Anda di halaman 1dari 21

Lamtiarma Panjaitan

31S19001
ANALISIS KAFEIN DALAM KOPI BUBUK
DI KOTA MANADO MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Pendahuluan

VOLUMETRI/
TITRIMETRI
Persyaratan Ttrasi

Reaksi yang dapat digunakan dalam metode volumetri adalah reaksi-


reaksi kimia yang sesuai dengan persyaratan sebagai berikut:
1. Reaksi harus berlangsung cepat
2. Tidak terdapat reaksi samping
3. Reaksi harus stoikiometri, yaitu diketahui dengan pasti reaktan dan
produk serta perbandingan mol / koefisien reaksinya
4. Terdapat zat yang dapat digunakan untuk mengetahui saat titrasi
harus dihentikan (titik akhir titrasi) yang disebut zat indikator
Standar Primer

Larutan titran haruslah diketahui komposisi dan konsentrasinya. Idealnya kita


harus memulai dengan larutan standar primer. Larutan standar primer dibuat
dengan melarutkan zat dengan kemurnian yang tinggi (standar primer) yang
diketahui dengan tepat beratnya dalam suatu larutan yang diketahui dengan
tepat volumnya. Apabila titran tidak cukup murni, maka perlu distandardisasi
dengan standar primer.
Persyaratan Standar Primer

1. Kemurnian tinggi
2. Stabil terhadap udara
3. Bukan kelompok hidrat
4. Tersedia dengan mudah
5. Cukup mudah larut
6. Berat molekul cukup besar
Larutan Standar Ideal
untukTitrasi

1. Cukup stabil sehingga penentuan konsentrasi cukup


dilakukan sekali
2. Bereaksi cepat dengan analit sehingga waktu titrasi
dapat dipersingkat
3. Bereaksi sempurna dengan analit sehingga titik akhir
yang memuaskan dapat dicapai
4. Melangsungkan reaksi selektif dengan analit
Titrasi Balik dan Titer

Titrasi balik (back-titration)

Terkadang suatu reaksi berlangsung


lambat dan tidak dapat diperoleh titik Titer
akhir yang tegas. Untuk itu metoda titrasi
balik dapat digunakan untuk Untuk titrasi yang bersifat rutin,
mengatasinya. Caranya dengan lebih disukai untuk menghitung
menambahkan titran secara berlebih, titer dari titran. Titer adalah berat
setelah reaksi dengan analit berjalan analit yang ekuivalen dengan 1 mL
sempurna, kelebihan titran ditentukan titran, biasanya dinyatakan dalam
dengan menitrasi dengan larutan standar mgram. Satuannya= mg analit/mL
lainnya. Dengan mengetahui mmol titran titran
dan menghitung mmol yang tak bereaksi,
akan diperoleh mmol titran yang bereaksi
dengan analit.
Molaritas

M= mol A
Liter Larutan

Perhitungan
Volumetri

Normalitas

N= ek A
Liter Larutan
Titrasi Asam Basa
Prinsip

Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai


penitran/titer ataupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi
penetralan.
Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan
basa dan sebaliknya. Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit
sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri
titran dan titer tepat habis bereaksi ). Keadaan ini disebut sebagai
”titik ekuivalen”.
Pada saat ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan ,
kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk
mencapai keadaah tersebut, dengan menggunakan data volume
titran, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung
kadar titran.
Cara mengetahui titik ekuivalen:

Ada dua cara umum untuk mengetahui titik ekuivalen pada titrasi
asam basa :
1. Memakai PH meter untuk memonitor perubahan PH selama titrasi
dilakukan. Kemudian membuat plot antara PH dengan volume
penitran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva
titrasi tersebut adalah “titik ekuivalen”.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada
sampel sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan
berubah warna ketika mendekati titik ekuivalen terjadi yang kita
sebut titik akhir titrasi ,pada saat inilah titrasi kita hentikan .
Indikator asam-basa

Indikator asam-basa adalah suatu zat yang dapat berubah warnanya


apabila pH lingkungannya berubah.
Contoh Brom timol biru mempunyai trayek indikator (atau trayek pH)
antara pH 6.0 dan 7.6 maka warna asam (kuning) adalah warnanya bila pH
larutan kurang dari 6.0 dan warna biru nampak bila pH larutan lebih dari
7.6. Berapapun pH-nya warna akan biru asal pH > 7.6; tidak ada beda
warna antara pH 8 dan 11 atau 13.5 demikian pula pada pH 0 atau 3.5 atau
5.9 tidak tampak perbedaan warna; warna selalu kuning selama pH < 6.0.
Fenolftalein

Dalam suasana asam


tidak berwarna
Dalam suasana basa pp
terdeprotonasi melepaskan
dua ion H+ sehingga
terjadi delokalisasi elektron
yang lebih panjang dan pp
berwarna merah jambu
Metil orange

• Metil oranye, jika pH larutan dibawah 3,1 akan


berwarna merah. Jika pH larutan diatas 4,4 akan
berwarna kuning. Konsentrasi ion Hidronium
berpengaruh pada struktur dan warnanya.
Pemilihan Indikator Asam Basa
Indikator asam basa yang dipilih harus
disesuaikan dengan senyawa yang
bertindak sebagai sampel dan penitrasi
Prinsip pemilihan Indikator adalah :
apabila perubahan warna indikator
sesuai dengan pH larutan saat titik
ekivalen.
Untuk mengetahui titik ekivalen secara
teoritis dapat dihitung dari pH
garamnya. Ada 3 jenis sifat garam yaitu
garam asam, garam netral dan garam
basa.
Jenis Volumetri Asam Basa
 Dalam reaksi netralisasi asam dan basa, konsentrasi
[H+], atau pH, larutan bervariasi.
 Perhitungan ini dapat dilakukan dengan membagi
jumlah mol asam (atau basa) yang tinggal dengan
volume larutannya.
 Perhitungannya akan lebih rumit bila kombinasi
asam lemah dan basa kuat, atau yang melibatkan
asam kuat dan basa lemah. [H+] akan bergantung
tidak hanya pada asam atau basa yang tinggal, tetapi
juga hidrolisis garam yang terbentuk.
Ada 4 jenis
 Titrasi asam kuat dengan basa kuat
Pada akhir titrasi akan terbentuk garam yang
berasal dari asam kuat dan basa kuat.
Misal : HCl + NaOH —> NaCl + H2O
 Titrasi asam lemah dan basa kuat
Pada akhir titrasi akan terbentuk garam yang
berasal dari asam lemah dan basa kuat.
Misal : Asam asetat dengan NaOH
CH3COOH + NaOH —> CH3COONa +
H2O
 Titrasi basa lemah dan asam kuat
Pada akhir titrasi yang terbentuk garam
yang berasal basa lemah dan asam kuat.
Misal : NH4OH dan HCl
NH4OH + HCl —> NH4Cl + H2O
 Titrasi asam lemah dan basa lemah

Pada akhir titrasi akan terbentuk garam


yang berasal dari asam lemah dan basa lemah.
Misal : Asam asetat dan NH4OH
CH3COOH + NH4OH —>
CH3COONH4 + H2O
 PH larutan tergantung dari harga Ka dan Kb
 Bila Ka > Kb larutan bersifat asam
 Bila Kb > Ka larutan bersifat basa
Profil kurva titrasi
SEKIAN DAN
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai