Anda di halaman 1dari 37

TITRASI ASAM BASA

SMA NEGERI 7 YOGYAKARTA


XI MIPA 2
2021/2022
Disusun Oleh :
Afif Fahman Naja (02)
Ananta Raafi Pratama (04)
Gusti Rama (15)
Muchammad Rully Chozinatul Asrori (22)
Muhammad Faisal Ramadhan (23)
Raka Prameswara (31)
KOMPETENSI DASAR

Kompetensi Dasar dari KI 3

3.11 Menganalisis data hasil berbagai jenis titrasi asam basa

Kompetensi Dasar dari KI 4

4.11 Menyimpulkan hasil analisis data percobaan titrasi asam basa

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.11.1 Menjelaskan data hasil percobaan titrasi asam basa

3.11.2 Menganalisis kurva titrasi asam basa

4.11.1 Merancang percobaan titrasi asam basa

4.11.2 Menganalisis hasil percobaan titrasi asam basa


PETA KONSEP
APERSEPSI

Dalam kehidupan sehari-hari, titrasi asam-basa seringkali diterapkan, salah satunya adalah
dalam bidang kuliner. Matode titrasi digunakan untuk menentukan kadar suatu zat tertentu
yang terkandung dalam produk hasil kuliner. Contohnya ada pada produk cuka makanan.
Cuka makanan mengandung senyawa asam lemah yaitu asam asetat. Produk cuka yang
dihasilkan dari satu pabrik tertentu dapat memiliki kadar asam asetat yang berbeda dengan
produk cuka yang dihasilkan pabrik lainnya.

Bagaimana cara menentukan kadar asam pada cuka? Untuk menentukan kadar asam asetat
dalam suatu produk cuka, maka dapat digunakan metode titrasi. Asam asetat dalam cuka
dapat dititrasi dengan larutan basa seperti NaOH. Melalui prosedur titrasi ini, akan dapat
diketahui seberapa besar konsentrasi asam asetat dalam cuka tersebut.

Jadi, penerapan titrasi dalam kehidupan sehari-hari antara lain adalah dalam bidang kuliner
untuk ditambahkan sebagai bumbu penyedap makanan.
Pengertian Titrasi Asam Basa
Titrasi merupakan prosedur menetapkan kadar sebuah larutan dengan cara mereaksikan
sejumlah larutan yang volumenya sudah terukur dengan larutan lain yang sudah sudah
diketahui kadarnya secara bertahap.

Sedangkan titrasi asam basa merupakan proses penentuan kadar sebuah larutan basa dengan
larutan asam yang sudah diketahui kadarnya atau sebaliknya yang didasarkan dari reaksi
netralisasi. Titrasi sendiri harus dilakukan hingga sampai ke titik ekivalen yakni kondisi asam
dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri dan titik ekivalen sendiri biasanya bisa
ditandai dengan perubahan warna pada indikatornya.

Kondisi dimana titrasi harus dihentikan tepat ketika indikator menunjukkan perubahan warna
yang dinamakan dengan titik akhir titrasi. Supaya bisa mendapatkan hasil titrasi yang tepat,
maka selisih dari titik akhir titrasi dengan titik ekivalen harus diusahakan seminimal mungkin
yang bisa dilakukan dengan memilih indikator tepat ketika titrasi yakni indikator yang
mengalami perubahan warna di sekitar titik ekivalen tersebut.

Reaksi asam basa nantinya bisa dipakai untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau
larutan basa dan ada begitu banyak contoh larutan asam basa dalam kehidupan sehari hari.
Penentuan ini dilakukan dengan cara meneteskan larutan basa yang sudah diketahui
konsentrasinya ke sejumlah larutan asam yang belum diketahui konsentrasinya atau
sebaliknya.

Untuk zat yang akan ditentukan kadarnya dinamakan dengan titrant dan umumnya akan
diletakkan di dalam Erlenmeyer, sementara untuk zat yang sudah diketahui konsentrasinya
dinamakan dengan titer dan umumnya akan diletakkan di dalam buret. Baik titer dan juga
titrant umumnya berbentuk seperti larutan.

Metode titrimetri yang didasarkan dari reaksi asam basa merupakan titrasi asam basa
(Asidimetri dan juga alkalimetri). Titrasi tersebut termasuk dalam reaksi netralisasi yakni
reaksi di antara ion hydrogen dari asam dengan ion yang berasal dari basa untuk
menghasilkan air yang memiliki sifat netral. Berdasarkan konsep lainnya, reaksi netralisasi
juga bisa disebut sebagai reaksi antara donor proton yakni asam dengan penerima proton
yakni basa.
REAKSI PENETRALAN

1. Reaksi Penetralan
Seperti yang sudah Kita ketahui, asam adalah senyawa yang dalam larutannya
menghasilkan ion H+ sedangkan basa adalah senyawa yang dalam larutannya
menghasilkan ion OH-. Jika asam bereaksi dengan basa, maka ion-ion tersebut akan
saling menetralkan membentuk H2O.

H+(aq) + OH-(aq) → H2O(l)

Reaksi antara asam dengan basa biasa disebut dengan Reaksi Penetralan. Tetapi
karena reaksi tersebut juga menghasilkan garam, maka reaksi tersebut juga sering
dikenal dengan reaksi penggaraman.

Asam + Basa → Garam +


Air

Contoh :
HCl + NaOH → NaCl + H2O
H2SO4 + 2NH4OH → (NH4)2SO4 + 2H2O
Pada reaksi penetralan jumlah mol ion H+ sama dengan jumlah mol ion OH-,
sehingga akan berlaku rumus berikut.

Va x Ma x val. asam = Vb x Mb x val. basa

Keterangan :
Va : volume asam
Vb : volume basa
Ma : molaritas asam
Mb : molaritas basa
Val. asam : valensi asam
Val. basa : valensi basa
Pada reaksi antara asam dan basa yang konsentrasinya sama tidak selamanya
menghasilkan larutan netral, karena tergantung dari kekuatan dari asam dan basa
tersebut.

Salah satu cara menetralkan asam dengan basa atau sebaliknya adalah dengan
melakukan titrasi.

Titrasi adalah penambahan larutan baku atau larutan yang telah


diketahui konsentrasinya dengan bantuan indikator.

Langkah-langkah Titrasi
1. Larutan yang akan digunakan untuk menitrasi (diteteskan) dimasukkan ke
dalam buret (pipa panjang berskala). Larutan dalam buret disebut penitrasi.
2. Larutan yang akan dititrasi dimasukkan ke dalam erlenmeyer dengan
mengukur volumenya terlebih dahulu.
3. Memberikan beberapa tetes indikator pada larutan yang dititrasi (dalam
erlenmeyer) menggunakan pipet tetes. Indikator yang dipakai adalah yang
perubahan warnanya sekitar titik ekivalen.
4. Proses titrasi, yaitu larutan yang berada dalam buret diteteskan secara
perlahan-lahan melalui kran ke dalam erlenmeyer. Erlenmeyer
digoyanggoyang sehingga larutan penitrasi dapat larut dengan larutan yang
berada dalam erlenmeyer. Penambahan larutan penitrasi ke dalam erlenmeyer
dihentikan ketika sudah terjadi perubahan warna dalam erlenmeyer.
Perubahan warna ini menandakan telah tercapainya titik akhir titrasi (titik
ekivalen).
5. Mencatat volume yang dibutuhkan larutan penitrasi dengan melihat volume
yang berkurang pada buret setelah dilakukan proses titrasi.

Perangkat Titrasi
Alat-alat kimia utama yang biasanya digunakan sebagai perangkat titrasi yaitu :
1. Buret
Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya.Buret berfungsi
untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu.

2. Statif dan Klem


Statif terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret.
Klem buret terbuat dari besi atau baja untuk memegang buret yang digunakan
untuk titrasi.

3. Erlenmeyer
Erlenmeyer adalah peralatan gelas (Glass ware equipment) yang seringkali di
gunakan untuk analisa dalam laboratorium..Erlenmeyer berfungsi sebagai
tempat untuk melakukan titrasi bahan.
Untuk titrasi asam basa, indikator yang digunakan adalah yang berubah warna
pada pH netral atau mendekati netral. Indikator yang sering digunakan adalah
fenolftalein/phenolphtalein (pp). Indikator lainnya adalah metil merah dan
bromtimol biru.

Hal-hal penting pada titrasi


a. Titik ekivalen
Titik ekivalen adalah saat jumlah mol H+ sama
dengan jumlah mol OH–. Biasanya ditunjukkan
dengan harga pH. b. Titik akhir titrasi
Titik akhir titrasi adalah saat di mana indikator
berubah warna.

Reaksi penetralan asam basa dapat digunakan


untuk menentukan kadar/konsentrasi berbagai jenis
larutan. Kadar larutan asam ditentukan dengan
menggunakan larutan basa yang telah diketahui
kadarnya, atau sebaliknya.
Misalnya dalam kehidupan sehari-hari Kita membeli asam cuka di pasar atau di toko
maka kita tidak pernah menemukan ukuran kandungan asam dalam bentuk kemolaran
seperti yang kita pelajari. Namun dalam botol masih tercantum kadar cuka berupa
persen volume.

Seperti
gambar asam
cuka di
samping yang
mempunyai
kadar asam

2. Data Hasil Titrasi Asam Basa


Penentuan konsentrasi asam basa dengan metode titrasi yang dilakukan di laboratorium
akan menggunakan data hasil titrasi asam basa. Pada bagian ini Kita akan mempelajari
tentang cara penentuan konsentrasi asam basa dengan menggunakan data hasil titrasi
asam basa.
Cara menghitung konsentrasi HCl dari data titrasi adalah sebagai berikut. Pada saat titik
akhir titrasi atau saat indikator fenolftalein berubah warna yaitu pH = 7, akan dicapai titik
ekivalen. Mol H+ = mol OH–, maka rumus yang digunakan sebagai berikut.
Va x Ma x val. asam = Vb x Mb x val. basa

GRAFIK TITRASI
1. Grafik Titrasi Asam Basa
Data hasil titrasi asam basa dapat kita buat grafik atau kurvanya. Grafik titrasi
menggambarkan alur pH terhadap volume asam atau basa yang ditambahkan pada
saat titrasi. Pada grafik ini dapat dilihat titik ekivalen dari reaksi asam-basa pada
titrasi.

Grafik titrasi asam basa yang akan kita pelajari ada 3 jenis yaitu,

a. Titrasi Asam Kuat oleh Basa Kuat


Perubahan pH pada penetralan asam kuat oleh basa kuat, sebagai contoh 25 mL
larutan HCl 0,1 M yang ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi sedikit
hingga mencapai 50 mL, ditunjukkan oleh gambar 1 Setiap perubahan pH dicatat
volume NaOH yang ditambahkannya.

1) pH Sebelum Titrasi
Sebelum titrasi hanya terdapat 25 mL larutan HCl 0,1 M pH =
-log [H+]

pH = -log 10-1 = 1

2) pH pada Titik Ekivalen


Pada titik ekivalen, terbentuk garam yang tidak bisa di hidrolisa oleh air,
sehingga bersifat netral dan pH = 7.

Reaksi yang terjadi

HCl + NaOH→ NaCl + H2O


NaCl→ Na+ + Cl-
Na+ + H2O → tidak terjadi reaksi
Cl- + H2O → tidak terjadi reaksi
3) pH setelah titik ekivalen
Pada penambahan NaOH selanjutnya akan membuat pH semakin meningkat
dari konsentrasi 10-7 M menjadi 10-3 M hanya dengan penambahan 5 mL NaOH.
Perhitungan pH menggunakan rumus: pOH = - log [OH-sisa]

Contoh :

Pada saat volume NaOH 0,1 M mencapai 30 mL, maka :

HCl + NaOH → NaCl + H2O


25 mL x 0,1 M 30 mL x 0,1 M - - Mula-mula : 2,5 mmol
3,0 mmol - -

Reaksi : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol


Selesai :- 0,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol

[NaOH] = 0,5 mmol/ volume total = 0,5 mmol / 50 mL = 10-2 M

Karena : NaOH → Na+ + OH-


Maka [OH- sisa] = [NaOH] = 10-2 M pOH
= - log [OH- sisa]

= - log 10-2 M

=2

pH = 14 – pOH

= 14 – 2

= 12

Data yang diperoleh tertera pada tabel berikut.

Tabel 1. Harga pH pada titrasi asam kuat (HCl) dengan basa kuat (NaOH)

Volume NaOH 0,1 M pH HCl 0,1


yang ditambahkan M
(mL)
0,0 1,00
5,0 1,18
10,0 1,37
15,0 1,60
20,0 1,95
22,0 2,20
24,0 2,69
24,5 3,00
24,9 3,70
25,0 7,00
25,1 10,30
25,5 11,00
26,0 11,29
28,0 11,75
30,0 12,00
35,0 12,22
40,0 12,36
45,0 12,46
50,0 12,52

Grafik yang didapat adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Grafik Titrasi Asam Kuat oleh Basa Kuat

Jika kita perhatikan pada grafik titrasi HCl dengan NaOH, mula-mula pH naik
sangat lambat kemudian terjadi lonjakan pH dan selanjutnya kenaikan pH lambat
lagi. Titik tengah bagian vertikal grafik adalah titik ekivalen titrasi. Pada
titrasi asam kuat dan basa kuat titik ekivalen terjadi pada pH 7. Larutan dengan pH
7 bersifat netral yaitu jumlah ion H+ sama dengan ion OH–.

Berdasarkan grafik di atas dapat kita simpulkan sebagai berikut :

• Pertama kita lihat pH larutan naik sedikit demi sedikit.


• Perubahan pH drastis akan terjadi pada titik ekivalen.
• pH titik ekivalennya = 7 (netral).
• Indikator yang dapat digunakan yaitu: metil merah, bromtimol biru, atau
fenolftalein.
• Namun, yang lebih sering digunakan yaitu fenolftalein karena pada perubahan
warna fenolftalein yang lebih mudah diamati.

b. Titrasi Asam Lemah oleh Basa Kuat


Perubahan pH pada penetralan asam lemah oleh basa kuat, contohnya 25 mL
larutan CH3COOH 0,1 M yang ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi
sedikit hingga mencapai 50 mL, ditunjukkan oleh gambar 2. Setiap perubahan pH
dicatat volume NaOH yang ditambahkannya.

1) pH Sebelum Titrasi
Sebelum titrasi hanya terdapat 25 mL asam lemah CH3COOH 0,1 M (Ka =
105 ). pH dihitung sebagai berikut.
2) Pada titik ekivalen titrasi akan terbentuk larutan yang dapat dihidrolisa
Reaksinya sebagai berikut.

CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O


CH3COONa → CH3COO- + Na+
Reaksi hidrolisa
Na+ + H2O → tidak terjadi reaksi
CH3COO- + H2O → CH3COOH + OH-

Pada reaksi tersebut terbentuk ion OH-, maka larutan pada titik ekivalen akan
bersifat basa dengan pH > 7.

Perhitungan pH menggunakan rumus berikut.

Kita dapat menentukan pH pada titik ekivalen dengan cara berikut.

CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O


25 mL x 0,1 M 25 mL x 0,1 M - -
Mula-mula : 2,5 mmol 2,5 mmol - -
Reaksi : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5
mmol
Selesai : - - 2,5 mmol 2,5
mmol

pOH = -

pH = 14 –
= 9 + log
= 8,72

3) Titik Setelah Titrasi


Penambahan NaOH yang berlebih, akan menyebabkan larutan kelebihan mol

NaOH, sehingga larutan akan bersifat basa dengan pH > 7.

Perhitungan pH menggunakan rumus :


pOH = - log [OH-sisa]

Contoh pada saat volume NaOH 0,1 M 30 mL maka kita dapat menghitung pH
larutan yang terjadi sebagai berikut.

CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O


25 mL x 0,1 M 30 mL x 0,1 M - - Mula-
mula : 2,5 mmol 3,0 mmol - - Reaksi :
2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
Selesai : - 0,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol

[NaOH] = 0,5 mmol/ volume total = 0,5 mmol / 50 mL = 10-2 M

Karena : NaOH → Na+ + OH-


Maka : [OH- sisa] = [NaOH] = 10-2 M

pOH = - log [OH- sisa] = - log 10-2 M


=2
pH = 14 – pOH
= 14 – 2
= 12

Data yang diperoleh tertera pada tabel berikut.

Tabel 2. Harga pH pada titrasi asam lemah dengan basa kuat

Volume NaOH 0,1 M pH


yang ditambahkan CH3COOH
(mL) 0,1 M
0,0 3,00
5,0 4,14
10,0 4,57
15,0 4,92
20,0 5,35
22,0 5,61
24,0 6,13
24,5 6,44
24,9 7,14
25,0 8,72
25,1 10,30
25,5 11,00
26,0 11,29
28,0 11,75
30,0 12,00
35,0 12,22
40,0 12,36
Volume NaOH 0,1 M pH
yang ditambahkan CH3COOH
(mL) 0,1 M
45,0 12,46
50,0 12,52

Grafik yang didapat adalah sebagai berikut.

Gambar 2. Grafik Titrasi Asam Lemah oleh Basa Kuat

Titrasi asam lemah dengan basa kuat prinsipnya sama tetapi ada sedikit perbedaan.
Pada titrasi CH3COOH dengan NaOH, pH dimulai dari pH 3 dan titik ekivalen
terjadi pada pH yang lebih tinggi pula. Hal ini disebabkan CH3COOH adalah asam
lemah dan menghasilkan ion H+ dalam jumlah yang sedikit. Titik ekivalen terjadi
pada pH 8,72. Pada campuran terdapat pula natrium asetat yang bersifat basa
lemah dan meningkatkan pH.

Berdasarkan grafik di atas dapat kita simpulkan sebagai berikut :

• Dapat dilihat titik ekivalen berada di atas pH 7, yaitu antara 8 – 9.


• Lonjakan perubahan pH pada sekitar titik ekivalen akan lebih kecil, tetapi
hanya sekitar 3 satuan, yaitu dari pH ±7 hingga pH ±10.
• Indikator yang dapat digunakan: fenolftalein.
• Metil merah tidak dapat digunakan karena perubahan warnanya terjadi jauh
sebelum tercapai titik ekivalennya.
c. Titrasi Basa Lemah oleh Asam Kuat
Perubahan pH pada penetralan basa lemah oleh asam kuat, misalnya 25 mL
larutan NH3 0,1 M yang dititrasi dengan larutan HCl 0,1 M sedikit demi sedikit
hingga mencapai 50 mL, ditunjukkan oleh gambar 3. Setiap perubahan pH dicatat
volume HCl yang ditambahkannya.

1) pH Sebelum Titrasi
Sebelum titrasi hanya terdapat 25 mL NH3 0,1 M (Kb = 10-5). pH dihitung
sebagai berikut.

2) pH pada Titik Ekivalen


Pada titik ekivalen titrasi ini terbentuk larutan yang dapat dihidrolisa.

Reaksinya sebagai berikut.

NH3 + HCl → NH4Cl


NH4Cl → NH4+ + Cl- Reaksi
hidrolisa
Cl- + H2O → tidak terjadi reaksi
NH4+ + H2O → NH4OH + H+

Pada reaksi di atas, terbentuk H+, maka larutan pada titik ekivalen akan bersifat
asam dengan pH < 7. Perhitungan pH menggunakan rumus berikut.

Kita dapat menentukan pH pada titik ekivalen dengan cara berikut.

NH3 + HCl → NH4Cl


25 mL x 0,1 M 25 mL x 0,1 M -
Mula-mula : 2,5 mmol 2,5 mmol -
Reaksi : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
Selesai : - - 2,5 mmol

pH =-
= 5,28

3) Titik Setelah Titrasi


Penambahan HCl yang berlebih, akan menyebabkan larutan kelebihan mol
HCl, sehingga larutan akan bersifat asam dengan pH < 7.

Perhitungan pH menggunakan rumus :

pH = - log [H+sisa]

Contoh :

Pada saat volume HCl 0,1 M mencapai 30 mL maka kita dapat menghitung pH
larutan yang terjadi sebagai berikut.

NH3 + HCl → NH4Cl


25 mL x 0,1 M 30 mL x 0,1
M
Mula-mula : 2,5 mmol 3,0 mmol -
Reaksi : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
Selesai : - 0,5 mmol 2,5 mmol
[HCl] = 0,5 mmol/ volume total = 0,5 mmol / 50 mL = 10 M
-2

Karena : HCl → H+ + Cl-


Maka : [H+ sisa] = [HCl] = 10-2
M
pH = - log [H+ sisa]
= - log 10-2 M
=2

Data yang diperoleh tertera pada tabel 3 berikut.

Tabel 3. Harga pH pada titrasi basa lemah dengan asam kuat


Volume HCl 0,1 M pH NH3 0,1
yang ditambahkan M
(mL)
0 11,00
1 10,64
2 10,32
3 10,13
4 9,98
5 9,86
10 9,44
15 9,08
20 8,66
21 8,54
22 8,39
23 8,20
24 7,88
25 5,28
26 2,70
27 2,40
28 2,22
29 2,10
30 2,00
35 1,70
40 1,52
45 1,40
50 1,30
Gafik yang didapat adalah sebagai berikut.

Gambar 3. Grafik Titrasi Basa Lemah oleh Asam Kuat


Berdasarkan grafik di atas dapat kita simpulkan sebagai berikut :

• Dapat kita lihat titik ekivalen berada di bawah pH 7, yaitu antara 5 – 6.


• Pada lonjakan perubahan pH pada sekitar titik ekivalen hanya sedikit, sekitar
3 satuan, yaitu dari pH ±7 hingga pH ±4 •
Indikator yang dapat digunakan: metil merah.

• Fenolftalein tidak dapat digunakan karena perubahan warnanya akan terjadi


jauh sebelum tercapai titik ekivalen.
LATIHAN SOAL

A. Pilihan Ganda

1. Pada reaksi berikut

Senyawa yang bersifat asam menurut Bronsted–Lowry adalah…

2. Magnesium hidroksida terdapat pada obat maag dengan   Bila


4 tablet obat maag (tiap tablet mengandung   dilarutkan dalam 200 mL air,
pH larutan diperkirakan akan menjadi … 

A. 10
B. 5 + log2
C. 4
D. 11 + log2
E. 9 - log 2

3. Untuk memperoleh larutan dengan   volume larutan HCl 0,1 M yang harus
ditambahkan ke dalam 100 mL larutan metilamina  adalah..

A. 20 mL 
B. 40 mL 
C. 50 mL 
D. 100 mL 
E. 200 mL 

4. Sebanyak 200 mL larutan NaOH dicampurkan dengan 600 mL


larutan   Kedua larutan itu memiliki konsentrasi yang sama. pH larutan
yang terbentuk adalah… (log2 = 0,3)

A. 4,4
B. 4,7
C. 9,6
D. 9
E. 9,3
5. Asam asetat (CH3COOH) adalah asam lemah dengan Ka = 10-5. Perbandingan
[CH3COOH] dan [CH3COO-] dalam larutan CH3COOK pada pH= 8 adalah …

A. 0,01
B. 0,1
C. 10
D. 0,001
E. 1

6. Ke dalam 200 mL larutan HCl 0,10 M ditambahkan   


Larutan yang dihasilkan memiliki pH …

A. 4
B. 10
C. 5
D. 9
E. 8

7. Asam oksalat adalah asam berbasa dua. Sebanyak 10 mL larutan asam oksalat diencerkan
dengan air sampai volumenya 100 mL. Larutan ini digunakan untuk menitrasi 20 mL larutan
NaOH 0,2 M dengan indikator bromtimol biru. Bila titik akhir titrasi diperoleh saat volume
asam oksalat mencapai 50 mL, maka konsentrasi larutan asam oksalat awal adalah …

A. 0,08 M
B. 0,40 M
C. 0,80 M
D. 1,60 M
E. 3,20 M

8. Pada temperatur tertentu   berturut – turut


adalah   Pada temperatur tersebut..

A. Kelarutan kedua zat tidak bisa dibandingkan, karena berbeda jumlah ionnya
B. Kelarutan kedua zat tidak bisa dibandingkan, karena berbeda anion
C. Kelarutan   sama dengan kelarutan 
D. Kelarutan   lebih besar daripada kelarutan 
E. Kelarutan  lebih besar daripada kelarutan 

9. Jika diketahui Ksp  maka kelarutan   dalam 1 L larutan


asam sulfat yang pHnya 1-log2 adalah …
10. Kelarutan  dalam air sama dengan kelarutan   dalam air panas

SEBAB

Kelarutan suatu garam hanya berubah jika ada pemanasan

A. Pernyataan benar, sebab benar dan saling berhubungan


B. Pernyataan benar, sebab benar, tetapi tidak berhubungan
C. Pernyataan benar, sebab salah
D. Pernyataan salah, sebab benar
E. Pernyataan salah, sebab salah

11. Menurut teori asam-basa Bronsted-Lowry, asam didefinisikan sebagai zat yang . . . .

a. Meningkatkan [H+] bila dimasukkan kedalam H2O

b. Menurunkan [H+] bila dimaasukkan kedalam H2O

c. Meningkatkan [OH–] bila dimasukkan kedalam H2O

d. Menerima 1 H+ dari pasangan reaksinya

e. Memberi 1 H+ dari pasangan reaksinya

12. Kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah, bila dimasukkan ke dalam larutan…

a. Kalium hidroksida

b. Natrium klorida

c. Barium sulfat

d. Asam klorida

e. Natrium nitrat

13. Untuk mengukur derajat keasaman asam atau basa yang akurat, paling tepat
menggunakan. . . .

a. Fenolftalein

b. Metil jingga
c. pH meter

d. Bromtimol biru

e. Universal

14. Reaksi yang tidak menghasilkan gas adalah . . . .

a. Logam magnesium dengan asam klorida encer

b. Natrium karbonat padat dengan asam sulfat encer

c. Logam besi dengan asam sulfat encer

d. Amonium klorida dengan natrium hidroksida

e. Logam tembaga dengan asam klorida encer

15. Larutan yang mempunyai pH lebih besar dari 7 adalah . . . .

a. Gula

b. Alkohol

c. Amoniak

d. Asam nitrat

e. Asam klorida

16. Derajat keasaman dari larutan 100 ml H2SO4 0,02 M adalah . . . .

a. 2 – log 4

b. 2 + log 4

c. 2 + log 2

d. 12 + log 4

e. 12

a. 5 X 10-10

b. 5 X 10-18

c. 0,2 X 10-10

d. 0,2 X 10-8

e. 2 X 10-10

18. Larutan asam lemah NH4OH 0,1 M,dan Kb = 10-5 ,   nilai pH larutan tersebut adalah… . .

a. 11
b. 3

c. 9

d. 14

e. 6

19. dari senyawa-senyawa dibawah berikut yang berperan sebagai asam Bronsted dan basa
Bronsted adalah…..

a. Cl–

b. H2O

c. CO2

d. CO32-

e. NO3–

20. Diantara zat-zat berikut yang memiliki keasaman paling kuat adalah….

a. HCN (Ka  = 6,0 x 10-10)

b. CH3COOH (Ka  = 1,8 x 10-5)

c. HCl (Ka  = 1 x 106 )

d. NH3 (Ka  = 10-33)

e. H2O (Ka  = 1,8 x 10-16)


B. Uraian
1. Diantara spesi berikut manakah yang tidak berlaku sebagai asam Bronsted-Lowry…..

2. Larutan CH3COOH 0,01 M ,Harga Ka = 1,8 x 10-5, nilai kosentrasi ion H+ larutan tersebut
adalah……

3. Berapa harga Ka asam asetat jika 0,1 mol CH3COOH dalam 1 liter laerutan mengandung
0,001 M ion H+?

4. Hitunglah pH larutan jika 17,1 gram Ba(OH)2 dilarutkan dalam air sehingga volume
larutan menjadi 500 mL. (Ar Ba = 137; O = 16; H = 1)

5. Perhatikan data pengujian pH beberapa sampel air limbah berikut!

Jenis air limbah P Q R S T

pH 8 5,5 7,6 9,4 4,7

Air limbah yang tercemar asam adalah . . . .


PEMBAHASAN LATIHAN SOAL

A. Pembahasan Pilihan Ganda

1. Jawaban: B

Pembahasan: Asam menurut teori asam basa Bronsted–Lowry adalah spesi yang
mendonorkan  proton (H+). Asam dan basa konjugasi hanya berbeda pada jumlah satu atom H
nya saja. Asam Bronsted-Lowry memiliki satu atom H lebih banyak dibandingkan basa
konjugasinya. Jadi, spesi yang termasuk asam adalah HF dengan basa konjugasinya adalah
F–. NH3 dalam hal ini juga merupakan asam, tetapi dia juga sekaligus basa karena dalam
reaksinya, NH3 berubah menjadi NH4+ dan NH2-.

2. Jawaban: A

Pembahasan: merupakan basa lemah bervalensi 2. Karena  dari  sangat


kecil dan jauh dari   ion hidroksida dari hasil disosiasi kedua  bisa diabaikan saja,
sehingga rumus yang digunakan adalah:

3. Jawaban: D

Pembahasan: Dalam hal ini, basa lemah ditambahkan dengan asam kuat hingga pH tertentu.
Ada kemungkinan tiga skema dari pencampuran ini:

1. Buffer basa (bila jumlah basa lemah > jumlah asam kuat)
2. Hidrolisis garam asam (bila jumlah basa lemah = jumlah asam kuat)
3. Sisa asam kuat (bila jumlah basa lemah < jumlah asam kuat)

Kasus   maupun  akan kita temui pada kondisi buffer. Oleh karenanya,
kondisi yang diminta soal adalah kondisi buffer, sehingga rumus yang digunakan adalah:
Agar terbentuk   maka   atau dengan kata lain 

4. Jawaban: A
Pembahasan: Konsentrasi   sama sehingga untuk memudahkan,
diasumsikan 1 M.
Kondisi: Asam lemah + basa kuat, jumlah asam lemah > jumlah basa kuat

Karena sisa asam lemah, campuran mengikuti skema buffer asam, sehingga rumus yang
digunakan adalah:

5. Jawaban: D

Pembahasan: Larutan CH3COOK merupakan larutan garam basa yang terdiri dari asam
lemah CH3COOH dan basa kuat KOH. Oleh karenanya, dia mengalami hidrolisis sebagian.
Ion yang terhidrolisis adalah CH3COO-, seperti pada reaksi:
6. Jawaban: C

Pembahasan:

Kondisi: Basa lemah + asam kuat, jumlah basa lemah = jumlah asam kuat, sehingga masuk
hidrolisis garam asam.

7. Jawaban: B

Pembahasan: Untuk mencari konsentrasi pada saat titrasi bisa digunakan rumus:

(Jangan lupa a asam oksalat   adalah 2)


Konsentrasi yang diminta soal adalah konsentrasi awal (sebelum pengenceran), sedangkan
yang dicari baru konsentrasi yang digunakan saat titrasi (setelah pengenceran). Oleh
karenanya, untuk mencari konsentrasi awal digunakan rumus pengenceran:

8. Jawaban: D

Pembahasan: Menentukan kelarutan 

Menentukan kelarutan 

9. Jawaban: D

Pembahasan:
10. Jawaban: E

Pembahasan: Pernyataan pertama salah.

Kelarutan   lebih besar pada air panas dari pada air biasa. Ini disebabkan karena   
bergantung pada faktor suhu. Umumnya Ketika suhu dinaikkan,   akan meningkat,
sehingga lebih banyak   yang larut.

Pernyataan kedua salah.


Kelarutan garam dapat berubah karena faktor ion senama, suhu, pH dan pengadukan.

11. Jawaban: E

Pembahasan: Teori asam Brosnted-Lowry:

 Asam: zat yang memberikan 1 H+ pada pasangan reaksinya.


 Basa: zat yang menerima 1 H+ dari pasangan reaksinya.
12. Jawaban: D

Pembahasan:
Kertas lakmus adalah kertas yang diberi suatu senyawa kimia sehingga akan menunjukkan
warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asam maupun basa.

Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Kertas lakmus biru akan
berubah menjadi merah bila dimasukkan kedalam larutan asam klorida, karena asam klorida
merupakan asam kuat.

13. Jawaban: C

Pembahasan:
pH meter adalah alat pengukur pH dengan ketelitian yang sangat tinggi. pH meter dapat
menyatakan pH larutan sampai dua angka desimal pada suhu tertentu.

14. Jawaban: E

Pembahasan:

Cu tidak bereaksi dengan HCl karena Cu terletak disebelah kanan H dalam deret volta.
Logam-logam yang terletak disebelah kanan H dalam deret volta bersifat mulia atau setengah
mulia.

Logam setengah mulia seperti Cu hanya larut dalam asam oksidator( asam sulfat pekat, asam
nitrat pekat dan asam nitrat encer ) sedangkan logam mulia seperti emas dan platina hanya
larut dalam campuran HCl pekat dan asam nitrat pekat.

15. Jawaban: C

Pembahasan:
pH gula adalah netral(pH=7), sedangkan asam memiliki pH<7, pH alkohol adalah hampir
netral 7,33. Amoniak merupakan basa, yang memiliki pH=12. Sehingga larutan yang
mempunya pH lebih besar dari 7 adalah amoniak

16. Jawaban: A

Pembahasan:

H2SO4 merupakan asam kuat, bervalensi 2

[H+] = Ma x Val

= 0,02 x 2 = 4 x 10-2
pH   = -log 4 X 10-2

= 2-log 4
17. Berapakah konsentrasi ion [OH–] dalam larutan jika konsentrasi H+ = 2 X 10-4 M
(Diketahui Kw = 10-14)…….

17. Jawaban: A

Pembahasan:
Dalam larutan dengan pelarut air, berlaku :

18. Jawaban : A

Pembahasan:

19. Jawaban: B
Pembahasan:
H2O dapat berperan sebagai asam Bronsted karena mengandung atom hydrogen dengan
bilangan oksidasi +1.

Dan dapat juga berperan sebagai basa Bronsted karena mengandung paling sedikit satu
pasang elektron bebas. Hal ini dapat ditinjau dari struktur Lewis H2O.

20. Jawaban: C

Pembahasan:

Berdasarkan nilai Ka urutan keasaman adalah sebagai berikut: NH3< H2O< HCN<


CH3COOH<HCl

Jadi, HCl adalah zat yang memiliki keasaman paling kuat


B. Pembahasan Uraian
1. Berdasarkan teori Bronsted-Lowry, asam didefinisikan sebagai pendonor 1 ion H+ pada
basa, dan basa didefinisikan sebagai penerima 1 ion H+ dari asam.

Spesi yang tidak memiliki atom H tidak dapat berperan sebagai pendonor H+, oleh karena itu
spesi yang tidak berlaku sebagai asam Bronsted-Lowry ialah CO32-

2.

3.

 
4.

5. Nilai pH untuk asam <7 sehingga berdasarkan data diatas dapat diketahui air limbah yang
tercemar asam adalah Q dan T
DAFTAR PUSTAKA

 Kemendikbud. 2020. Modul Pembelajaran SMA KIMIA. Jakarta: Kemendikbud


 Kurniawati, Ratnasari. 2022. TITRASI ASAM BASA. Yogyakarta.
 Marsasi dan Berlian. 2022. Latihan Soal Saintek UTBK 2022: Kimia. Diunduh 15
Juni 2022 melalui https://www.brainacademy.id/blog/latihan-soal-saintek-utbk-kimia
 Ilham, Anas. 2021. 45+ Soal Asam Basa Pilihan Ganda dan Jawaban [+Pembahasan].
Diunduh 15 Juni 2022 melalui https://soalkimia.com/soal-asam-basa/

Anda mungkin juga menyukai