Anda di halaman 1dari 17

Interaksi Obat Dalam Distribusi

Lucky Azkia Sandy


Latar Belakang
Secara umum suatu interaksi obat dapat digambarkan sebagai suatu
interaksi antara suatu obat dan unsur lain yang yang dapat mengubah
kerja salah satu atau keduanya, atau menyebabkan efek samping tak
diduga.

Sangatlah sulit bagi seorang dokter atau apoteker yang sibuk untuk
meluangkan waktu memantau interaksi obat bagi tiap pasien, walaupun
dokter atau apoteker yang bersangkutan sedang mencari berbagai
kemugkinan interaksi.

Obat dapat berinteraksi dengan makanan, zat kimia yang masuk dari
lingkungan, atau dengan obat lain. Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas
mengenai interaksi obat dalam distribusi yang meliputi waktu transport obat
dalam darah serta efek-efek yang diberikan dari obat-obat yang berinteraksi.
Tujuan Penulisan
Mengetahui bagaimana interaksi obat yang
terjadi sewaktu transport dalam darah.
Mengetahui jenis-jenis interaksi obat dalam
pemberian dua atau lebih jenis obat yang
bermanfaat atau yang berbahaya.
Mengetahui golongan obat apa saja yang
dapat berinteraksi dengan golongan obat lain
jika digunakan secara bersamaan.
Manfaat Penulisan
Diharapkan dapat memanfaatkan pengetahuan
dari macam macam interaksi obat dan
penyebabnya, sehingga dalam penggunaan dua
obat atau lebih dapat dikombinasi dengan baik
dan bermanfaat. Dengan demikian, pemecahan
masalah dari efek negatif pemberian kombinasi
obat dapat dihindari jika berbahaya dan tidak
menimbulkan efek kronis pada pasien.
Interaksi obat

Interaksi obat secara singkat dapat dikatakan


interaksi obat terjadi jika suatu obat mengubah
efek obat lainnya. Kerja obat yang diubah dapat
menjadi lebih atau kurang aktif.
Jenis-jenis Interaksi Obat
1. Interaksi farmasetik
2. Interaksi Farmakokinetik
3. Interaksi Farmakodinamik
Interaksi Farmasetik
Merupakan reaksi fisika-kimia yang terjadi pada
saat obat diformulasikan atau disiapkan sebelum
obat digunakan oleh penderita. Misalnya :
Rifampicin dengan Isoniazid (INH) Bila digerus
bersamaan akan menurunkan aktivitas INH
karena sifat rifampicin yang higroskopis. INH
mengalami penurunan aktivitas maka kedua
obat harus diberikan terpisah.
Interaksi Farmakokinetik
Interaksi farmakokinetik terjadi jika salah satu obat mempengaruhi absorpsi,
distribusi metabolisme atau ekskresi obat kedua, sehingga kadar plasma obat
kedua meningkat atau menurun. Akibatnya terjadi peningkatan toksisitas atau
penurunan efektivitas obat tersebut. Interaksi ini Meliputi ;
1. Interaksi pada absorbsi obat
2. Interaksi pada distribusi obat
3. Interaksi pada metabolisme obat
Interaksi Farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi yang
terjadi antara obat yang memiliki efek
farmakologis, antagonis atau efek samping yang
hampir sama. Interaksi ini dapat terjadi karena
kompetisi pada reseptor atau terjadi antara
obat-obat yang bekerja pada sistem fisiologis
yang sama. Interaksi ini biasanya dapat
diprediksi dari pengetahuan tentang farmakologi
obat-obat yang berinteraksi
Penatalaksanaan Interaksi Obat
Langkah pertama dalam penatalaksanaan interaksi
obat adalah waspada terhadap pasien yang
memperoleh obat-obat yang mungkin dapat
berinteraksi dengan obat lain.
Kemudian dinilai apakah interaksi yang terjadi
bermakna klinis dan ditemukan kelompok-kelompok
pasien yang beresiko mengalami interaksi obat.
Langkah berikutnya adalah memberitahu dokter dan
mendiskusikan berbagai langkah yang dapat diambil
untuk meminimalkan berbagai efek samping yang
mungkin terjadi.
Distribusi
Distribusi obat adalah proses-proses yang
berhubungan dengan transfer senyawa obat dari
satu lokasi ke lokasi lain di dalam tubuh.
Distribusi merupakan perjalanan obat ke seluruh
tubuh. Setelah senyawa obat memasuki sistem
sirkulasi melalui absorpsi atau injeksi, senyawa
tersebut akan didistribusikan ke seluruh tubuh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
distribusi
1. Peningkatan Protein Plasma
2. Kelarutan Obat dalam Lipid
3. Sifat Keterikatan Obat
4. Aliran darah ke dalam organ dan keadaan
sirkulasi
5. Kondisi penyakit
Interaksi Obat dalam Fase Distribusi
1. Transport obat dalam aliran darah
2. Interaksi dalam ikatan protein plasma
Interaksi dalam protein plasma
Banyak obat terikat pada protein plasma, obat yang
bersifat asam terutama pada albumin, sedangkan
obat yang bersifat basa pada asam 1-glikoprotein.
Oleh karena jumlah protein plasma terbatas, maka
terjadi kompetisi antara obat obat yang bersifat
basa untuk berikatan dengan protein yang sama.
Tergantung dari kadar obat dan afinitasnya
terhadap protein plasma, maka suatu obat dapat
digeser dari ikatanya dengan protein plasma oleh
obat lain, dan peningkatan kadar obat bebas
menimbulkan peningkatatan efek farmakologiknya.
Transport obat dalam aliran darah
Sebagian obat lebih mudah terikat dari pada yang lainnya.
Obat yang terikat itu, secara farmakologi tidak aktif
karena aksi obat tergantung pada absorbsi (penyerapan)
obat bebas pada sisi reseptor yang aktif. Pengikatan obat
dapat terjadi pada beberapa tempat selain aliran darah,
seperti jaringan penghubung, adiposa, ruang antar sel,
dan lain-lain. Obat yang terikat ini berperan sebagai
cadangan dan bila obat bebas telah termetabolisme,
terakumulasi dalam jaringan lain atau tereksresi, maka
tambahan atau pasokan obat berasal dari pelepasan
ikatan tersebut. Dengan demikian terjadi proses ke-
setimbangan dinamik yang terus menerus dengan bagian
obat yang tetap berada dalam keadaan bebas.

Anda mungkin juga menyukai