Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

Disusun oleh :
Nama : Aliefya Arinda Nurvita
NIM : V4120009
Kelas :A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan praktikum Kimia Dasarini disusun guna melengkapi tugas mata
kuliah Kimia Dasar.Laporan ini telah diketahui dan disahkan oleh Dosen
pengampu dan Co-Assisten mata kuliah Kimia Dasar pada
Hari :
Tanggal :

Disusun Oleh :
Nama : Aliefya Arinda Nurvita
NIM : V4120009
Kelas :A

Mengetahui,

Koordinator
Dosen Pengampu Co.Assisten

Ir. MMA Retno Rosariastuti, M.Si.


NIP. 195910181986032001
Muh.Taufiek Heryansah
NIM. H3318028

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
laporan praktikum Kimia Dasar ini tepat pada waktunya tanpa gangguan dan
hambatan yang berarti. Laporan praktikum Kimia Dasar ini dibuat guna
melengkapi tugas mata kuliah Kimia Dasar.
Dalam proses penyusunan laporan praktikum Kimia Dasar ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Direktur Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dosen mata kuliah Kimia Dasar.
3. Tim Co-Ass Kimia Dasar yang telah memberikan bimbingan selama
praktikum dilaksanakan.
4. Teman-teman dan berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya
laporan praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
memperbaiki laporan pada masa yang akan datang. Penulis berharap semoga
laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Madiun, 1 Desember 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
DAFTAR TABEL...........................................................................................
ACARA I TRAYEK PH.................................................................................
A. Pendahuluan...............................................................................................
B. Metodologi Praktikum...............................................................................
C. Hasil Pengamatan dan Pembahasan........................................................
D. Kesimpulan dan Saran..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................
ACARA II PEMISAHAN..............................................................................
A. Pendahuluan...............................................................................................
B. Metodologi Praktikum...............................................................................
C. Hasil Pengamatan dan Pembahasan........................................................
D. Kesimpulan dan Saran..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................
BAB III KARBOHIDRAT
A. Pendahuluan...............................................................................................
B. Metodologi Praktikum...............................................................................
C. Hasil Pengamatan dan Pembahasan........................................................
D. Kesimpulan dan Saran..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................
BAB IV PROTEIN

iv
A. Pendahuluan...............................................................................................
B. Metodologi Praktikum...............................................................................
C. Hasil Pengamatan dan Pembahasan........................................................
D. Kesimpulan dan Saran..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Trayek pH........................................................7


Tabel 2.1 Pengamatan Pemisahan dengan Aquades......................................32
Tabel 2.2 Pengamatan Pemisahan dengan Alkohol.......................................42
Tabel 3.1 Hasil Uji Karbohidrat.....................................................................54
Tabel 4.1 Uji Kualitatif Protein.....................................................................6

vi
ACARA I
TRAYEK PH
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Senyawa kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari
adalah asam dan basa. Secara umum, zat-zat yang memiliki rasa masam itu
mengandung asam, misalnya asam asetat pada cuka dan asam sitrat pada
jeruk. Sementara basa merupakan senyawa yang bersifat licin dan berasa
pahit. Contoh basa adalah natrium hidroksida pada sabun dan aluminium
hidroksida pada deodoran. Reaksi dari asam dan basa menghasilkan
garam. Garam terdiri dari ion positif dan negatif, sehingga membentuk
senyawa netral. Contoh garam adalah natrium klorida pada garam dapur
dan natrium bikarbinat pada baking soda.
Larutan dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu larutan asam,
larutan basa, dan garam. Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam,
basa, atau garam dapat ditentukan dengan indikator asam basa. Indikator
merupakan suatu senyawa yang dapat memberikan warna berbeda dalam
suasana berbeda, misalnya kertas lakmus akan berwarna merah pada
suasana asam dan akan berwarna biru pada suasana basa. Dengan
indikator, kita dapat menentukan kekuatan asam maupun kekuatan basa
dalam suatu zat. Ada beberapa jenis indikator, salah satunya indikator
alami. Indikator alami adalah indikator yang dibuat menggunakan ekstrak
tumbuh-tumbuhan, seperti kunyit, kubis merah, dan bunga sepatu.
Untuk itu pada praktikum kali ini kita akan melakukan percobaan
membuktikan kebenaran dari teori asam dan basa. Kita akan mengukur
kekuatan asam, basa, dan garam menggunakan indikator alami. Indikator
yang kita gunakan adalah ekstrak kunyit. Ekstak ini akan diteteskan pada
susu full cream, air kapur sirih, dan air jeruk nipis. Setelah itu, kita akan
melihat perubahan yang terjadi pada ketiga bahan tersebut.

1
2

2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan sifat dari larutan
asam dan basa.
3

B. Metodologi Praktikum
1. Waktu Pelaksanaan
Praktikum Acara I Trayek pH dilaksanakan pada hari Selasa,
tanggal 24 November. Pada pukul 10.41 WIB di Jl. Mandala Sari Nomor
17 Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Wadah Bening 3
2) Sendok Teh 1
b. Bahan
1) Susu Full Cream 10ml
2) Air Kapur Sirih 10ml
3) Jeruk Nipis 10ml
4) Sari Kunyit 3sdt
3. Cara Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
b. Memasukkan susu full cream, air jeruk nipis, air kapur sirih pada 3
wadah yang berbeda
c. Menetesi air kunyit pada 3 wadah sebanyak 1 sdt pada tiap bahan
d. Mengamati dan analisis perubahan warnanya
4

C. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1. Hasil Pengamatan Trayek pH

No Nama Bahan Perubahan Keterangan


1. Susu Full Cream Warna setelah ditetesi 1 Warna sebelum
sdt kunyit adalah kuning. ditetesi 1 sdt
kunyit adalah
putih.
2. Air kapur sirih Warna setelah ditetesi 1 Warna sebelum
sdt kunyit adalah oranye ditetesi 1 sdt
kecoklatan. kunyit adalah
putih.
3. Jeruk nipis Warna setelah ditetesi 1 Warna sebelum
sdt kunyit adalah oranye. ditetesi 1 sdt
kunyit adalah
agak abu-abu
keruh
Sumber: Hasil Pengamatan

2. Pembahasan
Menurut Anisa (2012), asam adalah zat yang dalam air dapat
menghasilkan ion hidrogen (H+). Sementara larutan asam adalah larutan
yang bersifat masam. Ada dua jenis larutan asam, yaitu asam kuat dan
asam lemah. Menurut Lestari (2016), sifat asam antara lain rasanya
masam, dapat mengubah warna indikator (kertas lakmus biru menjadi
merah, sedang kertas lakmus merah tetap merah), menghantarkan arus
listrik,dan berekasi dengan logam menghasilkan gas hidrogen.
Basa adalah zat yang dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH-).
Sementara itu, larutan basa adalah larutan yang bersifat licin. Ada dua
jenis larutan basa, yaitu basa kuat dan basa lemah. Beberapa sifat basa
yang dapat digunakan untuk pengidentifikasian antara lain rasanya pahit,
5

terasa licin di kulit, mengubah warna indikator (mengubah warna kertas


lakmus merah menjadi biru, sedangkan lakmus biru tetap berwarna biru),
menghantarkan arus listrik, dan menetralkan sifat asam.

Larutan asam dan basa dapat ditentukan dengan indikator asam


basa. Menurut Gustriani et al., (2016) indikator asam basa merupakan zat
warna yang perubahan warnanya tampak jelas dalam rentang pH yang
sempit. Salah satu jenis indikator asam basa adalah indikator alami.
Menurut Daud et al., (2017), indikator alami adalah indikator yang berasal
dari bahan alami seperti ekstrak bunga berwarna. Selain bunga, bagian-
bagian lain tanaman yang juga dapat dijadikan indikator alami adalah buah
dan umbi. Beberapa jenis tanaman dapat dijadikan indikator alami, seperti
bunga sepatu, bunga hydrangea, kubis merah, kunyit, bunga mawar dan
lain lain. Indikator alami digunakan dalam bentuk ekstrak yang kemudian
diteteskan pada larutan yang akan diujikan.

Praktikum ini dilakukan dengan cara menetesi satu sendok teh


kunyit pada susu full cream, air kapur sirih, dan air jeruk nipis. Setelah
ketiga bahan ditetesi kunyit terjadi perubahan warna. Susu full cream yang
semula berwarna putih berubah warna menjadi kuning. Sementara itu, air
kapur yang semula berwarna putih berubah menjadi oranye kecoklatan.
Air jeruk nipis yang awalnya abu-abu keruh berubah menjadi oranye. Hal
itu menunjukkan bahwa ketiga larutan tersebut sudah dapat diidentifikasi
sifatnya termasuk asam, basa, atau netral.

Menurut Fitriana dan Muslimatul (2020), kunyit ditambah air jeruk


menjadi warna oranye. Oleh karena itu, air jeruk nipis termasuk larutan
asam karena warnanya yang semula warna abu-abu keruh berubah menjadi
oranye. Kunyit ditambah air kapur menjadi warna oranye kecoklatan. Dari
ketiga larutan yang telah ditetesi kunyit, air kapur sirih berubah menjadi
oranye kecoklatan. Dapat disimpulkan bahwa air kapur sirih termasuk
larutan yang bersifat basa. Sementara itu, kunyit yang diteteskan pada
larutan netral akan berwarna kuning sama seperti warna ekstraknya. Susu
6

full cream yang awalnya putih berubah menjadi kuning. Dapat


disimpulkan bahwa susu full cream termasuk ke jenis larutan netral.

Di dasar teori dijelaskan bahwa indikator alami merupakan bahan-


bahan alam yang dapat berubah warnanya sesuai dengan lingkungan pH
suatu zat, contohnya bunga sepatu, kunyit, dan wortel. Dalam praktikum
ini digunakan ekstrak kunyit untuk menetesi tiga bahan, yaitu susu full
cream, air kapur sirih, dan air jeruk nipis. Setelah ditetesi kunyit, ketiga
bahan tersebut berubah warna. Perubahan warna tersebut menjadi acuan
bahan tersebut termasuk larutan asam, basa, atau netral. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa kunyit terbukti mampu menjadi indikator alami
meskipun tidak seefektif indikator buatan.
7

D. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum acara I trayek pH dapat disimpulkan bahwa:
a. Sifat dari larutan asam adalah berasa masam, menghantarkan arus
listruk, bereaksi dengan logam membentuk hidrogen, dan dapat
mengubah kertas lakmus biru menjadi merah. Air jeruk nipis
termasuk larutan asam karena setelah ditetesi kunyit berubah warna
menjadi oranye.
b. Sifat dari larutan basa adalah berasa pahit, terasa licin saat terkena
kulit, dan bersifat kaustik. Air kapur sirih termasuk laruta basa
karena setelah ditetesi kunyit berubah menjadi oranye kecoklatan.
c. Kunyit adalah salah satu indikator alami. Kunyit digunakan dalam
bentuk ekstrak yang kemudian diteteskan pada larutan yang akan
diujikan.

d. Susu full cream termasuk larutan yang bersifat netral karena setelah
ditetesi kunyit warna berubah jadi kuning sesuai warna asli kunyit.
2. Saran
Apabila melakukan praktikum ini, harus dipastikan bahwa ekstrak
kunyit tidak terlalu encer karena dapat mengakibatkan warna ketiga bahan
setelah ditetesi kunyit tidak terlalu terlihat perubahan warnanya.
DAFTAR PUSTAKA
Anisa, D.N. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran POE dan Sikap Ilmiah
Terhadap Belajar Siswa Pada Materi Asam, Basa, dan Garam Kelas VII
Semester 1 SMPN 1 Jaten Tahun Pelajaran 2012/2013. Kajian Pustaka.
Program Sarjana.Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Daud, A., Sahriawati., Suriati. 2017. Pengembang Prosedur Analisis Total Volatil
Bases Dengan Menggunakan Indikator Alami. J.Agrokompleks. Vol 17
(1): 8-9.
Fitriana, N., Mufida, M. 2020. Bimbingan Praktikum Kimia Uji Indikator Alami
Di SMA Negeri 1 Singosari. J. Ilmiah Pengabdian Pada Masyarakat. Vol 4
(1): 76-84.
Gustriani, N., Novitriani, K., Mardiana, U. 2016. Penentuan Trayek pH Ekstrak
Kubis Ungu (Brassica oleracea L.) Sebagai Indikator Asam Basa Dengan
Variasi Konsentrasi Pelarut Etanol. J. Kesehatan Bakti Tunas Husada. Vol
16 (1): 94.
Lestari, P. 2016. Kertas Indikator Bunga Belimbing Wuluh Untuk Uji Larutan
Asam Basa. J. Pendidikan Madrasah. Vol 1 (1): 69-71.

8
LAMPIRAN ACARA 1

9
10
ACARA II

PEMISAHAN

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Di zaman sekarang,manusia hidup tidak terlepas dari bahan-bahan
kimia. Hampir di semua aspek kehidupan manusia menggunakan bahan-
bahan kimia. Bahan-bahan kimia yang beredar di masyarakat sudah
berbentuk suatu campuran. Campuran adalah kumpulan berbagai zat, ion,
molekul, dan partikel lainnya yang mempunyai ukuran berbeda. Hal ini
menyebabkan terjadi perbedaan fasa, sehingga partikel yang mempunyai
ukuran lebih besar bisa mengendap dari pertikel yang lebih kecil. Oleh
karena itu, campuran harus dipisah berdasarkan sifat fisik dari zat-zat
tersebut.
Pemisahan merupakan suatu cara yang dilakukan untuk
memisahkan suatu senyawa yang mempunyai susunan kimia yang
berkaitan dari suatu bahan. Beberapa metode yang sering digunakan
contohnya dekantasi, filtrasi, ekstraksi, dan distilasi. Dekantasi merupakan
suatu cara pemisahan antara larutan dan padatan yang paling sederhana,
yaitu dengan menuangkan cairan perlahan-lahan sehingga endapan
tertinggal di bagian dasar bejana. Filtrasi merupakan metode pemisahan
yang digunakan untuk memisahkan antara cairan dan padatan yang tidak
larut dengan menggunakan penyaring. Ekstraksi adalah suatu proses
pemisahan zat yang berdasar pada perbedaan kelarutan antara dua cairan
tidak larut yang berbeda. Distilasi adalah suatu cara pemisahan kimia
berdasarkan pada perbedaan kecepatan bahan menguap.
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kima.
Hal ini menjadi acuan dalam melakukan praktikum ini agar kita
mengetahui proses pemisahan campuran menggunakan salah satu metode
tersebut. Dalam praktikum ini, dapat dihitung berat kapur sebelum dan
12

setelah dicampur dengan aquades dan alkohol. Selain itu, juga bisa
diketahui volume dan waktu zat pelarut, yaitu aquades dan alkohol.

2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini yaitu dapat memisahkan campuran


larutan dari pelarut dan zat terlarutnya.
13

B. Metodologi Praktikum
1. Waktu Pelaksanaan
Praktikum Acara II Pemisahan dilaksanakan pada hari Selasa,
tanggal 24 November. Pada pukul 11.11 WIB di Jl. Mandala Sari Nomor
17 Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun.

2. Alat dan Bahan


a. Alat
1) Sendok 2
2) Gelas/wadah 4
3) Saringan nilon/kain 1
4) Timbangan 1
b. Bahan
1) Bubuk kapur 2 sdm
2) Aquades 25 ml
3) Alcohol 25 ml
3. Cara Kerja
a. Menimbang 1 sendok bubuk kapur
b. Memasukan bubuk kapur tersebut kedalam gelas
c. Menambah 25 ml air
d. Mengaduk sampai larut
e. Mendiamkan larutan tersebut sampai air kapur terpisah
f. Memisahkan sentrat (begian bening) menggunakan pengaduk ke dalam
gelas yang lain
g. Mengambil bagian kapur yang mengendap dan mengeringkan dibawah
sinar matahari
h. Menimbang kapur yang telah kering dan menghitung volume air
i. Membandingkan berat dari kapur dan volume air sebelum dicampurkan
dan setelah dipisahkan
j. Lakukan langkah tersebut dengan mengganti air menjadi alkohol
14

C. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan
Tabel 2.1. Pengamatan Pemisahan dengan Aquades
Bahan Sebelum pencampuran Setelah pengeringan
Berat kapur 11 gram 9 gram
Volume aquades 25 ml 20 ml
Waktu Waktu yang dibutuhkan kapur untuk mengendap
mengendap dari aquades adalah 1 menit
Sumber : Hasil Pengamatan
Tabel 2.2. Pengamatan Pemisahan dengan Alkohol
Bahan Sebelum pencampuran Setelah pengeringan
Berat kapur 11 gram 10 gram
Volume alcohol 25 ml 15 ml
Waktu Waktu yang dibutuhkan kapur untuk mengendap
mengendap dari aquades adalah 1 menit 30 detik
Sumber : Hasil Pengamatan

2. Pembahasan
Menurut Ariono (2019), proses pemisahan merupakan suatu
kegiatan memisahkan satu atau beberapa komponen yang ada dalam
campuran. Beberapa metode pemisahan yang sering dilakukan adalah
filtrasi, dekantasi,dan distilasi. Praktikum ini dilakukan dengan cara
menimbang bubuk kapur lalu mencampurnya pada air dan alkohol. Setelah
itu diaduk lalu ditunggu sampai larutan terpisah sambil dihitung waktunya.
Setelah itu, disaring dan ampasnya dijemur. Setelah kapur kering harus
ditimbang dan dibandingkan hasilnya. Metode yang digunakan pada
praktikum ini adalah filtrasi. Menurut Munawaroh et al., (2016) filtrasi
adalah proses penyaringan untuk menghilangkan zat padat tersuspensi dari
air menggunakan media berpori. Filtrasi juga bisa diartikan memisahkan
campuran heterogen menggunakan penyaring. Pada praktikum ini, kapur
yang dilarutkan pada aquades dan alkohol termasuk campuran heterogen
karena terdiri dari zat padat dan cair. Praktikum ini menghasilkan larutan
putih keruh karena bubuk kapur berdifusi ke molekul aquades dan alkohol.
15

Berdasarkan praktikum ini, awalnya berat kapur adalah 11 gram.


Setelah mengalami proses sampai penjemuran, kapur ditimbang ulang.
Hasil yang didapatkan adalah berkurangnya berat masing-masing kapur.
Kapur yang dilarutkan dengan aquades menjadi 9 gram dan kapur yang
dilarutkan dengan alkohol menjadi 10 gram. Berkurangnya berat kapur
terjadi karena saat disaring, ada bubuk kapur yang lolos dan tidak ikut
tersaring, sehingga beratnya tidak sama seperti semula.
Awalnya volume aquades dan alkohol adalah 25 ml. Setelah proses
fltrasi volume pada aquades menjadi 20 ml. Sementara itu, volume alkohol
menjadi 15 ml. Hal tersebut terjadi karena ada aquades dan alkohol yang
menguap. Penguapan tersebut terjadi saat kita menunggu terpisahnya
masing-masing kapur dengan aquades dan alkohol.
Waktu yang dibutuhkan kapur untuk memisah dari aquades adalah
1 menit. Sementara itu, waktu yang dibutuhkam kapur untuk memisah dari
alkohol selama 1,5 menit. Hal ini berhubungan dengan volume aquades
dan alkohol. Bubuk kapur mempunyai sifat sulit larut dalam air, sehingga
waktu yang dibutuhkan kapur untuk memisah dari aquades lebih cepat
dibandingkan alkohol. Menurut Pratiwi et al., (2012) waktu berpengaruh
terhadap sifat fisik dan sifat kimia kadar alkohol. Waktu pada alkohol
lebih lama karena kapur bisa larut dalam alkohol, sehingga volume yang
tersisa juga lebih sedikit dibandingkan aquades

D. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
16

Berdasarkan praktikum acara II dapat disimpulkan bahwa:


a. Proses pemisahan merupakan suatu kegiatan memisahkan satu atau
beberapa komponen yang ada dalam campuran.

b. Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah filtrasi. Filtrasi


adalah proses penyaringan untuk menghilangkan zat padat tersuspensi
dari air menggunakan media berpori.

c. Berkurangnya berat kapur terjadi karena saat disaring, ada bubuk


kapur yang lolos dan tidak ikut tersaring, sehingga beratnya tidak sama
seperti semula.
d. Berkurangnya volume aquades dan alokohol terjadi karena penguapan
saat menunggu terpisahnya kapur dengan aquades dan alkohol.

e. Perbedaan waktu mengendap disebabkan karena kapur lebih larut pada


alkohol dibandingkan aquades.

2. Saran

Saat melakukan praktikum ini pastikan kapur sudah kering dan


menggumpal saat ditimbang agar diperoleh berat yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
Ariono, D. 2019. Perkembangan Teknologi Pemisahan Difusional. Dalam: Orasi
Ilmiah Guru Besar Institut Teknologi Bandung, Bandung . hal 1.
Munawaroh, R., Masturi., Yulianti, I., Sumarli. 2016. Filtrasi Air Kapur dengan
Memanfaatkan Karbon Kulit Buah Kapuk Randu dan Zeolit. Dalam:
Seminar Nasional Fisika 2016. hal 1-26.
Pratiwi, A., Elfita., Aryawati, R. 2012. Pengaruh Waktu Fermentasi Terhadap
Sifat Fisik dan Kimia pada Pembuatan Minuman Kombucha dari Rumput
Laut (Sargasssum sp.). J. Maspari. Vol 4 (1): 131.

17
LAMPIRAN

18
19
ACARA III
SAKARIDA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Sakarida merupakan hasil alam yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Nama lain dari sakarida adalah karbohidrat. Karbohidrat terdiri
dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen dengan perbandingan 1 atom C,
2 atom H, dan, 1 atom O. Karbohidrat termasuk senyawa polihidroksi
aldehid atau polihidroksi keton. Rumus umum karbohidrat adalah
Cn(H2o)n. Karbohidrat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu monosakarida,
disakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah satuan karbohidrat
yang paling sederhana, contohnya glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun atas dua monosakarida.
Senyawa-senyawa yang termasuk disakarida adalah maltosa, laktosa, dan
sukrosa. Polisakarida adalah karbohidrat yang terdiri atas banyak
monosakarida . Contoh dari polisakarida adalah amilum, glikogen, dan
selulosa.
Sifat karbohidrat adalah jika direaksikan dengan fehling akan
berubah menjadi endapan merah bata. Selain itu, saat direaksikan dengan
benedict juga akan menghasilkan endapan merah bata. Karbohidrat
berfungsi sebagai sumber energi, membantu melancarkan kerja sistem
pencernaan, dan mengoptimalkan fungsi protein. Banyak sekali jenis
makanan yang menjadi sumber karbohidrat, seperti nasi, gandum, umbi-
umbian, gandum, sagu, jagung, kentang. Setiap 1 gram karbohidrat akan
menghasilkan 4,1 kalori. Namun, jika kekurangan atau kelebihan
karbohidrat juga akan mengakibatkan gangguan, seperti kwasiorkor, gula
darah, diabetes melitus, dan obesitas. Oleh karena itu, karbohidrat akan
bermanfaat bagi tubuh apabila dikonsumsi dengan porsi secukupnya.
Praktikum ini akan membuktikan kebenaran bahan yang
mengandung karbohidrat. Bahan yang diujikan adalah nasi, putih telur
mentah, pisang, dan sawi. Bahan-bahan tersebut akan ditetesi dengan
21

betadine sebanyak 3 tetes. Setelah ditetesi, kita akan melihat perubahan


yang terjadi dan dapat menarik kesimpulan dari praktikum ini.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini yaitu menguji adanya kandungan
karbohidrat pada bahan.
22

B. Metodologi Praktikum
1. Waktu Pelaksanaan
Praktikum Acara III Karbohidrat dilaksanakan pada hari Selasa,
tanggal 24 November. Pada pukul 11.41 WIB di Jl. Mandala Sari Nomor
17 Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun.

2. Alat dan Bahan


a. Alat
1) Wadah 2
b. Bahan
1) Nasi 1 sendok
2) Telur putih mentah secukupnya
3) Pisang secukupnya
4) Sayur sawi secukupnya
5) Betadine 3 tetes
3. Cara Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Meneteskan 3 tetes betadine ke masing-masing bahan
c. Amati dan catat warna yang terbentuk
23

A. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1. Uji Kualitatif Protein

No Bahan Perubahan

Setelah putih telur ditetesi air perasan jeruk,


1 Putih Telur
terbentuk gumpalan.
Setelah susu full cram ditetesi air perasan jeruk
2 Susu full cream terbentuk gumpalan, rasa berubah menjadi asam,
dan bau asamnya dominan.
Setelah air tajin ditetesi air perasan jeruk tidak
3 Air tajin
terjadi perubahan apa-apa.
Sumber: Hasil Pengamatan
2. Pembahasan
Menurut Sawitri et al., (2014), protein merupakan suatu polimer
yang terdiri dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan
dengan ikatan peptida. Hal tersebut membuat protein sering disebut
polipeptida. Protein termasuk senyawa kompleks yang mengandung unsur
Karbon(C), Hidrogen(H), Oksigen(O), Nitrogen(N), dan beberapa ada
yang mengandung Fosfor(P) dan Belerang(S). Protein terdiri dari 20
macam asam-amino. Protein terdapat dalam sistem hidup semua
organisme baik tingkat tinggi maupun rendah.

Menurut Sanger (2018), Sifat-sifat protein adalah denaturasi,


koagulasi, dan reaksi pencoklatan. Denaturasi rusaknya struktur protein
karena adanya penggumpalan protein. Denaturasi terjadi karena
mencampur protein dengan larutan garam, pH terlalu tinggi dan rendah,
menambahkan alkohol pada protein. Koagulasi merupakan peristiwa
munculnya endapan atau penggumpalan protein. Koagulasi terjadi karena
adanya kerusakan stabilitas sistem koloid yang berbeda muatan. Reaksi
pencoklatan adalah reaksi saat molekul gula sederhana dan protein
dipanaskan pada suhu tertentu. Disebut reaksi pencoklatan karena
24

membuat warna makanan menjadi coklat. Reaksi ini terjadi karena


keberadaan suatu enzim.

Praktikum protein dilakukan dengan cara menetesi tiga bahan, yaitu


putih telur, susu full cream, dan air tajin dengan air jeruk. Dari praktikum
tersebut ada perubahan yang terjadi pada bahan-bahan tersebut. Menurut
Marfira et al., (2018) pH yang rendah dan tinggi dapat menyebabkan
terjadinya denaturasi dan mengubah struktur protein. Denaturasi protein
ditandai dengan adanya penggumpalan protein yang sering disebut
koagulasi. Pada tiga bahan yang diuji, putih telur dan susu full cream
setelah ditetesi air jeruk menggumpal. Penggumpalan itu terjadi sebab air
jeruk termasuk larutan asam. Larutan asam mempunyai nilai pH kurang
dari 7. Protein yang ditetesi dengan larutan asam akan terdenaturasi. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa putih telur dan susu full cream
mengandung protein. Sementara itu, air tajin tidak mengalami
penggumpalan sebab tidak mengandung protein.

C. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


25

1. Hasil Pengamatan
Tabel 3.1. Hasil Uji Karbohidrat

Larutan Perubahan

Nasi yang semula berwarna putih berubah


Nasi
menjadi warna ungu kehitaman.
Putih telur mentah yang semula berwarna
Putih Telur
bening tidak berubah warna (tetap)
Mentah

Buah pisang yang semula berwarna kuning


Buah pisang
berubah menjadi warna coklat kehitaman.
Sawi yang semula berwarna putih berubah
Sayur sawi
menjadi warna cokelat.
Sumber: Hasil Pengamatan
2. Pembahasan
Menurut Fitri dan Yekti (2012), karbohidrat merupakan salah satu
sumber energi. Karbohidrat berasal dari kata “karbon” yang artinya
mengandung unsur karbon dan “hidrat” yang artinya air. Namun, pada
kenyataannya karbohidrat tidak mengandung senyawa air. Karbohidrat
terdiri dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O). Di alam,
karbohidrat merupakan hasil sintesis CO2 dan H2O dengan bantuan
matahari dan klorofil melalui proses fotosintesis. Karbohidrat menjadi
sumber kalori bagi organisme yang tidak bisa membuat makanan sendiri
(heterotrof).
Selain menjadi sumber kalori, fungsi karbohidrat menurut Siregar
(2014), adalah pemberi rasa manis pada makanan, penghemat protein,
pengatur katabolisme lemak, dan membantu pengeluaran feses. Fungsi
tersebut sangat berguna bagi tubuh manusia. Namun, kelebihan atau
kekurangan karbohidrat mengakibatkan gangguan kesehatan, seperti
diabetes melitus, kolesterol, konstipasi, ketosis, dan obesitas. Oleh karena
itu, kita harus mengonsumsi karbohidrat secara cukup tidak boleh lebih
atau kurang.
26

Menurut Fitri dan Fitriana (2020), karbohidrat terdiri dari


monosakarida, disakarida, dan polisakarida yang memiliki senyawa
berbeda-beda. Hal tersebut merupakan penggolongan karbohidrat
berdasarkan sifat hidrolisisnya. Monosakarida adalah karbohidrat yang
paling sederhana karena tidak bisa disederhanakan lagi. Monosakarida
berperan sebagai monomer yang menyusun disakarida dan polisakarida.
Nama monosakarida diambil berdasar pada jumlah atom karbon yang
menyusunnya. Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari dua
monosakarida. Polisakarida merupakan karbohidrat yang terdiri dari
banyak monosakarida, sehingga terbentuk rantai panjang melalui proses
kondensasi.
Monosakarida tidak berwarna, bentuk kristalnya larut dalam air
tetapi tidak larut dalam pelarut non polar. Ada tiga jenis monosakarida
yang mempunyai arti gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Glukosa
adalah hasil akhir pencernaan sukrosa, maltosa, dan laktosa. Glukosa
dimanfaatkan dalam pembuatan permen. Fruktosa merupakan jenis gula
yang paling manis. Fruktosa digunakan dalam pembuatan sirup. Galaktosa
merupakan hasil hidrolisis laktosa (gula susu). Disakarida ada tiga jenis
yang mempunyai arti gizi, yaitu sukrosa, maltosa, dan laktosa. Sukrosa
merupakan gula pasir yang terbuat dari gula tebu. Maltosa merupakan
disakarida yang berasal dari dua molekul glukosa. Laktosa merupakan
disakarida yang susunannya terdiri atas glukosa dan galaktosa. Jenis
polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin, dan
glikogen. Pati merupakan karbohidrat utama yang sering dikonsumsi
manusia yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Dekstrin merupakan
karbohidrat hasil dari hidrolisis pati atau glikogen. Glikogen merupakan
karbohidrat yang tersimpan di dalam tubuh manusia dan hewan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dengan menetesi


betadine pada 4 bahan, yaitu nasi, telur putih mentah, pisang, dan sawi
27

terjadi perubahan warna pada beberapa bahan. Nasi yang semula berwarna
putih setelah ditetesi betadine berubah warna menjadi ungu kehitaman.
Telur putih mentah yang sudah ditetesi betadine tidak terjadi perubahan
warna. Pisang yang awalnya berwarna putih berubah warna menjadi coklat
agak hitam. Sawi yang awalnya berwarna putih berubah menjadi cokelat.
Bila larutan berubah warna menjadi hitam atau kebiruan, bahan
makanan yang diuji mengandung karbohidrat. Jika warnanya semakin
hitam, menurut Putri et al., (2015) maka kadar karbohidratnya semakin
tinggi. Dapat disimpulkan bahwa nasi dan pisang adalah bahan yang
mengandung karbohidrat. Karbohidrat yang terkandung pada nasi adalah
polisakarida jenis amilum. Sementara itu, karbohidrat yang terkandung
pada pisang juga termasuk ke dalam polisakarida jenis amilum. Telur putih
mentah yang tidak berubah warna menandakan bahan tersebut tidak
mengandung karbohidrat. Begitu juga dengan sawi yang berubah warna
menjadi coklat. Warna coklat yang muncul berasal dari warna betadine itu
sendiri.

D. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
28

Berdasarkan praktikum acara III dapat disimpulkan bahwa:


a. Karbohidrat terdiri dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O)
yang mempunyai fungsi pemberi rasa manis pada makanan, penghemat
protein, pengatur katabolisme lemak, dan membantu pengeluaran feses
b. Tiga jenis karbohidrat yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
Monosakarida terdiri dari tiga jenis, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
Disakarida terdiri dari tiga jenis, yaitu sukrosa, maltosa, dan laktosa.
Polisakarida terdiri dari tiga jenis, yaitu pati, dekstrin, dan glikogen.
c. Bahan makanan yang berwarna hitam atau kebiruan setelah ditetesi
betadine menandakan bahan itu mengandung karbohidrat. Nasi dan pisang
adalah bahan makanan yang mengandung karbohidrat. Putih telur mentah
dan sawi tidak mengandung karbohidrat
2. Saran
Praktikum ini membutuhkan kesabaran karena bahan makanan
harus dihaluskan sampai lumat agar berhasil.
DAFTAR PUSTAKA

Fitri, A.S., Fitriana, Y.A.N. 2020. J. Analisis Senyawa Kimia. Vol 17 (1). hal: 45.
Fitri., Wirawanni, Y. 2012. Asupan Energi Karbohidat Serat Beban Glikemik
Latihan Jasmani dan Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe
2. J. Media Medika Indnesia. Vol 46 (2): 121-123.
Putri, A.E.V.T., Pratjojo, W., Susatyo, E.B. 2015. Uji Proksimat dan
Organoleprtik Brownies dengan Substitusi Tepung Mocaf. J. Pendidikan
Sains Kimia Indonesia. Vol 4 (3). hal: 168-169.
Siregar, N.S. 2014. Karbohidrat. J. Ilmu Keolahragaan. Vol 13 (2). hal: 38-41.

29
DAFTAR LAMPIRAN

30
31
ACARA IV
PROTEIN
B. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Protein merupakan polimer yang terdiri dari monomer-monomer
asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Protein berasal dari
kata “protos” yang mempunyai arti utama. Protein termasuk senyawa
organik kompleks yang tersusun dari unsur Karbon(C), Hidrogen(H),
Oksigen(O), Nitrogen(N), dan beberapa ada yang mengandung Fosfor(P)
dan Belerang(S). Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino berjumlah
20 yang terikat satu sama lain. Dari 20 asam amino, orang dewasa
membutuhkan delapan jenis asam amino esensial, yaitu lisin, leusin,
isoleusin, valin, triptofan, fenilalanin, metionin, treonin. Sementara itu,
anak-anak yang sedang tumbuh harus ditambah dengan dua jenis protein,
yaitu histidin dan arginin. Adapun contoh asam amino non esensial adalah
prolin, serin, tirosin, sistein, glisin, asam glutamat, alanin, asam aspartat,
aspargin, ornitin.
Berdasarkan sumbernya, protein dibagi menjadi 2 jenis, yaitu protein
nabati dan protein hewani. Protein nabati adalah protein yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, seperti jagung, kedelai, kacang-kacangan. Protein
hewani adalah protein yang berasal dari hewan, seperti telur, daging
sapi,daging ayam, susu, ikan. Berdasarkan bentuknya, protein juga dibagi
menjadi dua jenis, yaitu protein fibriler dan protein globuler. Protein
fibriler adalah protein yang berbentuk serabut, contohnya kolagen, fibrin,
keratin. Protein globuler adalah protein yang berbentuk bola, contohnya
albumin dan globulin. Protein sangat penting bagi manusia untuk
membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, sumber energi, membentuk
antibodi, dan membentuk enzim dan hormon. Oleh karena itu, penting bagi
kita untuk mengetahui tentang protein dan hal-hal yang berkaitan
dengannya.

32
33

Praktikum ini dilakukan dengan menguji putih telur, susu full cream,
dan air tajin. Ketiga bahan ini akan ditetesi dengan air perasan jeruk.
Setelah itu, kita akan mengamati perbedaan yang terjadi pada bahan
sebelum dan sesudah ditetesi air perasan jeruk. Setelah praktikum ini,
diharapkan kita akan mengetahui bahan apa saja yang mengandung protein
dan harus rajin mengonsumsi bahan tersebut agar kita memperoleh
manfaatnya bagi tubuh.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini yaitu mahasiswa mampu menguji secara
kualitatif ada tidaknya protein dalam suatu bahan.
34

C. Metodologi Praktikum
1. Waktu Pelaksanaan
Praktikum Acara III Protein dilaksanakan pada hari Selasa,
tanggal 24 November. Pada pukul 12.14 WIB di Jl. Mandala Sari Nomor
17 Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun.

2. Alat dan Bahan


a. Alat
1) Wadah 3
2) Sendok makan 1
3) Sendok teh 1
b. Bahan
1) Putih telur 1,5 sdm
2) Susu full cream 1,5 sdm
3) Air tajin 1,5 sdm
4) Air perasan jeruk 2 sdt
3. Cara Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Menetesi putih telur, susu full cream dan air tajin masing-masing
dengan air perasan jeruk 2 sdt
c. Amati perubahan yang terjadi dan bandingkan perbedaannya
35

D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1. Uji Kualitatif Protein

No Bahan Perubahan

Setelah putih telur ditetesi air perasan jeruk,


1 Putih Telur
terbentuk gumpalan.
Setelah susu full cram ditetesi air perasan jeruk
2 Susu full cream terbentuk gumpalan, rasa berubah menjadi asam,
dan bau asamnya dominan.
Setelah air tajin ditetesi air perasan jeruk tidak
3 Air tajin
terjadi perubahan apa-apa.
Sumber: Hasil Pengamatan
2. Pembahasan
Menurut Sawitri et al., (2014), protein merupakan suatu polimer
yang terdiri dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan
dengan ikatan peptida. Hal tersebut membuat protein sering disebut
polipeptida. Protein termasuk senyawa kompleks yang mengandung unsur
Karbon(C), Hidrogen(H), Oksigen(O), Nitrogen(N), dan beberapa ada
yang mengandung Fosfor(P) dan Belerang(S). Protein terdiri dari 20
macam asam-amino. Protein terdapat dalam sistem hidup semua
organisme baik tingkat tinggi maupun rendah.

Menurut Sanger (2018), Sifat-sifat protein adalah denaturasi,


koagulasi, dan reaksi pencoklatan. Denaturasi rusaknya struktur protein
karena adanya penggumpalan protein. Denaturasi terjadi karena
mencampur protein dengan larutan garam, pH terlalu tinggi dan rendah,
menambahkan alkohol pada protein. Koagulasi merupakan peristiwa
munculnya endapan atau penggumpalan protein. Koagulasi terjadi karena
adanya kerusakan stabilitas sistem koloid yang berbeda muatan. Reaksi
pencoklatan adalah reaksi saat molekul gula sederhana dan protein
dipanaskan pada suhu tertentu. Disebut reaksi pencoklatan karena
36

membuat warna makanan menjadi coklat. Reaksi ini terjadi karena


keberadaan suatu enzim.

Praktikum protein dilakukan dengan cara menetesi tiga bahan, yaitu


putih telur, susu full cream, dan air tajin dengan air jeruk. Dari praktikum
tersebut ada perubahan yang terjadi pada bahan-bahan tersebut. Menurut
Marfira et al., (2018) pH yang rendah dan tinggi dapat menyebabkan
terjadinya denaturasi dan mengubah struktur protein. Denaturasi protein
ditandai dengan adanya penggumpalan protein yang sering disebut
koagulasi. Pada tiga bahan yang diuji, putih telur dan susu full cream
setelah ditetesi air jeruk menggumpal. Penggumpalan itu terjadi sebab air
jeruk termasuk larutan asam. Larutan asam mempunyai nilai pH kurang
dari 7. Protein yang ditetesi dengan larutan asam akan terdenaturasi. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa putih telur dan susu full cream
mengandung protein. Sementara itu, air tajin tidak mengalami
penggumpalan sebab tidak mengandung protein.

E. Kesimpulan dan Saran


37

1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum di atas, diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :
a. Protein merupakan rangkaian asam amino dengan ikatan pepsida yang
mengandung beberapa unsur dan 20 asam amino.
b. Sifat sifat protein adalah denaturasi, koagulasi, dan reaksi pencoklatan.
c. pH yang rendah dan tinggi dapat menyebabkan terjadinya denaturasi dan
mengubah struktur protein. Hal itu ditandai dengan koagulasi/
penggumpalan.
d. Putih telur dan susu full cream mengandung protein karena setelah ditetesi
air jeruk menggumpal.
2. Saran
Praktikum ini lebih menarik jika dilaksanakan secara offline di
laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Marfira, N., Genggam, G., Julistia, P. 2018. Pengendapan Koagulasi dan
Denaturasi pada Protein. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sanger, G., Damngilala, L.J., Montolalu, L.A.D., Dotulong, V. 2018. Dalam :
Mata Kuliah Kimia Pangan Topik Bab 2 Protein, Universitas Sam
Ratulangi, Manado. hal: 1-16.
Sawitri, K.N., Sumaryada, T., Ambarsari, L. 2014. Analisa Pasangan Jembatan
Garam Residu GLU15-LYS4 pada Kestabilan Termal Protein 1GB1. J.
Biofisika. Vol 10 (1). hal: 68-69.

38
DAFTAR LAMPIRAN

39
40

Anda mungkin juga menyukai