data kuantitatif
yang didapatkan dari praktikum yang dilakukan. Data kuantitatif tersebut didapat dari
mengitung volume NaOH yang dibutuhkan sampai terjadi titrasi atau warna larutan cuka
dalam erlenmeyer berubah menjadi lembayung (merah muda).

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Hasil Percobaan
NO Volume CH3COOH XM Volume NaOH 0,1 M
1. 10 ml 0,7 ml
2. 10 ml 0,5 ml
Rata-rata 10 ml 0,6 ml

Perhitungan:
Dik:
Diketahui : Vol CH3COOH = 10 ml
Valensi CH3COOH = 1
Vol NaOH = 0,6ml
Konsentrasi NaOH = 0,1 M
Valensi NaOH = 1
Dit : Konsentrasi CH3COOH…?
Penyelesaian :
MCH3COOH × VCH3COOH × Val CH3COOH = MNaOH × VnaOH × Val NaOH
MCH3COOH × 10 × 1 = 0,1× 0,6 ×1
MCH3COOH× 10 = 0,06
0,06
MCH3COOH = = 0,006 M
10
Jadi konsentrasi CH3COOH adalah 0.006 M = 6 ×10−3 M

Berdasarkan eksperimen yang telah kami lakukan,kami mendapatkan volume awal


dari CH3COOH yaitu 10 ml dan volume rata-rata dari kedua percobaan tersebut adalah 0,6
ml,sehingga konsentrasi CH3COOH yang didapat adalah 0,006 M.
Titrasi ,merupakan suatu metode umtuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya.titrasi biasanya dibedakan
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi,titrasi yang dilakukan dalam
percobaan ini adalah titrasi asam basa yang artunya melibatkan reaksi asam basa. Pada
percobaan kali ini hanya akan dibahas tentang titrasi asam basa.zat yang akan ditentukan
konsentrasinya disebut sebgai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam
Erlenmeyer,sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan
biasanya diletakan di dalam buret.kadar atau konsentrasi asam basa larutan dapat ditentuan
dengan metode volumetri dengan teknik titrasi asam basa.volumetri adalah teknik analisis
kimia kuantitatif untuk menetapkan kadar sampel dengan pengukuran volume larutan yang
terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia.kesetaraan kimia ditetapkan melalui titik akhir
titrasi yang diketahui dari perubahan warna indikator dan kadar sampel untuk ditetapkan
melalui perhitungan berdasarkan persamaan reaksi.
Pada percobaan ini kami,akan menentukan kadar atau konsentrasi asam asetat melalui
proses titrasi yaitu dengan menitrasi asam asetat yang telah ditambahkan indikator PP
sebanyak 3 tetes dengan natrium hidroksisda . larutan asam asetat yang telah ditambahkan
indikator PP berwarna bening,sehingga apabila larutan tersebut berubah warna menjadi
warna merah muda maka titrasi harus dihentikan.volume rata-rata NaOH yang digunakan
aadalah 0,6 ml. volume ini akan mempengaruhi hasil konsentrasi da asam asetat sehingga
dalam menitrasi larutan tersebut kita harus memperhatikan baik-baik perubahan warna dan
volume titrat yang digunakan.setelah volume titrat diketahui maka konsentrasi asam asetat
dapat dihitung.dari hasil perhitungan,konsentrasi asam asetat yang didapatkan adalah 0,006
M . reaksi antara CH3COOH dan NaOH akan menghasilkan CH3COONa + H2O hal ini
diunjukan dalam reaksi berikut
CH3COOH + NaOH  CH3COONa + H2O
Pada reaksi tersebut yang menjadi reaktan adalah CH3COOH dan NaOH sedangkan
produknya adalah CH3COONa dan H2O.kita telah sifat dari reaktan dimana asam asetat
adalah asam lemah dan natrium hidroksida adalah basa kuat sehingga apabila direaksikan
sifat asam dan basa dari larutan tersebut akan hilang dan membentuk zat baru yang disebut
garam.karena hasil reaksinya dan air yang memiliki netral yang artinya ion H +¿¿ sama dengan
ion OH −¿¿ maka reaksi ini disebut reaksi netralisasi atauu penetralan.s

BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan mini riset yang telah kami lakukan,kami dapat menyimpulkan bahwa
titrasi asam basa merupkan suatu cara untuk menentukan dadar suatu larutan dengan
mereaksikan sejumlah larutan tersebut yang volumenya terukur dengan suatu larutan lainyang
telah diketahui kadarnya.Dalam mini riset ini kita telah mengetahui cara mentitrasi
CH3COOH dengan NaOH.Dan diperoleh konsentrasi CH3COOH sebesar 0,006 M.

Anda mungkin juga menyukai