Anda di halaman 1dari 59

TITRASI ASAM

BASA

KIMIA ANALISIS (KIA 101)


SEMESTER GENAP 2019/2020
PEMBAHASAN

Aplikasi Titrasi
Volumetri Titrasi Asam Basa
Asam Basa

• Sampel • Prinsip Dasar • Perhitungan Kadar


• Larutan • Kurva Titrasi • Aplikasi dalam FI
Baku/Titran • Indikator asam IV
• Indikator basa
• Perhitungan
• Kesalahan Titrasi
VOLUMETRI

ANALISIS VOLUMETRI
ANALISIS VOLUMETRI == analisisanalisis titrimetri
titrimetri : :
analisis penentuan
analisis penentuan kadarkadar sampel
sampel berdasarkan
berdasarkan
ekivalensi larutan
ekivalensi larutan standar
standaryang
yang ditambahkan
ditambahkan dari dari
buretdengan
buret denganbantuan
bantuanindikator
indikatoruntuk
untukmenetapkan
menetapkan
banyaknyavolume
banyaknya volumeyang
yangharus ditambahkancari
harusditambahkan cari
definisidalam
definisi dalampustaka
pustakalain!
lain!

Sampel Standar Indikator


VOLUMETRI
PROSEDUR VOLUMETRI MELIBATKAN 3 KOMPONEN YAITU
:

• Larutan yang konsentrasinya tidak diketahui


Sampel dan akan ditentukan
• Bentuk : cairan, padat, larutan

Standa • Larutan yang konsentrasinya diketa-hui


dengan tepat, disebut juga larutan titran
r • Biasanya diisikan ke dalam buret

Indikat • Berguna untuk menunjukkan secara visual


titik akhir titrasi

or
• Indikator asam basa memiliki warna berbeda
pada pH yang berbeda
STANDAR
Dikenal 2 jenis standar/baku :
1. PRIMARY STANDARD (BAKU PRIMER)
A primary standard should possess the following
qualities:
 angkatan 2019 pasti Englishnya oke kan??? Jadi sebagian
slide akan tetap berbahasa Inggris ya....

(i) It must be available in very pure form


(ii) It should not be affected by exposure to moisture or
air.
(iii) It should maintain its purity during storage.
(iv) The reactions involving the primary standard should
be stoichiometric and fast.
(v) It should have high molecular weight.
Contoh : H2C2O4.
LARUTAN BAKU PRIMER

Larutan Baku Asam distandarkan dg


Baku Primer Basa : Natrium karbonat, TRIS atau
THAM (tris hidroksimetil aminometan), Natrium
tetraborat, Merkuri oksida, dll

Larutan Baku Basa distandarkan dg


Baku Primer Asam : KH-Ftalat, Asam benzoat,
Asam sulfamat, KH-iodat, Asam sulfosalisilat,
Na2B4O7
2. SECONDARY STANDARD (BAKU SEKUNDER)

Larutan baku yang konsentrasinya harus


distandarisasi/dibakukan terlebih dahulu dengan
baku primer

Contoh : NaOH – mengapa?

*ingat kembali persyaratan baku primer


Indikator Asam Basa
Senyawa yang digunakan sebagai indikator
titrasi asam basa adalah:
• Asam organik sangat lemah atau
• Basa organik sangat lemah

Pasangan konjugatnya menunjukkan warna


yang berbeda
What is an Indicator?

 It changes from the protonated to the


deprotonated form during titration. The
protonated (HIn) and deprotonated (In-) form
of the indicators absorb light of different
wavelengths.
 As the indicator is also being titrated, you
must only use a few drops, or too much titrant
will get consumed by the indicator.
 An acid/base indicator turns different colors at
different pH. As the pH changes, the ratio of
protonated to deprotonated forms changes, so
Indikator Asam Basa
Asam : HIn + H2O H3O+ + In-

Basa : In- + H2O HIn + OH-

[H3O+][In-] KHIn. [Hin]


[HIn]
KHIn = ---------- [H3O+] = --------- pH =
pKHIn - log -----
[HIn] [In- ]
[In- ]
Choosing and Using Indicators

• To pick an appropriate indicator, you need to


know what pH the equivalence point will be.
• You choose an indicator whose pKHIn is close to
the equivalence point pH.
• This way the visual endpoint the indicator
gives will be very close to the actual
equivalence point.
Choosing and Using Indicators

• Jika pilihan indikator tepat maka


kesalahan titrasi akan < 1%.
• Hal ini karena pH berubah sangat
signifikan di dekat equivalence point,
sehingga penambahan sedikit saja titran
akan menyebabkan perubahan besar
pada pH.
• Jadi jika indikator berubah warna
didekat perubahan drastis pH maka
kesalahan akan sangat kecil.
Choosing and Using Indicators

• Sebagai contoh, titrasi asam kuat – basa


kuat kita ketahui akan memiliki
equivalence point pada pH = 7.
• Perhatikan gambar pada slide berikut,
manakah indikator yang sesuai untuk
titrasi HCl dengan NaOH, dan
bagaimanakah perubahan warna yang
terjadi pada endpoint?
Berikut ini adalah skema tentang bermacam-macam indikator asam basa dengan
rentang pH kerjanya. Contoh : indikator crystal violet memiliki rentang kerja pH 0 – 2
dengan perubahan warna kuning menjadi biru.
• Thymol blue is an
unsuitable indicator
for this titration
because it changes
colour before the
equivalence point
(pH 7).

• Alizarin yellow is
also unsuitable
Simulation
because it changes
colour after the
equivalence point.

• Bromothymol blue is suitable because its endpoint pH of 6.8


(assume the middle of its pH range) closely matches the reaction
equivalence point pH of 7, and the colour change is completely on
the vertical portion of the pH curve.
FINAL
TIPS

• It is also critical
that the amount
of indicator used
be extremely
small.

• Some of the titrant volume is used to react with the indicator to


make it change color. But if the amount of indicator is small, the
volume of titrant used this way will be very small, and the
accuracy of the titration will not be affected.
ACID BASE TITRATION TITRASI ASAM BASA
 Prinsip titrasi asam basa adalah sebuah reaksi netralisasi
yaitu suatu reaksi di mana sejumlah asam dan larutan basa
bereaksi membentuk garam dan air, dengan reaksi sbb :
H+ + OH- → H2O
H3O+ + OH- → 2 H2O
Sebuah asam adalah donor proton (H+), sedangkan basa
adalah aseptor proton
 masih ingatkah teori asam basa yang menjelaskan hal tsb?

 Sedangkan garam adalah senyawa ionik yang disusun dari


kation basa dan anion asam.
 Reaksi netralisasi adalah suatu reaksi penggantian
ganda/double-replacement reaction.
ACID BASE TITRATION
BERIKUT ADALAH RANGKAIAN ALAT
UNTUK TITRASI
• The standard solution is filled
in a burette.
• A couple drops of acid base
indicator are added to the flask.
• The standard solution is slowly
added to the unknown solution
in the flask.
• As the two solutions are mixed
the acid and the base are
neutralized.
ACID BASE TITRATION
DALAM TITRASI DIKENAL ISTILAH BERIKUT,
COBA PAHAMI BEDANYA!
END POINT (Titik akhir titrasi)
• The point at which an indicator changes color.

EQUIVALENCE POINT
• The point at which moles of H+ ion from the acid
equals moles of OH– ion from the base. An abrupt
change in pH occurs at the equivalence point.
End point dan equivalence point dapat
menunjukkan volume titran yang sama ataupun
berbeda. Jika berbeda makan jarak antara titik
equivalence dan titik akhir titrasi tidak boleh
ACID BASE TITRATION

UNTUK MENENTUKAN KELAYAKAN SUATU REAKSIASAM BASADAPAT DIGUNAKAN DALAM TITRASI MAKADIBUAT SUATU KURVATITRASI :

• Yaitu sebuah grafik antara pH (vertical axis )


versus jumlah volume titran yang ditambahkan
secara bertingkat pada sampel.
• Pada saat mencapai equivalence point terjadi
perubahan pH yang sangat cepat.
• Jika suatu titrasi dilakukan untuk membuat
kurva, penambahan titran terus dilakukan
setelah end point hingga berlebih.
ACID BASE TITRATION
•Pada awal titrasi, penambahan titran ke dalam larutan sampel tidak
menyebabkan perubahan yang signifikan. Kondisi ini ditunjukkan dengan area
datar pada kurva titrasi dimana terjadi aksi dapar/buffering action.
•Selama proses titrasi berlanjut, asam di dalam larutan sampel akan bereaksi
dengan basa yang ditambahkan (titran). Selama belum mencapai equivalence
point, masih tersisa asam dalam larutan sampel yang menyebabkan pH tetap
relatif rendah (pH asam).
• Mendekati equivalence
point, penambahan basa
beberapa tetes akan
menyebabkan habisnya
asam dan tersisa
kelebihan basa (titran),
sehingga pH berubah
sangat drastis.

•Equivalence
menjadi pusat
point
reaksi
netralisasi, yang
ACID BASE TITRATION
REAKSI YANG TERJADI?
HCl(aq) + NaOH(aq)  HOH(l) + NaCl(aq)

Net-ionic equation?

H+(aq) + Cl-(aq) + Na+(aq) + OH-(aq)  H2O(l) + Na+(aq) + Cl-(aq)

For convenience, hydrogen


ions are written in their
H+(aq) + OH-(aq)  H2O(l) (net ionic equation)
simplest (Arrhenius) form

Why was the equivalence point 7?


• Remember water has a neutral pH of 7, and the spectator ions are neutral, so a
strong monoprotic acid-strong monoprotic base titration must have a pH of 7 at the
equivalence point.
ACID BASE TITRATION
GENERAL RULES

• Titrasi asam
kuat pada basa
lemah :
pH
equivalence
point selalu <
7.

• Titrasi basa
kuat pada
asam lemah :
pH
equivalence
point selalu >
7.
ACID BASE TITRATION
CONTOH SOAL :
A 43.0 mL of sodium hydroxide was
titrated against 32.0 mL of 0.100 M
hydrochloric acid. What is the molarity of
sodium hydroxide solution?
ACID BASE TITRATION
JAWABAN :
Step 1 : Find the moles of HCl
• Mol = M x L
• Mol = 0.100 mol x 0.032 L
L
HCl = 0.0032 mol
ACID BASE TITRATION
JAWABAN :
Step 2 : Write a balanced equation, and find
the molar ratio between the acid and the
base.

HCl + NaOH  NaCl + H2O


• Ratio :- HCl : NaOH
1 mol : 1 mol
• NaOH = 0.0032 Mol
ACID BASE TITRATION
JAWABAN :
Step 3 : Find the concentration of NaOH.
• M (NaOH) = mol/ L
• M = 0.0032 mol
0.043 L
NaOH = 0.0744 M
ACID BASE TITRATION
Contoh Kurva Titrasi  coba sebutkan perbedaan
pada kedua kurva!
Perhitungan pH dalam titrasi asam basa
dapat dilakukan pada saat :

1. Pada awal titrasi, yaitu sebelum


penambahan basa, pH larutan ditentukan
oleh konsentrasi asam;
2. Pada tahap sebelum titik ekivalen;
3. Pada titik ekivalen;
4. Pada tahap setelah titik ekivalen.
TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT
1. Pada awal titrasi, pH larutan ditentukan oleh
konsentrasi asam

H   C[asam]

2. Pada tahap sebelum titik ekivalensi



H   VaMa - VbMb
Va  Vb
3. Pada titik ekivalensi, asam tepat dinetralkan oleh
basa :Vb (ekiv) = Va Ma/Mb

H   OH  ; H  
 - 
Kw
4. Setelah titik ekivalensi, pH larutan ditentukan oleh
konsentrasi OH- berlebih

 OH  

VbMb - VaMa
Va  Vb*Ket : a = asam; b = basa.
Contoh :
Titrasi 50 mL HCl 0,1000 M dengan NaOH 0,1000 M

mL NaOH 0,1M pH Kurva Titrasi HCl terhadap NaOH


1 1.02
10 1.18 14
20 1.37 12
30 1.6 10
8 a. Fenolptalein
45 2.28
pH 6
50 7
4
50.1 10 b. Metil merah
2
51 11 0
55 11.68 0 20 40 60 80
60 11.96
mL NaOH 0,1 M
70 12.22

Berapakah pH ekivalen? pH 7 Digunakan indikator fenolftalein (a) dan metil merah (b)
Contoh :
Titrasi 50 mL HCl 0,1000 M dengan NaOH 0,1000 M

mL NaOH 0,1M pH
1 1.02 Untuk menentukan pH ekivalen,
10 1.18 perhatikan perbandingan selisih
penambahan volume dengan selisih
20 1.37 pH.
30 1.6 pH ekivalen terjadi pada pH yang
memberikan selisih pH terbesar dengan
45 2.28 selisih volume terkecil.
50 7
Pada contoh di samping, perhatikan :
50.1 10 • Pada saat volume titran berubah dari
51 11 50 ke 50, 1 (selisih volume 0,1 mL)
55 11.68 terjadi perubahan pH sebesar 3 unit.

60 11.96 Pahamkan?
70 12.22

Berapakah pH ekivalen? pH 7
TITRASI ASAM LEMAH DENGAN BASA KUAT

1. Pada awal titrasi pH ditentukan oleh konsentrasi


 
larutan asam H   Ka. [asam]

2. Pada tahap sebelum titik ekivalensi


 

H  Ka
[asam]
[garam]
3. Pada titik ekivalensi semua asam telah berubah
menjadi garam
 
OH  
Kw.[garam]
Ka
4. Setelah titik ekivalensi, pH ditentukan oleh kelebihan
NaOH
 
OH  
VbMb - VaMa
Va  Vb
*Ket : a = asam; b = basa.
Contoh :
Titrasi 50 mL CH3COOH 0,1000 M (Ka = 1,8.10-5) dengan
NaOH 0,1000M
mL NaOH 0,1000 M pH
0 2.87 Kurva titrasi 50 ml CH3COOH 0,1000 M
1 3.18 dengan NaOH 0,1000 M
5 3.8
10 4.14 14

20 4.57 12
30 4.92 10
40 5.35
8
45 5.7 pH
6
a. Fenolptalein
49 6.43
49.9 7.44 4

50 8.72 2 b. Metil merah


51 11 0
55 11.68 0 10 20 30 40 50 60 70 80
mL NaOH 0,1000 M
60 11.96
70 12.22

Berapakah pH ekivalen? pH 8,72 Digunakan indikator fenolftalein (a) dan metil merah (b)
Contoh :
Titrasi 50 ml CH3COOH 0,1 M (Ka = 1,8.10-5) dengan NaOH
0,1 M
Proses yang akan terjadi adalah sebagai berikut :
1).Pada awal titrasi, belum ada NaOH yang ditambahkan, jadi
Ka[asam]
hanya ada CH COOH dalam sampel, sehingga(0,1)
1,8 .10 5
3

[H+] = =
= 0,013
= 1,3 . 10-3 M
Jadi pH = - log [H+]
= - log 1,3 . 10-3
= 3 – log 1,3
2) Daerah kurva setelah penambahan larutan NaOH 0,1 M
merupakan daerah penyangga (daerah sebelum titik
ekivalen), misalnya pada saat penambahan titran sebanyak
1 ml NaOH 0,1 M
CH3COOH(aq) + NaOH(aq)  CH3COONa (aq) + H2O(l)
Mula- 50 ml x 0,1 M = 1 ml x 0,1 M = - -
mula 5 mmol 0,1 mmol
Bereaksi 0,1 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol

Sisa 4,9 mmol 0 0,1 mmol 0,1 mmol

[H+] = Ka. [asam] = 1,8 . 10-5 x 4,9 = 8,8 . 10-4


[ gram] 0,1

Jadi pH = - log [H+] = - log 8,8 . 10-4


= 4 – log 8,8 = 3,05
TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA LEMAH
1. Pada awal titrasi, pH ditentukan oleh konsentrasi
asam = C.[asam]
H+
2. Pada tahap sebelum titik ekivalensi, konsentrasi
larutan ditentukan oleh konsentrasi asam

 
H 
VaMa - VbMb
Va  Vb
Ket : a = asam; b = basa.

3. Pada titik ekivalensi, semua asam bereaksi dengan


basa
H  
 Kw. [garam]
Kb
4. Setelah titik ekivalensi, di dalam larutan terdapat
kelebihan basa lemah dan garam yang terbentuk
(buffer)
 

OH  Kb
[basa]
[garam]
Contoh :
Titrasi 50 mL HCl 0,1000 M dengan NH3 0,1000 M
mL NaOH pH
Kurva tirasi 50 mL HCl 0,100 M dengan NH3
0 1,0 0,100 M
1 0,096
5 1,09 9
8
10 1,18
7
20 1,37 6
30 1,60 pH
5
4 a. Metil merah
40 1,95
3
45 2,28 2
b. Metil jingga
49 3,0 1
0
49,9 4,0 0 10 20 30 40 50 60 70
50 5,1
mL NaOH
51 7,6

Berapakah pH ekivalen? pH 5,1 Digunakan indikator metil merah (a); metil jingga(b)
Jadi untuk dapat menghitung dengan
benar perhitungan dalam titrasi,
maka harus ingat kembali berbagai
rumus pH!

Rum
? us ?
pH

?
Masih ingat dengan asam atau basa
monoprotik? Diprotik? Dan
poliprotik?
Ingat tagar kita :
#menolak lupa KIMIA DASAR!

Nah...apakah asam/basa diprotik


dan poliprotik juga bisa
ditetapkan kadarnya dengan
metode titrasi asam basa?
TITRASI ASAM BASA
STRONG ACID (HCl)– WEAK DIPROTIC BASE (Na2CO3)
The equivalence point is still below 7. If you observe the curve closely, you
see that there are two places where the curve steepens as the titration
proceeds.
• This happens because the base is diprotic, meaning that it will react with two
hydrogen ions; so the hydrogen ions attach to the carbonate one at a time.
• We use the second reaction equivalence point, because we want the pH
value when the reaction is complete.
Why does the curve start at the top?
Because now a strong acid is being
added to the weak base, not vice
versa
Pada kurva titrasi tampak adanya
2 equivalence point, hal ini karena
1
basa Na2CO3 adalah basa diprotik
sehingga ion karbonat akan
bereaksi dengan H+ sebanyak 2
2
kali reaksi. Dan untuk memilih
indikator digunakan equivalence
point yang kedua di mana reaksi
netralisasi telah berjalan
sempurna
TITRASI ASAM BASA
STRONG ACID (HCl)– WEAK DIPROTIC BASE (Na2CO3)

CO32-(aq) + H+(aq)  HCO3-(aq) – first equivalence point

HCO3-(aq)+ H+(aq)  H2CO3(aq) – second equivalence point


Net reaction:
CO32-(aq) + 2H+(aq)  H2CO3(aq)

You will want to


choose an
indicator that
changes color at
the second
equivalence point
TITRASI ASAM BASA
STRONG ACID (HCl)– WEAK DIPROTIC BASE (Na2CO3)

Balanced reaction: Na2CO3(aq) + 2HCl(aq)  2NaCl(aq) + H2CO3(aq)

Net ionic equation:


2Na+ (aq) + CO32-(aq) + 2H+(aq) + 2Cl-(aq)  2Na+ (aq) + 2Cl-(aq) + H2CO3(aq)
TITRASI ASAM BASA
JADI.....BISAKAH KALIAN MENYEBUTKAN
KEGUNAAN KURVA TITRASI ? COBA!

• Determined initial pH levels


• Determined equivalence point volume of
titrant
• Defined number of reaction steps
• Indicator selection; so the endpoint
observed for the indicator chosen will
closely match the equivalence point of the
KESALAHAN TITRASI : KESALAHAN TITRASI
KESALAHAN AKIBAT PERBEDAAN ANTARA TITIK AKHIR TITRASI
(TAT, sesuai pH indikator) vs TITIK EKIVALEN
Contoh : I
10,0 mL HCl 0,1025 M + 50 mL air + 2-3 tetes ind. pp (pH 8 –
10), dititrasi dengan larutan baku NaOH 0,0982 N sampai TAT
(dari tidak berwarna  merah muda)
Berapakah kesalahan titrasi yang terjadi?

Penyelesaian memerlukan tahapan sbb :


1) Tuliskan reaksi lengkap : HCl + NaOH  NaCl
+ H2 O
2) Menentukan pH pada akhir reaksi : NaCl + H2O 
pH_______________7______8______________10_________
pH =pH H 2O = 7
TE TAT
3) Menentukan apakah TAT terjadi sebelum atau sesudah TE
4) Menentukan komposisi senyawa yang ada pada TAT
Komposisi pada TAT adalah = NaCl + H2O dan ....+ NaOH
kelebihan
(mis. X mLl 0,0982N)

5) Menentukan perumusan pH pada TAT yang akan dipakai


untuk perhitungan kekurangan / kelebihan pentiter
pH larutan = pH NaOH = pH TAT = 8, maka pOH = 14 –
8=6
pOH = - log [NaOH]
[NaOH] = (X) / (V total) x 0,0982
V total = V HCl + V aquades + V NaOH
V NaOH = (10 x 0,1025) / (0,0982) + X mL
= (10,44 + X) mL
V total = 10 + 50 + 10,44 + X
 Persamaan : pOH = - Log [NaOH]
10 – 6 = [NaOH]
= {(X) / (70,44 + X)} X 0,0982

*X diabaikan
terhadap 70,44
 X = (70,44 / 0,0982) x 10 – 6
= 7,17 X 10 – 4 mL

6) Perhitungan kesalahan titrasi : (kelebihan /


kekurangan pentiter) / (pentiter yg seharusnya) x
100%
= {(7.17 X 10 – 4 ) / (10.44)} X 100%
= 6.87 X 10 – 3 %
Coba kerjakan ulang contoh I di atas, jika indikator pp diganti
dengan indikator metil merah (rentang pH = 4.4 – 6.2)
1) Tuliskan reaksi lengkap : HCl + NaOH 
NaCl + H2O
2) Tentukan pH pada akhir reaksi : NaCl + H2O  pH =
pH H2O = 7
3) Tentukan apakah TAT terjadi sebelum atau sesudah TE
 pH__________4.4___________6.2_______7____________
TAT TE
Kondisi = TAT (pH 6,2) terjadi sebelum TE (pH 7)  sehingga
kekurangan NaOH atau kelebihan HCl (ada sisa HCl yang
belum ternetralkan)
(Δ pH = 7 - 6,2 = 0.8)
4) Komposisi pada saat TAT : NaCl + H2O…….. + HCl sisa
5) Menghitung pH larutan = 6.2 (= pH TAT) = - log [HCl]
10 – 6.2 = (Y/70.44) x 0.1025
Y = (70.44 / 0.1025) x 6.3 x 10 – 7
= 4.33 x 10 – 4 ml 0.1025M
Kelebihan HCl setara dengan NaOH sebanyak :
= {(4.33 x 10– 4) x 0.1025} / (0.0982)
= 4.52 x 10– 4 ml 0.0982N

6) Kesalahan titrasi :
= {(4.52 x 10– 4)/(10.44)} x 100%
= 4.33 x 10– 3 %
CONTOH : II
10,0 mL Larutan HAc 0,0975 M (pKa 4,74) + 50 mL air
+ 2 tts indikator pp (pH 8 – 10,0) dititrasi dg larutan
NaOH 0,1036 N
1) Reaksi : HAc + NaOH  NaAc + H2O
2) pH larutan = pH NaAc  
OH  
Kw.C
Ka
 pOH = ½ (pKw-pKa.Ac- + pC)

V NaOH ekiv = (10 x 0,0975) / 0,1036


= 9,41 ml
[NaAc] = (10 x 0,0975) / (10 + 50 + 9,41) = 0,0140
-log [NaAc] = pC = -
log 0,0140 = 1,98
 pOH = ½ (14 – 4,74 + 1,98) = 5,62
3) Menentukan TAT :
pH  ------------------- 8 ---- 8.38 ------------------- 10.0 ------------
TAT TE
TAT : sebelum TE  kekurangan NaOH
atau ada sisa HAc
4) Komposisi pada TAT : NaAc + H2O ……..+ HAc sisa (buffer)
 pH larutan = pKa HAc + log { [NaAc] / [HAc]}

5) Misalkan sisa HAc = X mL  NaAc = (10 – X)mL 0,0975


8 = 4,74 + log (10 - X) / (X)
log (10 – X) / (X) = 3.26
(10 – X) / (X) = 10 3,26 = 1819,7  X = 5,45 x 10 – 3

6). Kesalahan titrasi : {(sisa) / (yang semula)} x 100%


(Δ pH = 0.38) = {(5.45 x 10 – 3) / (10)} x 100%
= 5.45 x 10 – 2 %
Tentukan kesalahan titrasi jika soal di atas
menggunakan indikator timolftalein (pH = 9,4 – 10,6) !
3) Menentukan TAT :
pH ----------------------8.38----------- 9.4 ------ 10.6
-----------------
TE TAT
TAT : sesudah TE/kelebihan NaOH, maka pH =
kelebihan NaOH
4) Komposisi pada TAT : NaAc + H2O + NaOH
(kelebihan, mis. Y mL)
5) Menentukan pH = 9.4  pOH = 14 – 9.4 = 4.6 
[OH-] = 2.51 x 10 –5
[NaOH] = {(Y) / ( 10 + 50 + 9.41)} x 0.1036 = 2.51 x 10 –
5
1. PENETAPAN KADAR APLIKASI TITRASI ASAM BASA
- TIDAK MEMPERMASALAHKAN KESALAHAN TITRASI
- EKIVALENSI BERDASARKAN TAT (IND) YANG DIGUNAKAN

Rumus Umum Titrasi


 Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalen asam akan sama dengan mol-ekuivalen
basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
 Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan Volume maka
rumus diatas dapat kita tulis sebagai:
Nasam x Vasam = Nbasa x Vbasa

 Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+
pada asam atau jumlah ion OH- pada basa (n), sehingga rumus diatas menjadi:
nasam x Masam x Vasam = nbasa x Mbasa x Vbasa

Keterangan :
N = Normalitas V = Volume
VOLUMETRI
RUMUS : Vsampel x Nsampel = Vbaku x

Nbaku
• The standard solution is
mgrek sampel = V bakufilled
x N baku
in a burette.
• A couple drops of acid
base indicator are added
to the flask.
• The standard solution is
slowly added to the
unknown solution in the
flask.
• As the two solutions are
mixed the acid and the
base are neutralized.
CONTOH SOAL PENETAPAN KADAR

1. Sebanyak 250 mL larutan asam nitrat dinetralkan oleh


150 mL larutan KOH 0,15 M.
Konsentrasi larutan asam nitrat tersebut adalah :

Vas.nitrat x Nas.nitrat = VKOH x NKOH

250 x (mol as.nitrat x 1) = 150 x (0,15 x 1)

250 x Nas.nitrat = 22,5


N larutan asam nitrat = 22,5 / 250
= 0,09 N
SOAL PENETAPAN KADAR

2. Berapa konsentrasi larutan asam asetat CH3COOH jika

diketahui titrasi 25,0 mL larutan CH3COOH tersebut


membutuhkan 15,0 mL larutan NaOH 0,05 M untuk
mencapai titik ekivalen?
3. Sebanyak 40,0 mL larutan asam sulfat 0,25 M dititrasi
dengan suatu basa bervalensi satu, dan dibutuhkan
57,0 ml basa tersebut untuk mencapai titik ekuivalen.

Berapakah Molaritas basa yang digunakan tersebut?


2. PERHITUNGAN pH

A 10.00 mL sample of waste water is titrated to its


phenolphthalein endpoint by addition of 36.32 mL of
0.0765 M NaOH. What is the pH of the original waste
water sample?
NaOH = Na+ + OH-
[OH-] = [NaOH]
H+ + OH- = H2O
1*36.32 mL*0.0756M = 1*10.00mL*X M
X = 0.2745 M
pH = - log (0.2745 M)
pH = 0.56
3. APLIKASI PADA FARMAKOPE INDONESIA
EDISI V

• Carilah di Farmakope Indonesia V, senyawa obat


yang penetapan kadarnya menggunakan cara
titrasi asam basa. (menjadi salah satu soal di
UAS)

Anda mungkin juga menyukai