Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM 1

A. Akar Wortel (Daucus carota)


1. Judul : Akar (Radix)
2. Tujuan : Mengetahui bagian-bagian akar pada tanaman Wortel
3. Gambar Wortel (Daucus carota)

e
d

b
4. Keterangan
a
a. Tudung Akar (Calyptra)
b. Ujung Akar (Apex radicis)
c. Serabut Akar (Fibrilla radicalis)
d. Batang Akar (Corpus radicis)
e. Leher akar (Collum)
5. Deskripsi
Pada akar wortel (Daucus carota) mempunyai banyak bulu atau rambut
akar dan juga cabang akar yang menyebar. Menurut Tjitrosoepomo (2005)
Daucus carota memiliki akar tunggang berbentuk tombak yang pangkalnya
besar meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan,
biasanya menjadi tempat penimbunan makanan.

B. Akar Bengkoang (Pachyrrhizus erosus)


1. Judul : Akar (Radix)
2. Tujuan : Mengetahui bagian-bagian akar pada tanaman Bengkoang
3. Gambar Bengkoang (Pachyrrhizus erosus)
c
e
b

4. Keterangan
a. Ujung Akar (Apex radicis)
b. Serabut Akar (Fibrilla radicalis)
c. Batang Akar (Corpus radicis)
d. Cabang Akar (Radix lateralis)
e. Leher akar (Collum)
5. Deskripsi
Pada akar Bengkoang (Pachyrrhizus erosus) memiliki lebih banyak
cabang dan bulu akar pada bagian ujung akat. Manurut Tjitrosoepomo (2005)
pada akar tanaman ini memiliki sistem perakaran berbentuk gasing, pada
pangkal akar besar membulat, akar-akar serabut sebagai cabang hanya pada
ujung yang sempit meruncing menurut bentuknya akar ini disebut dengan
akar gasing.

C. Akar Kangkung (Ipomoea aquatica)


1. Judul : Akar (Radix)
2. Tujuan : Mengetahui bagian-bagian akar pada tanaman Kangkung
3. Gambar Kangkung (Ipomoea aquatica)
d b

c
e

4. Keterangan
a. Ujung Akar (Apex radicis)
b. Batang Akar (Corpus radicis)
c. Cabang Akar (Radix lateralis)
d. Leher akar (Collum)
e. Bulu Akar (Pilus radicalis)
5. Deskripsi
Pada tanaman Ipomoea aquatica tidak terdapat begitu banyak cabang
maupun serabut akar. Menurut Gardner (1985) Sistem perakaran spesies
dikotil umumnya terdiri dari akar primer yang besar, geotropi positif dengan
percabangan halus lateral. Seringkali akar primer mempunyai begitu banyak
penebalan sekunder sehingga percabangan lateral yang halus tidak tampak
jelas.

D. Akar Bayam Duri (Amaranthus spinosus)


1. Judul : Akar (Radix)
2. Tujuan : Mengetahui bagian-bagian akar pada tanaman Bayam Duri
3. Gambar Bayam Duri (Amaranthus spinosus)
e c

b
d

4. Keterangan
a. Ujung Akar (Apex radicis)
b. Serabut Akar (Fibrilla radicalis)
c. Batang Akar (Corpus radicis)
d. Cabang Akar (Radix lateralis)
e. Leher akar (Collum)
5. Deskripsi
Pada tanaman Amaranthus spinosus memiliki system perakaran tunggang
dengan banyak cabang, akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang tumbuh
lurus kebawah dengan cabang yang banyak. Menurut Tjitrosoepomo (2005)
cabang akar bayam duri memberikan kekuatan lebih pada batang dan juga
daerah perakaran menjadi luas sehingga dapat diserap air dan zat makanan
yang lebih banyak.

E. Akar Belimbing Tanah (Oxalis barrelieri)


1. Judul : Akar (Radix)
2. Tujuan : Mengetahui bagian-bagian akar pada tanaman Belimbing Tanah
3. Gambar Belimbing Tanah (Oxalis barrelieri)
e
c

b
d

4. Keterangan
a. Ujung Akar (Apex radicis)
b. Serabut Akar (Fibrilla radicalis)
c. Batang Akar (Corpus radicis)
d. Cabang Akar (Radix lateralis)
e. Leher akar (Collum)
5. Deskripsi
Akar Oxalis barrelieri tidak terdapat terlalu banyak percabangan maupun
serabut akar, akarnya seringkali berfungsi sebagai organ utama untuk
menyimpan cadangan makanan. Menurut Gardner (1985) akar Oxalis
barrelieri merupakan akar dikotil, akar dikotil dilengkapi dengan korteks,
jaringan parenkim yang mendukung pertumbuhan baru.

F. Akar Bandotan (Agerantum conyzoides)


1. Judul : Akar (Radix)
2. Tujuan : Mengetahui bagian-bagian akar pada tumbuhan Bandotan
3. Gambar Bandotan (Agerantum conyzoides)
e

b c

d
a

4. Keterangan
a. Ujung Akar (Apex radicis)
b. Serabut Akar (Fibrilla radicalis)
c. Batang Akar (Corpus radicis)
d. Cabang Akar (Radix lateralis)
e. Leher akar (Collum)
5. Deskripsi
Pada akar bandotan memiliki system perakaran serabut yang cenderung
tumbuh horizontal. Hal ini selaras dengan Gardner (1985) Yang mengatakan
bahwa perakaran bandotan merupakan perakaran monokotil yang tidak
memiliki kambium untuk penebalan sekunder. Secara kolektif perakaran ini
disebut perakaran serabut.
Sistem perakaran serabut merupakan sejumlah akar yang kurang lebih
sama besar dan semuanya keluar dari pangkar batang (Tjitrosoepomo, 2005).

G. Akar Teki Ladang (Cyperus rotundus)


1. Judul : Akar (Radix)
2. Tujuan : Mengetahui bagian-bagian akar pada tumbuhan Teki Ladang
3. Gambar Teki Ladang (Cyperus rotundus)
c

b
a

4. Keterangan
a. Ujung Akar (Apex radicis)
b. Cabang Akar (Radix lateralis)
c. Leher akar (Collum)
5. Deskripsi
Akar Cyperus rotundus merupakan system perakaran serabut yang
cenderung tumbuh vertical. Menurut Gardner (1985) Akar liar terbentuk
terakhir dengan bentuk agak kasar dan tumbuh vertikal. Akar penguat kasar
ini menghasilkan percabangan yang halus bila memasuki tanah dan
mempunyai sifat fungsional untuk menyerap selain untuk penambatan.

H. Akar Sirih (Piper betle)


1. Judul : Akar (Radix)
2. Tujuan : Mengetahui bagian-bagian akar pada tanaman Sirih
3. Gambar Sirih (Piper betle)
b

c
4. Keterangan
a. Leher Akar (Collum)
b. Cabang Akar (Radix lateralis)
c. Ujung Akar (Apex radicis)
5. Deskripsi
Akar Piper betle memiliki akar pelekat yaitu akar yang keluar dari buku-
buku batang tumbuhan memanjat dan berguna untuk menempelkan pada
penunjangnya saja. Menurut Tjitrosoepomo (2005) menyatakan bahwa akar
sirih merupakan akar tunggang yang bentuknya bulat dan berwarna cokelat
kekuningan dan melekat kuat pada penunjangnya.

DAFTAR PUSTAKA
Gardner, F. P. (1985). Physiologi of Crop Plants. Iowa, USA: The Iowa State
University Press.
Tjitrosoepomo, G. (2005). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai