Anda di halaman 1dari 5

LTM KIMIA ANALITIK

Kelompok /Prodi : 07 / Teknik Kimia


Topik Materi : 1. Larutan Baku / Standar
2. Kurva Kalibrasi
Outline : - Definisi Larutan Baku dalam Metode Volumetri
- Larutan Baku : Primer dan Sekunder
- Definisi Metode Potensiometri
- Kurva Kalibrasi dalam Metode Potensiometri
Pembahasan :

1. Larutan Baku / Standar

Definisi Larutan Baku dalam Metode Volumetri


Volumetri adalah analisa yang didasarkan pada pengukuran volume dalam
pelaksanaan analisanya. Analisa volumetri biasa disebut juga sebagai analisis
titirimetri atau titrasi yaitu yang diukur adalah volume larutan yang diketahui
konsentrasinya dengan pasti yang disebut sebagai titran, untuk selanjutnya bereaksi
sempurna dengan sejumlah tepat volume titrat / analit / sejumlah berat zat yang ingin
diketahui jumlah ataupun komponennya.

Titran atau disebut juga larutan standar adalah larutan yang telah diketahui
dengan tepat konsentrasinya. Proses penentuan konsentrasi larutan standard disebut
menstandardkan atau membakukan. Cara pembakuan atau menstandardkan
larutan yaitu:
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan berat tertentu,
kemudian diencerkan sampai memperoleh volume tertentu secara tepat, atau proses
ini serupa metode gravimetri. Larutan yang dihasilkan ini disebut larutan standard
primer.
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara menimbang zat dan
melarutkannya, akan tetapi dapat distandardkan dengan menggunakan larutan
standard primer, atau proses ini serupa metode volumetric (titimetri). Larutan yang
dihasilkan disebut larutan standard sekunder.

Larutan Baku : Primer dan Sekunder


- Larutan Baku Primer
Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dengan
pasti. Larutan baku dapat dibuat dengan cara penimbangan zatnya lalu dilarutkan
dalam sejumlah pelarut(air). Larutan baku ini sangat bergantung pada jenis zat yang
ditimbangnya/dibuat. Larutan baku primer biasanya dibuat hanya sedikit,
penimbangan yang dilakukanpun harus teliti, dan dilarutkan dengan volume yang
akurat. Syarat agar suatu zat menjadi larutan baku primer adalah:
1. Mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan (jika mungkin pada suhu 110-120 0C)
dan disimpan dalam keadaan murni.
2. Tidak bersifat higroskopis dan tidak berubah berat dalam penimbangan di udara.
3. Zat tersebut dapat diuji kadar pengotornya dengan uji kualitatif dan kepekaan
tertentu.
4. Sedapat mungkin mempunyai massa relatif dan massa ekivalen yang besar,
sehingga kesalahan karena penimbangan dapat diabaikan.
5. Zat tersebut harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih
6. Reaksi yang berlangsung dengan pereaksi tersebut harus bersifat stoikiometrik
dan langsung, kesalahan titrasi harus dapat diabaikan atau dapat ditentukan secara
tepat dan mudah.

- Larutan Baku Sekunder


Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan
cara mentitrasi dengan larutan standar primer, biasanya melalui metode titrimetri.
Contoh: AgNO3, KMnO4, Fe(SO4)2. Zat yang dapat digunakan untuk larutan baku
sekunder, biasanya memiliki karakteristik seperti di bawah ini:
1. Tidak mudah diperoleh dalam bentuk murni ataupun dalam keadaan yang
diketahui kemurniannya.
2. Zatnya tidak mudah dikeringkan, higrokopis, menyerap uap air, menyerap CO2
pada waktu penimbangan
3. Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer
4. Mempunyai BE yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan
5. Larutannya relatif stabil dalam penyimpanan

2. Kurva Kalibrasi
Definisi Metode Potensiometri
Potensiometri merupakan salah satu metode analisis dengan berdasar pada
pengukuran perbedaan tegangan dari sel elektrokimia. Potensiometri umum
digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi, dan dewasa ini kerap kali digunakan
untuk mengukur konsentrasi ion dalam suatu larutan yang dianalisis (analit). Metode
analisis potensiometri ada dua, yakni metode langsung dan adisi.
1. Metode langsung membutuhkan pembandingan tegangan dari sel dengan
elektroda indikator di dalam larutan analit, terhadap tegangan ketika elektroda
tersebut dicelupkan ke dalam larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara tepat
(larutan standar).
2. Metode lain adalah metode adisi yang terbagi menjadi dua jenis yakni, adisi
standar dan adisi sampel.
o Metode adisi standar digunakan pada analit dengan volume tertentu, yang belum
diketahui konsentrasinya. Metode ini dilakukan dengan mengukur potensial
elektroda sistem sebelum dan sesudah larutan standar, dalam volume yang
bervariasi, ditambahkan ke dalam analit/sampel, yang dianalisis. Setelah itu,
campuran-campuran diencerkan hingga mencapai volume yang sama (volume
total), sekaligus matriks yang sama, untuk kemudian dicari nilai responnya dan
konsentrasinya setelah pengenceran.
o Sementara itu, metode adisi sampel hampir serupa dengan metode adisi standar.
Metode ini dilakukan dengan menambahkan sampel pada larutan standar, sejenis
dengan cara yang dilaksanakan pada metode adisi standar.

Kurva Kalibrasi dalam Metode Potensiometri


Kaliberasi
Adalah serangakaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang
ditunjukkan oleh instrumen ukur (sistem pengukuran yang diwakili oleh bahan-bahan
ukur) dengan nilai-nilai yang sudah diketahui dalam kondisi tertentu. Secara singkat
merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan
rancangannya. Kurva kalibrasi digunakan dalam analisis potensiometri baik dengan
metode langsung maupun dengan metode adisi.
Kurva kalibrasi ini digunakan untuk memplot data-data yang terkait proses
pengukuran, seperti nilai tegangan , dan konsentrasi larutan standar, sehingga dapat
diketahui konsentrasi analit yang dicari. Pada metode kalibrasi, tahap pertama yang
dilakukan adalah :
- mempersiapkan deret standar, yakni sejumlah larutan standar (larutan yang
mengandung zat yang diuji dalam berbagai konsentrasi yang diketahui,
berbeda-beda untuk tiap zat yang diuji, dibuat dari pengenceran stock
solution).
- Setelah itu, tegangan tiap larutan diukur dan diplot dengan sumbu y sebagai
tegangan dan sumbu x sebagai konsentrasi larutan standar.
- Setelah kurva terbentuk, maka persamaan kurva y=mx+c akan digunakan
untuk mengetahui konsentrasi sampel/analit yang telah diketahui tegangannya.
Melalui substitusi nilai tegangan analit terhadap y, maka x (konsentrasi analit)
akan diketahui.

Contoh Kurva Kalibrasi

Pada metode adisi standar dapat mengatasi masalah ketidakakuratan data


konsentrasi dari kurva kalibrasi, seperti karena adanya faktor tertentu, yang
mempengaruhi rasio respon/konsentrasi, pada sampel, tetapi tidak ada pada larutan
standar, yang mana hal tersebut dapat menyebabkan perubahan kemiringan kurva
kalibrasi.
** Pelengkapan Materi LTM Minggu Lalu:
Ringkasan Perbedaan metode Gravimetrik dan Volumetrik

Gravimetri Volumetri / Titimetri


Gravimetri merupakan salah satu metode Analisa titrimetri atau analisa volumetric
analisis kuantitatif suatu zat atau adalah analisis kuantitatif dengan
komponen yang telah diketahui dengan mereaksikan suatu zat yang dianalisis
cara mengukur berat komponen dalam dengan larutan baku (standar) yang telah
keadaan murni setelah melalui proses diketahui konsentrasinya secara teliti.
pemisahan.
Analisis volumetric dapat digolongkan
Analisis gravimetri dapat dilakukan berdasarkan reaksi kimianya, cara
dengan cara pengendapan, penguapan titrasinya, dan jumlah samplenya.
dan elektrolisis.

DAFTAR PUSTAKA

Day, R. A., dan A. L. Underwood. 2002. Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.

Findiningrum, Lulu. 2014. Larutan Baku Primer dan Sekunder.


http://lulufindiningrum.blogspot.co.id/2014/10/larutan-baku-primer-dan-larutan-
baku.html (diakses: 29 September 2015)

Gumelar, Mohamad Teguh. 2012. POTENSIOMETRI.


http://motegum.blogspot.co.id/2012/09/potensiometri.html (diakses: 29
September 2015)

Haryadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai