Anda di halaman 1dari 8

INTERAKSI OBAT

DISUSUN OLEH
SULISTIAWATI PANYUE
B-D3 FARMASI 2019
Interaksi Obat
Interaksi obat merupakan segala
perubahan efek yang ada dalam suatu obat
dengan pemakaiannya diselingi dengan obat
lainnya. Interaksi obat juga dapat dikatakan
sebagai suatu reaksi obat yang dikonsumsi
dengan makanan atau obat tradisional
lainnya. Mekanisme Interaksi Obat secara
garis besar dapat melalui :
• Interaksi secara Farmasetik (Inkompatibilitas)
• Interaksi secara Farmakokinetik
• Interaksi secara Farmakodinamik
INTERAKSI FARMAKOKINETIK
Interaksi farmakokinetik terjadi jika salah satu obat
mempengaruhi absorbsi, distribusi, metabolisme atau
ekskresi obat kedua, sehingga kadar plasma obat kedua
meningkat atau menurun. Akibatnya, terjadi peningkatan
toksisitas atau penurunan efektivitas obat tersebut.

Absorpsi

Metabolisme Interaksi
Farmakokinetik Distribusi

Eksresi
1. Interaksi Absorbsi
Interaksi langsung. Interaksi secara fisik/kimiawi antar obat dalam
lumen saluran cerna sebelum absorpsi dapat menganggu proses absorpsi.
Interaksi ini dapat dihindarkan/sangat dikurangi jika obat yang
berinteraksi diberikan dengan jarak waktu minimal 2 jam (Ganiswarna,
2007: 863). Absorpsi, contohnya Antasida dengan aspirin dan Antasida
dengan Penisilin Gb b
2. Interaksi dalam distribusi
Interaksi dalam ikatan protein plasma. Banyak obat terikat pada
protein plasma, obat yang bersifat asam terutama pada albumin,
sedangkan obat yang bersifat basa pada asam α1-glikoprotein. Oleh karena
jumlah protein plasma terbatas, maka terjadi kompetisi antara obat-obat
yang bersifat asam maupun antara obat-obat yang bersifat basa untuk
berikatan dengan protein yang sama. contohnya Warfarin dengan
Fenilbutazon
3. Interaksi Metabolisme
Hambatan metabolise obat. Hambatan metabolisme terutama
menyangkut obat-obat yang merupakan substrat enzim metabolisme
sitokrom P450 (CYP) dalam mikrosom hati. Induksi metabolisme obat,
Banyak obat yang larut dalam lemak dapat menginduksi sintesis enzim
metabolisme di hati dan mukosa saluran cerna, misalnya fenobarbital,
fenitoin, karbamazepin, rifampisin, etanol, DDT, linden dan lain-lain.
Absorpsi, contohnya Rifampisin dengan Siklosporin
4. Interaksi Ekskresi
Obat-obat yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal adalah
aminoglikosida, siklosporin dan amfoterisin B. Jika obat-obat ini
diberikan bersama obat-obat lain yang eliminasinya terutama melalui
ginjal maka akan terjadi akumulasi obat-obat lain tersebut sehingga
menimbulkan efek toksik. contohnya Metotreksat dengan Probenesid
INTERAKSI FARMAKODINAMIK
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat yang
bekerja pada sistem reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologik yang
sama sehingga terjadi efek yang adiktif, sinergistik atau antagonistik,
tanpa terjadi perubahan kadar obat dalam plasma. Interaksi
farmakodinamik merupakan sebagian besar dari interaksi obat yang
penting dalam klinik. Interaksi Farmakodinamik adalah interaksi yang
bekerja pada reseptor atau fisiologik yang sama yang memberikan
efekaditif, sinergik, dan antagonis.
a. Aditif : ketika obat A diberikan bersamaan dengan obat B dan
obat A meningkatkan efek dari obat B, baik itu efek terapi ataupun
efek sampingnya. Contoh obat : Fenobarbital + Striknin
b. Sinergik : ketika obat A diberikan bersamaan dengan obat B dan
ketika efek obat A meningkat, menyebabkan efek dari obat B juga
meningkat, begitupun sebaliknya.
c. Antagonis : ketika obat A diberikan bersamaan dengan obat B dan
obat A menghambat obat B untuk berikatan dengan reseptor, dan
menyebabkan efek dari obat B menurun.
INTERAKSI FARMASETIK
Interaksi farmasetik atau disebut juga inkompatibilitas farmasetik
bersifat langsung dan dapat secara fisik atau kimiawi, Inkompatibilitas ini
terjadi diluar tubuh (sebelum obat diberikan) antara obat yang tdak dapat
dicampur (inkompatibel). misalnya terjadinya presipitasi, perubahan
warna, tidak terdeteksi (invisible), yang selanjutnya menyebabkan obat
menjadi tidak aktif. Contoh: interaksi karbenisilin dengan gentamisin
terjadi inaktivasi; fenitoin dengan larutan dextrosa 5% terjadi presipitasi;
amfoterisin B dengan larutan NaCl fisiologik, terjadi presipitasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai