Titik ekuivalen terjadi ketika jumlah mol zat titran (asam atau basa yang
ditambahkan) sama dengan jumlah mol zat yang dititrasi. Pada titik ini,
reaksi kimia antara zat asam dan basa selesai dan konsentrasi larutan yang
akan dititrasi dapat dihitung berdasarkan volume larutan standar yang
digunakan dan stoikiometri reaksi kimia yang terlibat.
Dalam titrasi asam-basa, indikator pH sering digunakan untuk
menunjukkan titik akhir titrasi. Indikator tersebut akan mengubah warnanya
pada pH tertentu, yang biasanya berada di dekat titik ekuivalen. Misalnya,
fenolftalein sering digunakan sebagai indikator untuk titrasi asam-basa yang
melibatkan asam lemah dan basa kuat, sementara metil jingga digunakan
untuk titrasi antara asam kuat dan basa lemah.
Titik ekuivalen yang tepat adalah kunci dalam menentukan konsentrasi
larutan yang akan dititrasi, dan titrasi asam-basa sering digunakan dalam
berbagai bidang seperti kimia analitik, farmasi, dan ilmu lingkungan.
Metode ini memungkinkan untuk pengukuran akurat konsentrasi zat kimia
dalam larutan dengan cepat dan efisien.
2. Sebutkan dan jelaskan contoh-contoh kurva asam basa?
Titik ekivalen titrasi itu titik dimana titran ditambahkan tepat bereaksi
dengan seluruh zat yang dititrasi tanpa adanya titran yg tersisa. Di gambar ,
awalnya pH naik sedikit demi sedikit , Hal ini karena skala naiknya pH
bersifat logaritmik, yang brarti pH 1 mempunyai keasaman 10x
lipat dari pada pH 2.
Terdapat beberapa contoh kurva asam-basa yang mewakili perubahan pH
sepanjang titrasi antara asam dan basa. Berikut ini adalah beberapa contoh
kurva asam-basa beserta penjelasannya:
a. Kurva Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat:
Contoh: Titrasi antara larutan asam kuat, misalnya HCl, dan larutan basa
kuat, seperti NaOH.
Penjelasan: Pada awal titrasi, pH larutan asam kuat (HCl) sangat rendah
(sangat asam), sedangkan pH larutan basa kuat (NaOH) sangat tinggi
(sangat basa). Ketika kedua larutan dicampur, pH akan meningkat secara
bertahap karena adanya pembentukan air dan garam netral.
b. Larutan indikator
Indikator yang sering dipakai ketika di lab ialah larutan indikator
fenolftalein (PP) metil merah (mm), metil jingga (mo) dan juga
bromtimol blue (BTB). Indikator tersebut sering kali digunakan untuk
titrasi larutan.
c. Indikator alami
Indikator alami biasa digunakan ialah mahkota bunga, seperti bunga
sepatu, mawar, bugnevi, kulit manggis, kunyit dan kubis ungu.
d. pH meter
pH meter peralatan yang bisa membantu menentukan pH larutan dengan
mudah diliat secara langsung melalui angka yang tertera pada layar
digital dari alat pH meter itu sendiri.
e. Indikator universal
Indikator universal ini akan memberikan warna tertentu jika dicelupkan
atau diteruskan ke dalam larutan asam ataupun basa. Warna yang muncul
selanjutnya dicocokkan dengan warna standar yang sudah diketahui nilai
pH nya. Nilai pH bisa ditentukan dengan indikator pH yang relatif
sempit, hal ini dikarenakan Indikator universal dilengkapi dengan peta
warna. Semakin asam zat larutan maka akan semakin kecil pula pH dan
makin besar nilai pH nya maka zat tersebut bersifat basa.
Dalam melakukan titrasi, dibutuhkan alat berupa buret dan labu Erlenmeyer.
Titrasi juga membutuhkan bahan berupa titran, analit, dan indikator asam basa
a. Analit atau titrat adalah larutan yang tidak ketahui konsentrasinya.
b. Titran adalah larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya.
c. Indikator asam basa adalah zat yang mengalami perubahan warna
ketika mendekati titik ekivalen.
Misalnya, larutan yang akan dicari konsentrasinya (analit) adalah
larutan asam berupa asam klorida (HCl). Prosedur titrasinya adalah: