Anda di halaman 1dari 18

Matematika Sebagai Tools Of

Science
Kelas PKB 2018 kelompok 2
PENGANTAR

● Tools of Science >> Bahasa, Logika, Matematika


dan Statistika
POIN POIN YANG PERAN MATRMATIKA
SEBAGAI TOOLS OF
AKAN DIBAHAS SCIENCE

KEUNGGULAN
DEFINISI MATEMATIKA
MATEMATIKA SEBAGAI TOOLS OF
SCIENCE
SEJARAH KELEMAHAN
MATEMATIKA MATEMATIKA
SEBAGAI TOOLS OF
SCIENCE
ALIRAN-ALIRAN CONTOH
DALAM KASUS
MATEMATIKA
DEFINISI
MATEMATIKA

ONTOLOGI EPISTIMOLOGI
AKSIOLOGI
ONTOLOGI EPISTIMOLOGI AKSIOLOGI

Secara aksiologi matematika


Secara ontologi matematika Secara epistimologi
merupakan ilmu dalam
merupakan segala aspek matematika merupakan ilmu
filsafat yang mempelajari
yang ada dalam ilmu dalam filsafat untuk
tentang kebermanfaatan
matematika yang bersifat mempelajari keaslian atau
matematika dalam
konkrit dan objek yang validitas dari sifat-sifat
kehidupan.
ditelaah dalam matematika, matematika.
Contoh : Teorema
disebut kenyataan Contoh : Pembuktian
phytagoras dapat digunakan
matematika. teorema-teorema
untuk menentukan tinggi
Contoh : Teorema-teorema (Masigit, 2015)
sebuah gedung.
matematika yang dapat
(Masigit, 2015)
dibuktikan secara logis,
terstruktur dan sistematis.
(Masigit, 2015)
SEJARAH MATEMATIKA

Sejak milenium ke-5 dan ke-3 Sebelum Masehi (SM) matematika telah dikenal di Mesir dan Babilonia kuno sebagai suatu
alat bantu memecahkan berbagai persoalan non-fisik maupun berbagai persoalan praktis. Misalnya, banjir tahunan di lembah Nil
memaksa orang-orang Mesir kuno mengembangkan suatu rumus atau formula yang membantu mereka menetapkan dan
menentukan kembali batas-batas tanah mereka (ingat: mengukur bumi = geometri).
Bagi Pythagoras, matematika adalah yang sangat penting untuk memahami filsafat. Ia pun menemukan kenyataan yang
menunjukkan bahwa fenomena yang berbeda dapat menunjukkan sifat-sifat matematis yang identik. Karena itu, ia menyimpulkan
bahwa sifat-sifat tersebut dapat dilambangkan ke dalam bilangan dan dalam keterhubungan angka-angka. Semboyan Pythagoras
yang sangat terkenal adalah panta aritmos yang berarti segala sesuatu adalah bilangan.
Plato berpendapat bahwa geometri adalah kunci untuk meraih pengetahuan dan kebenaran filsafat. Menurut Plato, ada
suatu “dunia” yang disebutnya “dunia ide”, yang dirancang secara matematis. Segala sesuatu yang dapat dipahami lewat indera,
hanyalah suatu representasi tidak sempurna dari “dunia ide” tersebut.
Pada masa kita matematika lebih mengeraskan titik tumpuannya pada studi tentang konsep-konsep matematika, hakikat
matematika (ciri-ciri dan karakteristik darinya) prinsip-prinsip serta justifikasi prinsip-prinsip yang digunakan dalam matematika,
dan landasan-landasan dalam matematika.
(Sukardjono, 2011)
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT DALAM MATEMATIKA

1. Formalisme
Ahli matematika Jerman, David Hilbert (1862-1943) menjadi pelopor aliran
matematika ini. Bagi kaum formalis, matematika itu sesungguhnya dikembangkan
melalui suatu sistem aksioma. Sifat alami dari matematika itu adalah sistem
lambang-lambang formal.
Keberatan terhadap aliran ini bermula ketika Godel membuktikan bahwa aliran
formalisme tidak mungkin dapat membuat suatu sistem lengkap yang konsisten
dalam dirinya sendiri. Pernyataan ini terkenal dengan sebutan Teorema
Ketidaklengkapan Godel (Godel’s Incompleteness Theorem).
(Sumardyono, 2004)
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT DALAM MATEMATIKA

2. Logikalisme atau Logisisme


Dua ahli matematika sekaligus ahli filsafat dari Inggris menjadi pioner aliran atau
landasan matematika ini, yaitu Bertrand Russell (1872-1970) dan Alfred North Whitehead
(1861-1947) lewat buku mereka Principia Mathematica (1903). Menurut mereka semua
matematika dapat diturunkan dari prinsip-prinsip logika.
Keberatan utama terhadap aliran ini adalah adanya paradoks-paradoks logika (seperti
paradoks teori himpunan pada aliran formalisme) yang tidak dapat diselesaikan oleh kaum
pendukung logisisme.
(Sumardyono, 2004)
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT DALAM MATEMATIKA

3. Intuisionisme
Pioner aliran ini adalah Luitzen Egbertus Jan Brouwer (1881-1966)
seorang matematikawan Belanda. Aliran ini sejalan dengan filsafat umum
dari Immanuel Kant (1724-1804). Intuisionis mengklaim bahwa
matematika berasal dan berkembang di dalam pikiran manusia.
Keberatan terhadap aliran ini adalah bahwa pandangan kaum
intuisionis tidak memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana
matematika bekerja dalam pikiran.
(Sumardyono, 2004)
PERAN MATEMATIKA SEBAGAI TOOLS OF SCIENCE

 
1. Matematika sebagai bahasa
Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari serangkaian
pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat “artifisial”.
(Andawiyah, 2014)
Contoh Matematika sebagai Bahasa:
Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi dari reaktan atau produk per satuan waktu
Reaksi:
A+B  C+D
rA =
rC =
PERAN MATEMATIKA SEBAGAI TOOLS OF SCIENCE

2. Matematika sebagai sarana berfikir deduktif


Matematika merupakan ilmu deduktif, dimana nama ilmu deduktif
diperoleh karena penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi tidak
disadari atas pengalaman seperti halnya yang terdapat dalam ilmu empirik,
melainkan didasarkan atas deduksi-deduksi (penjabaran-penjabaran).
Misalnya: jika diketahui A termasuk dalam lingkungan B, sedangkan B tidak
ada hubungan dengan C, maka A tidak ada hubungan dengan C.
(Andawiyah, 2014)
PERAN MATEMATIKA SEBAGAI TOOLS OF SCIENCE

3. Matematika untuk ilmu alam dan ilmu sosial


Dalam perkembangan ilmu pengetahuan alam matematika memberikan
kontribusi yang cukup besar. Kontribusi matematika dalam perkembangan ilmu alam,
lebih ditandai dengan penggunaan lambang-lambang bilangan untuk perhitungan dan
pengukuran, di samping hal lain seperti bahasa, metode, dan lainnya.
Berbeda dengan ilmu sosial yang memiliki objek penelaahan yang kompleks dan
sulit dalam melakukan pengamatan, di samping objek penelaahan yang tak berulang
maka kontribusi matematika tidak mengutamakan kepada lambing-lambang bilangan.
(Andawiyah, 2014)
KEUNGGULAN MATEMATIKA SEBAGAI TOOLS OF SCIENCE

1. Matematika menggunakan bahasa artifisial, yakni murni bahasa buatan manusia.


Keistimewaan bahasa tersebut adalah terbebas dari aspek emotif dan efektif serta
jelas terlihat bentuk hubungannya (Andawiyah, 2014).
2. Matematika mempunyai sifat yang jelas, spesifik dan informatif dengan tidak
menimbulkan konotasi yang bersifat emosional (Andawiyah, 2014).
3. Matematika mengembangkan bahasa numerik yang menafikan unsur emosi,
kabur dan majemuk seperti yang terdapat dalam bahasa biasa serta memungkinkan
kita untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif (Suriasumantri, 2003).
KELEMAHAN MATEMATIKA SEBAGAI TOOLS OF SCIENCE

1. Matematika tidak mengandung bahasa emosional (tidak mengandung


estetika).
2. Matematika tidak dapat digunakan untuk ilmu-ilmu sosial karena tidak
mempunyai pengukuran yang mempergunakan bilangan dan pengertian
tentang ruang adalah sama sekali tidak relevan.
(Andawiyah, 2014)
CONTOH KASUS

1. Pertambahan panjang logam saat dipanaskan tidak dapat diukur dengan bahasa
verbal, sehingga perlu matematika. Dalam matematika, pertambahan panjang saat
dipanaskan yaitu Pt = Po (1 + αt).
Premis Mayor : 13 adalah angka
Premis Minor : 7 adalah angka
Kesimpulan : 13 adalah 7
2. Pernyataan tersebut benar berdasarkan hukum dan prinsip silogisme, namun
substansi materialnya salah sehingga dapat disebut sesat materi, hal ini
dikarenakan angka 13 bukanlah angka 7.
Nama Kelompok

● Nadhifa Is`ad 18030194041


● Mariya Solikah 18030194045
● Puja Cahya Dini 18030194053
● Ta r i q a S a ` d i a h 18030194054
DAFTAR PUSTAKA

Andawiyah, Rofiatul. 2014. Interrelasi Bahasa, Matematika dan Statistika. Jurnal Okara. Vol.
2: hal 69-80.
Masigit. 2015. Filsafat Matematika dan Praktis Pendidikan Matematika. Yogyakarta: UNY
Press.
Sukardjono. 2011. Hakekat dan Sejarah Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sumardyono. 2004. Karakteristik Matematika dan Implikasinya terhadap Pembelajaran
Matematika. Yogyakarta: DEPDIKNAS.
Suriasumantri, Jujun S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
 
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai