Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
“TITRASI ASAM BASA”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kimia Dasar

Disusun oleh :
Nama : Dian Mughni Pertiwi
NIM : 4442180097
Kelas :IC
Kelompok : 2 (Dua)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya. Karena atas-Nya lah
saya dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Titrasi Asam Basa”
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Kimia Dasar.
Laporan yang di susun berdasarkan atas apa yang telah di amati pada praktikum
di Laboratorium yang memuat tentang materi Titrasi Asam Basa yang telah di
pelajari dan dipahami. Laporan yang telah di susun semaksimal mungkin ini tentu
telah mendapat bantuan dan kontribusi dari berbagai pihak sehingga laporan ini
dapat dibuat dengan lancar. Untuk itu saya berterimakasih kepada Ibu Nia Ariani
Putri S,TP., M.P selaku Dosen Kimia Dasar, Asisten Laboratorium dan atas
dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan laporan praktikum
ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
saya mengaharapkan kritik dan saran yang membangun untuk melengkapi
kekurangan dan kesalahan dari Laporan ini.
Saya berharap laporan tentang Titrasi Asam Basa ini dapat bermanfaat dan di
manfaatkan sebagaimana mestinya oleh pembaca.

Serang, Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ......... .................................................................................................ii
DAFTAR TABEL................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan. .....................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Titrasi Asam Basa ....................................................................................2
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan tempat . .............................................. ...................................4
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................4
3.3 Cara Kerja .................................................................................................4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ..........................................................................................................5
4.2 Pembahasan ..............................................................................................5
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ...................................................................................................7
5.2 Saran .........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................8
LAMPIRAN ............................................................................................................9

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Hasil pengamatan titrasi asam basa..........................................................5

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indikator asam-basa ialah zat yang dapat berubah warna apabila pH
lingkungannya berubah. Apabila dalam suatu titrasi, asam maupun basanya
merupakan elektrolit kuat, larutan pada titik ekivalen akan mempunyai pH=7.
Tetapi bila asamnya ataupun basanya merupakan elektrolit lemah, garam yang
terjadi akan mengalami hidrolisis dan pada titik ekivalen larutan akan mempunyai
pH > 7 (bereaksi basa) atau pH < 7 (bereaksi asam). Harga pH yang tepat dapat
dihitung dari tetapan ionisasi dari asam atau basa lemah tersebut dan dari
konsentrasi larutan yang diperoleh. Titik akhir titrasi asam basa dapat ditentukan
dengan indikator asam basa (Underwood, 1983).
Mengingat pentingnya pembelajaran tentang titrasi asam basa, maka
pemahaman tentang titrasi asam basa haruslah dikuasai dan dipahami oleh
mahasiswa ataupun praktikan agar pada saat praktikum berlangsung tidak ada
kesalahan, kecelakaan kerja atau kecil kemungkinan kesalahan yang terjadi dan
juga agar praktikum berjalan dengan lancar, akurat dan juga aman pada saat proses
praktikum berlangsung.
Untuk itu, dilakukannya praktikum ini dilatar belakangi oleh keinginan
mahasiswa untuk mengetahui konsentrasi larutan, dan bagaimana cara
menyeimbangkan reaksi.

1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah:
1. Untuk menyeimbangkan reaksi
2. Untuk mengetahui konsentrasi larutan

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Titrasi Asam Basa


Indikator asam-basa ialah zat yang dapat berubah warna apabila pH
lingkungannya berubah. Apabila dalam suatu titrasi, asam maupun basanya
merupakan elektrolit kuat, larutan pada titik ekivalen akan mempunyai pH=7.
Tetapi bila asamnya ataupun basanya merupakan elektrolit lemah, garam yang
terjadi akan mengalami hidrolisis dan pada titik ekivalen larutan akan mempunyai
pH > 7 (bereaksi basa) atau pH < 7 (bereaksi asam). Harga pH yang tepat dapat
dihitung dari tetapan ionisasi dari asam atau basa lemah tersebut dan dari
konsentrasi larutan yang diperoleh. Titik akhir titrasi asam basa dapat ditentukan
dengan indikator asam basa (Underwood, 1983).
Setiap zat atau senyawa mempunyai sifat asam, basa, atau netral. Kita dapat
menentukan apakah zat atau senyawa tersebut asam, basa atau netral dengan
menggunakan indikator. Indikator ini dapat berupa indikator universal atau lakmus
biru, lakmus merah yang dimuat di laboratorium, atau juga dapat menggunakan
indikator asam basa dengan bahan dari alam, seperti bunga kembang sepatu, bunga
bogenuil, bunga mawar, kunyit dan sebagainya. Zat warna dari bahan – bahan
tersebut memberi warna yang berbeda dalam larutan asam, basa, maupun netral
(Ripani, 2009).
Dalam titrasi ada pula yang tidak memerlukan indikator sebagai penunjuk titik
akhir titrasi, hal ini memungkinkan karena zat asalnya yang berwarna dan memiliki
perbedaan warna pada awal titrasi dengan warna akhir titrasi yang cukup kontras
dan mencolok, sebagai contoh pada titrasi Permanganometri yang memiliki larutan
titer yang berwarna ungu dengan warna merah muda pucat pada titik akhir titrasi.
Istilah yang sering digunakan adalah Autoindikator. Bila suatu indikator dalam
suatu titrasi kita pergunakan untuk menunjukkan titik akhir titrasi, maka indikator
harus berubah warna tepat pada saat titrant menjadi ekivalen dengan titrat agar tidak
terjadi kesalahan titrasi (yakni selisih antara titik akhir dan titik ekivalen). Untuk
memenuhinya maka trayek indikator harus mencakup pH larutan pada titik
ekivalen, atau sangat mendekatinya (Raymond, 2004).

2
Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu
larutan asam/basa berdasarkan reaksi asam basa. Kadar larutan asam dapat
ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang sudah diketahui kadarnya, dan
sebaliknya kadar larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam
yang sudah diketahui kadarnya. Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volume
larutan disebut titrasi volumetri. Pengukuran volum diusahakan setepat mungkin
dengan menggunakan alat-alat, seperti buret dan pipet volumetric (Sutresna, 2007).
Bila suatu indikator digunakan untuk menunjuk-kan titik akhir titrasi, maka
Indikator harus berubah warna tepat pada saat titrant menjadi ekivalen dengan titrat.
Perubahan warna itu harus terjadi secara mendadak, agar tidak ada keraguan-
keraguan tentang kapan titrasi harus dihentikan (Haryadi, 1986).
Titrasi asam basa merupakan cara yang tepat dan mudah untuk menentukan
jumlah senyawa-senyawa yang bersifat asam dan basa. Untuk menentukan asam
digunakan larutan baku asam kuat misalnya HCl, sedangkan untuk menentukan
basa digunakan larutan basa kuat seperti NaOH. Titik akhir titrasi biasanya
ditetapkan dengan bantuan peralatan seperti potensiometri, spektrofometer,
konduktometer (Rival, 1990).
Tirtrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant.
Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mendapatkan kadar ekuivalen
(artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya
ditandai dengan berubahnya warna indicator. Kedadaan ini disebut sebagai titik
ekuivalen, yaitu titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah
asam yang di netralkan. [H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi
dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai titik
akhir titrasi. Titik akhit titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir
titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga
sebagai titik ekuivalen (Pangganti, 2011).

3
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1.Tempat dan Waktu


Praktikum dilaksanakan pada Jumat, 5 Oktober 2018 pukul 13.20 – 15.20 WIB
dan dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2.Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan berupa alat-alat laboratorium seperti, gelas Beaker
250 mL, Buret 50 mL, Gelas ukur 25 mL, Erlenmeyer 250 mL, pipettetes dan juga
alat tulis. Kemudian bahan yang digunakan berupa lerutan HCl 0,1 N sebanyak 50
mL, larutan NaOH sebanyak 25 mL, indicator fenolptalein dan kertas HVS.

3.3 Cara Kerja


1. Disiapkan alat-alat laboratorium dan bahan-bahan praktikum
2. Larutan standar HCl 50 mL dimasukkan kedalam buret 50 mL
3. Dimasukkan 25 mL larutan NaOH kedalam Erlenmeyer
4. Ditambahkan 5-10 tetes larutan indicator fenolptalein
5. Percobaan dilakukan hingga terjadi perubahan pada warna
6. Dicatat volume larutan standar yang dibutuhkan
7. Ttitrasi diulangi kembali
8. Konsentrasi larutan ditentukan menggunakan rumus V1.N1 = V2.N2
9. Hasil dibuat dalam bentuk laporan

4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil pengamatan titrasi asam basa
Volume larutan standar Konsentrasi larutan
Titrasi ke-
HCl 0,1 N NaOH 1 N
1 2 0,008
2 2,7 0,0108
3 1,5 0,006

4.2 Pembahasan
Titrasi asam basa merupakan suatu proses untuk menentukan kadar pH suatu
larutan asam dan basa. Pada praktikum kali ini percobaan standarisasi HCl 0,1 N
dengan larutan NaOH 1 N dilakukan 3 kali percobaan titrasi dengan proses:
percobaan pertama, mengukur volume HCl sebanyak 50 ml dan dimasukkan
kedalam buret. Kemudian mengukur volume NaOH sebanyak 25 ml dengan
menggunakan pipet volume kemudian dituangkan kedalam Erlenmeyer dan ditetesi
dengan indicator fenolptalein sebanyak 5-10 tetes hingga berubah warna menjadi
merah muda. Setelah itu larutan NaOH diletakkan dibawah buret yang berisi larutan
HCl 1 N sebanyak 50 ml dan larutan NaOH ditetesi hingga berubah warna menjadi
seperti semula yaitu bening, ketika sudah menjadi bening kembali maka tutup kran
pada buret. Kemudian langkah selanjutnya yaitu menghitung banyaknya volume
HCl yang terpakai dengan menggunakan rumus V1. N1=V2. N2. Setelah itu
melakukan pengulangan yang sama pada percobaan ke dua dan ketiga.
Prinsip titrasi asam basa melibatkan larutan asam dan larutan basa, sebagai titer
maupun titrant untuk menghasilkan konsentrasi yang dicari dan jumlah volume
yang dipakai. Titrasi asam basa dilakukan untuk mencapai titik ekuivalen dan untuk
menentukan kadar pH suatu larutan, hal ini diperkuat dengan pernyataan Pangganti
(2011), yang menyatakan bahwa tirtrasi asam basa melibatkan asam maupun basa
sebagai titer ataupun titrant. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan
larutan basa atau sebaliknya. Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai

5
mendapatkan kadar ekuivalen (artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat
habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna indicator
Pada sebuah percobaan yang dilakukan pastinya terdapat beberapa kesalahan
yang terjadi. Pada praktikum kali ini tentang titrasi asam basa terdapat kesalahan
yang terjadi berasal faktor dari internal maupun eksternal, factor internal yang
membuat kesalahan terjadi yaitu kurangnya ketelitian dan konsentrasi praktikan dan
kurangnya kehati-hatian saat melakukan praktikum. Kemudian factor eksternal
yang membuat kesalahan yang terjadi yaitu pada alat yang digunakan yaitu pada
pipet volume yang ketelitiannya kurang, pada kran buret yang agak bocor yang
menyebabkan kesalahan pada praktikum.

6
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Titrasi merupakan suatu proses untuk menentukan kadar pH suatu larutan asam
dan basa, dalam penggunaannya larutan NaOH berfungsi sebagai titrant dan HCl
berfungsi sebagai titer. Pada titrasi asam basa dilakukan untuk mendapatkan titik
ekuivalen dimana titik ekuivalen itu sendiri yaitu titik dimana jumlah titer sama
dengan jumlah titrant. Titik akhir titirasi bisa ditentukan menggunakan indicator,
pada percobaan kali ini digunakan indicator fenolptalein Kadar larutan asam bisa
ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang sudah diketahui kadarnya, dan
sebaliknya kadar larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam
yang sudah diketahui kadarnya. Kesalahan pada percobaan bisa saja terjadi karena
factor internal maupun eksternal, tapi kesalahan-kesalahan itu bisa di minimalisir
apabila praktikan mampu untuk berhati-hati dan berkonsentrasi tinggi dalam
melakukan praktikum.

5.2 Saran
Penulis menyarankan beberapa hal untuk praktikum selanjutnya di masa yang
akan datang yaitu, agar berhati-hati ketika melakukan praktikum, karena bahan
yang digunakan adalah bahan yang berbahaya dan alat yang digunakan adalah alat
yang mudah pecah. Kemudian pada saat praktikum, praktikan diharap untuk
menjaga kondusivitas di dalam ruangan supaya pada saat praktikum tercipta
suasana yang nyaman..

7
DAFTAR PUSTAKA

Haryadi. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia.


Haryanti, R.S. 2008. Pemungutan Kurkumin dari Kunyit (Curcuma domestica val.)
dan Pemakaiannya Sebagai Indikator Analisis Volumetri. Jurnal
Rekayasa Proses. Vol 2. No 2. Yogyakarta: Politeknik LPP.
Pangganti, Esdi. 2011. Titrasi Asam Basa. https://esdikimia.wordpress.com/.
Diakses pada tanggal 24 Oktober 2018, pukul 20:53 WIB.
Ripani. 2009. Pengantar Kimia Asam Basa. Jakarta: Erlangga.
Rival, H. 1990. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI Press.
Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung: Grafindo.
Sudarmo, Unggul. 2007. Kimia XI. Surakarta: PHiBETA.
Underwood, A.L. dan Day, R.A. 1984. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga.

8
LAMPIRAN

Lampiran 1. Mengambil Lampiran 2. Proses Lampiran 3. Mencam-


Larutan NaOH 25 mL titrasi asam basa pur indicator
fenolptalein dengan
Larutan NaOH

Anda mungkin juga menyukai