Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“ BUFFER PROTEIN DAN KARBONAT”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Kesehatan
Masyarakat

Dosen Pengampu: Ibu Liyana Ilmyati,M.GZ..

Disusun oleh :
Afidatus Sulkha
Fadhil ardiansyah
niamullah

PRODI S1 GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) KHAS
KEMPEK 2023
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Pada makalah ini penulis banyak mengambil dari berbagai sumber dan
referensi dan pengarahan. Oleh sebab itu,dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna,untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.

Cirebon, 7 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................3

1.3 Tujuan Pembahasan................................................................................3

1.3 Manfaat....................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

2.1 Pengertian ikan tuna...............................................................................4

2.2 proses ikan tuna metode ice cooling......................................................6

2.3 Proses kemuduran ikan tuna..................................................................7

2.4 proses secara fisik....................................................................................7

2.5 Proses secara bilogis................................................................................8

2.6 proses kimia.............................................................................................8

BAB III PENUTUP..............................................................................................10

3.1 Kesimpulan...........................................................................................10

3.2 Saran.....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sistem buffer adalah substansi yang mengkombinasikan asam dan basa. Sistem
buffer berupa larutan yang terdiri dari campuran asam lemah dengan gararnnya
yang berasa_l dari basa kuat, atau campuran basa lemah dengan garamnya yang
berasal dari asam kuat. Contohnya, campuran asam asetat (CH COOH) dengan
natrium asetat (CHOCOONa) membentuk buffer karbonat.

Darah danjaringanmengandung sistm buffer untuk memperkecil perubahan pH


akibat penambahan asam (ion H') atau basa (ion OH). Buffer karena komsentrasi
asam lemah dan sangat besar dibandingkanjumlah ion atau ion OH-
yangditimbahkan/dipindahkan. ion Hasil dari sumber eksternal bertambah pada
larutan, kelebihan ion H* akan dicounter oleh garamnya (komponen basa dari
buffer) diubah menjadi asam lemah. Jika ion OH-yangbertambah pada larutan,
maka kelebihan ion OH- akan dicounter oleh komponen asam dari diubah meniadi
garam dan air sehingga tidak terjadi perubahan pH.

Buffer mempunyai kemampuan maksimum untuk mempertahankan pH, yang


disebut sebagai kgmsitas bi4Cer. maksimum dicapai saat jumlah asam lemah
sama dengan jumlah garamnya.Penambahan asam atau basa yang melebihi.

Cl- masuk ke buffer, akan menyebabkan perubahan pH lamtan. Fungsi sistem


buffer untuk mempertahankan pH merupakan bagian dari mekanisme homeostasis
tubuh untuk menjaga pH.

Beberapa buffer yang terpenting saat ini adaiah buffer bikarbonat dan asam
karbonat, buffer fosmc buffer protein, dan buffer hemwobin (Erman, 2CK)7).

1. Buffer bikarbonat asam karbonat

Merupakan buffer terpenting dalam plasma untuk mencegah keseimbangan asam


basa darah. Sistem buffer ini bekerja efektif sampai dengan pH 7,4. Buffer ini

1
haik untuk penambahan asam, karena dapat menefralkan asam dala_mjumlah
banyak. Hal dapat dilihat dari rasiO ion bikarbonat dan asam karbonat sebesar 20,
atau dapat dituliskan / [H2C03] 20.

Perbandingan ion bikarbonat dan asam karbonat tergantungpada produksi C02


hasil oksidasi dalam sel dan pelepasan Reaksi kesetimbangan sec-ara simultan,
ditunjukkan CO +1120= H,C03 pK=6J

pH plasma

Buffer fosfatdan buffer protein

Merupakan buffer yang bekerja utama pada intraseluler. Ion dari plasma yang
masuk sel, dibuffer oleh buffer protein dan fosfat dan pertukaran K*.

H* dari plusrna masuk sel ditukæ K+, akibatnya pada keadaan di mana kadar
tinggi dalam plasma (pH plasma rendah), masuknya H* ke dalam sel dalam
jumlah banyak dapat mengakiba hiperkalemia.

Sebaliknya, kadar H* yang rendah dan kadar bikarbonat yangberlebihan dalam


plasma dapat

Buffer hemoglobin

Buffer ini bekerja pada eritrosit dengan keberadaan e.nzim karbonik anhidrase,
yang mengkatahsis reaksi berikut

2 H2CO

C02 selama resprrasi.

Dalam darah, hemoglobin terdapat dalam bentuk oksihemoglobin (HhbO ),


deoksihemoglobin (HHb), serta garam- garam Kalium (Khb02) dan HHb dan
Hhb02 merupakan asam-asam lemah yang membentuk sistem buffer dengan
garam-garam kaliumnya, masing-masing dalam eritrosit_ HhbOJKhb02 2007).

Histidin yang terdapat dalarn molekul hemoglobin sangat efektif menangkat ion
H* sambil membebaskan O

2
Meningkatnya tekanan C02 dan turunnya pH akan memudahkan penguraian
Hb02 sehingga memungkinkan kelompok senyawa imidazol untuk menyerap ion
Dalam jaringan ion bikarbonat (HC03") yang diproduksi dalam eritrosit berdifusi
ke dalam plasma untuk mempertahankan kenetralan muatan dan aniondalam
gritrosit.

Konsentrasi ion K* intraseiuler dan konsentmi ion Nat (plasma) tidak mengalami
perubahan yang berarti karena permeabilitas membran eritrosit terhadap kedua
kation tersebut relatifrendah. Pedstiwa lain yang berlawanan adalah pembebasan
C02 dalam pam-paru

dibuffer alch yang berasal dari sel, ditukar K+ dapat hipokalemia.


Denzjal ICeasan:aR (Pi'} Darah Seianzg PrusesLatihan

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian buffer protein dan karbonat?
2. Bagaimana proses pengaturan keseimbangan asam basa ?
3. Bagaimana sistem- sistem buffer protein dan karbonat?

1.3 Tujuan Pembahasan


Tujuan dari makalah ini adalah bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui pengertian buffer protein dan karbonat


2. Untuk mengetahui proses pengaturan keseimbangan asam basa
3. Untuk mengetahui sistem-sistem buffer protein dan karbonat

3
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari makalah ini yaitu sebagai beri
kut:
1. Bagi Mahasiswa
Bisa dijadikan bahan kajian pelajar untuk mengembangkan kemam
puan dalam menjelaskan buffer protein dan karbonat.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DERAJAT KEASAMAN (pH) DARAH SELAMA PROSES LATIHAN

Saat ini banyak orang tertarik berolahraga/ melakukan latihan untuk


meningkatkan kesehatan atau kemampuan fisik. Hanya saja lati.han secara
berlebihzn atau tidak sesuai untuk individu tertentu, bisajadi akan dari pada

Iatihan mempunyai efek jangka pendek (akut) dan jangka panjang Agar latihan
bemanfaat, hlbuh harus menanyni hal ini. Beberapa efek akut utama saat latihan
adalah meningkatnya denyut jantung, tekanan darah sistolik, dan cardiac output.
Aliran darah ke ototjuga meningkat. Metabolisme tubuh menjadi lebih aktif,

4
sehiræ pernapßan dipacu lebih cepat dan dalam untuk memasok oksigen yang
dibutuNcan saat metabolisme meningkat.

Pada latihan berat, metabolisme tubuh akan bergeser dari kondisi aerob ke kondisi
anaerob ketika suplai oksigen sudah tidak mernadai. Asam laktat mulai dihasilkan
di otot, yang selanjutnya memasuki aliran darah dan menurunkanpH darah.
Karbondioksida (C02) dan yang dihasilkan dalam metabolisme juga akan
mempengaruhi pH darah. Perubahan-perubahan kimia dalam darah, harus diikuti
oleh fungsi fisiologis untuk mempertahankan komposisi kimia yang tepat di
dalam sel. Oleh sebab itu, komposisi kimia dari cairan di luar sel harus tetap
r&tifkonstan. Keadaan ini dikenal sebagai homeostasis.Dalam keadaan
homeostasis, derajat keasarnan (pH) u.iran tubuh yang direpresentasikan Oleh pH
darah hams dipert&hankan dalam rentangan 7,35-7,45. Pembahan pH akan
mempengaruhi ma enzim dan fungsi organ penting seperti otak dan jantung.
Enzim sebagai biostatis yang berperan

Der’VatKeasaman (Ph) Dgrah Selama hoses Latikan

Dalam reaksi-reaki kimia dalam sel, daya kataliLiknya sangat dipengaruhi oleh
suhu dan pH. Enzim bekerja secara terkoordinasi, dengan urutnn-urutan suatu
hubungan yang harmonis antara beberapa aktivitas metabolisme yang berbeda
untuk menopang fungsi hidup. Kineria enzim seringkali dapat menimbulkan
gangguan terhadap aktivitas metabolisme tubuh, sehingga tubuh menjadi sakit
@man, 2007). Ole-h sebab itu, sistem pengaturan keseimbangan asam basa dalarn
tubuh akan bekerja untuk menyeimbangkan pH ini.

2.2 PENGATURAN KESEIMBANGAN ASAM BASA

Terdapat tiga sistem yang mengatur derajal keasaman (pH), yaitu: sistem buffer,
sistem rcspirasi, dansistem renal. Sistem buffer, adalah substansi yang
mengkombinasikan asam dan basa, bereaksi secara æung untuk mcnjagapH, dan

5
merupakan sistem yang menjaga asam-basa tubuh yang paling efisicn. Buffer inj
terdapat dalam darah, intraseluler, dan cairan ekstraseluler. Bebcrapabuffer yang
terpentingsaat ini adalah buffer bikarbonat dan karbonat, buffer fosfat, buffer
protein, dan buffer hemoglobin..

Garis pertahanan kedua dalam mempertahankdn keseimbangan asam-basa yaitu


sistem respirasi. Paru-paru mengatur karbondioksida (C02) dalam darah, yang
dikombinasikan dengan H20 untuk membentuk 112C03. Kemoreseptor pada otak
mendeteksi pergantian pH dan mengatur laju dan kedalaman respirasi untuk
mengatur level C02. Pernapasan lebih cepat dan lebih dalam akanmengeliminasi
C02 dari paru-paru, dan lebih sedikit H2C03 yang terbentuk., sehingga pH naik.
Sebaliknya, lebih lambat dan lebih dangkal pernapasan, akan mengurangi eksrcsi
C02, sehinggapH akan turun.

Tekanan parsial dari level arterial CO (PaC07) mcnunjukkan level C02 dalam
darah.

PaC02 normal yaitu 35 hingga 45 mm Hg. Levcl C02 yang lebih Hngi
mengindikasikan akibat pernapasan yang dangkal. I_ßvei C02 yang lebih rendah
mengindikasikan suatu hipenentilasi.

Sistem respirasi, yang dapat menangani keseirnbangan asam — sama seperti


halnya sistem bereaksi dalam menit, dengan kompensasi yang temporer.
Penyesuaian jangka panjang membutuhkan sistem renal.

Sistem renal menjaga kcseimbangan asambasa dengan cara mengabsorbsi atau


mensresikan asam dan tBa. Selain ihl, dapat memproduksi HCO,• untuk
mengatasi persediaan yang rendah. Level HC03" yang normal yaitu 22 hingga 26
melewati. Ketika darah menjadi asam, ginjal akan mereabsorbsi HC03• dan
mengeksresikan Saat darah menjadi alkali (basa), ginjal akan mengeksresikan
HCA• dan menahan Hasil. Ginjal dapat memberikan efek hingga 24 jam sebelum
kembali ke pH yang normal.

2.4 SISTEM BUFFER

6
Sistem buffer adalah substansi yang mengkombinasikan asam dan basa. Sistem
buffer berupa larutan yang terdiri dari campuran asam lemah dengan gararnnya
yang berasa_l dari basa kuat, atau campuran basa lemah dengan garamnya yang
berasal dari asam kuat. Contohnya, campuran asam asetat (CH COOH) dengan
natrium asetat (CHOCOONa) membentuk buffer karbonat.

Darah danjaringan mengandung sistm buffer untuk memperkecil perubahan pH


akibat penambahan asam (ion H') atau basa (ion OH). Buffer karena komsentrasi
asam lemah dan sangat besar dibandingkanjumlah ion atau ion OH-
yangditimbahkan/dipindahkan. ion H dari sumber eksternal bertambah pada
larutan, kelebihan ion H akan dicounter oleh garamnya (komponen basa dari
buffer) diubah menjadi asam lemah. Jika ion OH-yang bertambah pada larutan,
maka kelebihan ion OH- akan dicounter oleh komponen asam dari diubah meniadi
garam dan air sehingga tidak terjadi perubahan pH.

JVRVALLMUKEOL4HRAGA4N, VOL. 7 NO. Z, FEBRUARI 2922

Cl- masuk ke buffer, akan menyebabkan perubahan pH lamtan. Fungsi sistem


buffer untuk mempertahankan pH merupakan bagian dari mekanisme homeostasis
tubuh untuk menjaga pH.

Beberapa buffer yang terpenting saat ini adaiah buffer bikarbonat dan asam
karbonat, buffer fosmc buffer protein, dan buffer hemwobin (Erman, 2CK)7).

 Buffer bikarbonat asam karbonat

Merupakan buffer terpenting dalam plasma untuk mencegah keseimbangan asam


basa darah. Sistem buffer ini bekerja efektif sampai dengan pH 7,4. Buffer ini
haik untuk penambahan asam, karena dapat menefralkan asam dala_mjumlah
banyak. Hal dapat dilihat dari rasiO ion bikarbonat dan asam karbonat sebesar 20,
atau dapat dituliskan / [H2C03] 20.

Perbandingan ion bikarbonat dan asam karbonat tergantungpada produksi C02


hasil oksidasi dalam sel dan pelepasan C02 selama resprrasi.

Reaksi kesetimbangan sec-ara simultan, ditunjukkan CO +1120= H,C03 pK=6J

7
pH plasma

Buffer fosfatdan buffer protein

Merupakan buffer yang bekerja utama pada intraseluler. Ion dari plasma yang
masuk sel, dibuffer oleh buffer protein dan fosfat dan pertukaran Karbohidrat

Hasil dari plusrna masuk sel ditukæ K+, akibatnya pada keadaan di mana kadar
tinggi dalam plasma (pH plasma rendah), masuknya Hasil ke dalam sel dalam
jumlah banyak dapat mengakiba hiperkalemia.

Sebaliknya, kadar Hasil yang rendah dan kadar bikarbonat yang berlebihan dalam
plasma dapat.

 Buffer hemoglobin

Buffer ini bekerja pada eritrosit dengan keberadaan e.nzim karbonik anhidrase,
yang mengkatahsis reaksi berikut ;

2 H2CO

Dalam darah, hemoglobin terdapat dalam bentuk oksihemoglobin (HhbO ),


deoksihemoglobin (HHb), serta garam- garam Kalium (Khb02) dan HHb dan
Hhb02 merupakan asam-asam lemah yang membentuk sistem buffer dengan
garam-garam kaliumnya, masing-masing dalam eritrosit_ HhbOJKhb02 2007).

Histidin yang terdapat dalarn molekul hemoglobin sangat efektif menangkat ion
Hasil sambil membebaskan Oksigen.

Meningkatnya tekanan C02 dan turunnya pH akan memudahkan penguraian


Hb02 sehingga memungkinkan kelompok senyawa imidazol untuk menyerap ion
Dalam jaringan ion bikarbonat (HC03") yang diproduksi dalam eritrosit berdifusi
ke dalam plasma untuk mempertahankan kenetralan muatan dan aniondalam
gritrosit.

Konsentrasi ion Karbon intraseiuler dan konsentmi ion Nat (plasma) tidak
mengalami perubahan yang berarti karena permeabilitas membran eritrosit

8
terhadap kedua kation tersebut relatifrendah. Pedstiwa lain yang berlawanan
adalah pembebasan C02 dalam pam-paru

dibuffer alch yang berasal dari sel, ditukar K+ dapat hipokalemia.

Denzjal ICeasan:aR (Pi'} Darah Seianzg Pruses Latihan

Gambar 1. Sistem Buffer Darah

Sumber: BhagayaG, N.V_ 1978_ Biochemistry. Philadelphia. J.B. Lippincott


Company

Peranan asam bikarbonat atau asam karbonat sebagai sistem buffer dapat dilihat
dari reaksi berikut.

H2C03+N8C1

+ C02 (dapat dipindahkan mela]ui paru-peru)

NaOH NaHC03+ H20

Hemoglobin menyerap sekitar 60 % ion hidrogen yang pada pembentukan asam


karbonat, H2C03 dan C02. Di sinilah peranan yang lebih besar dari buffer
hemoglobin jika dibandingkan dengan buffer-buffer lain. Meskipun demikian
buffer hemoglobin hanya terdapat dalam eritrosit, sedangkan dalam plasma buffer
ini hanya berperan sebagai intermediasi dalam pengangkutan asam.

Buffer mempunyai kemampuan maksimum untuk mempertahankan pH, yang


disebut sebagai komsitas biacer. maksimum dicapai saat jumlah asam lemah sama
dengan jumlah garamnya.

2.7 SISI"EM RESPIRASI

Sistem pernapasan dikendalikan oleh pusat pernapasan di otak. Pengeluaran C02


dari darah dan pasokan 02 pada jaringan adalah fungsi utama sistem pernapasan.
Mekanisme pernapasan dirangsang oleh turunnya pH, turunnya PO? peningkatan
suhu, dan lain-lain. Pada asidosis metabolik, sistem pernapasan berusaha

9
mengkompensasi dengan bemapas cepat dan dalam, yang disebut hiperventilasi,
danpada alkalosis meübolik &nynhVovent11asi.

JURVAL ILMUKEOLAHRAGAAN, VOL. 7 NO. 1, FEBRVAR2012

Gambal 2. Hubungan antara PC02 dan pH Plasma

Sumbcr: MarLini, F.M. Fundamental of Aaatomy & Phys[ology, USA:


puntice Hall

Pada saat latihan, terjadi peningkatan aktivitas metabolik yang mengakibatkan


teljadinya peningkatan konsentrasi C02 plasmæ tekanan parsial karbondioksida
arteri (PaCO), peningkatan kadar asam karbonat plasma (H2C00 dan penurunan
pH plasma (asidosis). Saat latihan dengan intensitas tinggi, otot akan
menghasilkan asam laktat. Kemudian akan terjadi pemecahan asam laktat menjadi
molekul laktat dan ion Ion kemudian dl%ufer oleh HCO;- dan menghasilkan C02.
Peningkatan kadar CO menyebabkan terjadinya kenaikan PHC02. Meningkatnya
PaC02 menyebabkan terjadinya pcnurunan pH darah. Peningkatan pC02
merangsang kemorcseptor untuk terjadinya hiperventilasi. Hiperventilasi
merupakan usaha untuk mengeluarkan kadar (202 yang tinggi tersebut, sehirvl
akan terjadi penurunan Paco, cairan ekstraseluler dan penurunan konsentrasi
sampai pada nilai normal. CO berdifusi dari kapiler paru menuju alveoli untuk
selanjutnya di keluarkan malalui sistem respirasi. Jika konsentrasi H+ tiba-tiba
meningkat mela]ui peningkatan keasamarpada cairan eksÈaseluler dan tefiadi
penurunan pH dari 7,4 menjadi 7,0, sistem respirasi dapaL mengembalikan pH
tersebut menjadi 7,2 Engga 7,3. Respon ini terjadi dalam waktu 3 sampai 12 menit
(Guyton, 2006).

2.8 SISTEM RENAL


Pada saat latihan fisik sebagian bcsar CO akan diekskresi oleh paru-paru, dan
hanya sebagian kecit H yang diekskresi melalui ginjal (Ganong, 999).
Pengaturan pH darah melalui sistem urinari menggunakan beberapa cara, yailu
dengan.

10
reabsorbsi (HCO selŒcsi keluar menujll Iu men tubulus serta sistem buffer
yangmemungkinkan ion hidrogen berlebih diekslaesi dalam urin (Sloane, 2004).
C02 dalam cairan intersisial berdifusi ke dalam epitcl dan berikatan dengan air
membenluk asam karbonat yang berionisasi membentuk ion H+dall ion HC,O}.
Ion H* ditranspor menuju lumen tubulus dan dikcluarkan melalui urin. Untuk
setiap ion yang disekresi ke dalam lumcn tubulus, satu ion secara aktiftereabsarpsi
ke dalam epitel Ion dan ion HTX)/ ditranspor secara bersamaan dari sel epitel
menuju cairan mtersisial dan masuk ke darah.

Ketika menjadi penurunan HCO yang berat,

maka gangguan asam-basa yang terjadi adalah asidosis metabolik, Ginjal


merespon dengan mcningkatkan sekresi ion dan reabsorpsi ion HCO Alkalosis
metabolik terjadi karena meningkatnya HCOs-, kompensasi dari ginjal dengan
meningkatkan sekresi HC03- dan lebih banyak ekskresi ion natiium dan kalium.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tahap-tahap proses yang mempengaruhi pH darah selama latihan Hemoglobin


membawa 02 dari paru-paru ke otot melalui darah 53.

meningkat selama latihan. Jumlah oksigen dalam otot membentuk gradien anta-ra
sei otot Derajat Keasaman DarahSelama Proses Latihan Otot membutuhkan
lebih banyak 02 daripada normal, karena aktivitas metabolik dan darah dalam
kapiler

Otot memproduksi CO, dan sebagai akibat peningkatan metabolisme,


membentuk gradien konsentrasi yang berlawanan arah dari gradien or

Aliran C02 dan Hasil dari otot ke darah, melalui gadlen konsentrasi.Aksi buffer
hemoglobin kelebihan C02 dan .

Jika penambahan C02 dan tidak dapat diregulasi oleh buffer, maka perubahan
derajat keasaman (pH) darah yang menyebabkan asidosis akan dikompensasi oleh
paru-paru dan ginjal dengan merespon perubahan pH melalui pemindahan C02,
HC03-, dan dari darah

3.2 Saran
Disarankan kepada pembaca, khususnya mahasiswa agar mencari lebi
h banyak informasi tentang buffer protein dan karbonat dari berbagai sumber.

12
Hendaknya perlu ada tambahan kajian makalah buffer protein dan karbonat s
ecara lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Bhagavan, N.V. 1978. Biochemistry. Philadelphia: J.B. Lippincott Company


Erman. 2007. Dasar-dasar Biokimia Olahraga. Surabaya: Unesa University Press.
Ganong, William F & Hall JE. 1999. DukuAjar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Guyton, Arthur C. 2006. Teat Book of Medical Physiology. Philadelphia:
Saunders Company.
Martini, EH. 1998. Fundamental OfAnatomy & Physi0109J, USA: Prentice Hall
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.

13

Anda mungkin juga menyukai