Anda di halaman 1dari 31

Seno Aulia Ardiansyah, M.Si.

, Apt
Bandung, Februari 2018
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
Interaksi obat dapat mengubah aksi suatu obat
sehingga mempengaruhi efek/khasiatnya. Harus
diperhatikan jika efek tersebut mempunyai
arti/signifikan secara klinis.
 Ada masalah-masalah pada obat sehingga terjadi
interaksi obat, dan akibatnya berarti/signifikan
secara klinis.
 Ada karakteristik pasien yang potensial mengalami
interaksi obat, dan akibatnya berarti/signifikan
secara klinis.
 Ada masalah-masalah pada pasien sehingga terjadi
interaksi obat, dan akibatnya berarti/signifikan
secara klinis.
1. Masalah Pada Obat
2. Karakteristik Pasien
3. Masalah Pada Pasien
MASALAH INTERAKSI OBAT
TINJAUAN DARI OBAT
 Narrow Therapeutic Range
 Low Bioavailability
 Drug Formulation (Presence Of Interacting Excipients)
 Drug Potency
 Steep Dose–response Curve
 Duration Of Therapy (Acute Vs Chronic Administration)
 Drug Dosage (A Higher Dose Yields A More Significant Interaction)
 Drug Concentration In Blood And Tissue
 Timing and sequence of administration of interacting drugs
(staggered vs simultaneous administration)
 Route of administration
 Extent of drug metabolism (fraction of systemic clearance from
metabolism)
 Rate of drug metabolism (hepatic extraction ratio and hepatic
clearance)
 Degree of protein binding of interacting drugs
 Indeks terapi adalah jarak antara minimal konsentrasi plasama yang
memberikan efek (MEC) dengan minimal konsentrasi plasma yang
menyebabkan efek toksik (MTC).
 Suatu obat ada yang mempunyai indeks terapi luas, dan ada pula
yang mempunyai indeks terapi sempit.
 Obat yang baik adalah obat yang mempunyai indeks terapi luas
 Obat yang mempunyai indeks terapi sempit harus diperhatikan jika
terjadi interaksi dengan obat lain, karena dapat dengan mudah
mempengaruhi efek klinis (obat berkurang khasiatnya atau
meningkatkan toksisistas).
Table 2
Drugs With Narrow Therapeutic Index
Aminoglycoside antibiotics
(gentamicin, tobramycin)
Anticoagulants (warfarin, heparins)
Aspirin
Carbamazepine
Conjugated estrogens
Cyclosporine
Digoxin
Esterified estrogens
Hypoglycemic agents
Levothyroxine sodium
Lithium
Phenytoin
Procainamide
Quinidine sulfate/gluconate
Theophylline
Tricyclic antidepressants
Valproic acid
Digoxin VS Spironolactone

Digoxin level 20%


Monitoring digoxin effect and consider adjust the dose necessary.
Toxicity digoxin, clinical sign; loss appatite
nauseae
vomiting
bradicardy

Tulislah 5 contoh lain!


 Bioavaibilitas/ketersediaan hayati adalah fraksi obat yang
diabsorpsi melalui jalur pemberian tertentu yang masuk ke
sirkulasi sistemik.
 Bioavaibilitas diperoleh dari perbandingan kadar plasma (AUC)
suatu obat pemberian peroral dengan kadar plasma (AUC) obat
pemberian IV.
 Bioavaibilitas (F), dinyatkan dalam bentuk persentase (%).
 Obat dengan bioavaibilitas rendah harus diperhatikan jika terjadi
interaksi dengan obat lain, karena akan mempengaruhi fraksi obat
yang diabsorpsi semakin rendah.

 Sebutkan Contoh Obat Yang Mempunyai Bioavaibiltas Rendah!


 Syarat zat tambahan dari pembuatan suatu bentuk sediaan obat
adalah harus inert (tidak mempengaruhi stabilitas zat aktif).
 Salah satu syarat izin edar sediaan jadi suatu obat yaitu uji BA.

 Co. Kasus; Australia tahun 1971


Pasien yang mendapatkan terapi fenitoin terlihat mengalami gejala
keracunan.
Observed; Excipient lactose bioavailabilitas fenitoin

Efek toksik
 Potensi obat merujuk pada jumlah obat (biasanya dinyatakan dalam
mg) yang diperlukan untuk menghasilkan suatu efek farmakologis
tertentu,
 Misalnya, jika 5 mg obat A dapat meredakan nyeri sama efektifnya
dengan 10 mg obat B, maka dikatakan: obat A memiliki potensi 2 x
lebih besar daripada obat B.
 Hubungan Dosis-Respon, menggambarkan suatu distribusi frekuensi
individu yang memberikan respons pada rentang dosis tertentu.
 Potensi, Rentang dosis obat yang menimbulkan obat besarnya ditentukan
oleh
1. Kadar obat yang mencapai reseptor (tergantung pada farktor
farmakokinetik)
2. Afinitas obat terhadap reseptor
 Kecuraman, Menunjukkan batas keamanan obat, lereng yang curam
artinya dosis untuk menimbulkan efek toksik hanya lebih sedikit
dibandingkan dosis terapi
 Efekmaksimal, Efek maksimal yang diberikan obat pada dosis yang tinggi
(aktivitas intrinsik obat). Dalam klinik dibatasi oleh munculnya efek
samping
 Obat dengan kurva dosis-respon yang curam perlu diperhatikan
sebab perubahan sedikit saja konsentrasi plasma akan menyebabkan
perubahan efek secara substansial.

 Cari contoh obat yang mempunyai kurva dosis-respon curam!


 Obat yang diberikan dalam dosis besar untuk terapi pada penyakit
tertentu harus diperhatikan jika diberikan bersamaan dengan obat
lainnya.
 Interaksi obat yang terjadi akan lebih signifikan. Pengaruh terhadap
obat lain yang diberikan bersamaan lebih besar karena kadar obat di
dalam plasma besar.

 Cari contoh penyakit yang memerlukan terapi dengan dosis besar!


 Waktu dan pengaturan pemberian obat yang satu dan lainnya dapat
mempengaruhi interaksi obat.
 Mekanisme interaksi obat penting diketahui untuk menentukan urutan
dan waktu minum obat yang satu dengan yang lainnya agar interaksi
obat dapat diatasi.
 Rute pemberian obat dapat mempengaruhi interaksi obat berkaitan
dengan jumlah/kadar obat di dalam plasma.
 Obat yang sama dengan pemberian per oral dan IV, jumlah/kadar
obat dalam plasmanya akan berbeda.
 Pengaruh interaksi obat dari kedua rute pemberian obat tersebut
berbeda, ekuivalen dengan jumlah obat yang terdapat didalam
plasma.
 Obat dapat berikatan dengan protein plasam, kekuatan ikatan dengan
protein plasma berbeda satu obat dengan obat lainnya.
 Obat dengan sifat asam akan berikatan dengan protein plasama,
albumin.
 Obat dengan sifat basa akan berikatan dengan....
 Jika obat diberikan bersamaan dan berikatan pada protein plasma
yang sama akan terjadi pergeseran ikatan dari ikatan yang lebih
lemah oleh yang kekuatan ikatannya lebih kuat.
KARAKTERISTIK PASIEN YANG CENDERUNG
MENGALAMI INTERAKSI OBAT
 Body Weight, Composition, And Size
 Age
 Gender
 Quantity And Activity Of Specific Drug-metabolizing Enzymes (Genetic
Polymorphism)
 Malfunction And Disease Of Organs Of Drug Elimination (E.G., Liver,
Kidney)
 Polypharmacy (Particularly With Enzyme Inhibitors Or Inducers)
 Diet
 Perbandingan dosis obat – bobot badan menentukan konsentrasi
obat yang mencapai sasaran.
 Extraordinary bobot dan luas permukaan tubuh pasien, penting untuk
diperhatikan dalam interaksi obat.
 Lansia: penurunan fungsi organ hati dan ginjal.
 Bayi baru lahir: fungsi organ belum sempurna.
• Perubahan fisiologi pada kehamilan dapat mengubah efek:
pengosongan lambung menurun, metabolisme meningkat, ekskresi
meningkat, filtrasi glomerulus meningkat
 Genetically determined variations that are revealed solely by the
effects of drugs
 Affect only a subset of people

 CYP2D6 and CYP2C19 metabolize 25% of drugs including many


antidepressants, antipsychotics, and narcotics
 Slow metabolizers at risk for toxicity and adverse drug effects
 Fast metabolizers have unpredictable response.
 Pasien dengan gangguan fungsi organ, pasien dengan penyakit organ
yang berfungsi pada proses eliminasi perlu untuk diperhatikan jika
terjadi interaksi obat satu dengan lainnya.
 Jika gangguan yang terjadi menjadikan obat sulit/berkurang untuk
diekskresi, maka interaksi yang menyebabkan tertahannya obat di
dalam tubuh akan lebih mempercepat terjadinya efek/respon yang
tidak diinginkan akibat interaksi oabt. Begitupun sebaliknya

 Cari contoh penyakit dan contoh terapi penyakit yang potensinya


besar jika dihubungkan dengan interaksi obat?
 Pasien polifarmasi harus diperhatikan karena
kemungkinan terjadinya interaksi obat lebih besar.
 Terutama pasien polifarmasi yang mendapatkan obat
yang dapat mempengaruhi (inhibitor atau induksi)
aktivitas enzim-enzim hati.
• Pasien lanjut usia
• Pasien yang mengkonsumsi lebih dari satu macam obat
• Pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati
• Pasien dengan penyakit akut
• Pasien dengan penyakit yang tidak tidak stabil (kadang
kambuh)
• Pasien dengan karakteristik genetik tertentu
• Pasien yang dirawat oleh lebih dari satu dokter.
MASALAH PADA PASIEN
 Kepatuhan pasien, Durasi penggunaan
 Tobacco use
 Alcohol use (acute or chronic)
1. Tulislah 5 contoh Interaksi Obat yang salah satu obatnya memiliki Indeks
Terapi Sempit!
2. Sebutkan 5 Contoh Obat Yang Mempunyai Bioavaibiltas Rendah, disertai
keterangan persentasenya, disertai contoh Interaksi !
3. Sebutkan 5 Contoh Obat dengan potensi besar, disertai contoh Interaksi
!!
4. Cari 5 contoh obat yang mempunyai kurva dosis-respon curam, disertai
kurvanya!
5. Cari 5 contoh penyakit yang memerlukan terapi dengan dosis besar,
disertai regimen obatnya!
6. Cari contoh penyakit dan contoh terapi penyakit yang potensinya besar
jika dihubungkan dengan interaksi obat?

Anda mungkin juga menyukai