Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERCOBAAN 3

TITRASI ASAM BASA

DISUSUN OLEH :

NAMA : SANDRA AMELIA

NIM : G70120062

KELOMPOK : EMPAT (4)

ASISTEN : GABRIELLA NOVERINA PUTRI DODU

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………….......................……...……................……. i

DAFTAR PUSTAKA.……………………………......................................… ii

LEMBAR ASISTENSI.…..………………………......................................… iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………….........…… 1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….… 1
1.3 Tujuan Praktikum……………………………..………….…..........… 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Titrasi..…...…............…..………...............…………….….…..…….. 2
2.2 Titrasi Asam Basa...…...…............…..………...………….…...…….. 2
2.3 Pengenceran…............….………...............…………….….…......….. 3

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat…....................................................................….... 4


3.2 Alat dan Bahan….………………………………...…….…....……..... 4
3.3 Prosedur Kerja.….………………………………...…….…....……..... 4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan……………………..…...........................….....…… 6


4.2 Pembahasan………………………………………..…….……....…… 6

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan……………………………....……................................... 8
5.2 Saran……………………………………............…………….…....… 8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu kimia analitik adalah ilmu kimia yang mendasari pemisahanpemisahan


dan analisis bahan. Analisa bertujuan untuk menentukan susunan bahan, baik secara
kualitatif, kuantitatif, maupun secara struktur. Susunan kualitatif merupakan
komponen-komponen bahan, sedangkan susunan kuantitatif adalah berapa
banyaknya atau setiap komponen tersebut. Dalam ilmu kimia analitik untuk
menganalisa suatu komponen kimia terdiri atas beberapa analisis yaitu analisis
volumetri, analisis gravimetri.

Analisa volumetrki adalah salah satu cara pemeriksaan jumlah zat kimia yang
luas penggunaannya. Cara ini sangat menguntungkan karena pelaksanaannya yang
mudah dan cepat, ketelitian dan kecepatan cukup tinggi, juga dapat digunakan
untuk menetukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat berbeda-beda. Metode
volumetrik secara garis besar dapat diklasifikasikan dalam empat kategori yaitu
titrasi asam basa yang meliputi reaksi asam dan basa, titrasi redoks yaitu titrasi yang
meliputi hampir semua reaksi oksidasi reduksi, titrasi pengendapan yaitu titrasi
yang meliputi pembentukkan endapan, dan titrasi kompleksometri. Titrasi asam
basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant.Titrasi asam basa
berdasarkan reaksi penetralan. Titrasi asam-basa ini ditentukan oleh titik ekuivalen
(equivalent point) dengan menggunakan indikator asam-basa.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana proses titrasi asam basa pada sebuah larutan?
2) Bagaimana reaksi asam (C₂H₂O₄) yang dititrasi dengan basa (NaOH)?
3) Bagaimana reaksi asam (CH₃COOH) yang dititrasi dengan basa (NaOH)?

1.3 Tujuan Praktikum


1) Untuk mengetahui proses titrasi asam basa pada sebuah larutan.
2) Untuk mengatahui hasil reaksi dari C₂H₂O₄ yang dititrasi dengan NaOH.
3) Untuk mengetahui hasil reaksi dari CH₃COOH yang dititrasi dengan
NaOH.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Titrasi

Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan standar
ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak
dikenal. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara
pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan standar
primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan standar
yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan
kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa - volum larutan). Larutan
standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan
melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga konsentrasi
diketahui dari hasil standardisasi (Day Underwood, 1999).

Standardisasi larutan merupakan proses saat konsentrasi larutan standar


sekunder ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi dengan larutan standar
primer (John Kenkel, 2003). Titran atau titer adalah larutan yang digunakan untuk
mentitrasi (biasanya sudah diketahui secara pasti konsentrasinya). Dalam proses
titrasi suatu zat berfungsi sebagai titran dan yang lain sebagai titrat. Titrat adalah
larutan yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi komponen tertentu. Titik
ekuivalen adalah titik yang menyatakan banyaknya titran secara kimia setara
dengan banyaknya analit. Titik akhir titrasi adalah titik pada saat titrasi
diakhiri/dihentikan.

2.2 Titrasi Asam Basa

Titrasi asam basa menurut pengertian adalah proses menetralkan larutan yang
tidak diketahui dengan cara meneteskan (titrasi) suatu asam kuat dan basa kuat yang
telah diketahui konsentrasinya kedalam larutan tersebut. Penetralan merupakan kata
kunci yang harus dipahami dalam titrasi jenis ini dimana ion hidrogen yang
menyebabkan suatu larutan bersifat asam bereaksi dengan ion hidroksida yang
dalam suatu menyebabkan suatu larutan bersifat basa sehingga membentuk suatu
molekul air. Sehingga untuk mengetahui konsentrasi sampel yang tidak diketahui
yang jika bersifat basa, maka standar yang digunakan untuk proses titrasi adalah
standar asam (asidimetri), demikian juga sebalikanya standar basa digunakan untuk
mengetahui konsentrasi sampel yang tidak dikatahui yang jika bersifat asam
(alkalimetri).

2.3 Pengenceran

Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu senyawa
dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu
aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan
berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang
dilarutkan/diencerkan (Brady,1999).

Dalam kimia, pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat homogen


antara zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di
dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven (Gunawan,
2004.).

Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga


jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut
sesudah pengenceran. Dengan kata lain jumlah mmol zat terlarut sebelum
pengenceran sama dengan jumlah mmol zat terlarut sesudah penegenceran atau
jumlah gr zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah gr zat terlarut
sesudah pengenceran.

Rumus pengenceran menurut (Gunawan, 2004) yaitu :

M1.V1 = M2.V2
Keterangan :
M1 = molaritas awal larutan
M2 = molaritas akhir larutan
V1 = volume awal larutan
V2 = volume akhir larutan
BAB III
Metode Percobaan

3.1 Waktu dan Tempat

Percobaan 3 tersebut yang mengenai titrasi asam basa dilaksanakan pada hari
senin tanggal 30 November 2020 secara daring melalui via zoom di rumah masing-
masing tiap praktikan.

3.2 Alat dan Bahan


• Alat:
1) Statif
2) Buret
3) Gelas kimia
4) Pipet volumetrik
5) Labu erlenmeyer
6) Labu ukur
• Bahan:
1) Larutan NaOh
2) Asam oksalat (C₂H₂O₄)
3) Asam cuka (CH₃COOH)
4) Indikator fenolftalein
5) Aquades

3.3 Prosedur Kerja


• Proses titrasi larutan asam oksalat (C₂H₂O₄):
1) Cuci buret dengan cara mengalirkan aquades untuk mensterilkan buret
dan untuk memastikan tidak adanya kebocoran pada kran buret.
2) Bilas buret yang telah dicuci dengan larutan NaOH protitrasi sebanyak
2 kali dengan banyaknya masing-masing 5mL.
3) Isi buret dengan larutan NaOH hingga 50mL.
4) Keluarkan gelembung udara yang terdapat pada buret dan pastikan
banyaknya larutan NaOH adalah 50mL.
5) Bilas pipet volumetrik dengan menggunakan aquades.
6) Lanjutkan pembilasan pada pipet volmetrik dengan menggunakan asam
oksalat (C₂H₂O₄) sebanyak 2 kali.
7) Masukkan larutan asam oksalat sebanyak 25mL dengan menggunakan
pipet volumetrik ke dalam labu erlenmeyer yang berukuran 250mL.
8) Tambahkah 4 tetes fenolftalein ke dalam labu erlenmeyer.
9) Titrasi larutan C₂H₂O₄ tersebut dengan larutan NaOH yang telah
dimasukkan di dalam buret secara perlahan hingga larutan C₂H₂O₄
berubah warna.

• Proses titrasi sampel asam (asam cuka : CH₃COOH)


1) Siapkan sampel asam dan kemudian diencerkan, yang mana proses
pengenceran dilakukan dengan cara memipet 5mL sampel asam dengan
menggunakan pipet volumetrik dan masukkan ke dalam labu ukur.
2) Isi labu ukur yang berukuran 100mL dengan aquades sebanyak
setengahnya dari ukuran labu ukur.
3) Masukkan sampel asam yang akan dilarutkan sebanyak 5mL ke dalam
labu ukur dengan menggunakan pipet volumetrik.
4) Encerkan larutan tersebut dengan menambahkan aquades hingga tanda
batas, dan kemudian aduk labu ukur tersebut dengan cara manual secara
perlahan, hal ini bertujuan agar konsentrasi dari larutan tersebt merata
dan semua zat yang ada di labu ukur teraduk dengan baik
5) Ambil sampel asam yang telah diencerkan dengan menggunakan pipet
volumetrik 25mL yang telah dibilas dengan menggunakan sampel asam
tersebut, kemudian sampel asam yang telah diambil menggunakan pipet
volumetrik dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer yang juga telah
dibilas dengan menggunakan sampel asam.
6) Tambahkan 4 tetes indikator fenolftalein ke dalam labu erlenmeyer
yang berisikan sampel asam.
7) Titrasi larutan sampel asam tersebut dengan larutan NaOH yang telah
dimasukkan di dalam buret secara perlahan hingga larutan sampel asam
berubah warna.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Metode Larutan
Sampel Indikator Perlakuan Hasil
Titrasi Titrasi
Larutan C₂H₂O₄ sebanyak
Larutan
25mL dititrasi secara perlahan
Larutan C₂H₂O₄
C₂H₂O₄ dengan cara terlebih dahulu
Alkalimetri NaOH 4 tetes PP berubah
25mL dicampurkan dengan 4 tetes
50mL menjadi warna
PP, kemudian dicampurkan
merah muda
larutan NaOH.
Larutan CH₃COOH sebanyak
25mL dititrasi secara perlahan Larutan
Larutan dengan cara terlebih dahulu CH₃COOH
CH₃COOH
Alkalimetri NaOH 4 tetes PP diencerkan dengan aquades. berubah
25mL
50mL Setelah itu baru dicampurkan menjadi warna
dengan 4 tetes PP, kemudian merah muda
dicampurkan larutan NaOH.

4.2 Pembahasan

Ada satu hal yang termasuk hal terpenting sebelum melakukan proses titrasi,
hal tersebut yaitu membilas terlebih dahulu peralatan yang akan digunakan dengan
larutan yang ingin digunakan. Hal ini bertujuan agar dalam proses penggunaan alat
yang digunakan tidak tercampur dengan larutan lainnya seperti aquades ataupun
larutan yang sebelumnya telah digunakan.

Untuk menitrasi larutan asam oksalat (C₂H₂O₄) yang sebanyak 25mL harus
terlebih dahulu ditambahkan indikator fenolftalein sebanyak 4 tetes. Kemudian
larutan C₂H₂O₄ ditambahkan dengan larutan NaOH yang telah diisi dalam buret
secara perlahan yang mana proses tersebut mengahasilkan larutan C₂H₂O₄ berubah
warna menjadi warna merah muda.
Sedangkan untuk menitrasi larutan asam cuka (CH₃OOH), hal yang terlebih
dahulu dilakukan yaitu melakukan pengenceran sampel asam cuka tersebut dengan
cara ditambahkan dengan aquades yang ditambahkan ke dalam labu ukur sebanyak
setengahnya dari ukuran labu ukur yang berukuran 100mL, di mana dakam labu
ukur tersebut telah dimasukkan sampel asam cuka sebanyak 5mL. Setelah
diencerkan, larutan CH₃OOH tersebut telah bisa untuk dititrasi. Untuk memulai
proses titrasi, larutan CH₃OOH yang telah encer dipindahkan terlebih dahulu
sebanyak 25mL dengan menggunakan pipet volumetrik ke dalam labu erlenmeyer.
Setelah itu, larutan CH₃OOH ditambahkan dengan indikator fenolftalein sebanyak
4 tetes. Kemudian larutan CH₃OOH ditambahkan dengan larutan NaOH yang telah
diisi dalam buret secara perlahan yang mana proses tersebut mengahasilkan larutan
CH₃OOH berubah warna menjadi warna merah muda.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum/percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik


kesimpulan bahwa :

1) Larutan asam oksalat (C₂H₂O₄) dan larutan asam cuka (CH₃OOH) yang
dititrasi menggunakan larutan NaOH berubah warna merah muda dengan
menggunakan indikator fenolftalein.
2) Sebelum melakukan proses titrasi, larutan asam cuka (CH₃OOH) harus
terlebih dahulu diencerkan dengan cara dicampurkan dengan aquades.

5.2 Saran
Dalam melakukan titrasi, pastikan tangan kita dan alat-alat yang akan
dipakai bersih. Pastikan juga volume tertakar sempurna. Dan juga kita harus
teliti dalam memperhatikan skala volume larutan dalam buret dan
memperhatikan perubahan warna tepat sesuai dengan keinginan. Dengan
demikian akan mempermudah kita untuk menentukan konsentrasi zat yang
akan kita cari. Apabila masih terdapat kesalahan dan kekeliruan jangan malas
untuk mengulang kembali percobaan tersebut. Sebaiknya praktikan bisa lebih
memanfaatkan waktu praktikum yang diberikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Trie Widiarti. 2015. Laporan Praktikum (KIMDAS) Titrasi Asam Basa. Terdapat
pada: http://aayhunna.blogspot.com/2015/04/laporan-praktikum-kimdas-titrasi-
asam.html, diakses pada tanggal 03 Desember 2020

Eva Erviana. 2017. Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam Basa. Tedapat pada:
http://titrasiasambasa.blogspot.com/2017/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html,
diakses pada tanggal 03 Desember 2020

Arham. 2013. Pengertian asam basa menurut para ahli. Terdapat pada:
http://arham07.blogspot.com/2013, diakses pada tanggal 04 Desember 2020

Regina Tutik Padmaningrum. 2006. Titrasi Asidimetri. Terdapat pada:


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/regina-tutik-padmaningrum-
dra-msi/c3titrasi-asidimetri.pdf, diakses pada 03 Desember 2020

Day, Underwood, (1999). Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Erlangga

John Kenkel, (2003). Analytical Chemistry for Technicians. Washington, Lewis


Publishers

W. Haryadi, (1990). Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia

Keenan, Charles W. dkk. 1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta, Erlangga

Intan Wahyu Ningsih. 2015. Titrasi Asam Basa Laporan Praktikum Kimia.
Terdapat pada: http://intaaanid.blogspot.com/2016/02/titrasi-asam-basa.html,
diakses pada tanggal 03 Desember 2020

Eva erfiana. 2017. Laporan praktikum kimia analisis 1 "titrasi asam basa". STIKES
MANDALA WALUYA KENDARI.
LEMBAR ASISTENSI

Nama : Sandra Amelia

Stambuk : G70120062

Kelompok : Empat (4)

Asisten : Gabriella Noverina Putri Dodu

No Hari/Tanggal Koreksi Paraf

Anda mungkin juga menyukai