BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................2
A. Pengertian.............................................................................................................2
B. Antasida................................................................................................................5
C. Uraian Bahan........................................................................................................6
D. Prosedur Kerja.....................................................................................................7
BAB VI..............................................................................................................................8
PENUTUP.........................................................................................................................8
A. Kesimpulan.............................................................................................................8
B. Saran.....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Titrasi merupakan salah satu prosedur dalam ilmu kimia yang
digunakan untuk menentukan molaritas dari suatu asam dan basa. Objek
penelitian yang digunakan adalah larutan Asam Oksalat, Asam Asetat yang
dititrasi dengan larutan NaOH. Tujuan diadakannya praktikum ini, untuk
menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa dengan menggunakan
titrasi asam basa dan menentukan pH setelah titrasi. Konsentrasi pada Asam
Asetat(CH3COOH) adalah 1,05 M dan Konsentrasi pada Asam
Oksalat(H2C2O4) adalah 0,11 M. Dalam praktikum titrasi asam lemah dan
basa kuat ini ternyata asam lemah mempunyai pH yang lebih rendah pada
awalnya dibanding pH setelah titrasi yaitu lebih dari 7.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu titrasi asam basa dan bagaimana prinsipnya?
2. Apa itu senyawa antasida?
3. Apa saja bahan yang digunakan dalam proses titrasi asam basa?
4. Bagaimana prosedur kerja titrasi asam basa dengan menggunakan
antasida?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan prinsip titrasi asam basa
2. Untuk Mengetahui apa itu antasida
3. Untuk mengetahui bahan yang digunakan dalam proses titrasi asam basa
dengan antasida
4. Untuk mengetahui prosedur kerja titrasi asam basa dengan menggunakan
antasida
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan
konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap
dengan sejumlah contoh tertentu yang akan dianalisis (Charles W
Keenan.1980:422). Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif
yang biasa digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari
reaktan (http://id.wikipedia.org/wiki/Titrasi). Titrasi merupakan salah satu
prosedur dalam ilmu kimia yang digunakan untuk menentukan molaritas dari
suatu asam dan basa. Reaksi kimia pada titrasi dikenakan pada "larutan yang
sudah diketahui volumenya, namun tidak diketahui konsentrasinya" dan
"larutan yang sudah diketahui volume dan konsentrasinya". Titrasi biasanya
dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi,
sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi
asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi,
titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi
kompleks dan lain sebagainya. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut
sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat
yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya
diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa
larutan. Ketika larutan yang sudah diketahui konsentrasinya direaksikan
dengan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya, maka akan dicapai titik
dimana jumlah asam sama dengan jumlah basa, yang disebut dengan titik
ekivalen. Titik ekivalen dari asam kuat dan basa kuat mempunyai pH 7.
Untuk asam lemah dan basa lemah, titik ekivalen tidak terjadi pada pH 7.
a. Prinsip Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa adalah titrasi yang bertujuan menentukan kadar larutan
asam atau kadar larutan basa. Asam (yang sering diwakili dengan rumus
umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan
dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7.
2
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer
ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar
larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan
sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai
keadaan ekuivalen (artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis
bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”
3
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M)
dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa,
sehingga rumus diatas menjadi:
V.M.n asam = V.M.n basa
Keterangan: : N = Normalitas V = Volume M = Molaritas n =
Jumlah ion H+ (pada asam) atau OH– (pada basa)
4
dapat dilakukan dengan memilih indikator yang tepat dan sesuai dengan
titrasi yang akan dilakukan. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan
cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai “titik akhir
titrasi”.
B. Antasida
5
C. Uraian Bahan
RM / BM : H2O / 18,02
6
Nama Lain : Natrium Hidroksida
RM / BM : NaOH / 40,00
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol (
95%).
Pemerian : Butiran, keras, rapuh, putih, meleleh, alkalis dan
korosif.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan
D. Prosedur Kerja
2. Penetapan Sampel
10 ml sampel obat maag dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml
dan ditambahkan aquadest sampai tanda batas, kemudian di aduk
homogen. Setelah itu diambil 10 ml masukkan ke dalam erlemenyer
kemudian ditambah 10 ml larutan asam dan ditambahkan indicator pp.
Titrasi dengan larutan NaOH 0.1 N sampai berwarna pink dan catat
volume yang dibutuhkan, dan hitung kadar basa yang terkandung dalam
sampel, lakukan 3 kali.
7
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penentuan kandungan pada percobaan ini dalam obat maag(antasida doen)
dilakukan secara titrasi asam basa, yaitu dengan metode asidimetri dan
alkalimetri. Pada percobaan ini didapatkan kandungan basa di dalam obat
maag.
B. Saran
Dalam hal ini penulis berharap, apabila melakukan percobaan
mengenai titrasi asam basa dengan antasida ini harus lebih teliti dan hati-
hati. Selain itu harus teliti dalam melihat dan mengukur volume NaOH yang
digunakan pada buret dan selalu menjaga suhu larutan konstan pada saat
melakukan standarisasi.
8
DAFTAR PUSTAKA