Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PENDAHULUAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

Nama : Neyza Adya Lestari


Nim : 2311102415081
Kelas : Praktikum kimia analisis E

1. Jelaskan apa itu titrasi asam basa?


Titrasi asam basa merupakan suatu teknik analisa untuk menentukan
suatu konsentrasi asam atau basa dalam proses nya dikenal larutan baku.
Larutan baku adalah larutan yang sudah diketahui konsentrasinya larutan
dalam labu mengandung jumlah yang sudah diketahui.
Titrasi asam-basa juga di sebut suatu metode kimia yang digunakan
untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa dengan
menggunakan larutan standar yang memiliki konsentrasi yang diketahui.
Dalam titrasi asam-basa, larutan standar asam atau basa ditambahkan secara
bertahap ke larutan yang akan dititrasi (biasanya larutan asam atau basa yang
diketahui konsentrasinya) hingga mencapai titik ekuivalen.

Titik ekuivalen terjadi ketika jumlah mol zat titran (asam atau basa yang
ditambahkan) sama dengan jumlah mol zat yang dititrasi. Pada titik ini,
reaksi kimia antara zat asam dan basa selesai dan konsentrasi larutan yang
akan dititrasi dapat dihitung berdasarkan volume larutan standar yang
digunakan dan stoikiometri reaksi kimia yang terlibat.
Dalam titrasi asam-basa, indikator pH sering digunakan untuk
menunjukkan titik akhir titrasi. Indikator tersebut akan mengubah warnanya
pada pH tertentu, yang biasanya berada di dekat titik ekuivalen. Misalnya,
fenolftalein sering digunakan sebagai indikator untuk titrasi asam-basa yang
melibatkan asam lemah dan basa kuat, sementara metil jingga digunakan
untuk titrasi antara asam kuat dan basa lemah.
Titik ekuivalen yang tepat adalah kunci dalam menentukan konsentrasi
larutan yang akan dititrasi, dan titrasi asam-basa sering digunakan dalam
berbagai bidang seperti kimia analitik, farmasi, dan ilmu lingkungan.
Metode ini memungkinkan untuk pengukuran akurat konsentrasi zat kimia
dalam larutan dengan cepat dan efisien.
2. Sebutkan dan jelaskan contoh-contoh kurva asam basa?

Titik ekivalen titrasi itu titik dimana titran ditambahkan tepat bereaksi
dengan seluruh zat yang dititrasi tanpa adanya titran yg tersisa. Di gambar ,
awalnya pH naik sedikit demi sedikit , Hal ini karena skala naiknya pH
bersifat logaritmik, yang brarti pH 1 mempunyai keasaman 10x
lipat dari pada pH 2.
Terdapat beberapa contoh kurva asam-basa yang mewakili perubahan pH
sepanjang titrasi antara asam dan basa. Berikut ini adalah beberapa contoh
kurva asam-basa beserta penjelasannya:
a. Kurva Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat:
Contoh: Titrasi antara larutan asam kuat, misalnya HCl, dan larutan basa
kuat, seperti NaOH.
Penjelasan: Pada awal titrasi, pH larutan asam kuat (HCl) sangat rendah
(sangat asam), sedangkan pH larutan basa kuat (NaOH) sangat tinggi
(sangat basa). Ketika kedua larutan dicampur, pH akan meningkat secara
bertahap karena adanya pembentukan air dan garam netral.

b. Kurva Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat:


Contoh: Titrasi antara asam lemah, misalnya asam asetat (CH3COOH),
dan basa kuat, seperti NaOH.
Penjelasan: Pada awal titrasi, pH larutan asam lemah cukup rendah
karena hanya sebagian molekul asam yang terionisasi. Ketika larutan
basa kuat ditambahkan, pH akan meningkat secara bertahap hingga
mencapai titik ekuivalen di mana asam dan basa telah bereaksi
sepenuhnya.
c. Kurva Titrasi Asam Kuat dengan Basa Lemah:
Contoh: Titrasi antara larutan asam kuat, misalnya HCl, dan larutan
basa lemah, seperti NH3.
Penjelasan: Pada awal titrasi, pH larutan asam kuat (HCl) sangat rendah
(sangat asam), sedangkan pH larutan basa lemah (NH3) cukup tinggi
(sedikit basa). Ketika larutan asam kuat ditambahkan, pH akan
meningkat secara bertahap, mencapai titik ekuivalen di mana pH berada
di sekitar 7 karena pembentukan garam netral.

d. Kurva Titrasi Asam Lemah dengan Basa Lemah:


Contoh: Titrasi antara asam lemah, misalnya asam asetat
(CH3COOH), dan basa lemah, seperti NH3.
Penjelasan: Kurva titrasi untuk kasus ini akan memiliki titik ekuivalen di
suatu tempat antara pH 7 dan pH awal larutan asam lemah, karena kedua zat
memiliki kekuatan yang relatif serupa. pH larutan akan berubah secara
kompleks selama titrasi karena interaksi antara asam dan basa lemah,
sehingga kurva akan menunjukkan perubahan yang lebih lambat dan lebar.

Setiap kurva asam-basa mencerminkan sifat-sifat asam dan basa yang


berpartisipasi dalam reaksi, serta memberikan informasi tentang titik
ekuivalen dan kecepatan perubahan pH selama titrasi.
3. Sebutkan dan jelaskan indikator dalam titrasi asam basa?
a. Kertas lakmus
Kertas lakmus adalah indikator asam basa paling praktis, tetapi kertas
lakmus mempunyai kelemahan, yaitu tidak bias digunakan untuk
mengukur secara teliti dan perubahan warna tidak bisa menunjukkan pH
larutan yang tepat.

b. Larutan indikator
Indikator yang sering dipakai ketika di lab ialah larutan indikator
fenolftalein (PP) metil merah (mm), metil jingga (mo) dan juga
bromtimol blue (BTB). Indikator tersebut sering kali digunakan untuk
titrasi larutan.

c. Indikator alami
Indikator alami biasa digunakan ialah mahkota bunga, seperti bunga
sepatu, mawar, bugnevi, kulit manggis, kunyit dan kubis ungu.

d. pH meter
pH meter peralatan yang bisa membantu menentukan pH larutan dengan
mudah diliat secara langsung melalui angka yang tertera pada layar
digital dari alat pH meter itu sendiri.

e. Indikator universal
Indikator universal ini akan memberikan warna tertentu jika dicelupkan
atau diteruskan ke dalam larutan asam ataupun basa. Warna yang muncul
selanjutnya dicocokkan dengan warna standar yang sudah diketahui nilai
pH nya. Nilai pH bisa ditentukan dengan indikator pH yang relatif
sempit, hal ini dikarenakan Indikator universal dilengkapi dengan peta
warna. Semakin asam zat larutan maka akan semakin kecil pula pH dan
makin besar nilai pH nya maka zat tersebut bersifat basa.

4. Sebutkan dan jelaskan prosedur titrasi asam dan basa?

Dalam melakukan titrasi, dibutuhkan alat berupa buret dan labu Erlenmeyer.
Titrasi juga membutuhkan bahan berupa titran, analit, dan indikator asam basa
a. Analit atau titrat adalah larutan yang tidak ketahui konsentrasinya.
b. Titran adalah larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya.
c. Indikator asam basa adalah zat yang mengalami perubahan warna
ketika mendekati titik ekivalen.
Misalnya, larutan yang akan dicari konsentrasinya (analit) adalah
larutan asam berupa asam klorida (HCl). Prosedur titrasinya adalah:

a. Memasukkan titran ke dalam buret


b. Memasukkan analit ke dalam labu Erlenmeyer
c. Menambahkan beberapa tetes indikator asam basa ke dalam analit
d. Meneteskan titran sedikit demi sedikit ke dalam analit
e. Menghentikan titrasi ketika warna analit berubah
f. Mencatat volume titran yang masuk ke dalam analit

Anda mungkin juga menyukai