Anda di halaman 1dari 17

i

MAKALAH

TITRASI ASAM BASA

Disusun oleh:
NANDA RIZA PRATAMA
1905104005

UNIVERSITAS PGRI MADIUN


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK KIMIA
TAHUN 2020
ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan baik.Makalah ini ditunjukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kimia Dasar di semester satu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna’baik dari segi isi maupun dari segi penyajiannya.Hal ini disebabkan
kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas.Walaupun demikian
penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat brmanfaat
bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Madiun 3 januari 2020

Nanda Riza Pratama


iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II TINJUAN PUSTAKA
A. Pengertian titrasi 2
B. Prinsip titrasi asam basa 3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Alat dan bahan 4
B. Prosedur kerja 5
C. Diagram alir 7
BAB IV JADWAL PENELITIAN
A. Jadwal penyusunan laporan 10
B. Jadwal presentasi 10
C. Jadwal praktikum 10
BAB V PENUTUP
A. Daftar pustaka 12
B. Lampiran 13
1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya.Titrasi biasanya dibedakan
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila
melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa,titrasi redoks untuk
titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi,titrasi kompleksometri untuk titrasi yang
melibatkan pembentukan reaksi komplek dan lain sebagainya.
Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa reaksi asam basa dapat dilakukan dengan
titrasi asam basa. Adapun titrasi asam basa ini terdiri dari titrasi asam kuat-basa kuat,
titrasi asam kuat-basa lemah, titrasi basa lemah-asam kuat, dan titrasi asam lemah-basa
lemah. Titrasi asam basa ini ditentukan oleh titik ekuivalen dengan menggunakan
indicator asam basa.
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya
diletakkan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya
disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan dalam buret. Baik titer maupun titrant
biasanya berupa larutan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara melakukan titrasi asam basa sesuai dengan prosedur
praktikum?
2. Berapakah massa padatan NaOH 0,9 M sebanyak 100mL yang harus
ditimbang?
3. Berapakah massa yang harus ditimbang untuk membuat larutan dari asam
oksalat dihidrat 1,8 N sebanyak 100mL?
4. Berapakah konsentrasi NaOH setelah dibakukan dengan larutan standart
primer?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara melakukan titrasi
2. Untuk mengetahui massa padatan NaOH
3. Untuk mengetahui massa dari larutan asam oksalat
4. Untuk mengetahui konsentrasi NaOH
2

BAB II TINJAUN PUSTAKA

2.1. Pengertian Titrasi Asam Basa


Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat
dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya.Titrasi biasanya
dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai
contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam
basa,titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi,titrasi
kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi komplek dan
lain sebagainya.
Reaksi asam basa dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi
larutan asam atau larutan basa. Penentuan itu dilakukan dengan cara meneteskan
larutan basa yang telah diketahui konsentrasinya kedalam sejumlah larutan asam
yang belum diketahui konsentrasinya. Penetesan dilakukan hingga asam dan basa
tepat habis bereaksi. Waktu penambahan hingga asam dan basa tepat habis disebut
titik ekuivalen. Dengan demikian, konsentrasi asam dan basa dapat ditentukan jika
salah satunya sudah diketahui. Proses prnrtapan tersebut disebut titrasi asam basa.
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan
biasanya diletakkan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui
konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan dalam buret. Baik
titer maupun titrant biasanya berupa larutan.
Metode titrimetri yang didasarkan pada reaksi asam basa ini adalah
titrasi asam basa. Titrasi ini termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion
hydrogen yang berasal dari asam dengan ion yang berasal dari basa untuk
menghasilkan air yang bersifat netral. Berdasarkan konsep lain reaksi netralisasi
dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton(asam)dengan penerima
proton(basa).
Dalam melakukan titrasi netralisasi kita perlu secara cermat
mengamati perubahan pH, khususnya pada saat akan mencapai titik akhir titrasi, hal
ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan dimana akan terjadi perubahan warna
dari indikator.
3

2.2. Prinsip titrasi asam basa


Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant.
Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen (
artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya
ditandai dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai “titik
ekuivalen”, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau
titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang
dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan
cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi”. Titik
akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati
titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik
ekuivalen.
Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian catat volume
titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data
volume titran, volume dan konsentrasi titer maka bisa dihitung konsentrasi titran
tersebut.

Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan (netralisasi). Salah satu contoh titrasi
asam basa yaitu titrasi asam kuat-basa kuat seperti natrium hidroksida (NaOH)
dengan asam hidroklorida (HCl), persamaan reaksinya sebagai berikut:

NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl (aq) + H2O(l)


4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Alat dan bahan
Alat:
1. Buret 50 mL
2. Neraca Analitik
3. Gelas Arloji
4. Labu Ukur
5. Corong Kaca
6. Erlenmeyer
7. Pipet Volume
8. Pipet Tetes
9. Gelas Beaker
10.Statif dan Klem
11. Gelas Ukur

Bahan:
1. NaOH
2. H2C2O4
3. Aquades
4. Indikator PP
5. Larutan Sampel Asam
5

B. Cara kerja
a) Pembuatan Larutan NaOH 0,9 M 100 mL
1. Menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu
2. Menimbang padatan NaOH sebanyak 9 gram menggunakan
neraca analitik
3. Memasukkan padatan yang sudah ditimbang kedalam gelas beaker
4. Menambahkan aquades kedalam gelas beaker
5. Mengaduk padatan hingga larut menggunakan batang pengaduk
6. Setelah larut, memasukkan larutan kedalam labu ukur 100ml
7. Menambahkan aquades hingga tanda batas
8. Melakukan proses pengocokan hingga homogen
9. Memindahkan larutan kedalam botol reagen bening

b) Pembuatan Larutan Standar Baku Primer 1,8 N 100 mL dari Asam


Oksalat Dihidrat
1. Menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu
2. Menimbang padatan kristal H2C2O4.2H2O sebanyak 11,34 gram
menggunakan neraca analitik pada gelas arloji
3. Memasukkan padatan H2C2O4.2H2O kedalam gelas beaker
4. Melarutkan padatan dengan aquades dan diaduk hingga larut
menggunakan batang pengaduk
5. Memasukkan padatan yang sudah larut kedalam labu ukur 100 mL
6. Menambahkan aquades hingga tanda batas
7. Melakukan proses pengocokan larutan hingga homogen
8. Memindahkan larutan kedalam botol reagen bening
6

c) Pengenceran Larutan Sampel Asam sebanyak 100 mL


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengambil larutan sampel asam sebanyak 25 mL menggunakan
pipet volume
3. Memasukkan larutan sampel asam kedalam labu ukur 100 mL
4. Menambahkan aquades hingga tanda batas
5. Melakukan proses pengocokan hingga homogen
6. Menyimpan larutan kedalam botol reagen
7

C. Diagram Alir
1. Pembuatan Larutan NaOH 0,9 M 100 mL

NaOH

-Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


-Dimasukkan padatan kedalam gelas beaker
-Ditambahkan aquades kedalam gelas beaker
-Diaduk padatan hingga larut menggunakan batang
pengaduk
-Setelah larut, dimasukkan larutan kedalam labu
ukur 100ml
-Ditambahkan aquades hingga tanda batas
-Dilakukan proses pengocokan hingga homogen
-Dipindahkan larutan kedalam botol reagen bening

Larutan NaOH
8

2. Pembuatan Larutan Standar Baku Primer 1,8 N 100 mL dari Asam


Oksalat Dihidrat

H2C2O4.2H2O

-Disiapkan alat dan bahan terlebih dahulu

-Ditimbang sebanyak 11,34 gram menggunakan neraca


analitik pada gelas arloji

-Dimasukkan kedalam gelas beaker

-Dilarutkan padatan dengan aquades dan diaduk hingga


larut menggunakan batang pengaduk

-Dimasukkan padatan yang sudah larut kedalam labu


ukur 100 mL

-Ditambahkan aquades hingga tanda batas

-Dilakukan proses pengocokan larutan hingga homogen

-Dipindahkan larutan kedalam botol reagen bening

Hasil
9

3. Standarisasi larutan NaOH dengan larutan standar primer

NaOH

-Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

-Diseting buret dengan memasang statif dan klem

-Dimasukkankedalam buret 50mL

-Diambil larutan asam oksalat 25 mL menggunakan pipet


volume dan memasukkan kedalam erlenmeyer

-Ditambahkan indikator PP kedalam larutan asam oksalat


sebanyak 3 tetes

-Dilakukan proses titrasi hingga terjadi perubahan warna

-Dicatat hasil volume NaOH yang digunakan

-Dihitung konsentrasi larutan NaOH

Hasil
10

BAB IV JADWAL PENELITIAN


A. Jadwal Penyusunan Laporan

Hari, Tanggal Penyusunan Laporan


Kamis,19-12-2019 Penyusunan perhitungan hasil teoritis
Jum’at,03-01-2020 Penyusunan Makalah

B. Jadwal Presentasi

Hari, Tanggal Presentasi


Rabu,07-01-2020 Presentasi Makalah

C. Jadwal Praktikum

Hari, Tanggal Praktikum


Kamis,08-01-2020 Praktikum I
11

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
Titrasi adalah metode analisis kuantitatif yang biasa digunakan dalam
laboratorium untuk mengukur konsentasi senyawa dalam suatu sampel.
Titik equivalen tersebut sulit untuk diamati, yang mudahdiamati adalah
titik akhir yang dapat terjadi sebelum atau sesudah titikequivalen
tercapai.Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah
diketahui. Larutan Standar Baku Primer adalah Larutan yang mengandung
zat padat murni yang konsentrasi larutannya diketahui secara tepat melalui
metode gravimetri. Larutan Standar Baku Sekunder adalah Larutan suatu
zat yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal
dari zat yang tidak pernah murni.Prinsip titrasi asam basa melibatkan
asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa
berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan
menggunakan larutan basa begitu juga sebaliknya.
12

DAFTAR PUSTAKA

http://analystkimia.blogspot.com/2014/02/pembuatan-larutan-standar-asam-
oksalat-html?m=1

http://bisakimia.com/2014/09/05/titrasi-asam-basa-netralisasi/

http://kamibarampek.blogspot.com/2014/06/laporan-praktikum-kimia-titrasi-
asam.html

https://iinlestariblog.wordpress.com/2012/04/26/prinsip-titrasi-asam-basa/
13

Lampiran

A. Hasil Teoritis
1. Pembuatan Larutan NaOH 0,9 M 250 mL
𝑛
M=
𝑣
𝑛
0,9 M =
250 𝑚𝐿
n = 250 x 0,9
n = 0,225
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
n=
𝑀𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
0,225 =
40
Massa = 40 x 0,225
Massa = 9 gram
2. Pembuatan Larutan Standar Baku Primer 1,8 N 100 mL dari Asam Oksalat
Dihidrat
𝑀𝑟
BE =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑜𝑛 (ℎ)
126
BE = = 63
2
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
N= x
𝐵𝐸 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
1,8 N = x
63 100
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
1,8 N = x 10
63
1,8 𝑥 63
Massa =
10

Massa = 11,34 gram


14

Anda mungkin juga menyukai