Anda di halaman 1dari 19

Interaksi

Obat
Kelompok 2
Anggota
01 04
Rahmah Hayu Dwi Davina Salsabila
1032221051 1032221069

02 05
Salsa Rasya Patin Shelli
1032221055 1032221088

03 06
Yohana Margareta Shella
1032221063 1032221089
Interaksi obat
Interaksi obat adalah modifikasi efek suatu obat akibat obat lain atau
(subtansi lain : nutrient, rokok, alkohol, dan penyakit) yang diberikan
terpisah atau diberikan bersamaan sehingga keefektifan atau
toksisitas satu obat atau lebih bisa berubah.Efeknya bisa
meningkatkan atau mengurangi aktivitas atau menghasilkan efek
baru yang tidak dimiliki sebelumnya
Faktor yang mempengaruhi interaksi obat

Efek interaksi obat sangat bervariasi antara pasien yang


satu dengan pasien yang lain, berbagai faktor dapat
mempengaruhi kerentanan pasien terhadap interaksi
obat antara lain :
• Faktor usia
• Faktor polifarmasi
• Faktor penyakit
• Faktor genetik
Faktor usia

Saat usia bertambah tubuh akan memberikan reaksi yang berbeda terhadap obat seperti :
• distribusi obat-obatan yang larut dalam lipid(lemak) mengalami perubahan yang jelas,
dimana wanita usia lanjut memiliki jaringan lemak 33% lebih banyak dibandingkan dengan
wanita yang lebih muda, sehingga terjadi akumulasi obat.
• Usia lanjut juga mempengaruhi metabolisme obat, karena akibat terjadinya penurunan
fungsi organ tubuh seperti hati dan ginjal
• Saat tubuh semakin tua aliran darah melalui hati berkurang selain itu enzim-enzim hati
yang menjalankan metabolisme obat mudah melimpah sehingga memperlambat metabolisme
akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi obat-obatan tertentu.
• Fungs ginjal juga berkurang karna pertambahan usia, penurunan ukuran dan aliran darah ke
ginjal terjadi sesuai pertambahan usia sehingga beberapa obat di eliminasi secara lambat hal
ini menyebabkan obat ini akan berinteraksi dengan obat lain.
.

Faktor polifarmasi

Polifarmasi adalah penggunaan banyak obat pada waktu yang


bersamaan pada seorang pasien.Banyak obat yang tidak ada
hubungannya dengan penyakit pasien diberikan pada pasien
tersebut yang tentu saja merupakan pemborosan dan
meningkatkan insiden penyakit lain karena obat.
Faktor penyakit

• Obat-obat yang bermanfaat untuk satu penyakit bisa berbahaya untuk penyakit lain
misalnya beta-bloker yang digunakan untuk penyakit jantung dan hipertensi dapat
memperburuk pasien asma dan mempersulit penderita diabetes untuk mengetahui
ketika gula darah mereka terlalu rendah.
• Pasien harus memberitahu kepada dokter seluruh penyakit yang mereka alami
sebelum dokter memberikan resep baru. Diabetes, hipotensi atau hipertensi, tukak,
glaukoma, pelebaran prostat dan insomnia adalah beberapa kondisi yang perlu
diperhatikan karena penderita penyakit ini berpeluanh lebih tinggi mengalami
interakdi obat-penyakit.
.

Faktor genetik

• Perbedaan faktor genetik (keturunan) di antara individu mempengaruhi


apa yang dilakukan tubuh terhadap suatu obat dan apa yang dilakukan
obat terhadap tubuh.•faktor genetik sebagian orang memproses
(metabolisme) obat secara lambat akibatnya suatu obat bisa berakumulasi
didalam tubuh sehingga menyebabkan toksisitas, sebaliknya sebagian
individu memetabolisme obat begitu cepat sehingga setelah subjek
mengunakan obat seperti biasa kadar obat didalam darah tidak pernah
mencapai angka yang cukup agar obat bekerja secara efektif.
• Faktor genetik mempengaruhi farmakokinetika dan farmakodinamika
.
Apa yang dimaksud dengan kejadian
interaksi obat?

Semakin banyak obat yang pasien ambil maka besar


kemungkinan bahwa reaksi yang merugikan akan terjadi. Satu
studi rumah sakit menemukan bahwa laju reaksi yang
merugikan adalah 7% pada mereka yang mengambil 6 sampai
10 obat tetapi 40% pada mereka yang mengambil 16 sampai 20
obat, yang mana mewaki peningkatan yang tidak seimbang.
penjelasan yang memungkinkan adalah bahwa obat telah
berinteraksi.
Bagaimana gambaran interaksi obat
• Obat yang diminum mengalami empat proses dasar didalam
tubuh, dari mulut obat menuju lambung, lalu ke usus. Disini
obat diserap (adsorpsi) ke dalam aliran darah dan disebarkan
.
(distribusi) keseluruh tubuh sehingga muncul efek, obat
kemudian di uraikan atau dimetabolisme oleh hati. Akhirnya,
bentuk obat yang sudah diuraikan ini dieksresikan (dikeluarkan
dari tubuh) dalam ginjal melalui urin.
• Pada interaksi obat ada 2 interaksi yang terjadi : .
1. Interaksi farmakokinetik

.
2. Interaksi farmakologi

.
1. Interaksi farmakokinetik 2. Interaksi farmakologi
Ketika terjadi interaksi obat, dimana suatu Jenis interaksi lainnya adalah interaksi
obat mengubah obat lain dalam satu atau farmakologi. Pada jenis ini, efek suatu obat
lebih proses farmakokinetik (ADME) dari akan menambah (sinergisme) efek obat
obat tersebut, jenis interaksi ini disebut lainnya; atau mengurangi (antagonisme )
interaksi farmakokinetik. efek obat kedua tersebut.
Seberapa serius interaksi harus
diperhatikan dan ditangani

• Akan sangat mudah untuk menyimpulkan bahwa sangat


berisiko untuk mengobati pasien dengan lebih dari satu obat
pada satu waktu, tetapi ini akan menjadi over-reaksi.
• banyak obat yang diketahui berinteraksi pada beberapa
pasien, namun gagal terjadi pada orang lain. Ini sebagian
menjelaskan mengapa beberapa interaksi obat yang cukup
penting tetap diketahui selama bertahun-tahun
Peran apoteker di dalam interaksi
obat
● Bersamaan dengan dokter, apoteker berkewajiban memastikan bahwa pasien
mengetahui risiko efek samping dan tindakan yang harus dilakukan. Dengan
pengetahuan yang rinci tentang obat, apoteker memiliki kemampuan untuk
menghubungkan gejala klinis yang dialami pasien dengan kemungkinan efek
buruk terapi obat tersebut.
● Praktek difarmasi klinis juga harus memastikan bahwa efek samping bisa
diminimalkan dengan menghindari obat-obatan yang berpotensi menimbulkan
efek samping pada pasien .Jadi apoteker berperan penting dalam mencegah,
mendeteksi, dan melaporkan efek samping termasuk akibat intekasi obat kepada
pasien.
Penatalaksanaan interaksi obat

• Mencegah kombinasi obat


• Penyesuaian dosis
• Jarak waktu pemberian
• Memonitoring untuk deteksi dini
• Perbedaan kelas obat
• Mencegah kombinasi obat • Penyesuaian dosis

Sebagian interaksi obat resikonya lebih Dua obat yang saling berinteraksi bisa
banyak dari pada manfaatnya, dan diberikan dengan aman selama dosis obat
kombinasi harus dihindari, karena kelas tersebut disesuaikan
obat yang heterogen biasanya akan terjadi
interaksi obat, maka bisa dipilih alternatif
tanpa-interaksi untuk salah satu obat.
• Jarak waktu pemberian • Memonitoring untuk detek
dini
Menjarakkan waktu pemberian obat untuk
mencegah terjadinya interaksi obat. Misalnya Jika kombinasi obat yang berinteraksi
untuk beberapa interaksi obat yang melibatkan perlu diberikan, maka interaksi bisa
pengikatan didalam saluran pencernaan, untuk diatasi melalui monitoring
menghindari interaksi maka obat dapat diberikan laboratorium atau klinis secara ketat
dalam beberapa selang waktu, denga demikian untuk melihat evidence interaksi.
obat bisa diserap kedalam sirkulasi terlebih dahulu Dengan demikian bisa dilakukan
sebelum obat yang satu lagi datang. Sehingga tidak perubahan dosis sesuai kebutuhan
terjadi interaksi. atau bahkan penghentian obat (bila
perlu).
• Perbedaan kelas obat
Perbedaan kelas obat tidak dapat diatasi dengan tepat hampir
seluruh kelas obat saling berinteraksi sacara heterogen, karena
masing-masing anggota suatu kelas obat sering tidak
dimetabolisme oleh transporter isoenzim sitokrom P450 atau
ABC (ATP-binding cassette) yang sama dengan anggota lain
dalam kelas tersebut sehingga menyebabkan terjadinya
interaksi obat.
Kesimpulan
Karena penggunaan obat sedang meningkat, penting untuk menggunakan obat
yang tepat untuk setiap pasien. Masalah tertentu, seperti kemungkinan interaksi
obat, dapat muncul seiring meningkatnya penggunaan obat. Penurunan efek obat
akibat interaksi obat dapat mengganggu hasil terapi. Akibatnya, interaksi obat
harus diuji dalam perawatan pasien untuk mengurangi risiko morbiditas dan
mortalitas. Salah satu cara untuk menghadapi potensi interaksi obat adalah
apoteker menyampaikan informasi obat secara lebih teliti dan lengkap, terutama
dalam memberikan informasi terkait efek samping obat dan interaksi obat yang
dapat terjadi ketika pasien mengkonsumsi dua obat atau lebih pada saat waktu
yang sama. Efek tersebut dapat berupa penurunan efek terapeutik, peningkatan
toksisitas, atau efek farmakologis yang dapat merugikan pasien.
Thank you!
.

Anda mungkin juga menyukai