Disusun Oleh:
MOCHAMMAD NAUFAL AKHNAFFILLAH
Halaman
Halaman Judul .......................................................................................................... i
Halaman Daftar Isi .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pengertian Ketidakseimbangan Asam basa........................................... 3
B. Asidosis Respiratorik............................................................................. 4
C. Asidosis Metabolik................................................................................ 5
D. Alkalosis Respiratorik............................................................................ 5
E. Alkalosis Metabolik............................................................................... 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 7
A. Kesimpulan ........................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sering kali kita mendengar kata asam basa,kegunaan dan fungsinya,akan
tetapi kita masih kurang mengetahui apa dampak yang ditimbulkan bila
keseimbangan ini terganggu dan kebanyakan orang hanya dapat menyimpulkan
suatu gangguan pada tubuh seseorang terjadi karena suatu penyakit tanpa
mengetahui secara rinci bagaimana penyakit itu terjadi dan proses-proses
pembentukan suatu penyakit tersebut. Maka, dalam makalah ini kelompok kami
akan membahas tentang ketidakseimbangan asam basa, yaitu meliputi asidosis
respiratorik, asidosis metabolik, alkolisis respiratorik dan alkolisis metabolik.
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam basa, larutan
dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan
bersifat netral. Asam dan basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga dapat
kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat
ditentukan dengan mengukur pH-nya. pH merupakan suatu parameter yang
digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan.1 Larutan asam memiliki
pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan larutan netral
memiliki pH 7.
pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator pH atau dengan pH
meter. Menurut penjelasan tersebut menjelaskan tentang keseimbangan asam basa
serta berbagai macam faktor atau hal - hal yang berkaitan dengan keseimbangan
asam basa. Keseimbangan asam basa merupakan hal yang penting bagi tubuh
karena dapat mempengaruhi fungsi organ vital. 2 Gangguan keseimbangan asam
basa yang berat, dapat mempengaruhi kelangsungan hidup pasien. Derajat
keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45. Tubuh
manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses
1
metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal. Keseimbangan asam basa
dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru dan ginjal.
Satu pengukuran yang digunakan untuk mengambarkan keseimbangan asam
basa adalah pH. Jika ion hidrogen bertambah, larutan akan bersifat basa (pH<7).
Sebaliknya, jika hidroksil bertambah, larutan tersebut akan bersifat basa (pH>7).
Plasma darah normalnya bersifat basa ringan dengan pH 7,35 – 7,45.
Asidosis adalah kondisi yang ditandaidengan berlebihnya proporsi ion
hydrogen didalam cairan eksrasel dengan pH<7,35. Alkalosis adalah kondisi
ketika plasma darah kekurangan ion H+ dan pH>745. Untuk mempertahan pH
yang normal, ion Hidrogen diatur melalui system buffer, makanisme pernafasan,
makanisme ginjal. Bila upaya resebut gagal dan pH darah <6,8 atau >8,0 dapat
terjadi kematian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian asam basa ?
2. Apa yang dimaksud Asidosis Respiratorik ?
3. Apa yang dimaksud Asidosis Metabolik ?
4. Apa yang dimaksud Alkalosis Respiratorik ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menguraikan pengertian Asam Basa
2. Menjelaskan yang dimaksud dengan Asidosis Respiratorik
3. Menjelaskan yang dimaksud dengan Asidosis Metabolik
4. Menjelaskan yang dimaksud dengan Alkalosis Respiratorik
5. Menjelaskan yang dimaksud dengan Alkalosis Metabolik
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Asam
Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain
(disebut sebagai donor proton), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima
ion H+ dari zat lain (disebut sebagai akseptor proton). Suatu asam baru dapat
melepaskan proton bila ada basa yang dapat menerima proton yang dilepaskan.
Satu contoh asam adalah asam hidroklorida (HCL), yang berionasi dalam air
membentuk ion- ion hidrogen (H+) dan ion klorida (CL-) demikian juga, asam
karbonat (H2CO3) berionisasi dalam air membentuk ion H+ dan ion bikarbonat
(HCO3 - ).1 Asam kuat adalah asam yang berdiosiasi dengan cepat dan terutama
melepaskan sejumlah besar ion H+ dalam larutan, contohnya adalah HCL. Asam
lemah mempunyai lebih sedikit kecenderungan untuk mendisosiasikan ion-ionnya
dan oleh karena itu kurang kuat melepaskan H+ , contohnya adalah H2CO3.
2. Basa
Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai
contoh, ion bikarbonat (HCO3 - ), adalah suatu basa karena dia dapat bergabung
dengan satu ion hidrogen untuk membentuk asam karbonat (H2CO3).1 Protein-
protein dalam tubuh juga berfungsi sebagai basa karena beberapa asam amino
yang membangun protein dengan muatan akhir negatif siap menerima ion-ion
hidrogen. Protein hemoglobin dalam sel darah merah dan protein dalam sel-sel
tubuh yang lain merupakan basa-basa tubuh yang paling penting.
Basa kuat adalah basa yang bereaksi secara cepat dan kuat dengan H+.
Oleh karena itu dengan cepat menghilangkannya dari larutan. Contoh yang khas
adalah OH-, yang bereaksi dengan H+ untuk membentuk air (H2O). Basa lemah
yang khas adalah HCO3 - karena HCO3 - berikatan dengan H+ secara jauh lebih
lemah daripada OH- . 1 Kebanyakan asam dan basa dalam cairan ekstraseluler
3
yang berhubungan dengan pengaturan asam basa normal adalah asam dan basa
lemah.
3. Keseimbangan Asam dan Basa
Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan dimana konsentrasi ion
hidrogen yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang
dikeluarkan oleh sel.3 Pada proses kehidupan keseimbangan asam pada tingkat
molecular umumnya berhubungan dengan asam lemah dan basa lemah, begitu pula
pada tingkat konsentrasi ion H+ atau ion OHyang sangat rendah.
Pada dasarnya keseimbangan asam basa mengacu kepada pengaturan ketat
konsentrasi ion hydrogen (H+) bebas di dalam cairan tubuh. Secara umum
keseimbangan asam basa digambarkan dalam reaksi dalam keseimbangan dalam
berikut ini.
Tabel 1.1 Kadar pH ,PCO2 ,HCO yang diketahui pada keadaan asidosis dan alkalosis
4
Asidosis Alkalosis Asidosis Alkalosis
pH <7,35 >7,45 <7,35 >7,45
serum
pCO Normal,mulai Normal,mulai Meningkat diatas Menurun sampai
menurun naik mmHg(karena 40 mmHg(akibat
sampai<40mmHg sampai>40mmH retensi banyak
untuk g untuk karbondioksida kehilangan
keseimbangan keseimbangan yang berlebihan) karbondioksida)
HCO3 Menurun sampai Meningkat Normal,meningka Normal,menurun
dibawah 27 sampai diatas 27 t sampai lebih sampai kurang
mEq/L mEq/L dari 27mEq/L dari 27 mEq/L
untuk kompensasi untuk
kompensasi
pH <6,0 >6,0
urine
KESEIMBANGAN ASAM BASA
5
tetapi, pengaturan konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler yang tepat
melibatkan jauh lebih banyak daripada eliminasi sederhana ion-ion hidrogen oleh
ginjal. Terdapat juga banyak mekanisme penyangga asam basa yang melibatkan
darah, sel-sel, dan paru-paru yang perlu untuk mempertahankan konsentrasi ion
hidrogen normal dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler.
pH normal darah arteri adalah 7,4, sedangkan pH darah vena dan cairan
interstetial sekitar 7,35 akibat jumlah ekstra karbondioksida (CO2) yang
dibebaskan dari jaringan untuk membentuk H2CO3. Karena pH normal darah
arteri 7,4 seseorang diperkirakan mengalami asidosis saat pH turun dibawah nilai
ini dan mengalami alkolisis saat pH meningkat diatas 7,4. Batas rendah pH dimana
seseorang dapat hidup lebih dari beberapa jam adalah sekitar 6,8 dan batas atas
adalah sekitar 8,0.3 pH intraseluler biasanya sedikit lebih rendah daripada pH
plasma karena metabolisme sel menghasilkan asam, terutama H2CO3. 3
Bergantung pada jenis sel, pH cairan intraseluler diperkirakan berkisar antara 6,0
dan 7,4.
6
Hipoksia jaringan dan aliran darah yang buruk ke jaringan dapat
menyebabkan pengumpulan asam dan itu dapat menurunkan pH intraseluler. pH
urin dapat berkisar dari 4,5 sampai 8,0 bergantung pada status asam basa cairan
ekstraseluler. Contoh ekstrim dari suatu cairan tubuh yang bersifat asam adalah
HCl yang diekskresikan kedalam lambung oleh oksintik ( sel-sel parietal ) dari
mukosa lambung
B. Asidosis Respiratorik
Asidosis respiratorik adalah gangguan keseimbangan asam-basa yang
disebabkan oleh retensi CO2akibat kondisi hiperkapnia. karena jumlah CO2 yang
keluar melalui paru berkurang,terjadi peningkatan H2CO3 yang kemudian
menyebabkan peningkatan (H+). Kondisi ini bisa disebabkan olleh banyak
hal,diantaranya adalah penyakit paru,depresi pusat pernafasan,kerusakan saraf
atau otot yang menghambat kemampuan bernafas
C. Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik dikenal juga dengan istilah asidosis non
respiratorik,mancakup semua jenis asidosis yang bukan disebabkan oleh kelebihan
7
CO2 dalam cairan tubuh. Pada Keadaan tidak terkompensasi,kondisi ini ditandai
dengan penurunan HCO3- plasma,sedangkan kadar CO2 normal. Asidosis
metabolik biasanya disebabkan oleh pengeluaran cairan kaya HCO3- secara
berlebihan atau oleh penimbunan asam non karbonat. Kondisi tersebut merangsang
pusat pernafasan untuk meningktkan frekuensi dan kedalaman nafas.
Akibatnya,karbondioksida semakin banyak terbuang dan kadar asam karbonat
menurun. Upaya ini meminimalkan perubahan pH.
D. Alkalosis Respiratorik
Alkalosis respiratorik merupakan dampak utama pengeluaran CO2 berlebih
akibat hiperventilasi . Jika ventilasi paru meningkat,jumlah CO2 yang dikeluarkan
akan lebih besar daripada yang dihasilkan. Akibatnya,H2CO3 yang terbentuk
berkurang dan H+ menurun. Kemungkinan penyebab alkalosis respiratorik adalah
demam,kecemasan dan keracunan aspirin yang kesemuanya merangsang ventilasi
yang berlebihan. Sebagai upaya kompensasi ginjal akan mengekresikan bikarbonat
untuk mengembalikan pH kedalam rentang normal.
1. Penglihatan kabur
2. Baal dan kesemutan pada ujung jari tangan dan kaki
3. Kemampuan konsentrasi terganggu
8
4. Tetani ,kejang aritmia jantung (pada kasus yang gawat)
5. pH>7,45
E. Alkalosis Metabolik
Alkalosis metabolik adalah penurunan (reduksi) H+ plasma yang disebabkan
oleh defisiensi relatife asam-asam non karbonat. Pada kondisi ini,peningkatan
HCO3- tidak diimbangi dengan peningkatan CO2 .Dalam keadaan tidak
terkonpensansi,kadar HCO3- bisa berlipat ganda dan menyebabkan rasio alkalotik
40/1. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh muntah yang teerus menerus dan
ingesti obat-obat alkali. Sebagai upaya kompensasi,pusat pernafasan ditekan agar
pernafasan menjadi pendek dan dangkal.
1. Apatis
2. Lemah
3. Gangguan mental(misalnya:gelisah,bingung,letargi)
4. Kram
5. Pusing
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
Pada dasarnya keseimbangan asam basa mengacu kepada pengaturan ketat
konsentrasi ion hydrogen (H+) bebas di dalam cairan tubuh. Baik asidosis maupun
alkalosis keduanya dipengaruhi oleh fungsi pernafasan dan metabolisme.Karena
itu dikenal istilah asidosis respiratorik dan asidosis metabolik serta alkalosis
respiratorik dan alkalosis metabolik.
10
DAFTAR PUSTAKA
11