Disusun Oleh
Dina Sabila Suci (21010636
Teori Middle Range
Middle range theory adalah teori-teori yang digunakan untuk menghubungkan pemisah diantara hipotesis-
hipotesis terbatas dari studi empirisme dan teori-teori besar (grand teori) yang abstrak. Ada yang mengatakan
bahwa middle range theory adalah teori-teori yang belum bisa dipercaya kebenarannya, namun diperlukan untuk
pengembangan hipotesis-hipotesis dalam penelitian hingga diperlukan usaha-usaha sistematis untuk
mengembangkan teori gabungan yang akan menjelaskan seluruh penelitian yang seragam.
(Peterson & Bredow, 2009) mengklasifikasikan teori middle range ke dalam tipe – tipe :
1. Tipe fisiologis
2. Tipe emosional
3. Tipe sosial
(Tomey, 2006) berdasar tema masing-masing teori :
1. Illness trajectory
2. Tidal model
3. Peacefull end of life
Ciri-Ciri Teori Middle Range
Menurut (McKenna, 1997) ciri-ciri teori middle range yaitu :
•Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi
•Sulit mengaplikasikan konsep ke dalam teori
•Tanpa indikator pengukuran
. •Masih cukup abstrak
•Konsep dan proposisi yang terukur
•Inklusif
•Memiliki sedikit konsep yang variabel
•Dalam bentuk yang lebih mudah diuji
•Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik
•Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih sering secara induktif
menggunakan studi kualitatif
Konsep Holistic Care Konsep Humanistik
Menurut L. Ackof, sistem adalah setiap kesatuan, secara konseptual atau fisik, yang terdiri dari
bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lain. Menurut John-A. Beckett, sistem
adalah kumpulan sistem-sistem yang berinteraksi.
Unsur-unsur Sistem :
• Sistem Terbuka
• Sistem Tertutup
• Input
• Proses
• Output
Pendekatan Sistem
Pendekatan Sistem berupa pelayanan kesehatan yaitu Pelayanan kesehatan adalah sebuah
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan baik itu perorangan, keluarga, kelompok, ataupun masyarakat
Konsep Berpikir Kritis Tujuan berpikir kritis
Menurut Sihotang (2015) delapan langkah berpikir kritis (critical thinking) yang perlu
diperhatikan:
1. Mengenali masalah adalah langkah pertama yang sangat penting. Identifikasi
secara baik apa masalah dari sebuah argumentasi.
2. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan. Informasi apa yang
dibutuhkan terkait masalah yang dihadapi? Pengetahuan luas dan informasi
penting terkait masalah sangat dibutuhkan untuk menilai sesuatu secara tepat dan
akurat.
3. Mengevaluasi data, fakta, serta pernyataan-pernyataan.
4. Mengenali asumsi-asumsi. Asumsi adalah sesuatu yang tidak secara eksplisit
dinyatakan oleh orang lain.
Konsep Berpikir Kritis
Induksi
Faktor Probabilitas Dalam induksi, tidak ada kesimpulan yang mempunyai nilai
kebenaran yang pasti. Yang ada hanya kesimpulan dengan probabilitas terendah atau
tinggi. Maka hasil usaha analisis dan rekontruksi penalaran induksi itu hanya berupa
ketentuan mengenai bentuk induksi yang menjamin kesimpulan dengan probabilitas
setinggi-tingginya. Tinggi rendahnya probabilitas kesimpulan itu dipengaruhi oleh
sejumlah factor yang disebut factor probabilitas. Adapun faktor-faktor probabilita yaitu:
1. Makin besar jumlah factor biologis didalam premis maka makin tinggi probabilitas
kesimpulannya, dan sebaliknya.
2. Semakin luas kesimpulannya maka semakin rendah probabilitasnya dan sebaliknya.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH