Makan “ASAM”
TARIQA SA’DIAH
18030194054
PKB 2018
KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Titrasi ialah salah satu metode kimia untuk dapat menentukan konsentrasi suatu
larutan dengan cara mereaksikan sejumlah volume larutan itu terhadap sejumlah volume
larutan lain yang konsentrasinya itu sudah diketahui. Larutan yang konsentrasinya itu
sudah diketahui disebut dengan larutan baku. Larutan yang belum diketahui
konsentrasinya ditambahkan beberapa tetes indikator, setelah itu ditetesi dengan larutan
yang sudah diketahui konsentrasinya. Salah satu cara dalam penentuan kadar larutan
asam basa adalah dengan melalui proses titrasi penetralan asidi-alkalimetri. Cara
ini cukup menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan cepat, ketelitian dan
ketepatannya juga cukup tinggi. Titrasi asidi-alkalimetri dibagi menjadi dua bagian
besar yaitu asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri adalah titrasi dengan
menggunakan larutan standar asam untuk menentukan basa. Asam-asam yang
biasanya dipergunakan adalah HCl, asam cuka, asam oksalat, asam borat.
Sedangkan alkalimetri merupakan kebalikan dari asidimetri yaitu titrasi yang
menggunakan larutan standar basa untuk menentukan asam.
Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara
ion hydrogen (asam) dengan ion hidroksida (basa) untuk menghasilkan air yang
bersifat netral. Netralisai juga dapat dikatakan sebagai reaksi antara donor proton
(asam) dan penerima proton (basa). Proses analisis untuk menentukan jumlah
yang tidak dapat diketahui dari suatu zat, dengan mengukur volume larutan
pereaksi yang diperlukan untuk reaksi sempurna disebut analisis volumetric.
Analisis ini juga menyangkut pengikuran volume gas.
Proses mengukur volume larutan yang terdapat dalam larutan lain yang
diketahui volumenya sampai terjadi reaksi sempurna disebut dengan titrasi.
Larutan yang diketahui konsentrasinya disebut dengan larutan standart. Proses
penentuan konsentrasi larutan standard disebut “menstandartkan” atau
“membakukan”. Larutan standard adalah larutan yang diketahui konsentrasinya,
yang akan digunakan pada analisis volumetric. Ada cara dalam menstandardkan
larutan yaitu :
Asidi dari kata acid (bahasa Inggris) yang berarti asam sedang metri
dari (bahasa Yunani) yang berarti ilmu, proses, atau seni mengukur.
Asimetri berarti pengukuran jumlah asam atau pengukuran dengan asam.
Titrasi asidimetri-alkalimetri merupakan titrasi yang berhubungan dengan
asam-basa. Berdasarkan reaksinya dengan pelarut, asam dan basa
diklasifikasikan menjadi asam-basa kuat dan lemah sehingga titrasi asam-
basa meliputi titrasi asam kuat dengan basa kuat, asam kuat dengan basa
lemah, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan garam dari asam
lemah, dan basa kuat dengan garam dari basa lemah. (Regina,2006)
3.2 Bahan
Nama alat Spesifikasi Jumlah
1. Asam Oksalat 0,6323 gr
2. NaOH 0,1 N 150 mL
3. Indikator PP 18 tetes
4. Cuka Pasar 25 mL
5. Pipet 10 mL 1 buah
6. Erlenmeyer 250 mL 3 buah
3.3 Prosedur
a. Pembuatan larutan NaOH ± 0,1 N
NaOH ditimbang dengan tepat sebanyak ± 4,2 gram dalam kaca
arloji. Setelah itu, NaOH yang sudah ditimbang dilarutkan dengan air
suling sampai mencapai volume 1 Liter. Kocok hingga tercampur
sempurna. Lalu, disimpan kedalam botol. Jadilah, larutan NaOH
b. Penentuan (standarisasi) larutan NaOH ± 0,1 N dengan asam oksalat
sebagai baku.
Asam oksalat ditimbang dengan teliti sebanyak ± 0,6323 gram
dalam kaca Arloji. Asam yang sudah ditimbang, dipindahkan
kedalam labu ukur 100 mL dan dilarutkan dengan Air suling. Asam
tersebut diencerkan hingga tanda batas labu ukur sambil dikocok
hingga homogen.
Asam oksalat yang sudah menjadi larutan tersebut, dipipet
sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL.
setelah di masukkan kedalam erlenmeyer, larutan ditambahkan 3
tetes indikator PP.
Larutan asam yang sudah ada di erlenmeyer, ditotrasi dengan
NaOH 0,1N. diamati dan dicatat volume awal NaOH pada di awal
titrasi. Titrasi dihentikan saat larutan asam oksalat berubah warna
menjadi soft pink. Dicatat volume NaOH pada buret. Lakukan
sebanyak 3 kali.
c. Aplikasi pada Cuka Pasar
Cuka pasar diukur berat jenisnya dengan pignometer. Cuka
pasar yang sudah diukur berat jenisnya, diambil 10 mLkedalam labu
ukur 100 mL dan diencerkan. Cuka pasar ditambahkan 2 tetes
indikator pp. Cuka tersebut di titrasi dengn NaOH hingga berubah
warna. Kegiatan ini dilakukan sebanyak 3 kali. Lalu, hitung kadar
Ch3COOH dalam cuka pasar sebelum diencerkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
HASIL PENGAMATAN
No Hasil Pengamatan
Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Perc. Sebelum Sesudah
1 Standarisasi Larutan NaOH C2H2O4 : C2H2O4 + 2NaOH(aq) + H2C2O4(aq) Na2C2O4(aq) + Berdasarkan
C2H2O4 kristal aquades : H2O(l) praktikum
padat
1. Ditimbang sebesar 0,6323 gram berwarna larutan, (Irwanda, 2017) yang telah
2. Dipindahkan ke dalam labu ukur putih tidak dilakukan,
100 mL Indikator PP : berwarna Trayek pH PP : 8,0-9,6 konsentrasi
3. Dilarutkan dengan air suling cair, tidak Larutan (Day, Underwood,1998) rata-rata dari
4. Diencerkan sampai tanda batas berwarna C2H2O4 + standarisasi
Larutan Aduades : indikator NaOH(aq) + C20H14O4 + H2C2O4 NaOH
C2H2O4 PP : larutan adalah
6. Dipipet 10 mL dan dimasukkan cair, tidak 46NaOHC20H14O4
berwarna tidak sebesar
ke dalam Erlenmeyer 250 mL
7. Ditambahkan 2 tetes indikator pp Larutan berwarna 46NaOH + C20H14O4 46Na + 20H2CO2 + 0,114 N
NaOH : tak Larutan 10H2O
Larutan
C2H2O4 berwarna C2H2O4 + (Nahri, 2014)
8. Dititrasi dengan NaOH 0,1 N indikator
9. Diamati dan dicatat volume PP +
awal NaOH pada buret diawal larutan
NaOH :
10. Dihentikan saat terjadi larutan
perubahan warna dan dicatat berwarna
volume NaOH pada buret soft pink
11. Diulangi sebanyak 3 kali V1 = 8,9
mL
V2 = 17,4 –
8,9 = 8,5
Larutan Merah
mL
Muda
V3 = 26,2-
17,4 = 8,8
mL
N1 = 0,112
N
N2 = 0,118
N
N3 = 0,113
N
Titrasi 1 =
larutan
berwarna
soft pink
(+++)
Titrasi 2 =
larutan
berwarna
soft pink
(++)
Titrasi 3 =
larutan
berwarna
soft pink
(+)
2 Penentuan kadar asam asetat pada cuka Cuka pasar Larutan CH3COOH(l) + H2O(aq) CH3COOH(aq) Berdasarkan
“asam”
‘’ Pasar larutan tak cuka+ CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COOH(aq) + praktikum
Cuka
berwarna aquades: H2O(aq) yang telah
1. Diukur berat jenis cuka
Indikator larutan tak (Ramadhan,2015) dilakukan,
pasar yang akan di teliti berwarna Kadar asam asetat pada cuka sebenarnya yang kadar
PP: cair,
2. Dimasukkan 10 mL cuka
tak Larutan sudah ditentukan secara kuantitatif yaitu
CH3COOH
(catat merk/cap) ke dalam cuka
berwarna cuka+ PP: sebesar 5%
dalam labu ukur 100 ml
Larutan larutan tak (Padmaningrum, 2006)
pasar
dan diencerkan. “ASAM”
NaOH: berwarna
3. Ditambahkan 2 tetes
cair, tak Larutan 60CH3COOH + 10 C20H14O4 + 160 NaOH
adalah
indikator PP 5.75%
berwarna cuka+ PP +
160 NaCH3COO + 3 H20
4. Dititrasi dengan larutan
Berat larutan
NaOH sampai terjadi
piknometer: NaOH: soft
perubahan warna
23,9765 gr pink
5. Dilakukan sebanyak 3 kali
Berat V1= 1.9
piknometer mL
dan cuka:
48,7967 gr
V2= 3,8-
OH
OH
1,9= 1,9 C
O
OH + H2O C
OH
OH + H3O+
6. Dihitung kadar C C O-
mL O
3,3-bis(4-hydroxyphenyl)isobenzofuran-1(3H)-one
hydrate
O
oxonium 2-(hydroxybis(4-hydroxyphenyl)methyl)benzoate
diencerkan
mL C O + H3O+
C O-
Titrasi 1 = O
berwarna
C OH + H2O C OH + H3O+
soft pink C
O
C
OH
O-
O O
Titrasi 2 =
larutan OH
berwarna
C O + H3O+
soft pink C O-
O
ln+, merah
(++)
Titrasi 3 =
larutan
berwarna +
Na SO3 N N N(CH3)2 + H O+
3
soft pink
ln, kuning
(+)
+ H
Na SO3 N N N+(CH3)2 + H2O
N1V1=N2V2
5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA