Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KIMIA KLINIK 2

“GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA”

Disusun oleh :

1. Brigitta Clarasonia W
2. Rizka Aini
3. Sri Shinta Utami
4. Yolanda Ayulyani

KELOMPOK 11
TLM 3B

Dosen Pengampu :
Dr. Yati Darmiati, Sp.PK

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN BANTEN
TANGERANG-BANTEN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Bahwa kami telah
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Gangguan Keseimbangan Asam Basa”. Dalam
penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki oleh kami tidaklah
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semuapihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga materi di makalah ini dapat
bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, sehingga
tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Tangerang, 26 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3 Tujuan .............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 2

2.1 Pengertian Asam Basa ..................................................................................... 2


2.2 Keseimbangan Asam Basa ............................................................................... 3
2.3 Pengaturan Asam Basa Dalam Darah .............................................................. 4
2.4 Gangguan Keseimbangan asam Basa Dalam Darah ........................................ 6

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 17

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 17


3.2 Saran ................................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting
dalamkehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam basa, larut dalam tiga
golongan yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. asam danbasa memiliki
sifat-sifat yang berbeda, sehingga kita dapat menentukan sifatsuatu solusi. Sifat asam
basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pH merupakan
suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkatsolusi.larutan asam memiliki
pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7,sedangkan larutan netral
memiliki pH 7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator pH atau dengan pH
meter. Menurut penjelasan tersebut menjelaskan tentang keseimbangan asam basa serta
berbagai macam faktor atau hal-hal yang berkaitan dengan keseimbangan asam basa.
Keseimbangan asam basa merupakan hal yang penting bagi tubuh karena
dapatmempengaruhi fungsi organ vital.Gangguan keseimbangan asam basa yang
berat,dapat mempengaruhi hidup pasien. Derajat izin (pH) darahmanusia normalnya
berkisar antara 7,35 hingga 7,45. Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan
asam dan basa agar proses metabolisme dan fungsiorgan dapat berjalan optimal.
Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru
dan ginjal

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan asam basa ?
2. Apa yang dimaksud dengan keseimbangan asam basa?
3. Bagaimana pengaturan keseimbangan asam basa dalam tubuh?
4. Apa saja gangguan keseimbangan asam basa Dallam tubuh?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian asam basa
2. Untuk mengetahui pengertian keseimbangan asam basa
3. Untuk mengatahui pengaturan keseimbangan asam basa dalam tubuh
4. Untuk mengetahui gangguan keseimbangan asam basa dalam tubuh

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asam Basa
2.1.1 Asam
Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain
(disebut sebagai donor proton). Suatu asam baru dapat melepaskan proton bila ada basa
yang dapat menerima proton yang dilepaskan. Satu contoh asam adalah asam
hidroklorida (HCL), yang berionasi dalam air membentuk ion- ion hidrogen (H+) dan
ion klorida (CL-) demikian juga, asam karbonat (H2CO3) berionisasi dalam air
membentuk ion H+ dan ion bikarbonat (HCO3-).
Asam merupakan senyawa kimia yang jika dilarutkan di dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH kurang dari 7. Asam dapat terbagi menjadi dua yaitu
asam kuat dan asam lemah. Asam memiliki rasa asam yang bersifat korosif.
 Asam Kuat
Asam kuat adalah asam yang berdiosiasi dengan cepat dan terutama melepaskan
sejumlah besar ion H+ dalam larutan, contohnya adalah HCL.
 Asam Lemah
Asam lemah mempunyai lebih sedikit kecenderungan untuk mendisosiasikan ion-
ionnya dan oleh karena itu kurang kuat melepaskan H+ , contohnya adalah
H2CO3.

2.1.2 Basa
Basa adalah zat yang dapat menerima ion H+ dari zat lain (disebut sebagai
akseptor proton). Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai
contoh, ion bikarbonat (HCO3- ), adalah suatu basa karena dia dapat bergabung dengan
satu ion hidrogen untuk membentuk asam karbonat (H2CO3). Protein-protein dalam
tubuh juga berfungsi sebagai basa karena beberapa asam amino yang membangun
protein dengan muatan akhir negatif siap menerima ion-ion hidrogen.
Basa merupakan senyawa yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan di
dalam air. Basa mempunyai pH lebih dari 7. Seperti asam, basa juga terdapat dua
macam yaitu basa kuat dan basa lemah. Basa memiliki rasa yang pahit dan dapat
merusak kulit, terasa licin seperti sabun bila terkena sabun dan dapat menetralkan asam.

2
 Basa Kuat
Basa kuat adalah basa yang bereaksi secara cepat dan kuat dengan H+. Oleh
karena itu dengan cepat menghilangkannya dari larutan. Contoh yang khas adalah
OH-, yang bereaksi dengan H+untuk membentuk air (H2O).
 Basa Lemah
Basa lemah yang khas adalah HCO3- karena HCO3-berikatan dengan H+ secara
jauh lebih lemah daripada OH-.1 Kebanyakan asam dan basa dalam cairan
ekstraseluler yang berhubungan dengan pengaturan asam basa normal adalah
asam dan basa lemah.

2.2 Keseimbangan Asam Basa


Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hidrogen, dimana keadaan
konsentrasi ion hidrogen yang diproduksi sama dengan konsentrasi ion hidrogen yang
dikeluarkan. Walaupun produksi akan terus menghasilkan ion hidrogen dalam jumlah
sangat banyak, konsentrasi ion hidrogen dipertahankan pada kadar rendah pH
7,4.Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45.
Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses
metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal.
Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ
yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan basa (eksresi CO2) dan ginjal
berperan dalam pelepasan asam. Tubuh menggunakan tiga mekanisme untuk
mengendalikan keseimbangan asam basa darah, yaitu :
1. Asam yang berlebih akan dibuang ke ginjal, sebagian besar dalam bentuk
ammonia. Ginjal sendiri memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam
ataupun basa yang dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan buffer pH dalam darah sebagai pelindung terhadap
perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu buffer bekerja
secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH, suatu larutan buffer yang
paling penting adalah bikarbonat. Bikarbonat merupakan suatu komponen basa
yang berada dalam kesetimbangan dengan karbondiokida. Jika lebih banyak asam
yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan semakin banyak menghasilkan
bikarbonat dan lebih sedikit menghasikan karbondioksida.

3
3. Pembuangan karbondioksida
Karbondioksida merupakan hasil tambahan penting metabolisme O2 dan terus
menerus yang dihasilkan oleh sel. Sel darah membawa CO2 ke paru-paru dan
kemudian di paru-paru CO2 tersebut dikeluarkan. Jika pernafasan meningkat,
kadar CO2 darah menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan
menurun, kadar karbondioksida darah meningkat, darah menjadi lebih asam.

2.3 Pengaturan Asam Basa dalam Tubuh


Mekanisme homeostatik bisa mempertahankan pH plasma, suatu indicator
konsentrasi ion hydrogen dalam rentang normal antara 7,35-7,45. Mekanisme ini
mencakup aktivitas buffer kimia, ginjal dan paru-paru. Pengaturan keseimbangan asam
basa diselenggarakan melalui koordinasi dari 3 sistem:
1. Sistem Buffer
Menetralisir kelebihan ion H+, bersifat temporer dan tidak melakukan
eliminasi. Fungsi utama sistem buffer adalah mencegah perubahan pH
yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam organic pada
cairan ekstraseluler. Sebagai buffer, sistem ini memiliki keterbatasan yaitu:
 Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraseluler yang
disebabkan karena peningkatan karbon dioksida (CO2).
 Sistem ini hanya berfungsi bila sistem respirasi dan pusat pengendalian
sistem pernafasan bekerja normal.
 Kemampuan menyelenggarakan sistem buffer tergantun pada tersediannya
ion bikarbonat ( HCO3-).
Sistem buffer ada 4 yaitu :
1) Buffer bikarbonat : merupakan sistem yang terdapat di cairan
ekstrasel terutama untuk perubahan yang disebabkan oleh non-
bikarbonat.
2) Buffer protein : merupakan sistem yang terdapat di cairan ekstrasel dan
intrasel.
3) Buffer hemoglobin : merupakan sistem yang terdapat didalam eritrosit
untuk perubahan asam karbonat.
4) Buffer fosfat : merupakan sistem yang terdapat di sistemperkemihan dan
cairan intrasel.

4
2. Sistem paru
Peranan sistem respirasi dalam keseimbangan asam basa adalah
mempertahankan agar Pco2 selalu konstan walaupun terdapat perubahan
kadar CO2 akibat proses metabolisme tubuh. Keseimbangan asam basa
respirasi bergantung pada keseimbangan produksi dan ekskresi CO2. Jumlah
CO2 yang berada di dalam darah tergantung pada laju metabolisme sedangkan
proses ekskresi CO2 tergantung padafungsi paru. Kelainan ventilasi dan perfusi
pada dasarnya akan mengakibatkan ketidak seimbangan rasio ventilasi
perfusi, sehingga akan terjadi ketidak seimbangan, ini akhirnya
menyebabkan hipoksia maupun retensi CO2 sehingga terjadi gangguan
keseimbangan asam basa.
3. Sistem ginjal
Ginjal mengatur keseimbangan asam basa dengan sekresi dan
reabsorpsi ion H+ dan ion bikarbonat. Pada mekanisme pengaturan oleh
ginjal ini berperan 3 sistem buffer asam karbonat, buffer fosfat dan pembentukan
ammonia. IonH+, CO2, dan NH3 di ekskresi ke dalam lumen tubulus dengan
bantuan energi yang dihasilkan oleh mekanisme pompa natrium di
basolateral tubulus. Pada proses tersebut, asam karbonat dan natrium
dilepas kembali ke sirkulasi untuk dapat berfungsi kembali. Tubulus
proksimal adalah tempat utama reabsorpsi bikarbonat dan pengeluaran
asam.Ion H+ sangat reaktif dan mudah bergabung dengan ion
bermuatan negative pada konsentrasi yang sangat rendah.
Pada kadar yang sangat rendah pun, ion H+ mempunyai efek yang besar
pada sistem biologi. Ion H+ berinteraksi dengan berbagai molekul
biologis sehingga dapat mempengaruhi struktur protein, fungsi enzim dan
ekstabilitas membran. Ion H+ sangat penting pada fungsi normal tubuh
misalnya sebagai pompa proton mitokondria pada proses fosforilasi
oksidatif yang menghasilkan ATP. Produksi ion H+ sangat banyakkarena
dihasilkan terus menerus di dalam tubuh. Perolehan dan pengeluaran
ion H+ sangat bervariasi tergantung diet, aktivitas dan status kesehatan. Ion
H+ di dalam tubuh berasal dari makanan, minuman, dan proses metabolism
tubuh. Di dalam tubuh ion H+ terbentuk sebagai hasil metabolism
karbohidrat, protein dan lemak, glikolisis anaerobik atau ketogenesis.

5
2.4 Gangguan Keseimbangan Asam Basa dalam Tubuh
Gangguan keseimbangan asam basa adalah kondisi ketika kadar asam dalam
darah tidak seimbang. Kadar asam basa dalam darah diukur dengan skala pH dari 1-14.
Kadar pH darah normal berkisar antara 7,35-7,45. Darah seseorang dinilai terlalu asam
bila pH kurang dari 7,35 kondisi tersebut dinyatakan sebagai asidosis. Sedangkan darah
dengan nilai pH lebih besar dari 7,45 dinyatakan sebagai alkalosis.

Gambar 1

2.4.1 ASIDOSIS
Asidosis adalah keadaan dimana pH darah Arteri dibawah 7.4 (kadar asam di
dalam tubuh tinggi). Asidosis ini terbagi menjadi dua jenis yaitu Asidosis
respiratorik dan asidosis metablolik.
1. Asidosis Respiratorik
 Pengertian Asidosis Respiratorik

6
Secara umum asidosis repiratorik disebabkan karena naiknya PCO2 dalam
darah. Hal ini terjadi akibat hipoventilasi. Dengan peningkatan PCO2
akan mengakibatkan terjadi peningkatan konsentrasi H2CO3 dan H+.
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena
penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-
paru yang buruk atau pernafasan yang lambat. kecepatan dan kedalaman
pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah. dalam
keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan
darah menjadi asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah
merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga pernafasan
menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
 Penyebab
Penyebab asidosis respiratorik yaitu hal-hal yang menyebabkan
hipoventilasi, yaitu :
- Hambatan pada pusat pernapasan di medulla oblongata
- Gangguan pada otot-otot pernapasan
- Gangguan pertukaran gas
- Obstruksi sel-sel napas baik atas akut

Gambar 2 Penyebab dan Gejala Asidosis Respiratorik

Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan


karbondioksida secara adekuat. hal ini dapat terjadi pada penyakit-
penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti :

7
- Emfisema
- Bronkitis kronis
- Pneumonia berat
- Edema pulmoner
- Asma.
- Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat
narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan Asidosis
respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau
otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.
 Gejala
Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. jika keadaannya
memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan
kesadaran) dan koma. stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat
jika pernafasan terhenti atau jika pernafasan sangat terganggu; atau
setelah berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu terganggu. ginjal berusaha
untuk mengkompensasi asidosis dengan menahan bikarbonat, namun
proses ini memerlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa hari.
 Pengobatan
Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk memperbaiki fungsi
paru. Untuk asidosis respiratorik akut akan diberikan antibiotik, diuretik,
kortikosteroid atau bronkodilator. Sedangkan asidosis respiratorik kronis
akan dilakukan pemasangan alat bantu napas atau ventilator.

2. Asidosis Metabolik
 Pengertian Asidosis Metabolik

Asidosis metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai


dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan
keasaman melampaui sistem penyangga pH darah akan benar-benar

8
menjadi asam. Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi
lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan
kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon
dioksida. pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan
tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.
tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus
menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan
berakhir dengan keadaan koma.

 Penyebab
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok
utama adalah :
1) Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu
asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam. sebagian besar
menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun. contohnya
adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol)
Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
2) Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui
metabolisme.tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai
suatu akibat dari beberapa penyakit F salah satu diantaranya adalah
diabetes melitus tipe 1 jika diabetes tidak terkendali dengan baik,
tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut
keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium
lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
3) Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk
membuang asam dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah
asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak
berfungsi secara normal. kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai
asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal
atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk
membuang asam.

9
Gambar 3 Penyebab dan Gejala Asidosis Metabolik

 Gejala
Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun
biasanya penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan. & pernafasan
menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita
tidak memperhatikan hal ini. Sejalan dengan memburuknya asidosis,
penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk,
semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin
memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan
kematian.

 Diagnosa
Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH
darah yang diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan)
darah arteri digunakan sebagai contoh karena darah vena tidak akurat
untuk mengukur pH darah. Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan
pengukuran kadar karbon dioksida dan bikarbonat dalam darah. mungkin
diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan
penyebabnya. misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton
dalam urin biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali.
Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik

10
yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis. kadang-kadang
dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH
air kemih. Tes yang dapat dilakukan yaitu :
1. Tes darah : untuk menilai fungsi metabolik (fungsi ginjal, kadar gula
dan elektrolit)
2. Analisa Gas Darah : untuk mengukur kadar oksigen, karbondioksida
dan pH dalam darah
3. Rontgen dada : untuk mendeteksi gangguan lain di paru-paru
4. Tes fungsi paru : untuk mengetahui kondisi saluran pernapasan
5. Tes urine : untuk mendeteksi keberadaan badan keton dan kadar asam
yang dibuang melalui urine

 Pengobatan
Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya. sebagai
contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi
dengan membuang bahan racun tersebut dari dalam darah. kadang-kadang
perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang
berat. Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung. Bila terjadi
asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intra vena dan pengobatan
terhadap penyebabnya. Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat
mungkin secara intra vena tetapi bikarbonat hanya memberikan
kesembuhan sementara dan dapat membahayakan.
- Penderita asidosis diabetik : akan dilakukan pemberian insulin
bersamaan dengan cairan infus agar menyeimbangkan kadar asam.
- Penderita asidosis laktat : akan dilakukan detoksifikasi pada keracunan
obat atau alkohol dan akan diberikan obat-obatan seperti natrium
bikarbonat.
- Penderita asidosis hiperkloremik : akan diberikan natrium bikarbonat
- Penderita asidosis tubulus renalis : akan diberikan sodium sitrat dan
dilakukan penanganan untuk gangguan ginjal yang dialami.

11
2.4.2 ALKALOSIS
Alkalosis adalah keadaan dimana pH darah Arteri diatas 7.4 dimana kondisi pH
darah menjadi terlalu basa. Alkalosis ini terbagi menjadi dua jenis yaitu Alkalosis
respiratorik dan alkalosis metabolik.

Gambar 4 Penyebab Alkalosis

1. Alkalosis Respiratorik
 Pengertian

Alkalosis respiratorik adalah kondisi dimana tekanan parsial


karbondioksida dalam darah menjadi rendah (hipokapnia) akibat
hiperventilasi sehingga darah menjadi lebih basa. Penderita alkalosis
respiratorik memiliki pH lebih dari 7,45 dan PaCO2 kurang dari 35
mmHg. Pada kondisi ini, kompensasi ginjal berupa peningkatan sekresi
HCO3- oleh ginjal sehingga terjadi penurunan ekskresi H+ ke urin.

 Penyebab
Penyebab dasar alkalosis respiratorik adalah hiperventilasi yang
menyebabkan jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah
terlalu banyak. Hiperventilasi seringkali disebabkan oleh kecemasan atau
stress emosional. Ketika di dalam aliran darah tidak terdapat cukup

12
karbondioksida, maka alkalosis respiratorik dapat terjadi. Berikut ini
faktor-faktor penyebab kurangnya kadar karbondioksida dalam aliran
darah:
- Penyakit paru (edema, pneumonia, asma)
- Penyakit hati (sirosis hati)
- Keracunan salisilat
- Kekurangan oksigen
- Demam tinggi
- Hiperventilasi (umumnya dipicu oleh cemas yang berlebihan)
- Berada di tempat yang sangat tinggi

 Gejala
Penderita alkalosis respiratorik umumnya merasakan cemas dan gatal
disekitar bibir dan wajah. Gejala dapat berupa kejang otot dan penurunan
kesadaran jika keadaan penderita semakin memburuk.

Gambar 5 Penyebab dan Gejala Alkalosis Respiratorik

 Diagnosa
Diagnosa dilakukan dengan analisis gas darah untuk menentukan status
atau kondisi asam basa. Standar baku analisis gas darah menggunakan
darah arteri. Darah arteri merupakan sampel paling baik karena paling
mencerminkan status pertukaran gas di paru-paru. Dan dilakukan tes urine
atau urinalisis bertujuan untuk memeriksa kadar elektrolit dan pH urine.

13
 Pengobatan
Penanganan utama pada kondisi alkalosis respiratorik yaitu
memastikan penderita memiliki kadar oksigen yang memadai dan
mengembalikan kadar karbondioksida kembali normal. Ketika penderita
bernapas dengan cepat karena rasa nyeri, maka yang perlu diatasi terlebih
dahulu adalah rasa nyeri tersebut. Saat rasa nyeri sudah teratasi,
pernapasan akan menjadi normal dan kondisi penderita akan lebih baik.
Jika masalah penapasan disebabkan karena rasa cemas yang berlebih,
maka dokter dapat menganjurkan penderita untuk bernapas lebih lambat
dan dalam untuk membantu meringankan gejala penderita.
Pada alkalosis respiratorik yang disebabkan oleh hiperventilasi,
dokter dapat menyarankan pasien menghirup karbondioksida. Langkah
pertama dengan membuang napas ke dalam kantong kertas, kemudian
hirup karbondioksida di dalam kantong tadi. Ulangi langkah tersebut
hingga beberapa kali. Cara ini bisa membantu menaikkan kadar
karbondioksida dalam darah. Namun perlu diketahui bahwa metode
tersebut hanya boleh dilakukan bila dokter telah memastikan
hiperventilasi terjadi akibat gangguan keseimbangan asam basa.

2. Alkalosis Metabolik
 Pengertian
Alkalosis metabolik adalah sebuah kondisi dimana darah menjadi lebih
basa karena meningkatnya kadar bikarbonat (HCO3).

 Penyebab
Umumnya disebabkan karena muntah berkepanjangan yang
mengakibatkan kehilangan asam lambung atau bisa juga karena konsumsi
soda bikarbonat terlalu berlebih. Penyebab lain dari alkalosis metabolik
adalah konsumsi obat diuretik (misalnya furosemid) dimana obat ini akan

14
menyebabkan cairan atau urin banyak keluar dari tubuh. Penderita
alkalosis metabolik mengalami hipoventilasi, yaitu kondisi bernapas
terlalu lambat atau terlalu dangkal. Sehingga menyebabkan kadar oksigen
dalam darah terlalu sedikit dan meningkatkan kadar karbondioksida.
Penderita alkalosis metabolik mengalami hipokalemia (rendahnya kadar
kalsium dalam darah).

 Gejala
Penderita alkalosis metabolik biasanya akan merasa mual, tubuh kaku,
otot tegang dan mengalami kedutan, tremor, bahkan mengalami
kesemutan pada wajah, tangan, atau kaki

Gambar 6 Gejala dan Penyebab Alkalosis Metabolik

 Pengobatan
Penanganan alkalosis metabolik tergantung pada dasar penyebabnya. Pada
beberapa kasus yang terjadi, dokter memberikan beberapa jenis obat
berikut:
- Diuretik golongan penghambat karbonik anhydrase,
seperti acetazolamide
- Diuretik hemat kalium seperti spironolactone
- ACE inhibitor, seperti captopril dan lisinopril
- Kortikosteroid, seperti dexamethasone
- Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen

15
Kondisi Definisi Penyebab Mekanisme kompensasi

Asidosis [HCO3-] ↓ (< 22 mEq/L) Diare, ketosis, disfungsi Respiratorik:


Metabolik ginjal hiperventilasi, jika
pH ↓ (< 7,35) kompensasi sempurna pH
normal, tapi [HCO3]
rendah

Alkalosis [HCO3- ] ↑ (> 26 Hilangnya asam karena Respiratorik:


Metabolik mEq/L) muntah, diuretik, hipoventilasi, jika
konsumsi obat alkalin/basa kompensasi sempurna pH
pH ↑ (> 7,45) berlebihan normal, tapi [HCO3]
tinggi

Asidosis PCO2 ↑ (> 45 mmHg) Hipoventilasi akibat Renal: ↑ eksresi H+


Respiratorik emfisema, edema paru,
pH ↓ (< 7,35) trauma pusat pernafasan, ↑ reabsorpsi HCO3-
obstruksi jalan nafas

Alkalosis PCO2 ↓ (< 35 mmHg) Hiperventilasi, penyakit Renal: ↓ eksresi H+


Respiratorik pulmonal, CVA, cemas
pH ↑ (> 7,45) berat ↓ reabsorpsi HCO3-

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gangguan keseimbangan asam basa dalam tubuh kita sangat penting karena bila
ada diantara asam dan basa kelebihan atau kekurangan maka akan mengakibatkan
kondisi dalam tubuh tidak seimbang atau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan oleh
tubuh, contohnya muntah-muntah, diare, disfungsi ginjal, bahkan bisa menyebabkan
kematian.
3.2 Saran
Demi kesempurnaan makalah ini, kami sangat mengharapkan kritikan dan saran
dari pembaca, yang bersifat membagun ke arah kebaikan demi kelancaran dan
kesempurnaan makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://sites.google.com/site/asidosis/Home/keseimbangan-asam-basa

http://doktersehat.com/keseimbangan-asam-basa/

http://www.slideshare.net/sasmiyanto/balance-cairan-dan-elektrolit

http://repository.unand.ac.id/18434/1/Keseimbangan%20Asam%20Basa%20bkd.ppt

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-asidosis/16923

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-alkalosis/16982

https://www.alodokter.com/asidosis-metabolik-dan-respiratorik

https://www.alodokter.com/alkalosis

18

Anda mungkin juga menyukai