Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KIMIA ANALITIK

TITRASI ASAM BASA

OLEH

KELOMPOK 2
FIRMAWATI
FRISKA ANGRIANI
GUSTI PUTU WEDARIAWATI
NURFIANTI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
KOLAKA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah milik ALLAH SWT, Tuhan semesta alam Yang Maha Luas Ilmu-
Nya, karena dengan Rahmat-Nya penulisan yang berjudul “TITRASI ASAM BASA”, ini dapat
berjalan dengan lancar. Banyak pihak yang telah memberi bantuan, dorongan dan motivasi
selama proses penyusunan makalah ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada Semua pihak yang telah terlibat dan membantu sehingga
makalah ini bisa selesai dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya akan segala keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
yang penulis miliki, sehingga dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
hasilnya masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian penulis telah berusaha maksimal agar
mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan, diganti dengan kebaikan yang jauh
lebih besar dari Allah SWT, Amin.
Akhir kata, semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya,
dan bagi setiap pembaca pada umumnya.

Kolaka, 30 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................1
C. TUJUAN ................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................................2
A. PENGERTIAN TITRASI ......................................................................................................2
B. PENGERTIAN DAN PRINSIP TITRASI ASAM BASA .......................................................2
1. Pengertian titrasi asam basa ..............................................................................................2
2. Prinsip titrasi asam basa ....................................................................................................2
C. JENIS-JENIS TITRASI ASAM BASA ..................................................................................5
1. Asam kuat - Basa kuat .......................................................................................................5
2. Titrasi Asam kuat – basa lemah .........................................................................................6
3. Titrasi Asam lemah - Basa kuat .........................................................................................7
4. Titrasi Asam lemah-basa lemah .........................................................................................9
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 10
A. KESIMPULAN.................................................................................................................... 10
B. SARAN ................................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila
melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redoks untuk
titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang
melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. Zat yang akan di tentukan
kadarnya disebut sebagai “titrant”dan biasanya diletakkan di dalam
Erlenmeyer,sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan
biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.

Larutan asam bila direaksikan dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan
air. Sifat asam dan sifat basa akan hilang dengan terbentuknya zat baru yang disebut
garam yang memiliki sifat berbeda dengan sifat zat asalnya. Karena hasil reaksinya
adalah air yang memiliki sifat netral yang artinya jumlah ion H+ sama dengan jumlah ion
OH- maka reaksi itu disebut dengan reaksi netralisasi atau penetralan. Pada reaksi
penetralan, jumlah asam harus ekivalen dengan jumlah basa. Untuk itu perlu ditentukan
titik ekivalen reaksi. Titik ekivalen adalah keadaan dimana jumlah mol asam tepat habis
bereaksi dengan jumlah mol basa. Untuk menentukan titik ekivalen pada reaksi asam-
basa dapat digunakan indikator asam-basa. Ketepatan pemilihan indikator merupakan
syarat keberhasilan dalam menentukan titik ekivalen. Pemilihan indikator didasarkan atas
pH larutan hasil reaksi atau garam yang terjadi pada saat titik ekivalen.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian Titrasi?
2. Apa pengertian Titrasi Asam-Basa?
3. Bagaimana Titrasi Asam kuat – basa kuat?
4. Bagaimana Titrasi Asam kuat – basa lemah?
5. Bagaimana Titrasi Asam lemah - Basa kuat?
6. Bagaimana Titrasi Asam lemah dan basa lemah?

C. TUJUAN
Adapaun yang menjadi tujuan dalam makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian titrasi.
2. Untuk mengetahui pengertian titrasi asam-basa.
3. Untuk mengetahui titrasi asam kuat - basa kuat.
4. Untuk mengetahui titrasi asam kuat - basa lemah.
5. Untuk mengetahui titrasi asam lemah- basa kuat.
6. Untuk mengetahui asam lemah –basa lemah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TITRASI
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila
melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa.

Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titran. Titran


ditambahkan sedikit demi sedikit (dari dalam buret) pada titrat (larutan yang dititrasi)
sampai terjadi perubahan warna indikator baik titrat maupun titran biasanya berupa
larutan. Saat terjadi perubahan warna indikator, maka titrasi dihentikan. Saat terjadi
perubahan warna indikator dan titrasi diakhiri disebut dengan titik akhir titrasi (Harjadi
W. 1986).

B. PENGERTIAN DAN PRINSIP TITRASI ASAM BASA

1. Pengertian titrasi asam basa


Titrasi asam basa sering disebut juga dengan titrasi netralisasi. Dalam
titrasi ini, digunakan larutan standar asam dan larutan standar basa sebagai
titran. Reaksi yang terjadi pada titrasi asam basa adalah reaksi netralisasi.
Reaksi netralisasi merupakan reaksi antara ion hidronium dari asam dan ion
hidroksida dari basa membentuk air yang bersifat netral. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan reaksi berikut.

H+(aq) + OH(aq)- H2O(l)

Dalam menganalisis sampel yang bersifat basa, digunakan larutan


standar asam. Metode ini dikenal dengan istilah asidimetri Sebaliknya, dalam
menganalisis sampel yang bersifat asam, digunakan larutan standar basa.
Metode ini dikenal dengan istilah alkalimetri.

2. Prinsip titrasi asam basa


Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer maupun
titran. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau
sebaliknya. Titrasi dilakukan dengan menambahkan tetes demi tetes larutan
titran yang telah diketahui konsentrasinya ke dalam larutan titrat yang hendak
ditentukan konsentrasinya. Titrasi dihentikan apabila titik ekuivalen telah
tercapai. Volume larutan titran yang terpakai kemudian dicatat untuk digunakan
sebagai data titrasi. Oleh karena titrasi menggunakan volume larutan titran,
maka metode ini disebut juga sebagai analisis kuantitatif dengan metode

2
volumetri. Pada titrasi asam basa, titik ekuivalen dicapai ketika larutan titrat tepat
dinetralkan oleh larutan titran.

Dalam titrasi asam basa, zat-zat yang bereaksi umumnya tidak berwarna
sehingga tidak diketahui kapan titik ekuivalen tercapai. Misalnya pada larutan
HCl dan larutan NaOH, keduanya tidak berwarna dan setelah bereaksi, larutan
NaCl yang terbentuk juga tidak berwarna. Untuk mengetahui bahwa titik
ekuivalen pada titrasi telah dicapai, maka digunakan indikator atau penunjuk.
Indikator ini harus berubah warna pada saat titik ekuivalen tercapai. Indikator
asam basa adalah petunjuk tentang perubahan pH dari suatu larutan asam atau
basa. Indikator bekerja berdasarkan perubahan warna indikator pada rentang pH
tertentu.

Kertas lakmus merupakan salah satu indikator asam basa. Lakmus merah
berubah warna menjadi biru jika dicelupkan ke dalam larutan basa. Lakmus biru
berubah menjadi merah jika dicelupkan ke dalam larutan asam. Terdapat beberapa
indikator yang memiliki trayek perubahan warna cukup akurat akibat pH larutan
berubah, seperti indikator metil jingga, metil merah, fenolftalein, alizarin kuning
dan bromtimol biru.

Pada saat titik ekuivalen maka mol ekuivalen asam akan sama dengan mol
ekuivalen basa, maka hal ini dapat ditulis sebagai berikut:

a . Ma . Va = b . Mb . Vb
keterangan :
a = jumlah valensi ion H+
Ma = molaritas asam
Va = volume asam
b = jumlah valensi ion OH-
Mb = molaritas basa
Vb = volume basa

Contoh :
50 ml larutan HCl dititrasi dengan larutan NaOH 2 M. Berapakah konsentrasi
larutan HCl apabila larutan NaOH yang dibutuhkan untuk mencapai titik
ekuivalen sebanyak 25 ml ?

Diketahui :
a =1
Va = 50 ml
Vb = 25 ml
b =1
Mb =2M

3
Ditanyakan :
Ma = …?

Jawab :
a . Ma . Va = b . Mb . Vb
1 . Ma . 50 ml = 1 . 2 M . 25 ml
Ma =1M

Jadi konsentrasi larutan HCl yang dititrasi adalah 1 M.

Ada dua cara yang umumnya digunakan untuk menentukan titik


ekuivalen pada titrasi asam basa, yaitu sebagai berikut.
1. Memakai pH meter
pH meter digunakan untuk memonitor perubahan pH
selama titrasi dilakukan. Dari hasil yang ditunjukkan oleh pH meter,
selanjutnya dibuat plot antara pH dan volume titran untuk memperoleh
kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut merupakan titik
ekuivalen.

2. Memakai indikator asam basa


Indikator asam basa ditambahkan pada titrat sebelum proses
titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik
ekuivalen terjadi. Saat inilah titrasi dihentikan. Cara kedua ini
umumnya lebih dipilih karena mudah diamati, tidak diperlukan alat
tambahan, dan sangat praktis. Sebagai contoh, pada larutan CH3COOH
yang dititrasi menggunakan titran NaOH. Jika pH akhir yang dicapai
adalah sekitar 8,5, maka indikator yang tepat untuk digunakan adalah
fenolftalein. Fenolftalein memiliki trayek pH 8,3 – 10,0 dengan
perubahan warna dari tak berwarna menjadi merah. Volume titran saat
titik ekuivalen tercapai disebut sebagai titik akhir titrasi.

4
(gambar : perubahan trayek pH pada indikator asam basa)

C. JENIS-JENIS TITRASI ASAM BASA


1) Asam kuat - Basa kuat
Titrasi asam kuat-basa kuat contohnya titrasi HCl dengan NaOH. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut:

NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl (aq) + H2O (l)

Ion H+ bereaksi dengan OH- membentuk H2O sehingga hasil akhir titrasi
pada titik ekuvalen Ph adalah netral.

5
Dalam kurva titrasi asam kuat dengan basa kuat terdapat tiga bagian yang
diperlukan dalam perhitungan.\
a) Sebelum titik ekivalen tercapai, PH larutan ditentukan oleh ion H+
berlebih yang terdapat dalam larutan.
PH = - log [H+]

b) Pada titik ekivalen tercapai, ph selalu bernilai 7. OH- yang terdapat di


dalam larutan cukup untuk bereaksi dengan H+ menghasilkan H2O dan PH
larutan ditentukan oleh disosiasi air.
Sehingga PH = - log kw

c) Setelah tercapai titik ekivalen reaksi, PH larutan ditentukan oleh ion OH-
yang berlebih didalam larutan.

PH = 14 – POH

2) Titrasi Asam kuat – basa lemah


Asam kuat - Basa lemah Titrasi ini Pada akhir titrasi terbentuk garam yang
berasal dari asam lemah dan basa kuat. Contoh titrasi ini adalah asam klorida
sebagai asam kuat dan larutan amonia sebagai basa lemah. dalam reaksi ini akan
terbentuk garam yang bersifat asam.

NH4OH(aq) + HCl(aq) NH4Cl(ap) + H2O

6
Pada titrasi asam kuat dengan basa lemah terdapat 4 bagian yang menjadi
perhatian dalam perhitungan Ph.
a) Sebelum penambahan asam, larutan hanya mengandung basa lemah di
dalam air, sehingga PH ditentukan oleh Kb reaksi

PH = - Log [asam]

b) Antara titik awal hingga mendekati titik ekivalen titrasi, terdapat


campuran antara basa kuat dengan garam membentuk suatu larutan buffer
sehingga PH lrutan ditentukan oleh basa kuat dengan garam :

PH = Pka + log

c) Pada saat tercapainya titik ekivalen basa lemah dalam larutan diubah
menjadi senyawa konjugasi asamnya sehingga PH larutan selalu di bawah
7
d) Setelah titik ekivalen tercapai terdapat kelebihan asam kuat (H+) di dalam
larutan sehingga PH larutan hanya ditentukan oleh kelebihan konsentrasi
H+ dan pengaruh garam dapat diabaikan.

3) Titrasi Asam lemah - Basa kuat


Titrasi Asam lemah-basa kuat contohnya adalah titrasi CH3COOH sebagai
asam lemah dengan NaOH sebagai basa kuat sehingga membentuk garam yang
bersifat basa. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut

NaOH + CH3COOH → CH3COONa + H2O

7
Terdapat 4 bagian penting yang digunakan dalam perhitungan untuk titrasi
asam lemah dengan basa kuat, yaitu :
a) Sebelum penambahan basa kedalam larutan. Pada bagian ini larutan hanya
mengandung asam HA dalam air. Karena merupakan asalm lemah maka
PH ditentukan oleh reaksi kesetimbangan.
HA ⇄ H+ + A-
Sehingga
PH = - log √

b) Setelah penambahan basa kuat hingga saat mendekati titik ekivalen titrasi.
Pada bagian ini di peroleh larutan buffer yang merupakan campuran asam
HA yang tidak bereaksi dengan basa A- yang dihasilkan sehingga untuk
menentukan PH dapat digunakan persamaan :

Ph = pka + log

c) Pada saat tercapai titik ekivalen semua HA telah berubah menjadi A- di


dalam air sehingga PH dihitung berdasarkan hidrolisis garam :

H2O + A- ⇄ HA + OH-
Sehingga ;

Ph = ⁄ pkw + ⁄ pka + ⁄ log [garam]

d) Setelah titik ekivalen tercapai terdapat kelebihan O yang ditambahkan


kedalam basa A-, sehingga ph larutan ditentukan oleh basa kuat yang
berlebih didalam larutan dengan mengabaikan pengaruh yang diakibatkan
oleh A- ,
PH = pkw + log [basa]

8
4) Titrasi Asam lemah-basa lemah
Titrasi Asam lemah-basa lemah contohnya adalah titrasi CH3COOH
sebagai asam lemah dengan NH4OH sebagai basa lemah sehingga membentuk
garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. Jika Ka > Kb kelarutan
bersifat asam, jika Kb > Ka kelarutan bersifat basa. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :

CH3COOH + NH4OH → CH3COONH4 + H2O

Untuk menentukan PH pada titrasi asam lemah dengan basa lemah dapat
di cari dengan menggunakan persamaan :

PH = ⁄ pKw + ⁄ pKa - ⁄ pKb

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa titrasi merupakan suatu
metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang
sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis
reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi seperti dalam pembahasan melibatkan
reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa.

Prinsip titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer
ataupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan penetralan kadar larutan asam
ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Adapun jenis-jenis
titrasi asam basa ada 4 yaitu titrasi asam kuat basa kuat, titrasi asam kuat basa
lemah, titrasi asam lemah basa kuat, dan titrasi asam lemah dan basa lemah. Serta
ada 2 cara umum untuk menentukan titik ekivalen pada titrasi asam basa, antara
lain yaitu memakai ph meter dan memakai indikatir asam basa.

B. SARAN
Adapun dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca sangat kami butuhkan demi
kesempurnaan makalah ini kedepannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Chang R., 2006, Kimia Dasar Jilid II edisi ketiga, Jakarta : Erlangga.
Erlangga. Jakarta HAM, Mulyono. 2006. Kamus Kimia . Edisi Pertama. Bumi
Aksara. Jakarta.
Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Khopkar SM. 1990. Konsep dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.
Valcarcel M. 2000. Principles of Analytical Chemistry. Springer. New York, U.S.

11

Anda mungkin juga menyukai