Anda di halaman 1dari 34

PRINSIP-PRINSIP BIOKIMIA DALAM TUBUH

MANUSIA

Disusun Oleh:

 DINA SABILA SUCI


 RANI FAZIA ZUHRA
 AYU NISA FUNNA
 NYAK MUTIA

STIKES BUMI PERSADA LHOKSEUMAWE

PRODI S-1 KEPERAWATAN

LHOKSEUMAWE

2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentu saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehatNya , baik itu berupa fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah saya dengan judul “Prinsip-Prinsip Biokimia
Dalam Tubuh Manusia”.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih bnyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini saya mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini, dan terimakasih atas dukungan semua
pihak terlibat dan semoga makalah ini dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi
pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3

2.1 Keseimbangan Asam Basa...................................................................................3

2.2 Cairan Tubuh.......................................................................................................8

2.3 Metabolisme karbohidrat...................................................................................15

2.4 Protein................................................................................................................18

2.5 Lipid...................................................................................................................21

2.6 Purin dan Primidin.............................................................................................24

2.7 Gizi.....................................................................................................................27

BAB III PENUTUP...................................................................................................30

3.1 Kesimpulan........................................................................................................30

3.2 Saran..................................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................31

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makhluk hidup baik tumbuhan, hewan, maupun manusia terdiri atas unit-unit
kecil yang disebut sel.  Selama makhluk itu masih hidup banyak sekali prosesatau
perubahan yang terjadi dalam sel.  Aktivitas yang terjadi didalam sel inilah yang
menunjang fungsi organ-organ dalam makhluk hidup itu dan dengan demikian juga
merupakan penunjang terlaksananya fungsi makhluk hidup itu sendiri.  Fenomena
kehidupan yang ditandai oleh adanya pertumbuhan dan reproduksi serta hal-hal yang
berkaitan, merupakan ruang lingkup biologi dan ilmi-ilmu relevan, misalnya ilmu
kedokteran atau kesehatan.
Ilmu kimia di pihak lain adalah suatu ilmu tentang benda-benda serta proses
perubahannya yang ditinjau berdasarkan susunan dan sifat atom-atom ayau molekul
yang membentuknya.  Jadi berbeda dengan biologi, ilmu kimia terutama menitik
beratkan pembahasannya pada hubungan antara struktur kimia benda-benda dengan
fungsi reaksi-reaksinya dengan benda lain.
Perbedaan antara sudut pandang ilmu kimia dengan sudut pandang biologi
telah diperkecil oleh suatu disiplin ilmu yang meninjau organism hidup serta proses
yang terjadi didalamnya secara kimia, yaitu biokimia.  Jadi biokimia antara lain
meliputi studi tentang susunan kimia sel, sifat senyawa serta reaksi kimia yang terjadi
dalam susunan kimia sel, senyawa-senyawa yang menunjang aktivitas organisme
hidup serta energy yang diperlukan atau dihasilkan.  Reaksi kimia yang terjadi
didalam sel disebut metabolism dan merupakan bagian penting serta pusat perhatian
dalam biokimia.  Para ahli biokimia mempunyai perana penting dalam menjawab
masalah-masalah di bidang biologi dengan menggunakan ilmu kimia dan teknik-
teknik kimia, fisika dan biologi sebagai perangkatnya.

1
Dengan mempelajari struktur senyawa dan reaksi yang terjadi, sifat-sifat
umum organisme hidup dapat dijelaskan lebih terinci.  Disamping itu factor-faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi aktifitas kehidupan dapat diketahuai, sehingga
dapat dihindari terjadinya dampak lingkungan yang negative.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang masalah diatas maka yang menjadi rumusan
masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Jelaskan keseimbangan asam basa!
2. Jelaskan tentang cairan tubuh !
3. Jelaskan metobolisme karbohidrat!
4. Jelaskan tentang protein!
5. Jelaskan tentang lipid!
6. Jelaskan pengertian dan metabolisme purin dan primidin!
7. Jelaskan pengertian gizi!

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keseimbangan Asam Basa


Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan dimana konsentrasi ion
hidrogen yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan
oleh sel.3 Pada proses kehidupan keseimbangan asam pada tingkat molecular
umumnya berhubungan dengan asam lemah dan basa lemah, begitu pula pada tingkat
konsentrasi ion H+atau ion OH-yang sangat rendah.
Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hidrogen. Walaupun
produksi akan terus menghasilkan ion hidrogen dalam jumlah sangat banyak, ternyata
konsentrasi ion hidrogen dipertahankan pada kadar rendah pH 7,4.4Derajat keasaman
(pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45. Tubuh manusia
mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses metabolisme dan
fungsi organ dapat berjalan optimal.
Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ
yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal
berperan dalam pelepasan asam. Beberapa prinsip yang perlu kita ketahui terlebih
dahulu adalah:
1. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis bila pH
> 7.45
2. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai
komponen asam. CO2 juga merupakan komponen respiratorik. Nilai
normalnya adalah 40 mmHg.
3. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga sebagai
komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.

3
4. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau
berkurangnya jumlah komponen basa.
5. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau
berkurangnya jumlah komponen asam
a. Pengertian Ketidakseimbangan Asam Basa
Ketidakseimbangan asam basa (pH) adalah kondisi ketika kadar asam dan
basa dalam darah tidak seimbang. Kondisi ini dapat mengganggu kerja berbagai
organ tubuh. Kadar asam basa darah berperan penting dalam membantu berbagai
fungsi tubuh, seperti pencernaan, metabolisme, dan produksi hormon. Oleh sebab itu,
kadar asam basa harus selalu seimbang agar fungsi tubuh bekerja dengan baik
(homeostasis).
Kadar asam basa dalam darah diukur dengan skala pH, dari 0 (sangat asam)
hingga 14 (sangat basa). Normalnya, kadar pH darah normal berkisar antara 7,35–
7,45. Darah seseorang dinilai terlalu asam bila pH kurang dari 7,35. Kondisi tersebut
dinamakan asidosis. Sementara itu, darah dengan nilai pH lebih besar dari 7,45
dikategorikan terlalu basa dan disebut dengan alkalosis.
Penyebab gangguan keseimbangan asam basa tergantung pada jenisnya.
Asidosis respiratorik dan alkalosis respiratorik disebabkan oleh gangguan pada paru-
paru. Sementara, asidosis metabolik dan alkalosis metabolik dipicu oleh gangguan
pada organ ginjal. Berikut adalah penjelasannya:
1. asidosis respiratorik
Asidosis respiratorik disebabkan oleh penyakit paru-paru atau kondisi lain
yang memengaruhi fungsi paru-paru dalam membuang karbondioksida (CO2).
Dengan kata lain, asidosis respiratorik terjadi ketika tubuh hanya dapat membuang
sedikit CO2. Asidosis respiratorik dapat terjadi secara tiba-tiba (akut) atau
berlangsung dalam jangka panjang (kronis). Sejumlah kondisi yang bisa memicu
asidosis respiratorik akut adalah:
 Gagal jantung

4
 Asma
 Penyakit paru obstruktif kronis
 Gangguan pada sistem saraf dan otot, misalnya myasthenia gravis, sindrom
Guillain-Barré, atau distrofi otot
 Gangguan pada sistem saraf atau kelemahan pada otot pernapasan akibat
penggunaan obat-obatan tertentu
Sedangkan asidosis respiratorik kronis umumnya disebabkan oleh beberapa
kondisi berikut:
 Penyakit paru-paru, seperti asma, pneumonia, dan emfisema
 Penyumbatan pada saluran pernapasan
 Sleep apneaObesity hypoventilation syndrome (OHS)
 Kelainan pada sistem otot dan saraf, seperti amyotrophic lateral
sclerosis (ALS)

Gambar 1. Asidosis respiratorik

2. asidosis metabolik
Asidosis metabolik terjadi ketika tubuh menghasilkan terlalu banyak asam
atau saat ginjal hanya mampu membuang sedikit asam melalui urine. Asidosis
metabolik terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:

5
 Asidosis ketodiabetik atau diabetic ketoacidosis
Asidosis ketodiabetik terjadi ketika kandungan keton yang bersifat asam
meningkat dalam darah akibat tubuh kekurangan insulin. Kondisi ini lebih
sering terjadi pada pasien diabetes tipe 1 yang tidak terkontrol.
 Asidosis hiperkloremik
Asidosis hiperkloremik disebabkan oleh kurangnya kadar natrium bikarbonat
dalam tubuh akibat diare
 Asidosis laktat
Asidosis laktat terjadi ketika tubuh kelebihan asam laktat. Kondisi ini
disebabkan oleh konsumsi minuman beralkohol (ketoasidosis alkoholik),
kanker, gagal jantung, kejang, gagal hati, sepsis, atau olahraga berlebihan
Selain beberapa kondisi di atas, asidosis metabolik juga dapat disebabkan
oleh penyakit ginjal, dehidrasi berat, dan keracunan aspirin.

Gambar 2. Asidosis metabolik

3. alkalosis respiratorik
Alkalosis respiratorik umumnya disebabkan oleh hiperventilasi, yaitu kondisi
ketika seseorang bernapas terlalu cepat atau terlalu dalam. Akibatnya, CO2 akan
banyak terhirup dan masuk ke dalam aliran darah. Hiperventilasi dapat disebabkan
oleh:

6
 Gangguan cemas
 Serangan panik
 Sepsis atau penyakit infeksi lainnya
 Penyakit liver
 Demam tinggi
 Kehamilan
 Stroke

Gambar 3 alkalosis respiratorik

4. alkalosis metabolik
Alkalosis metabolik terjadi bila tubuh seseorang kekurangan asam atau kelebihan
basa. Beberapa hal yang dapat memicu kondisi tersebut adalah:
 Muntah berkepanjangan sehingga tubuh kekurangan elektrolit
 Penggunaan obat diuretik atau obat maag (antasida) secara berlebihan
 Sindrom Cushing

7
Gambar 4. alkalosis metbolik

2.2 Cairan Tubuh


a. Pengertian Cairan Tubuh
Cairan tubuh (bahasa Inggris: interstitial fluid, tissue fluid, interstitium)
adalah cairan suspensi sel didalam tubuh makhluk multiselularseperti manusia atau he
wan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh merupakan komponen
penting bagi fluida ekstraselular, termasuk plasma darah dan fluida transelular.
Cairan tubuh dapat ditemukan pada spasi jaringan (bahasa Inggris: tissue space,
interstitial space).
Rata-rata seseorang memerlukan sekitar 11 liter cairan tubuh untuk nutrisi sel
dan pembuangan residu jaringan tubuh. Kelebihan cairan tubuh dikeluarkan
melalui air seni. Kekurangan cairan tubuh menyebabkan seseorang kehausan dan
akhirnya dehidrasi. Contoh cairan tubuh adalah:
 Darah dan plasma darah
 Sitosol
 Zalir serebrospinal
 Korpus vitreum maupun humor vitreous
 Serumen
 Humor aqueous
 Cairan limfa
 Cairan pleura
 Cairan amnion

8
b. Jenis Cairan Tubuh
1. Empedu
Empedu merupakan cairan berwarna cokelat hingga hijau gelap yang
diproduksi oleh hati dan disimpan di kantong empedu. Empedu akan dilepaskan ke
usus saat pencernaan makanan. Zat terpenting dalam empedu yaitu garam empedu,
yang berfungsi seperti sabun untuk memecah lemak makanan.
Dengan bantuan garam empedu, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak
bisa diserap. Garam empedu juga mencegah kolestrol yang terkandung dalam empedu
di kantong empedu membentuk batu empedu.  
Anehnya, sekitar 15 gram garam empedu diekskresikan ke dalam usus setiap
hari, namun tubuh manusia hanya memiliki sekitar 5 gram secara keseluruhan.
Bagaimana mungkin? Jawabannya adalah, garam empedu didaur ulang,  di serap ke
dalam darah melalui usus kecil, kemudian disekresikan lagi oleh hati.

Gambar 5. empedu

2. Darah
Mungkin, cairan tubuh yang paling penting adalah darah. Rata-rata tubuh
orang dewasa mengandung sektiar enam liter darah. Darah berfungsi untuk
mengangkut oksigen ke sel-sel, mengangkut produk sisa metabolisme seperti
karbondioksida dari sel dan mengangkut sel darah putih, glukosa, hormon, dan zat

9
penting lain di seluruh tubuh. Darah juga mengandung fragmen sel yang disebut
keping darah yang berfungsi untuk menutup luka.  
Tubuh orang dewasa mengandung sekitar 24 triliun sel darah merah sekitar
sepertiga dari semua sel-sel tubuh. Sel darah merah bertahan hidup rata-rata sekitar
120 hari, yang berarti bahwa setiap detik manusia dewasa menghasilkan sekitar 2 juta
sel darah merah. Jika disambungkan, pembuluh kapiler dapat mencapai panjang
sekitar 60.000 mil, cukup panjang untuk mengelilingi Bumi dua kali.
3.cairan menstruasi
Cairan menstruasi Rata-rata volume cairan menstruasi adalah sekitar 40
mililiter, atau total sekitar 2,5 sendok makan. Cairan tersebut berupa setengah darah
dan mengandung jaringan dari lapisan dalam rahim, lender dan sekresi dari vagina.
Jika jumlah perdarahan abnormal tinggi, dapat menyebabkan anemia, defisit sel darah
merah. Seiring dengan darah dan air mani, cairan menstruasi merupakan salah satu
cairan tubuh dengan nuansa psikologis dan kultur terkuat.
4. Lendir
Lendir Meski terdengar agak menjijikkan, namun tak satu pun dari kita yang
bisa hidup tanpanya. Cairan bening dan licin yang dihasilkan oleh kelenjar lendir itu
melapisi sel-sel bronkus di paru-paru, melapisi sel-sel perut dan usus, saluran urin
dan reproduksi, mata dan telinga. Lendir mengandung berbagai zat penting, termasuk
enzim antiseptik dan antibodi.
Rata-rata orang dewasa menghasilkan sekitar satu liter lendir per hari. Lendir
menjaga lapisan sistem pernafasan dari kekeringan serta menyaring debu dan zat-zat
penyebab infeksi dari udara yang kita hirup. Proyeksi seperti rambut mikroskopis dari
sel-sel yang melapisi saluran udara paru-paru membantu mendorong lendir kembali
ke mulut dengan kecepatan sekitar satu millimeter per menit, di mana lendir dapat
ditelan atau di ekspektorasi.
5. Nanah
Nanah mungkin terdengar tidak menyenangkan, namun ia berfungsi sebagai
tanda bahwa sistem kekebalan tubuh bekerja. Nanah merupakan cairan kental

10
berwarna putih, kuning atau coklat yang terkumpul di bagian tubuh yang infeksi.
Nanah biasanya terdiri dari bakteri, sel darah putih dan protein lain dari puing-puing
sel. Nanah di bawah kulit sering ditemukan pada jerawat tapi jauh di dalam tubuh
terdapat kumpulan nanah yang disebut abses. Dapatkan informasi, inspirasi dan
insight di email kamu. Daftarkan email
6. Mani
Mani merupakan cairan yang dikeluarkan oleh laki-laki saat ejakulasi,
umumnya mengandung spermatozoa, gamet yang memfertilisasi telur wanita,
meskipun hal ini tidak berlaku untuk laki-laki yang telah menjalani prosedur
sterilisasi yang paling umum, vasektomi. Selain menyediakan media yang membuat
sperma dapat ‘berenang’, cairan mani juga mengandung fruktosa, gula yang
memelihara sperma, serta sekresi alkali yang membantu menetralisir lingkungan
vagina yang biasanya bersifat asam. Mengapa diproduksi dalam jumlah besar
sementara umumnya hanya satu sperma yang dapat membuahi sel masih menjadi
teka-teki. Namun, satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa persaingan antara
sperma membantu untuk memilih sperma yang paling cocok.
7. Air liur
Air liur disekresikan oleh kelenjar ludah di dalam dan di sekitar mulut. Rata-
rata orang dewasa menghasilkan sekitar satu liter air liur per hari, dengan sekresi
puncak saat makan. Seperti lendir, air liur mengandung enzim antibakteri dan
antibodi, serta lendir itu sendiri. Air liur membantu untuk melembabkan makanan,
yang penting untuk melumasi saat mengunyah dan menelan. Air liur juga dapat
meningkatkan rasa, sebab jika zat kimiawi dalam makanan tidak dalam media cair,
mereka tidak bisa dideteksi oleh reseptor rasa. Beberapa enzim dalam air liur juga
berfungsi memecah zat dalam makanan, seperti pati yang dipecah oleh amylase.
Karena enzim umumnya dinetralkan dalam hitungan detik setelah mencapai sekresi
yang sangat asam diperut, mereka memungkinkan untuk berfungsi sebagai pemecah
partikel makanan yang terjebak di antara gigi, membantu mencegah gigi berlubang
8. Keringat

11
Keringat, seperti halnya air liur, hampir seluruhnya terdiri dari air, meskipun
juga mengandung mineral yang menyebabkan rasa asinnya. Produksi keringat dapat
bervariasi antara sepersepuluh dari satu liter dan delapan liter per hari, dan selama
latihan intens, orang dewasa dapat menghasilkan dua liter per jam atau lebih. Peran
keringat yang paling penting adalah regulasi panas, membantu untuk mendinginkan
tubuh ketika mulai panas. Sebagai perbandingan, anjing, yang minim kelenjar
keringat harus menjulurkan lidahnya untuk mengusir panas melalui penguapan. Otak
merangsang tubuh untuk berkeringat melalui saraf, tak hanya untuk mengusir panas,
namun juga sebagai respon emosi.
c. Fungsi Cairan Tubuh
Cairan di dalam tubuh memiliki berbagai fungsi fisiologis, antara lain :
 Membantu proses metabolisme tubuh
 Melancarkan peredaran darah
 Mengangkut zat-zat ke seluruh sel tubuh melalui darah
 Membuang zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh seperti sisa makanan
maupun zat berbahaya/racun
 Membantu mengatur suhu tubuh
 Membantu mempertahankan pH tubuh
 Melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot
 Menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit
 Sebagai pelarut berbagai zat yang diperlukan tubuh
 Sebagai konduktor elektrokimia (neuro transmisi)

d. Komposisi Cairan Ekstrasel Dan Intrasel


1. cairan ekstrasel

Cairan Intraseluler (CIS) adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada
orang dewasa, kira-kira dua pertiga dari cairan tubuh ad/Intraseluler sama kira-kira 25
L pada rata-rata pria dewasa (70 Kg), sebaliknya hanya setengah dari cairan tubuh
bayi adalah cairan Intraselular. Cairan intraseluler juga dikenal sebagai sitosol atau
matriks sitoplasma yang merupakan cairan dengan banyak properti untuk memastikan
proses seluler yang terjadi baik tanpa kerumitan. Cairan intraseluler terbatas hanya

12
pada bagian dalam sel dan membran sel adalah batas sitosol. Membran organel
memisahkan sitosol dari matriks organel.

Banyak jalur metabolisme berlangsung dalam cairan intraseluler baik


prokariota dan eukariota. Namun jalur metabolisme eukariotik lebih umum dalam
organel dari pada pada sitosol. Komposisi cairan intraseluler penting diketahui karena
mengandung sebagian besar air dengan beberap ion seperti natrium, kalium, klorida,
magnesium dan beberapa yang lain.

Karena adanya asam amino, protein yang laurt dalam airm dan molekul lain,
sitosol memiliki banyak khasiat. Terlepas dari kenyataan bahwa tidak ada membran
untuk melokalisasi isi sitosol, ada beberapa kurungan dari cairan intraseluler yang
terjadi melalui gradien konsentrasi, kompleks protein, penyaringan cytoskeletai dan
kompartemen protein. Hal ini penting untuk melihat sitoskeleton yang bukan
merupakan bagian dari cairan intraseluler, tetapi struktur yang menyebabkan
beberapa molekul besar yang terjebak di beberapa tempat.

Cairan intraseluler tidak melakukan tugas tertentu, tetapi membantu dalam


banyak fungsi termasuk transduksi sinyal dalam organel, menyediakan tempat bagi
sitokinesis dan sintesis protein, transportasi molekul dan banyak lainnya. Yangs
semua esensi sejati di bagian dalam dengan konsentrasi yang ideal akan memastikan
bahwa potensi sebanarnya dapat dicapai yang secara langsung berlaku untuk cairan
intraseluler dan kinerja sel

2. Cairan Ekstraseluler

Cairan Ekstraseluler (CES) adalah cairan diluar sel. Ukuran reltif dari CES
menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir kira-kira setengah cairan
tubuh terkandung didalam CES. Setelah usia satu tahun volume relatif dari CES

13
menurun sampai kira-kira setengah dari volume total. Ini hampir sebanding dengan
15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 Kg) Lebih jauh CES dibagi menjadi :

1. Cairan Interstisial (CIT) : Cairan di sekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L


pada dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume Interstisial. Relatif
terhadap ukuran tubuh, volume CIT kira-kira sebesar dua kali lebih besar pada
bayi baru lahir dibanding orang dewasa.
2. Cairan Intravaskuler (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam pembuluh
darah. Volume relatif dari CIV sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-
rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L, 3 L dari jumlah tersebut
adalah plasma. Sisanya 2-3 L terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit)
yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel
darah putih (SDP, atau leukosit); dan trombosit.

Dalam istilah ekstraseluler berarti itu adalah cairan yang ditemukan diluar sel,
dengan kata lain cairan ekstraseluler adalah cairan tubuh dimana sel-sel dan jaringan
akan difasilitasi. Membran sel disediakan dengan nutrisi yang dibutuhkan dan
suplemen lainnya melalui cairan ekstraseluler

Ini terutama terdiri dari natrium, kalium, kalsium, klorida, dan bikarbonat,
namun kehadiran protein sangat jarang dalam cairan ekstraseluler. Ph bianya
dipertahankan sekitar 7,4 dan cairan memiliki kapasitas buffer sampai batas tertentu
juga. Adanya glukosa dalam cairan ekstraseluler penting dalam mengatur
homeostasis dengan sel dan konsentrasi yang biasa glukosa pada manusia adalah 5
mM. Terutama ada dua jenis utama dari cairan ekstraselular dikenal sebagai cairan
unterstitial dan plasma darah. Semua faktor yang dibahas adalah sifat utama dan
konstituen cairan interstitial yang kira-kira sekitar 12 liter pada manusia sepenuhnya
dewasa. Total volume plasma darah ialah sekitar tiga liter pada manusia.

14
Gambar 6. Cairan intrasel dan ekstrasel

2.3 Metabolisme karbohidrat


a. Pengertian Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme karbohidrat adalah proses kimia yang berlangsung dalam tubuh
makhluk hidup untuk mengolah karbohidrat, baik itu reaksi pemecahan (katabolisme)
maupun reaksi pembentukan (anabolisme).
Bentuk karbohidrat terpenting adalah glukosa, yaitu suatu
senyawa gula sederhana (monosakarida), dipahami ada terdapat di setiap makhluk
hidup untuk proses metabolisme ini. Glukosa dan bentuk karbohidrat lainnya
memiliki tempatnya masing-masing di dalam proses metabolik antarspesies.
Contohnya, tanaman menyimpan energi dengan membentuk karbohidrat dari karbon
dioksida dan air melalui fotosintesis, biasanya dalam bentuk pati atau lipid. Tanaman
lalu dimakan oleh binatang dan jamur, sebagai bahan bakarnya respirasi
seluler. Oksidasi pada satu gram karbohidrat menghasilkan energy sebesar 4 kcal
(kilokalori); sementara dari lipid, 9 kcal. Energi dari metabolisme (contohnya,
oksidasi glukosa) biasanya disimpan sementara di sel-sel tubuh dalam
bentuk adenosina trifosfat.
Metabolisme pada makhluk hidup dengan respirasi aerob menguiraikan
glukosa dengan oksigen untuk menghasilkan energi, dan hasil sampingnya, karbon
dioksida dan air. Semua bentuk karbohidrat kurang lebih memiliki rumus kimia
CnH2nOn; Rumus kimia glukosa adalah C6H12O6. Setiap molekul monosakarida
bisa membentuk senyawa disakarida, contohnya sukrosa, ataupun
senyawa polisakarida yang lebih panjang, contohnya pati and selulosa.

15
Gambar 7. Metabolisme karbohidrat

b. Proses Metabolisme Karbohidrat


Berikut adalah fase atau proses metabolisme terhadap badan organisme:
1. Glikolisis
Proses yang pertama adalah glikolisis yang hampir ada pada setiap sel hidup.
Reaksi ini merupakan jalur biokimia tertua dalam sebuah organisme. Glikolisis
memiliki sifat anaerob yang letaknya pada bakteri prokariotik. Glikolisis adalah salah
satu reaksi berantai yang bisa mengubah glikogen atau glukosa menjadi piruvat.
Selanjutnya akan menghasilkan energi ATP. Energi tersebut meliputi adenosin
trifosfat dengan bentuk energi yang paling umum untuk sel.
2. Fosfat Pentosa
Proses metabolisme karbohidrat berikutnya menggunakan jalur pentosa fosfat.
Merupakan salah satu jalur metabolisme yang hampir mirip dengan glikolisis. Dalam
hal ini, produk glikolisis akan mendapati proses ulang dengan respirasi seluler dan
menghasilkan energi. Terdapat sebuah cabang glikolisis alternatif. Sehingga mampu
menghasilkan gula yang bisa membentuk DNA dan RNA.
Jalur ini sangat unik karena tidak memiliki energi ATP yang dihasilkan dan
digunakan dengan cara yang satu ini. Sama halnya dengan respirasi mRNA,
molekulnya melintasi jalur pentosa fosfat umum yang terbuat dari sebuah karbon.
Untuk mempermudah pemahaman, maka jalan ini akan mengikuti karbon. Proses

16
metabolisme karbohidrat ini merupakan rincian suatu glukosa dalam glikolisis.
Mengarah pada keenam molekul karbon yang sangat penting untuk jalur pentosa
fosfat. Langkah awal adalah glikolisis yang mengubah gugus fosfat dengan
menghasilkan glukosa-6-fosfat.
3. Siklus Asam Sitrat
Adapun siklus asam sitrat atau siklus kanker yang merupakan pusat kontrol
untuk respirasi mRNA. Siklus ini merupakan glikolisis dan penggunaan aety coety
(CoA). Selanjutnya akan mendapatkan hasilnya dari oksidasi piruvat sebagai bahan
awal. Tahapan awal dari siklus ini menunjukkan asetil-KoA yang berikatan dengan
molekul reseptor oksaloasetat. Berguna sebagai pembentuk molekul sitrat atau 6
karbon. Selanjutnya akan melepaskan 2 karbon terhadap suatu produk CO2 dan
menghasilkan NADH.
4. Transfer Elektron
Proses metabolisme karbohidrat berikutnya adalah menggunakan transfer
elektron. Menghasilkan beberapa bahan reseptor elektron. Ada yang bermuatan
karena penambahan ion hidrogen. Reseptor akan masuk ke transfer elektron yang bisa
membentuk suatu molekul dengan energi cukup tinggi. Energi tersebut merupakan
ATP yang akan melakukan reaksi dalam membran mitokondria. Adanya reaksi ini
untuk membentuk energi selama masa oksidasi.
c. Jenis-Jenis Karbohidrat
Karbohidrat yang terdapat dalam makanan pada umumnya hanya tiga jenis
yaitu monosakarida, disakarida, dan polysakarida. Mono dan sakarida yaitu yang
terasa manis. Sedangkan Polysakarida adalah yang tidak mempunyai rasa (tawar).
Didalam makanan nabati terdapat dua jenis polysakarida yaitu yang dapat dicerna dan
yang tidak dapat dicerna. Yang dapat dicerna ialah zat tepung (Amylum) dan
dekstrin. Yang tidak dapat dicerna ialah selulosa, pentosan dan galaksan.
Polisakarida di dalam bahan makanan hewani dapat dicerna dan disebut
glikogen, dan tidak ada polisakarida hewani yang dapat dicerna oleh tubuh manusia.
Disakarida didalam bahan makanan juga hanya ada tiga jenis yang mempunyai arti

17
gizi, ialah sukrosa, maltosa dan laktosa, dimana sukrosa dan maltosa terdapat pada
bahan makanan nabati. Sedangkan laktosa merupakan jenis gula di dalam air susu,
baik susu ibu maupun susu hewan.
Di idalam bahan makanan kadang mengandung lima buah aton karbon yang
disebut pentosa, dan mungkin pula mengandung enam karbon  yang disebut heksosa.
Di dalam tubuh ada pula monosa yang mengandung tiga atom karbon, disebut triosa,
dan bahkan ada yang mengandung tujuh buah karbon, disebut heptulosa. Monosa
makanan yang dapat dicerna oleh tubuh, hanya heksosa, sedangkan polisakarida yang
terdiri atas molekul-molekul pentosa tidak dapat dicerna di dalam saluran
gastrointestinal, sehingga tidak dapat diserap melalui mukosa usus, dan diekskresikan
di dalam tinja. Namun demikian, ada molekul pentosa di dalam jaringan tubuh,
sebagai hasil metabolisme (metabolite).

2.4 Protein
a. Definisi Protein
Protein terbentuk dari polimerisasi peptida-peptida. Peptida merupakan
polimerisasi dari asam amino-asam amino yang berbeda. Jadi, protein dapat
dikatakan sebagai suatu kopolimer. Ikatan yang terjadi antar protein selain ikatan
peptida antara asam amino dan penyusunnya, juga terjadi ikatan-ikatan yang lain.
Misalnya, ikatan hidrogen yang terjadi pada gugus –NH dan gugus –OH, serta ikatan
disulfida -S-S- yang menyokong terjadinya ikatan yang kompleks pada protein.
Ikatan ion pada protein juga terjadi jika di dalamnya terdapat gugus ion logam dan
ikatan koordinasi, misalnya ikatan koordinasi antara ion Fe3+ dengan hemoglobin
pada darah.
b. Ciri Makromolekul Protein
Menurut Ellya 2010, ciri-ciri molekul protein yaitu: 1. Berat molekulnya
besar, ribuan sampai jutaan sehingga merupakan suatu makro molekul. 2. Strukturnya
tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti pH, radiasi, temperatur, medium pelarut

18
organik dan deterjen. 3. Terdapat ikatan kimia lain yang menyebabkan terbentuknya
lengkungan- lengkungan rantai polipeptida menjadi struktur tiga dimensi protein. 4.
Umumnya terdiri dari 20 macam asam amino. Universitas Sumatera Utara 5.
Umumnya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya gugusan samping yang
reaktif dan susunan khas struktur makromolekul.

c. Komposisi Kimia Protein


Berdasarkan komposisi kimia Protein dibedakan menjadi dua berdasarkan
komposisi kimianya. Adapun keduanya adalah sebagai berikut:
 Protein sederhana adalah protein yang hanya terdiri dari susunan asam amino
tanpa ada gugus lainnya, contohnya enzim ribonuklease.
 Protein konjugasi adalah protein yang terikat pada gugus prostetik, contohnya
glikoprotein, lipoprotein, hemoprotein, fosfoprotein, dan metaloprotein.
d. Penggolongan Struktur
Struktur protein bisa dijelaskan dalam empat pengertian, yaitu struktur primer,
sekunder, tersier, dan kuartener.
1. Struktur primer
Struktur primer protein adalah sekuens dari asam-asam amino penyusun
membentuk kerangka peptida.
2. Struktur sekunder
Struktur sekunder protein adalah gabungan antarsegmen peptida membentuk
satu pola reguler.
3. Struktur tersier
Struktur tersier adalah penjelasan tentang keseluruhan molekul protein
membentuk pilinan menjadi tiga dimensi.
4. Struktur kuartener
Struktur kuartener adalah gabungan dari bentuk tiga dimensi protein menjadi
satu agregat raksasa.

19
Gambar 8. Struktur protein
e. Denaturasi Protein
Denaturasi adalah proses penyimpangan struktur molekul dari keadaan aslinya
ketika terpapar agen denaturasi. Beberapa contoh biomolekul yang mengalami
denaturasi adalah protein dan asam nukleat Denaturasi protein adalah perubahan
bentuk protein melalui beberapa bentuk tekanan eksternal sehingga tidak lagi dapat
menjalankan fungsi selulernya.
Penyebab denaturasi protein dapat berupa proses pemanasan, penambahan
asam, atau alkali. Jenis denaturasi dapat dibagi berdasarkan pada penyebabnya, yakni
denaturasi yang diinduksi secara biologis atau diinduksi secara nonbiologis.
Proses denaturasi protein, Protein yang mengalami proses denaturasi dapat
menunjukkan berbagai karakteristik, salah satunya adalah memiliki bentuk yang cacat
karena ikatan hidrogen di dalamnya rusak.Ketika protein mendapatkan tekanan
eksternal, seperti dipanaskan atau terpapar asam (misalnya asam sitrat), maka ikatan
hidrogen yang lemah menjadi rusak. Kondisi ini menyebabkan protein tersebut
mengalami perubahan.Protein yang cacat karena denaturasi memiliki struktur yang
lebih longgar, lebih acak, dan sebagian besarnya tidak dapat dilarutkan.Denaturasi
protein juga dapat mengubah bentuk atau mengurai bagian struktur protein yang
sebelumnya tersembunyi, menjadi terbuka dan membentuk ikatan dengan molekul

20
protein lain. Kondisi ini menyebabkan protein mengalami koagulasi atau
penggumpalan dan menjadi tidak larut dalam air.Perubahan struktur protein akibat
proses denaturasi juga menyebabkan hilangnya aktivitas dan fungsi biologis bawaan
dari protein tersebut.

Gambar 9. Denaturasi protein

2.5 Lipid
a. Definisi Lipid
Lipidmeliputi lemak, lilin, sterol, vitamin yang larut dalam lemak (seperti
vitamin A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, trigliserida, fosfolipid, dan lain-
lain. Fungsi biologis utama lipid yaitu untuk menyimpan energi, berperan
dalam pensinyalan, dan bertindak sebagai komponen pembangun membran sel.Lipid
digunakan dalam industri kosmetik dan makanan serta dalam nanoteknologi.
Lipid dapat didefinisikan secara luas sebagai molekul
kecil hidrofobik atau amfifilik; sifat amfifilik beberapa lipid memungkinkan mereka
untuk membentuk struktur seperti vesikel, liposom multilamelar/unilamelar, atau
membran dalam lingkungan akuatik. Lipid biologis berasal, seluruhnya atau sebagian,
dari dua jenis subunit biokimia atau "blok-pembangun" yang berbeda, yaitu
gugus ketoasil dan isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi

21
menjadilemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid, sakarolipid,dan poliketida (
diturunkan dari kondensasi subunit ketoasil); dan lipid sterol serta lipid prenol
(berasal dari kondensasi subunit isoprena).
Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim
untuk lemak, lemak adalah subkelompok lipid yang disebut trigliserida. Lipid juga
mencakup molekul seperti asam lemak dan turunannya
(termasuk tri-, di-, monogliserida, dan fosfolipid), serta metabolit lainnya yang
mengandung sterol seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia lainnya
menggunakan berbagai jalur biosintesis untuk memecah dan menyintesis lipid,
beberapa lipid esensial tidak dapat dibuat dengan cara ini dan harus diperoleh dari
makanan.
Lipid ( Lemak ) merupakan nutrisi yang penting kepada tubuh manusia.
Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga tubuh.Nomenklatur lainnya penting kepada
bayi dan kanak-kanak di mana lemak memberi bekal dalam bentuk kalori untuk
menghasilkan tenaga serta berfungsi di dalam keseimbangan cairan tubuh, tekanan
osmotik, keseimbangan asid-bes serta aktivitas elektrofisiologi otot dan sistem saraf.
Lemak pula digunakan sebagai atribut rasa dan tekstur makanan.Penggunaan
secara banyak di dalam industri makanan telah menimbulkan kebimbangan kepada
pengguna terhadap kandungan nutrisi di dalam makanan terproses ini. Di  Malaysia,
pengguna lebih memahami keperluan pemakanan, di Kuba memaksimumkan fungsi
makanan untuk memperbaiki kesehatan serta pembuatan makanan yang mudah dan
cepat saji. Pengguna kini lebih mementingkan produk makanan yang berkhasiat,
rendah kandungan lemak, gula dan garam, tinggi kandungan karbohidrat kompleks
serta fiber.

22
Gambar 10. Lipid

b. Karakteristik Dan Fungsi Lipid


Secara umum dapat dikatakan bahwa lipid memenuhi fungsi dasar bagi
manusia, yaitu :
 Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak.
Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel
yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein  demi   menjalankan aliranair 
ion, dan molekul lain, keluar dan masuk kedalam sel
 Lipid dapat berguna sebagai penyerap dan pembawa vitamin A, D, E dan K.
Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan
melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.
 Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energy di dalam tubuh dan     
komponen yang membentuk membrane semua jenis sel. Sebagai hormon dan
vitamin. Hormon mengatur komunikasi antar sel, sedangkan vitamin
membantu regulasi proses-proses biologis Pembentukan sel dan sumber asam
lemak esensial; yang bersifat sebagai pemeliharadan integritas membran sel,
mengoptimalkan transpor lipid (karena keterbatasanfosfolipid sebagai agen
pengemulsi.
 Lipid sebagai sumber steroid, yang sifatnya meningkatkan fungsi-fungsi
biologisyang penting Contoh : Sterol (kolesterol) dilibatkan dalam sistem
pemeliharaanmembran, untuk transpor lipid dan sebagai prekursor vitamin D3

23
asam empedu dan,adrenal dan kortikosteroid). Dari aspek teknologi makanan,
lipid bertindak sebagai pelicin makanan yangberbentuk pellet, sebagai zat
yang mereduksi kotoran dalam makanan dan berperandalam kelezatan
makanan.
c. Gangguan Penyimpanan Lipid
Sebuah gangguan penyimpanan lipid (atau lipidosis ) adalah salah satu dari
sekelompok mewarisi metabolisme gangguan di mana jumlah berbahaya dari lemak
atau lipid menumpuk di beberapa tubuh sel dan jaringan.  Orang dengan gangguan ini
tidak menghasilkan cukup salah satu enzim yang dibutuhkan untuk memetabolisme
dan memecah lipid atau, mereka menghasilkan enzim yang tidak bekerja dengan
baik. Seiring waktu, penumpukan lemak dapat menyebabkan kerusakan sel dan
jaringan permanen, terutama di otak , sistem saraf tepi , hati , limpa , dan sumsum
tulang .

2.6 Purin dan Primidin


a. Definisi Purin Dan Primidin
Purin adalah senyawa organik aromatik heterosiklik, yang terdiri dari empat
atom nitrogen dan dan dua cincin nitrogen karbon dimana cincin pirimidin menyatu
dengan cincin imidazol. Purin ini dapat membentuk dua dari empat nukleobasa dalam
DNA dan RNA yaitu adenin dan guanin. Untuk dapat mengingatnya anda perlu
menghafal Pure As Gold (Pur AG) -> Purin adalah Adenin dan Guanin. Purin dikenal
untuk bertindak sebagai molekul prekursor dalam sintesis senyawa kimia seperti
kafein, teobromin, teofilin, dan masih banyak lagi.
Titik leleh dan titik didih dari purin lebih tinggi daripada pirimidin. Karena
molekul purin sangat kompleks dan berat dan juga purin sangat berpartisipasi dalam
jumlah yang lebih besar dari reaksi molekul. Purin akan meleleh pada titik leleh
hingga mencapai 214 °C, 487 °K, dan 417 °F. Interaksi antar molekul purin juga

24
lebih banyak dibandingkan dengan pirimidin dengan rumus molekul C5H4N4 dan
termasuk ke dalam molekul prekursor.
Pirimidin adalah senyawa organik aromatik heterosiklik, yang menyerupai
piridina dan benzena yang terdiri dari dua atom nitrogen pada posisi pertama dan
ketiga dari cincin enam anggota dan satu cincin karbon nitrogen. Hal ini disebut
dengan isomerik dengan dua bentuk diazine lainnya. Pirimidin ini membentuk basa
yang lain dalam DNA dan RNA yang tidak dapat dibentuk oleh purin yaitu sitosin,
urasil (RNA), dan timin (DNA). Untuk dapat mengingatnya anda perlu menghafal
CUT the Py -> CUT (Sitosin, Uracil, Timin) Py (Pirimidin).
Titik leleh dan titik didih dari pirimidin lebih rendah daripada purin. Pirimidin
sudah meleleh jika hanya terkena suhu 20 – 22 °C. Interaksi antar molekul pirimidin
juga lebih sedikit dibandingkan dengan purin dengan rumus molekul C4H4N2 dan
tidak termasuk ke dalam molekul prekursor.

Gambar 11.purin dan primidin

b. Metabolisme purin dan primidin

25
Metabolisme adalah suatu proses komplek perubahan makanan menjadi
energi dan panas melalui proses fisika dan kimia, berupa proses pembentukan dan
penguraian zat didalam tubuh organisme untuk kelangsungan hidupnya.Purin dan
Pirimidin merupakan komponen utama DNA, RNA, koenzim (NAD, NADP, ATP,
UDPG). Inti purindanpirimidinadalah inti dari senyawa komponen molekul
nukleotida asam nukleat RNA dan DNA. Contoh Pirimidin: (sitosin, urasil, timin) →
dimetabolisme jadi CO2 dan NH3. Sedangkan contoh Purin adalah Adenin dan
Guanin. Purin dan Pirimidin merupakan unsur yang nonesensial secara dietetik
artinya manusia dapat mensintesis nukleotida secara denovo (dari senyawa
intermediet anfibolik), meskipun tidak mengkonsumsi asam nukleat.
1. Asam Nukleat
 Asam nukleat atau asam inti, dikatakan demikian karena asam tersebut
pertama kali diketemukan didalam inti sel
 Didalam inti sel asam nukleat ada dalam bentuk: DNA dan RNA
 DNA (Deoksiribo Nukleic Acid) merupakan bahan genetik yang disebut Gen
 RNA (Ribo Nukleic Acid) merupakan bahan cetakan (template) informasi
genetic
2.  Nukleoprotein
 Nukleoprotein → asam nukleat + protein
 Asam nukleat → gabungan nukleotida
 Nukleotida → nukleosida + asam fosfat
 Nukleosida → basa purin/pirimidin + pentose
 Hidrolisis nukleoprotein → protein, asam fosfat, pentosa, basa purin atau basa
pirimidin.
3.  Purin Dan Pirimidin
 Inti Purin dan Pirimidin adalah inti dari senyawa komponen molekul
nukleotida asam nukleat RNA dan DNA
 Derivat Purin berupa senyawa: Adenin dan Guanin

26
 Derivat Pirimidin berupa senyawa: sitosin, urasil dan timin
 Basa Purin (adenin, guanin)
 Basa Pirimidin (sitosin, urasil, timin)
 Nukleosida diberi nama sesuai nama basa pembentuknya: adenin nukleisida
(adenosin), guanin nukleisida (guanosin), urasil nukleosida (uridin), timin
nukleisida (timidin), sitosin nukleisida (sitidin)

Gambar 12. Metabolisme purin dan primidin

2.7 Gizi
a. zat gizi makro dan mikro
Zat gizi makro adalah zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar.
Kelompok yang disebut juga dengan makronutrien ini terdiri atas karbohidrat, lemak,
dan protein. Ketiganya menyediakan energi agar dapat beraktivitas dan menjalankan
fungsinya. Makronutrien diukur dalam satuan gram, misalnya sekian gram
karbohidrat, lemak, atau protein. Karbohidrat dan protein sebanyak 1 gram masing-
masing menyediakan energi sebesar 4 kkal (kalori), sedangkan 1 gram lemak
menyumbangkan 9 kkal.
Zat gizi mikro adalah zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil.
Kelompok yang disebut juga dengan mikronutrien ini terdiri atas vitamin dan
mineral. Mikronutrien biasanya diukur dalam satuan miligram (mg), mikrogram
(mcg), atau IU. Vitamin terbagi kembali menjadi dua kelompok, yakni vitamin larut

27
air dan vitamin larut lemak. Vitamin yang larut dalam lemak meliputi vitamin A, D,
E, dan K. Sementara itu, vitamin larut air terdiri atas vitamin B kompleks dan C.
Mineral pun terbagi menjadi dua grup besar. Grup pertama terdiri atas 7 mineral
makro yang dibutuhkan dalam jumlah besar, Sisanya merupakan trace minerals atau
mineral mikro yang dibutuhkan dalam jumlah kecil.
b. angka kecukupan gizi
Angka kecukupan gizi (AKG) adalah nilai yang menunjukkan kebutuhan rata-
rata zat gizi tertentu yang harus dipenuhi setiap hari bagi hampir semua orang yang
masih dalam kondisi sehat. Gizi yang harus dicukupi adalah energi, protein,
lemak, karbohidrat, serat, air, vitamin, dan mineral.Angka kecukupan gizi setiap
orang berbeda-beda, tergantung jenis kelamin, usia, tingkat aktivitas fisik, hingga
kondisi fisiologisnya. Namun, pemerintah sudah memetakan rata-rata AKG bagi
orang Indonesia lewat Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 28 Tahun
2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia.
c. kebutuhan gizi individu
Kebutuhan gizi bersifat sangat spesifik untuk satu individu. Bahkan, anak
kembar pun bisa memiliki kebutuhan gizi yang berbeda jika keduanya memiliki
tingkat aktivitas, berat badan, dan tinggi badan yang berbeda. Contohnya, pada AKG
tercantum bahwa kebutuhan protein pria berusia 19 – 29 tahun yaitu 63 gram. Ini
berarti rata-rata pria dengan usia tersebut membutuhkan asupan protein sebanyak 63
gram dalam satu hari.
Namun, jika Anda menghitung kebutuhan protein berdasarkan rumus,
hasilnya mungkin berbeda. Sekalipun Anda merupakan seorang pria berusia 19 – 29
tahun, kebutuhan protein Anda bisa lebih atau kurang. AKG biasanya lebih sering
digunakan sebagai patokan dalam perumusan acuan label gizi. Anda akan
menemukan acuan ini pada kemasan makanan dalam tabel informasi gizi
atau nutrition facts.
d. penilaian status gizi individu

28
Status Gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk tertentu
atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variable tertentu. Contoh: Gondok
merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam
tubuh (Supariasa. IDN, 2002: 18). Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
status gizi seseorang adalah lingkungan fisik, biologis, budaya, sosial, ekonomi, dan
politik (Achmadi, 2009).

29
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Biokimia adalah ilmu yang mempelajari proses kimia dalam organism hidup. 
Biokimia mengatur semua organism hidup dan proses hidup.  Dengan mengontrol
arus informasi melaluli sinyal biokimia dan aliran energi kimia melalui metabolisme,
proses biokimia menimbulkan fenomena yang tampaknya magis kehidupan. 
Sebagian besar biokimia berkaitan dengan struktur dan fungsi komponen selular
seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya.  Biokimia
juga dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang meliputi studi tentang susunan
kimia sel, senyawa-senyawa yang menunjang aktivitas organism hidup serta energi
yang diperlukanatau dihasilkan (Poedjiadi, 1994).  Biokimia berkenaan dengan
keseluruhan sprektrum bentuk kehidupan, mulai dari virus dan bakteri sederhana
hingga manusia yang kompleks.

3.2 Saran
Dengan mengetahui beberapa informasi dan pengetahuan tentang biokimia,
pembaca diharapkan memahami dan mengerti ilmu yang tercantum didalamnya serta
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

30
DAFTAR PUSTAKA

Murray,K Robert,ddk. 2003. Biokimia Dalam Tubuh. Penerbit Buku Kedokteran


EGC. Jakarta
Ethel Sloane. ANATOMI DAN FISIOLOGI untuk pemula. Biokimia. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta
Almatsier, Sunita, Prinsip dasar Ilmu Gizi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2001.
Anna Poedjiadi dan F.M. Titin Supriyanti, Dasar-Dasar Biokimia, Jakarta: UI-Press,
1994.
John M deMan, Kimia Makanan, Bandung: Penerbit ITB, 1997.Lehninger, Albert L,
Dasar-dasar Biokimia Jilid 2, Jakarta: Erlangga, 1982.

31

Anda mungkin juga menyukai