PERCOBAAN 3
DISUSUN OLEH :
NIM : G70120062
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA.……………………………......................................… ii
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Titrasi..…...…............…..………...............…………….….…..…….. 2
2.2 Titrasi Asam Basa...…...…............…..………...………….…...…….. 2
2.3 Pengenceran…............….………...............…………….….…......….. 3
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan……………………………....……................................... 8
5.2 Saran……………………………………............…………….…....… 8
BAB I
PENDAHULUAN
Analisa volumetrki adalah salah satu cara pemeriksaan jumlah zat kimia yang
luas penggunaannya. Cara ini sangat menguntungkan karena pelaksanaannya yang
mudah dan cepat, ketelitian dan kecepatan cukup tinggi, juga dapat digunakan
untuk menetukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat berbeda-beda. Metode
volumetrik secara garis besar dapat diklasifikasikan dalam empat kategori yaitu
titrasi asam basa yang meliputi reaksi asam dan basa, titrasi redoks yaitu titrasi yang
meliputi hampir semua reaksi oksidasi reduksi, titrasi pengendapan yaitu titrasi
yang meliputi pembentukkan endapan, dan titrasi kompleksometri. Titrasi asam
basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant.Titrasi asam basa
berdasarkan reaksi penetralan. Titrasi asam-basa ini ditentukan oleh titik ekuivalen
(equivalent point) dengan menggunakan indikator asam-basa.
2.1 Titrasi
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan standar
ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak
dikenal. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara
pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan standar
primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan standar
yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan
kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa - volum larutan). Larutan
standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan
melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga konsentrasi
diketahui dari hasil standardisasi (Day Underwood, 1999).
Titrasi asam basa menurut pengertian adalah proses menetralkan larutan yang
tidak diketahui dengan cara meneteskan (titrasi) suatu asam kuat dan basa kuat yang
telah diketahui konsentrasinya kedalam larutan tersebut. Penetralan merupakan kata
kunci yang harus dipahami dalam titrasi jenis ini dimana ion hidrogen yang
menyebabkan suatu larutan bersifat asam bereaksi dengan ion hidroksida yang
dalam suatu menyebabkan suatu larutan bersifat basa sehingga membentuk suatu
molekul air. Sehingga untuk mengetahui konsentrasi sampel yang tidak diketahui
yang jika bersifat basa, maka standar yang digunakan untuk proses titrasi adalah
standar asam (asidimetri), demikian juga sebalikanya standar basa digunakan untuk
mengetahui konsentrasi sampel yang tidak dikatahui yang jika bersifat asam
(alkalimetri).
2.3 Pengenceran
Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu senyawa
dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu
aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan
berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang
dilarutkan/diencerkan (Brady,1999).
M1.V1 = M2.V2
Keterangan :
M1 = molaritas awal larutan
M2 = molaritas akhir larutan
V1 = volume awal larutan
V2 = volume akhir larutan
BAB III
Metode Percobaan
Percobaan 3 tersebut yang mengenai titrasi asam basa dilaksanakan pada hari
senin tanggal 30 November 2020 secara daring melalui via zoom di rumah masing-
masing tiap praktikan.
Metode Larutan
Sampel Indikator Perlakuan Hasil
Titrasi Titrasi
Larutan C₂H₂O₄ sebanyak
Larutan
25mL dititrasi secara perlahan
Larutan C₂H₂O₄
C₂H₂O₄ dengan cara terlebih dahulu
Alkalimetri NaOH 4 tetes PP berubah
25mL dicampurkan dengan 4 tetes
50mL menjadi warna
PP, kemudian dicampurkan
merah muda
larutan NaOH.
Larutan CH₃COOH sebanyak
25mL dititrasi secara perlahan Larutan
Larutan dengan cara terlebih dahulu CH₃COOH
CH₃COOH
Alkalimetri NaOH 4 tetes PP diencerkan dengan aquades. berubah
25mL
50mL Setelah itu baru dicampurkan menjadi warna
dengan 4 tetes PP, kemudian merah muda
dicampurkan larutan NaOH.
4.2 Pembahasan
Ada satu hal yang termasuk hal terpenting sebelum melakukan proses titrasi,
hal tersebut yaitu membilas terlebih dahulu peralatan yang akan digunakan dengan
larutan yang ingin digunakan. Hal ini bertujuan agar dalam proses penggunaan alat
yang digunakan tidak tercampur dengan larutan lainnya seperti aquades ataupun
larutan yang sebelumnya telah digunakan.
Untuk menitrasi larutan asam oksalat (C₂H₂O₄) yang sebanyak 25mL harus
terlebih dahulu ditambahkan indikator fenolftalein sebanyak 4 tetes. Kemudian
larutan C₂H₂O₄ ditambahkan dengan larutan NaOH yang telah diisi dalam buret
secara perlahan yang mana proses tersebut mengahasilkan larutan C₂H₂O₄ berubah
warna menjadi warna merah muda.
Sedangkan untuk menitrasi larutan asam cuka (CH₃OOH), hal yang terlebih
dahulu dilakukan yaitu melakukan pengenceran sampel asam cuka tersebut dengan
cara ditambahkan dengan aquades yang ditambahkan ke dalam labu ukur sebanyak
setengahnya dari ukuran labu ukur yang berukuran 100mL, di mana dakam labu
ukur tersebut telah dimasukkan sampel asam cuka sebanyak 5mL. Setelah
diencerkan, larutan CH₃OOH tersebut telah bisa untuk dititrasi. Untuk memulai
proses titrasi, larutan CH₃OOH yang telah encer dipindahkan terlebih dahulu
sebanyak 25mL dengan menggunakan pipet volumetrik ke dalam labu erlenmeyer.
Setelah itu, larutan CH₃OOH ditambahkan dengan indikator fenolftalein sebanyak
4 tetes. Kemudian larutan CH₃OOH ditambahkan dengan larutan NaOH yang telah
diisi dalam buret secara perlahan yang mana proses tersebut mengahasilkan larutan
CH₃OOH berubah warna menjadi warna merah muda.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1) Larutan asam oksalat (C₂H₂O₄) dan larutan asam cuka (CH₃OOH) yang
dititrasi menggunakan larutan NaOH berubah warna merah muda dengan
menggunakan indikator fenolftalein.
2) Sebelum melakukan proses titrasi, larutan asam cuka (CH₃OOH) harus
terlebih dahulu diencerkan dengan cara dicampurkan dengan aquades.
5.2 Saran
Dalam melakukan titrasi, pastikan tangan kita dan alat-alat yang akan
dipakai bersih. Pastikan juga volume tertakar sempurna. Dan juga kita harus
teliti dalam memperhatikan skala volume larutan dalam buret dan
memperhatikan perubahan warna tepat sesuai dengan keinginan. Dengan
demikian akan mempermudah kita untuk menentukan konsentrasi zat yang
akan kita cari. Apabila masih terdapat kesalahan dan kekeliruan jangan malas
untuk mengulang kembali percobaan tersebut. Sebaiknya praktikan bisa lebih
memanfaatkan waktu praktikum yang diberikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Trie Widiarti. 2015. Laporan Praktikum (KIMDAS) Titrasi Asam Basa. Terdapat
pada: http://aayhunna.blogspot.com/2015/04/laporan-praktikum-kimdas-titrasi-
asam.html, diakses pada tanggal 03 Desember 2020
Eva Erviana. 2017. Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam Basa. Tedapat pada:
http://titrasiasambasa.blogspot.com/2017/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html,
diakses pada tanggal 03 Desember 2020
Arham. 2013. Pengertian asam basa menurut para ahli. Terdapat pada:
http://arham07.blogspot.com/2013, diakses pada tanggal 04 Desember 2020
Keenan, Charles W. dkk. 1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta, Erlangga
Intan Wahyu Ningsih. 2015. Titrasi Asam Basa Laporan Praktikum Kimia.
Terdapat pada: http://intaaanid.blogspot.com/2016/02/titrasi-asam-basa.html,
diakses pada tanggal 03 Desember 2020
Eva erfiana. 2017. Laporan praktikum kimia analisis 1 "titrasi asam basa". STIKES
MANDALA WALUYA KENDARI.
LEMBAR ASISTENSI
Stambuk : G70120062