Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan
karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini sebagai
salah satu syarat untuk mata kuliah Kimia Analitik Dengan Titrasi Asam Basa,
program studi D-III Analis kesehatan. Sholawat serta salam senantiasa kita
curahkan kepada nabi besar kita nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya
yang sampai sekarang mengikuti ajaran ajaran beliau.
saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini sepenuhnya masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Apabila
pembaca belum puas dengan makalah yang lebih bagus dan lebih baik.
Saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini bermanfaat bagi bangsa
dan Negara yang khusunya bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................2
4.1 Hasil.........................................................................................................................2
4.2. Percobaan dan Perhitungan......................................................................................2
4.3 Pembahasan..............................................................................................................2
BAB V PENUTUP..................................................................................................................2
5.1 Kesimpulan...............................................................................................................2
5.2 Saran.........................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada praktikum kali ini yaitu apa yang
dimaksud dengan titrasi asam basa?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui apa yang
dimaksud dengan titrasi asam basa
1.4 Manfaat
Adapun manfaat praktikum kali ini yaitu dapatmengetahui apa yang
dimaksud dengan titrasi asam basa
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada proses titrasi ini digunakan suatu indikator yaitu suatu zat yang
ditambahkan sampai seluruh reaksi selesai yang dinyatakan dengan perubahan
warna. Perubahan warna menandakan telah tercapainya titik akhir titrasi
(Brady,1999:217-218).
4
pertama ditambahkan secara kontinu ke dalam reaktan kedua disebut titrasi.
Reaktan yang ditambahkan tadi disebut sebagai titrant dan reaktan yang
ditambahkan titrant kedalamnya disebut titree. Didalam beberapa titrasi, titik
ekivalen adalah titik selama proses titrasi dimana tepatnya titrat telah cukup
ditambahkan untuk bereaksi dengan titree. Salah satu masalah tekhnis dalam
titrasi adalah titik dimana suatu perubahan dapat diamati, terjadi yang untuk
mengindikasikan pendekatan yang paling baik ke titik ekivalen. Secara ideal,
titik akhir dan titik ekivalen seharusnya identik, tetapi dalam prakteknya
jarang sekali ada orang yang mampu membuat kedua titik tersebut tepat sama,
meskipun ada beberapa hal dimana perbedaan antara kedua hal tersebut dapat
diabaikan (Snyder,199 :597-599).
Kadang-kadang kita perlu mengetahui tidak hanya atau sekedar pH, akan
tetapi perlu kita ketahui juga berapa banyak asam atau basayang terdapat
didalam sampel. Sebagai contoh, seorang ahli kimia lingkungan mempelajari
suatu danau dimana ikan-ikannya mati. Dia harus mengetahui secara pasti
seberapa banyak asam yang terkandung dalam suatu sampel air danau
tersebut. Titrasi melibatkan suatu proses penambahan suatu larutan yang
disebut tirant dari buret ke suatu flask yang berisi sampel dan disebut analit.
Berhasilnya titrasi asam-basa tergantung pada seberapa akurat kita dapat
mendeteksi titik stoikiometri. Pada titik tersebut, jumlah mol dari H3O+ dan
OH– yang ditambahkan sebagai titrant adlah sama dengan jumlah mol dari
OH- atau H3O+ yang terdapat dalam analit. Pada titik stoikiometri, larutan
terdiri dari garam dan air. Larutan tersebut adalah asam apabila ion asam
yang terkandung didalamnya, dan basa apabila ion basa yang terkandung
didalamnya (Atkins, 1997:550).
5
flask bersamaan dengan beberapa tetes indikator asam basa. Kemudian
larutan lainnya (misal basa) yang terdapat didalam buret, ditambahkan ke
asam. Pertama-tama ditambahkan cukup banyak, kemudian dengan tetesan
hingga titik ekivalen. Titik ekivalen terjadi pada saat terjadinya perubahan
warna indikator. Titk pada titrasi dimana indikator warnanya berubah disebut
titik akhir (Petrucci, 1997:636).
6
dengan bantuan peralatan seperti potensiometri, spektrofotometer,
konduktometer. (Rivai,H.1990:308-310).
Tidak semua pereaksi dapat digunakan sebagai titran, untuk itu pereaksi
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut berlangsung sempurna, tunggal
dan menurut persamaan yang jelas ( dasar teoritis), cepat dan irreversible, ada
petunjuk akhir titrasi (indikator), larutan baku direaksikan dengan alat harus
mudah didapat dan sederhana menggunakannya, juga harus stabil sehingga
konsentrasinya tidak mudah berubah bila disimpan (Ady Mara,2010:21)
Rm/Bm : NaOH/40.00
7
Pemerian : Bentuk batang, massa hablur atau keping-keping, rapuh dan
muda melebihi basa, sangan alkalis dan korosif.
RM : C20H14O4
BM : 318,33
8
BAB III
METODE PRAKTIKUM
9
4. Sampel A larutan HCL dititrasi dengan NaOH setetes demi setetes pada
erlenmeyer 1
5. Homogenkan larutan NA0H dan HCL secara perlahan sampai sampai
terjadi perubahan warna
6. Setelah terjadi perubahan warna, titrasi pertama dihentikan
7. Larutan titrasi kedua sama dengan larutan titrasi pertama
8. Pada saat titrasi homogenkan secara perlahan
9. Hentikan titrasi setelah terjadi perubahan warna
10
BAB IV
4.1 Hasil
NaOH
2 ml
Percobaan 1
4 ml
11
Percobaan 2
HCL 10 ml
2 ml
Percobaan 1
Hasil Perubahan
Warna
4 ml
Percobaan 2
12
4.2. Percobaan dan Perhitungan
4.2.1 Percobaan I
Titrasi A mendapat volume 27 ml
4.2.2 Percobaan II
Titrasi A mendapat volume 23 ml
4.2.3 Perhitungan:
a. Sampel A: Volume NaOH (1) = 27 ml
50
= = 25 ml
2
HCL: 10 ml
Molaris : IM
50
= = 25
2
M1 . V1 = M2 . V2
M1 . 25 = 1 . 1O
13
M1 = 1 . 10
10
M1 =
25
M1 = 0,4 ml
4.3 Pembahasan
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya
dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi,
sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi
asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi,
titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi
kompleks dan lain sebagainya.
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya
diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui
konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam
“buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan. Pada laporan kali
ini akan di jelaskan mengenai titrasi asam-basa
14
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
Shelva.G.1985.Vogelanalisis anorganik kualitatif makrodansemi makro. PT Kaa
n media pustaka : Jakarta