Anda di halaman 1dari 25

Anabolisme dan

Hukum Termodinamika
O
L
E
H

Kelompok 1

Muh. Fasjun Fitri DHini Nurul Fatmawati


FirdaH Aulia
Rihdatul Aisy Jimris Hande Wardani
Dela Pramesti
Ribka Lagani Hesti Rahayu Putri Ayu
Arwandah
Nurul Amalia Viviyani Nasmal Alitsiyah Hasyim
Calvin Siti Nurhasanah Rio Fernando
Sitti Nur haliza
Tomuka
Joseph Refli R. Masalugi Thylka Mawadha
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Herli IGnasius Tamagola
Universitas Tadulako
AngkatanTarumba
2020
1
ANABOLISME
A. Pengertian Anabolisme

Anabolisme adalah proses menyusun beberapa senyawa organik sederhana menjadi


senyawa kimia atau molekul kompleks. Adapun contoh reaksi anabolisme adalah
fotosintesis dakemosintesis.
Sederhananya, anabolisme adalah reaksi kimia yang menyusun senyawa sederhana menjadi
senyawa yang lebih kompleks. Reaksi ini terjadi di dalam tubuh tubuh manusia, senyawa
komplek tersebut biasanya disebut dengan senyawa makromolekul. Makromolekul yang
terbentuk tersebut dapat atau bisa menjadi segala macam bentuk seperti misalnya asam
nukleat, lemak, karbohidrat serta juga protein. Peristiwa tersebut tentu memerlukan energi
dari luar, setelah itu energi tersebut kemudian digunakan untuk mengikat senyawa sederhana
tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks.
B. Proses Anabolisme
Berikut gambar dari proses anabolisme :
PENJELASAN

Di dalam reaksi anabolisme dibutuhkan energi yang juga diperoleh dari reaksi katabolisme. Reaksi pada sel tersebut
bisa atau dapat dikelompokkan menjadi dua kategori:
• Reaksi anabolisme tersebut ialah suatu reaksi pembentukan, yakni terjadi sintesis molekul besar dari molekul
sederhana atau pun kecil. Pada proses anabolisme tersebut membutuhkan energi, serta prosesnya disebut dengan
istilah reaksi endogenic.
• Reaksi katabolisme ini reaksi pemecahan. Katabolisme ini ialah pemecahan molekul besar itu menjadi lebih
sederhana yang disertai dengan pelepasan energi yang disebut dengan istilah reaksi exergonic. Total penjumlahan
dari reaksi anabolisme serta katabolisme ini disebut dengan metabolisme (pembentukan serta pemecahan).
Contoh dari proses katabolisme ini ialah respirasi, sedangkan untuk contoh proses anabolisme itu ialah
fotosintesis (Green et al, 1988).

Hasil-hasil anabolisme tersebut berguna di dalam fungsi yang esensial. Hasil tersebut seperti misalnya glikogen serta
protein yakni sebagai bahan bakar di dalam tubuh, asam nukleat untuk kemudian pengkopian informasi genetik.
Protein, lipid, serta juga karbohidrat tersebut kemudian menyusun struktur tubuh makhluk hidup, baik itu intraselular
atau pun juga ekstraselular. Bila sintesis bahan-bahan tersebut lebih cepat dari perombakannya, maka organisme
tersebut kemudian akan tumbuh.
C. Tahapan Anabolisme
Anabolisme sendiri memiliki 3 tahapan dasar, y a i t u :

Produksi prekursor Aktivasi senyawa-senyawa


Penggabungan prekursor tersebut
tersebut kemudian menjadi
seperti asam amino, kemudian akan menjadi molekul
bentuk reaktif dengan
monosakarida, serta kompleks, seperti misalnya polisakarida,
menggunakan energi dari
nukleotida protein, lemak, serta juga asam nukleat
ATP

Anabolisme yang memakai energi cahaya tersebut kemudian dikenal dengan istilah fotosintesis,
sedangkan untuk anabolisme yang menggunakan energi kimia yang dikenal dengan istilah
kemosintesis.
D. Ciri-Ciri Anabolisme

Adapun Ciri dari anabolisme diantaranya sebagai berikut :


• Merupakan reaksi penyusunan
• Substrat berupa senyawa sederhana
• Hasil reaksi berupa senyawa kompleks
• Memerlukan energi
• Bersifat endoterm
• Dapat atau bisa dicontohkan dengan reaksi fotosintesis
atau juga kemosintesis
E. Fungsi Reaksi Anabolisme di Dalam Tubuh

Anabolisme ini memungkinkan tubuh untuk dapat


membangun atau juga menumbuhkan sel-sel baru
serta memelihara jaringan tubuh. Proses ini kemudian
menggunakan energi yang dihasilkan reaksi
katabolisme, serta kemudian dipengaruhi oleh segala
macam hormon serta enzim untuk dapat membentuk
serta memperbaiki sel dan juga jaringan. Contoh dari
adanya proses anabolisme antara lain ialah seperti
pada pertumbuhan serta juga mineralisasi tulang, dan
juga pada peningkatan massa otot.
Peranan Hormon Pada Reaksi Anabbolisme

01 02 03 04 05
Insulin-like
Hormon growth factors Hormon Hormon Hormon
Pertumbuhan (IGF-1 dan IGF- Insulin Testosteron Estrogen
2).
Hormon Pertumbuhan
Hormon ini dibuat pada kelenjar pituitari (kelenjar kecil di
sebelah bawah otak). Fungsinya ialah untuk dapat mengatur
pertumbuhan tubuh. Terlalu banyak hormon pertumbuhan
dimasa kanak-kanak tersebut bisa atau dapat menyebabkan
seseorang tumbuh lebih tinggi dari rata-rata (gigantisme).
Sedangkan apabila terlalu sedikit dapat atau bisa
menyebabkan tinggi tubuh kurang dari rata-rata
(dwarfisme)
Insulin-like growth factors
(IGF-1 & IGF-2)
Insulin-like growth factors tersebut menstimulasi produksi protein
serta lemak. IGF-I dan IGF-2, yang bekerja sama dengan hormon
pertumbuhan, memiliki peran penting di dalam pertumbuhan serta
perkembangan tulang dan juga segala macam jaringan tubuh,
termasuk itu kelenjar susu serta didalam terjadinya suatu proses
reproduksi (prokreasi). Hormon ini kemudian mengendalikan
produksi hormon pertumbuhan oleh kelenjar hipofisis (pituitari),
serta juga kadar gula di dalam darah.
Hormon Insulin
Hormon ini dibuat oleh kelenjar pankreas. Insulin ini
memiliki tugas yakni mengatur kadar glukosa (gula) di
dalam darah, membantu tubuh mengubah makanan yang
dikonsumsi itu menjadi energi, serta jhuga membantu
menyimpan cadangan energi. Sel tubuh tersebut tidak dapat
atau bisa memanfaatkan glukosa tanpa insulin.
Hormon Testosteron
Testosteron ini merupakan hormon laki-laki yang diproduksi pada testis. Testosteron
tersebut menyebabkan terbentuknya sperma serta perkembangan karakteristik seks
pria, seperti misalnya suara yang lebih berat, otot yang lebih besar, serta juga
pertumbuhan rambut di wajah dan juga tubuh. Hormon testosteron ini juga
memainkan peran penting di semua tubuh disebabkan karna berdampak kepada otak,
tulang dan juga massa otot, sistem pembuluh darah, distribusi lemak, organ, tingkat
energi, serta juga fungsi seksual. Tidak hanya pada pria, hormon testosteron tersebut
juga diproduksi di dalam
tubuh wanita, namun jumlahnya itu lebih sedikit. Pada wanita, hormon tersebut
diproduksi di dalam ovarium.
Hormon Estrogen
Estrogen ini merupakan hormon wanita yang diproduksi di dalam ovarium
(serta plasenta itu selama kehamilan). Hormon estrogen bertanggung jawab
di dalam memperkuat jaringan tulang, kemudian mengembangkan
karakteristik bentuk tubuh perempuan, seperti misalnya payudara, berperan
di dalam penebalan jaringan di rahim (endometrium), serta juga mengatur
siklus menstruasi. Dalam jumlah kecil, estrogen tersebut juga diproduksi di
jaringan lemak serta otot. Ini merupakan sumber utama estrogen pada
wanita yang telah melalui masa menopause. Pria pun juga memproduksi
hormon estrogen, namun tetapi jumlahnya lebih sedikit.
2
Hukum Termodinamika
A. Pengertian Termodinamika

Kata Termodinamika ini bersalah dari bahasa Yunani yaitu


“Thermos” yaitu “Panas” dan “Dynamic” yakni “Perubahan”.

Termodinamika merupakan salah satu ilmu yang


menggambarkan usaha untuk mengubah kalor
(perpindahan energi yang disebabkan perbedaan suhu)
menjadi energi serta sifat-sifat pendukungnya.

Termodinamika ini sendiri ditemukan dan juga diteliti pada


awal abad 18. Termodinamika berhubungan erat dengan
fisika energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
B. Prinsip-Prinsip Termodinamika
Penerapan prinsip-prinsip termodinamika yang meliputi Mekanika, Panas dan Kalkulus Diferensial.
Penyelesaian suatu masalah atau problema secara termodinamika dilakukan melalui beberapa tahapan,
yakni sebagai berikut :
Formulasi problem ke dalam besaran & bentuk termodinamika. Hal ini yang dikatakan sebagai mengubah bahasa
01 dalam problem ke dalam bahasa termodinamika, kemudian merumuskannya dengan menggunakan besaran-
besaran termodinamika.

Evaluasi sifat dan fungsi termodinamika, berarti melakukan analisis terhadap formulasi yang telah disusun pada
02 langkah pertama. Tahap ini membutuhkan pemahaman pengetahuan termodinamika yang memadai agar tidak
terjadi kesalahan persepsi terhadap arah atau tujuan problema tersebut.

03
Penyelesaian problem termodinamika. Pada tahap ini dibutuhkan dukungan pengetahuan matematika atau
kalkulus (deferensial, integral) sehingga dapat diperoleh jawaban yang valid atau bisa dipertanggungjawabkan.

Ketiga langkah penyelesaian termodinamika tersebut harus berpijak pada dalil-dalil atau kaidah-kaidah dalam termodinamika.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, termodinamika direkayasa sedemikian rupa sehingga menjadi
suatu bentuk mekanisme yang bisa membantu manusia dalam kegiatannya. Aplikasi termodinamika yang begitu luas
dimungkinkan karena adanya perkembangan ilmu termodinamika sejak abad 17. Pengembangan ilmu termodinamika dimulai
dengan pendekatan makroskopik yakni perilaku umum partikel zat yang menjadi media pembawa energi.
C. Sistem Termodinamika

Sistem Tertutup Sistem Terbuka


Sistem TErisolasi
Terjadi pertukaran energi (panas dan kerja)
tetapi tidak terjadi pertukaran benda dengan
lingkungan. Rumah hijau ialah contoh dari Terjadi pertukaran energi (panas dan
sistem tertutup di mana terjadi pertukaran kerja) dan benda dengan
panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja Tak terjadi pertukaran panas, lingkungannya.
dengan lingkungan. Apakah suatu sistem benda atau kerja dengan
terjadi pertukaran panas, kerja atau lingkungan. Contoh dari sistem Sebuah pembatas memperbolehkan
keduanya biasanya dipertimbangkan sebagai terisolasi adalah wadah terisolasi, pertukaran benda disebut
sifat pembatasnya yakni : seperti tabung gas terisolasi. permeabel. Samudra merupakan
• Pembatas Adiabatik Tidak
contoh dari sistem terbuka.
memperbolehkan pertukaran panas
• Pembatas Rigid : Tidak memperbolehkan
pertukaran kerja
HUKUM
TERMODIN
AMIKA
Rumus Hukum Termodinamika I
Q = ∆U + W ataupun ∆U = Q – W

Keterangan :
“Jumlah kalor yang ada pada suatu sistem
∆U = Perubahan
ialah sama energi energi
dengan perubahan dalamyang
sistem
ada
(J)di dalam sistem tersebut ditambah dengan
usaha yang dilakukan oleh sistem”
Q = Kalor yang diterima ataupun
dilepas sistem (J) Termodinamika I
—Hukum

W = Usaha (J)
Penjelasan Hukum Termodinamika
II :
Tidak akan mungkin membuat mesin yang bisa bekerja di dalam satu siklus,
menerima kalor dari satu reservoir serta mengubah kalor seluruhnya menjadi
“Kalor bisa mengalir secara alami dari benda
usaha. yang memiliki suhu lebih dingin; kalor tidak
bisa mengalir
Tidak akan mungkin secarayang
membuat mesin spontan dari benda
dapat bekerja ke satu siklus
di dalam
benda kalor
dengan mengambil panasdari
tanpa dilakukan
reservoir yang sebuah
memilikiusaha.”
suhu rendah dan
memberikannya ke reservoir yang memiliki suhu lebih tinggi tanpa adanya usaha
dari luar. —Hukum Termodinamika II

Mesin yang bekerja di antara reservoir suhu Tt dan reservoir suhu Tt (Tt > Tr),
memiliki efisiensi yang maksimum.
Hukum Termodinamika III

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut.


Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai
temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem
akan mendekati nilai minimum.

Hukum ini dapat menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal


sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
Pengertian Entropi

”Entropi bisa diartikan sebagai ukuran ketidakberaturan, di


dalam sistem yang tertutup poningkatan entropi oleh
penurunan jumlah energi yang tersedia, semakin tinggi
entropi maka akan semakin tinggi juga ketakberaturannya”.
Istilah entropi secara literatur berarti transformasi, dan
diperkenalkan oleh Claussius.
Jenis-Jenis
Entropi
1. Entropi Pada Proses Temperatur Konstan 2. Entropi Pada Proses Temperatur Berubah
Apabila suatu sistem yang ada pada suhu Rumus :
mutlak T mengalami proses reversible
dengan menyerap sejumlah kalor Q maka ∆S = mc In (T2/T1)
kenaikan entropi ∆S.
Keterangan :
Rumus :
∆S : Perubahan entropi (J/K)
∆S = S2 – S1 = Q/T c : Kalor jenis (J/kg K)
m : Massa (kg)
Keterangan : T1 : Suhu mula-mula (K)
T2 : Suhu akhir (K)
∆S : Perubahan entropi (J/K)
S1 : Entropi mula-mula (J/K)
S2 : Entropi akhir (J/K)
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai