Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan saya
kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah ini, dan juga kiranya patut saya ucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing yakni Bapak Maryono. S.Si, M.Si, M.M dalam
makalah ini saya membahas tentang ‘’Analis Volumetri’ dengan ini, saya menyadari bahwa
dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan karena
terbatasnya kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang saya miliki sebagai mahasiswa.
Namun demikian, banyak pula pihak yang telah membantu saya dan memberikan pemikiran
serta solusi untuk pemecahan masalah saya. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan
saran untuk memperbaiki makalah ini di waktu yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………..……………………………………2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………....3
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………...4
A. Latar belakang………………………………………………………………………...4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….4
C. Tujuan ………………………………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………5
1. Pengertian Analisa Titrimetri atau Volumetri………………………………………5
2. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan analisa volumetri………..6
3. Macam- macam Analisa Volumetri………………………………………………….6
4. Klasifikasi Analisa Titrimetri atau Volumetri……………………………………….7
5. Pembagian Analisa Volumetri……………………………………………………...8
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………...12
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………12
B. Saran ………………………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu kimia adalah ilmu mempelajari tentang komposisi, struktur dan sifat kimia atau
materi berdasarkan perubahan yang menyertai terjadinya reaksi kimia serta dapat
menjelaskan proses atau reaksi yang ditimbulkan dari kejadian tersebut misalnya terjadi
perubahan materi dan energi.
Dalam percobaan laboratorium kita sebagai mahasiswa jurusan kimia sering
dipertemukan dengan suatu paraktek yang disebut dengan titrasi, Titrasi biasanya dibedakan
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi. Proses titrasi juga sering
disebut dengan analisa volumetri.
Pada percobaan volumetri, penentuan dilakukan dengan jalan titrasi yaitu, suatu
proses di mana larutan baku (dalam bentuk larutan yang telah diketahui konsentrasinya)
ditambahkan sedikit demi sedikit dari sebuah buret pada larutan yang ditentukan atau yang
dititrasi sampai keduanya bereaksi secara sempurna dan mencapai jumlah equivalen larutan
baku sama dengan nol equivalen larutan yang dititrasi dan titik titrasi ini dinamakan titik
equivalen atau titik akhir titrasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Analisa titrimetri atau volumetri
2. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan analisis volumetric
3. Macam-macam analisis volumetri
4. Klasifikasi analisa titrimetri atau volumetri
5. Pembagian Analisa dalam Volumetri
C. TUJUAN
1. Agar dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan analisa titrimetri atau volumetric
2. Agar dapat mengetahui pembagian analisa titrimetri
3. Agar dapat mengetahui macam-macam analisa volumetri
4. Agar dapat mengetahui klasifikasi pada pembagian analisa volumetri
5. Agar dapat mengetahui reaksi –reaksi kimia pada analisa titrimetri
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
B. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan analisis volumetric
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan analisis volumetrik
adalah sebagai berikut :
1. Reaksinya harus berlangsung sangat cepat.
2. Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi yang
kuantitatif/stokiometrik.
3. Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik secara kimia
maupun secara fisika.
4. Harus ada indikator jika reaksi tidak menunjukkan perubahan kimia atau fisika.
Indikator potensiometrik dapat pula digunakan.
4. Acidimetri
Acidimetri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat
yang bersifat basa dengan menggunakan larutan standar yang bersifat asam. Pada
titrasi acidimetri terjadi penetralan asam basa menurut reaksi
5
5. Permanganometri
Permanganometri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar
suatu zat yang bersifat reduktor dengan menggunakan larutan standar KMnO4yang
bersifat oksidator. Pada titrasi permanganometri terjadi reaksi redoks. Titrasi
permanganometri tidak menggunakan indikator karena KMnO4 sudah berfungsi
sebagai auto indikator
6. Iodometri
Iodometri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat
yang bersifat reduktor dengan menggunakan larutan standar I2 yang bersifat
oksidator. Penambahan amylum dilakukan menjelang TAT. Bila amylum
ditambahkan lebih dahulu akan mengganggu jalannya pengamatan pada TAT sebab
I2 dapat mengikat amylum sehingga iod amylum sukar dipisah.
7. Iodimetri
Iodometri adalah menentukan kadar suatu zat yang bersifat oksidator (I2)
dengan menggunakan larutan standar yang bersifat reduktor.
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah
ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
2. Titrasi pengendapan
Titrasi pengendapan merupakan suatu proses titrasi yang dapat mengakibatkan
terbentuknya endapan dari zat-zat yang saling bereaksi (analit dan titran ). Suatu
8
reaksi endapan dapat berkesudahan bila kelarutan endapannya cukup kecil.
konsentrasi ion-ion yang akan mengalami perubahan yang besar di dekat titik
ekuvalennya. Terdapat 3 cara penentuan suatu senyawa dengan titrasi pengendapan
yaitu :
a. cara mohr
b. cara volhard dan,
c. cara fayans
Pada penentuan dengan cara mohr,dilakukan titrasi langsung dalam larutan
netral dan sebagai indicator digunakan ion kromat, ion kromat bertindak sebagai
indikator yang banyak digunakan untuk titrasi argentometri ion klorida dan bromida.
Titik akhir titrasi dalam metode ini ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata
dari perak kromat.
Cara volhard digunakan untuk menetapkan kadar ion klorida secara tidak
langsung dalam suasana asam kuat ke dalam larutan klorida ditambahkan larutan
baku perak nitrat dalam jumlah sedikit dan berlebihan. Kelebihan ion perak dititrasi
dengan larutan baku tiosianat mengunakan indicator Fe(III).Titik akhir titrasi ditandai
dengan terbentuknya larutan berwarna merah senyawa Fe(CNS)2+.titasi ini
merupakan titrasi balik digunakan jika reaksi berjalan lambat atu jika tidak ada
indicator pemastian TE.
Cara Fajans menggunakan indikator suatu senyawa organik yang dapat diserap
pada permukaan endapan yang terbentuk selama titrasi argentometri berlangsung
AgNO3 digunakan sebagai titran dan indicator, eiosin,fluoceein.metode ini digunakan
untuk menentukan Cl-,Br-,I-,SCN-.
3. Titrasi reduksi-oksidasi
Titrasi Reduksi oksidasi (redoks) adalah suatu penetapan kadar reduktor atau
oksidator berdasarkan atas reaksi oksidasi dan reduksi dimana redoktur akan
teroksidasi dan oksidator akan tereduksi. Agar dapat digunakan sebagai dasar titrasi,
maka reaksi redoks harus memenuhi persyaratan umum sebagai berikut :
a. Reaksi harus cepat dan sempurna.
b. Reaksi berlangsung secara stiokiometrik, yaitu terdapat kesetaraan yang pasti
antara oksidator dan reduktor.
c. Titik akhir harus dapat dideteksi, misalnya dengan bantuan indikator redoks atau
secara potentiometrik.
9
Salah satu aplikasi titrasi redoks khususnya iodometri dengan I2 sebagai
titran adalah untuk menentukan bilangan iod lemak dan miyak.Karena
kemampampuan mengoksidasi yang tidak besar, tidak banyak zat yang dapat dititrasi
berdasarkan iodometri langsung. Pengunaan ini memeanfaatkan kesangupan ikatan
rangkap zat organic untuk mengadisi iod. Penentuan kadar vitamin C (asam arkobat)
pun dapat dialakukan dengan titrasi ini.
Aplikasi lain dadi titrasi redoks ini adalah penentuan kadar air cara Karl
Fischer. Pereaksinya tediri dari iod, belerang dioksida, piridin dan methanol. Iod dan
belerang dioksida membentuk kompleks dengan piridin, dan bila terdapat air, maka
kedua kompleks ini dengan kelebihan piridin beraksi dengan air.
4. Titrasi Kompleksometri
Titrasi kompleksometri adalah cara penetapan kadar ion logam berdasarkan
terbeentuknya senyawa kompleks antara ion logam dan senyawa pembentuk
kompleks, yang merupakan donor elektron.. Titrasi kompleksometri juga dikenal
sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun
pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan.
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi–reaksi pembentukan
kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga
banyak, tidak hanya dalam titrasi.
Dalam titrasi kompleksometri perlu diperhatikan pH larutan yang dititrasi,
sebab asam edtat terionisasi dalam 4 tingkat (pKl = 2,0 ; pK2 = 2,67 ; pK3 = 6,16 dan
pK4 = 10,20) dan spesies pembentuk kompleks yang sebenarnya adalah Y=. Dengan
demikian, kompleks akan terbentuk lebih efisien dan lebih stabil dalam larutan
alkalis.
Salah satu senyawa pembentuk kompleks yang banyak digunakan adalah
Na.EDTA. senyawa EDTA ini dengan banyak kation membentuk kompleks dengan
perbandingan 1:1 beberapa valensi.
M++ + (H2Y)= (MY)= + 2H+
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat saya ambil dari makalah ini yaitu :
1. Analisa volumetri adalah analisa kimia kuantitatif yang dilakukan dengan jalan
mengukur volume suatu larutan standar yang bereaksi langsung dengan larutan yang
dianalisis.
2. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan analisis volumetrik adalah
sebagai berikut :
a. Reaksinya harus berlangsung sangat cepat.
b. Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan
reaksi yang kuantitatif/stokiometrik.
c. Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik
secara kimia maupun secara fisika.
d. Harus ada indikator jika reaksi tidak menunjukkan perubahan kimia atau
fisika. Indikator potensiometrik dapat pula digunakan.
3. Adapun macam-macam analisis volumetri ada tujuh, yakni: Gasometri, Titrimetri,
Alkalimetri, Acidimetri, Permanganometri, Iodometri dan Iodimetri.
4. Penggolongan analisis titrimetri yaitu: Reaksi Kimia asam basa, Reaksi oksidasi-
reduksi (redoks), Reaksi Pengendapan (presipitasi) dan Reaksi kompleksometri
5. Berdasarkan atas hasil reaksi antara analit dengan larutan standar, maka analisis
volumetri dibagi atas : Titrasi asam-basa, Titrasi pengendapan, Titrasi redoks dan
Titasi kompleksometri
B. Saran
Dalam melakukan analisis volumetri dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian
agar tidak salah dalam menganalisis. Karena jika terdapat kesalahan kecil yang
disebabkan oleh peneliti, akan mengakibatkan kesalahan besar dalam menganalisis.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ritawidya, Rien, Martalena Ramli dan Cecep Taufik Rustendi. 2014. Validase Metode
Penentuan Kadar Gadolinum (III) dan Ligan Diethyl Tetramine Penta Acetic
( DTPA) dalam Contrast Agent Gd. DTPA. Jurnal Radisotop dan
Radiofarmaka. ISSN: 1410-8542. 17 (1)
Suirta I,W. 2010. Sintesis senyawa orto fenilazo -2-Naftol Sebagai Indikator dalam Titrasi.
Jurnal Kimia 4 (1).
Tim Dosen Kimia UNHAS. 2012. Kimia Dasar. Makassar : Universitas Hasanuddin
Tim Penyusun Modul Kimia UNY. 2011. Kimia. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta
12