Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Pengantar Ilmiah Dalam Kesehatan”

Mata Kuliah: Kimia Kesehatan


Dosen Pembimbing: Dr. M Yusuf Alamudi,S Si,M.Kes

Disusun Oleh:
MOCHAMMAD NAUFAL AKHNAFFILLAH

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES MAJAPAHIT MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2020/2021
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul .......................................................................................................... i
Halaman Daftar Isi .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pengertian Ketidakseimbangan Asam basa........................................... 3
B. Asidosis Respiratorik............................................................................. 4
C. Asidosis Metabolik................................................................................ 5
D. Alkalosis Respiratorik............................................................................ 5
E. Alkalosis Metabolik............................................................................... 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 7
A. Kesimpulan ........................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sering kali kita mendengar kata asam basa,kegunaan dan fungsinya,akan
tetapi kita masih kurang mengetahui apa dampak yang ditimbulkan bila
keseimbangan ini terganggu dan kebanyakan orang hanya dapat menyimpulkan
suatu gangguan pada tubuh seseorang terjadi karena suatu penyakit tanpa
mengetahui secara rinci bagaimana penyakit itu terjadi dan proses-proses
pembentukan suatu penyakit tersebut. Maka, dalam makalah ini kelompok kami
akan membahas tentang ketidakseimbangan asam basa, yaitu meliputi asidosis
respiratorik, asidosis metabolik, alkolisis respiratorik dan alkolisis metabolik.
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam basa, larutan
dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan
bersifat netral. Asam dan basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga dapat
kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat
ditentukan dengan mengukur pH-nya. pH merupakan suatu parameter yang
digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan.1 Larutan asam memiliki
pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan larutan netral
memiliki pH 7.
pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator pH atau dengan pH
meter. Menurut penjelasan tersebut menjelaskan tentang keseimbangan asam basa
serta berbagai macam faktor atau hal - hal yang berkaitan dengan keseimbangan
asam basa. Keseimbangan asam basa merupakan hal yang penting bagi tubuh
karena dapat mempengaruhi fungsi organ vital. 2 Gangguan keseimbangan asam
basa yang berat, dapat mempengaruhi kelangsungan hidup pasien. Derajat
keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45. Tubuh
manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses

1
metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal. Keseimbangan asam basa
dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru dan ginjal.
Satu pengukuran yang digunakan untuk mengambarkan keseimbangan asam
basa adalah pH. Jika ion hidrogen bertambah, larutan akan bersifat basa (pH<7).
Sebaliknya, jika hidroksil bertambah, larutan tersebut akan bersifat basa (pH>7).
Plasma darah normalnya bersifat basa ringan dengan pH 7,35 – 7,45.
Asidosis adalah kondisi yang ditandaidengan berlebihnya proporsi ion
hydrogen didalam cairan eksrasel dengan pH<7,35. Alkalosis adalah kondisi
ketika plasma darah kekurangan ion H+ dan pH>745. Untuk mempertahan pH
yang normal, ion Hidrogen diatur melalui system buffer, makanisme pernafasan,
makanisme ginjal. Bila upaya resebut gagal dan pH darah <6,8 atau >8,0 dapat
terjadi kematian.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian asam basa ?
2. Apa yang dimaksud Asidosis Respiratorik ?
3. Apa yang dimaksud Asidosis Metabolik ?
4. Apa yang dimaksud Alkalosis Respiratorik ?

C. Tujuan Penulisan
1. Menguraikan pengertian Asam Basa
2. Menjelaskan yang dimaksud dengan Asidosis Respiratorik
3. Menjelaskan yang dimaksud dengan Asidosis Metabolik
4. Menjelaskan yang dimaksud dengan Alkalosis Respiratorik
5. Menjelaskan yang dimaksud dengan Alkalosis Metabolik

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
1. Asam
Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain
(disebut sebagai donor proton), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima
ion H+ dari zat lain (disebut sebagai akseptor proton). Suatu asam baru dapat
melepaskan proton bila ada basa yang dapat menerima proton yang dilepaskan.
Satu contoh asam adalah asam hidroklorida (HCL), yang berionasi dalam air
membentuk ion- ion hidrogen (H+) dan ion klorida (CL-) demikian juga, asam
karbonat (H2CO3) berionisasi dalam air membentuk ion H+ dan ion bikarbonat
(HCO3 - ).1 Asam kuat adalah asam yang berdiosiasi dengan cepat dan terutama
melepaskan sejumlah besar ion H+ dalam larutan, contohnya adalah HCL. Asam
lemah mempunyai lebih sedikit kecenderungan untuk mendisosiasikan ion-ionnya
dan oleh karena itu kurang kuat melepaskan H+ , contohnya adalah H2CO3.
2. Basa
Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai
contoh, ion bikarbonat (HCO3 - ), adalah suatu basa karena dia dapat bergabung
dengan satu ion hidrogen untuk membentuk asam karbonat (H2CO3).1 Protein-
protein dalam tubuh juga berfungsi sebagai basa karena beberapa asam amino
yang membangun protein dengan muatan akhir negatif siap menerima ion-ion
hidrogen. Protein hemoglobin dalam sel darah merah dan protein dalam sel-sel
tubuh yang lain merupakan basa-basa tubuh yang paling penting.
Basa kuat adalah basa yang bereaksi secara cepat dan kuat dengan H+.
Oleh karena itu dengan cepat menghilangkannya dari larutan. Contoh yang khas
adalah OH-, yang bereaksi dengan H+ untuk membentuk air (H2O). Basa lemah
yang khas adalah HCO3 - karena HCO3 - berikatan dengan H+ secara jauh lebih
lemah daripada OH- . 1 Kebanyakan asam dan basa dalam cairan ekstraseluler

3
yang berhubungan dengan pengaturan asam basa normal adalah asam dan basa
lemah.
3. Keseimbangan Asam dan Basa
Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan dimana konsentrasi ion
hidrogen yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang
dikeluarkan oleh sel.3 Pada proses kehidupan keseimbangan asam pada tingkat
molecular umumnya berhubungan dengan asam lemah dan basa lemah, begitu pula
pada tingkat konsentrasi ion H+ atau ion OHyang sangat rendah.
Pada dasarnya keseimbangan asam basa mengacu kepada pengaturan ketat
konsentrasi ion hydrogen (H+) bebas di dalam cairan tubuh. Secara umum
keseimbangan asam basa digambarkan dalam reaksi dalam keseimbangan dalam
berikut ini.

CO2 + H2 O←H 2CO3← H++ HCO3-

Reaksi diatas bersifat reversible karena dapat berlangsung dalam dua


arah,bergantung pada konsentrasi zat-zat yang terlibat.Saat kadar CO 2 dalam darah
meningkat ,reaksi akan berpindah kesisi asam dan menghasilkan H+ serta
menghasilkan HCO3- . Sebaliknya,jika kadar CO2 dalam darah menurun ,reaksi
tersebut akan berpindah ke sisi CO2. Dalam proses ini,ion H+ dan HCO3- bereaksi
membentuk H2CO3 yang dengan cepat berubah kembali menjadi CO 3 dan H2O.
Ketidakseimbangan asam basa terjadi bila perbandingan antara(HCO3-) dan (CO2 )
tidak professional .Normalnya, perbandingan antara keduanya adalah 20/1 . Jika
perbandingan tersebut berubah,akan terjadi ketidakseimbangan yang menimbulkan
gangguan yang disebut asidosis dan alkalosis. Baik asidosis maupun alkalosis
keduanya dipengaruhi oleh fungsi pernafasan dan metabolisme.Karena itu dikenal
istilah asidosis respiratorik dan asidosis metabolik serta alkalosis respiratorik dan
alkalosis metabolik.

Tabel 1.1 Kadar  pH ,PCO2 ,HCO yang diketahui pada keadaan asidosis dan alkalosis

Tingkat metabolic Tingkat respiratorik

4
Asidosis Alkalosis Asidosis Alkalosis
pH <7,35 >7,45 <7,35 >7,45
serum
pCO Normal,mulai Normal,mulai Meningkat diatas Menurun sampai
menurun naik mmHg(karena 40 mmHg(akibat
sampai<40mmHg sampai>40mmH retensi banyak
untuk g untuk karbondioksida kehilangan
keseimbangan keseimbangan yang berlebihan) karbondioksida)
HCO3 Menurun sampai Meningkat Normal,meningka Normal,menurun
dibawah 27 sampai diatas 27 t sampai lebih sampai kurang
mEq/L mEq/L dari 27mEq/L dari 27 mEq/L
untuk kompensasi untuk
kompensasi
pH <6,0 >6,0
urine
KESEIMBANGAN ASAM BASA

pH cairan tubuh refleksi interaksi :


- asam, basa, garam dlm larutan
— Normal : 7,35-7,45
— Perubahan konsentrasi H+ :
- gangguan stabilitas membran sel
- kelainan struktur protein
- perubahan aktifitas enzim
Saat terjadi gangguan keseimbangan asam basa,tubuh akan berupaya
memperbaikinya melalui suatu system regulasi sehat yang disebut
kompensasi.Selain melalui system buffer, upaya kompensasi ini dilakukan melalui
mekanisme pernafasan dan mekanisme ginjal.

4. Pengaturan Keseimbangan Asam dan Basa

Pengaturan keseimbangan ion hidrogen dalam beberapa hal sama dengan


pengaturan ion-ion lain dalam tubuh. Sebagai contoh, untuk mencapai
homeostatis. Harus ada keseimbangan antara asupan atau produksi ion hidrogen
dan pembuangan ion hidrogen dari tubuh. Dan seperti pada ion-ion lain, ginjal
memainkan peranan kunci dalam pengaturan-pengaturan ion hidrogen. Akan

5
tetapi, pengaturan konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler yang tepat
melibatkan jauh lebih banyak daripada eliminasi sederhana ion-ion hidrogen oleh
ginjal. Terdapat juga banyak mekanisme penyangga asam basa yang melibatkan
darah, sel-sel, dan paru-paru yang perlu untuk mempertahankan konsentrasi ion
hidrogen normal dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler.

Dalam hal ini berbagai mekanisme yang turut membantu mengatur


konsentrasi ion hidrogen, dengan penekanan khusus pada kontrol sekresi ion
hidrogen ginjal dan reabsorpsi, produksi, dan ekskresi ion – ion bikarbonat oleh
ginjal, yaitu salah satu komponen kunci sistem kontrol asam basa dalam berbagai
cairan tubuh. Konsentrasi ion hidrogen dan pH cairan tubuh normal serta
perubahan yang terjadi pada asidosis dan alkalosis. Konsentrasi ion hidrogen darah
secara normal dipertahankan dalam batas ketat suatu nilai normal sekitar 0,00004
mEq/liter ( 40 nEq/liter ).6 Variasi normal hanya sekitar 3 sampai 5 mEq/liter,
tetapi dalam kondisi yang ekstrim, konsentrasi ion hidrogen yang bervariasi dari
serendah 10 nEq/liter sampai setinggi 160 nEq/liter tanpa menyebabkan kematian.
Karena konsentrasi ion hidrogen normalnya adalah rendah dan dalam jumlah yang
kecil ini tidak praktis, biasanya konsentrasi ion hidrogen disebutkan dalam skala
logaritma, dengan menggunakan satuan pH. pH berhubungan dengan konsentrasi
ion hidrogen.

pH normal darah arteri adalah 7,4, sedangkan pH darah vena dan cairan
interstetial sekitar 7,35 akibat jumlah ekstra karbondioksida (CO2) yang
dibebaskan dari jaringan untuk membentuk H2CO3. Karena pH normal darah
arteri 7,4 seseorang diperkirakan mengalami asidosis saat pH turun dibawah nilai
ini dan mengalami alkolisis saat pH meningkat diatas 7,4. Batas rendah pH dimana
seseorang dapat hidup lebih dari beberapa jam adalah sekitar 6,8 dan batas atas
adalah sekitar 8,0.3 pH intraseluler biasanya sedikit lebih rendah daripada pH
plasma karena metabolisme sel menghasilkan asam, terutama H2CO3. 3
Bergantung pada jenis sel, pH cairan intraseluler diperkirakan berkisar antara 6,0
dan 7,4.

6
Hipoksia jaringan dan aliran darah yang buruk ke jaringan dapat
menyebabkan pengumpulan asam dan itu dapat menurunkan pH intraseluler. pH
urin dapat berkisar dari 4,5 sampai 8,0 bergantung pada status asam basa cairan
ekstraseluler. Contoh ekstrim dari suatu cairan tubuh yang bersifat asam adalah
HCl yang diekskresikan kedalam lambung oleh oksintik ( sel-sel parietal ) dari
mukosa lambung

B. Asidosis Respiratorik
Asidosis respiratorik adalah gangguan keseimbangan asam-basa yang
disebabkan oleh retensi CO2akibat kondisi hiperkapnia. karena jumlah CO2 yang
keluar melalui paru berkurang,terjadi peningkatan H2CO3 yang kemudian
menyebabkan peningkatan (H+). Kondisi ini bisa disebabkan olleh banyak
hal,diantaranya adalah penyakit paru,depresi pusat pernafasan,kerusakan saraf
atau otot yang menghambat kemampuan bernafas

Sebagai upaya kompensasi,ginjal akan berupaya menahan bikarbonat untuk


mengembalikan rasio asam karbonat dan bikarbonat yang normal. Akan
tetapi,karena ginjal berespons relative lambat terhadap keseimbangan asam-
basa,respons kompensasi tersebut mungkin akan membutuhkan waktu beberapa
jam hingga beberapa hari sampai pH kembali normal.

Tanda-tanda klinis asidosis respiratorik meliputi :

1. Nafas dangkal,gangguan pernafasan yang menyebabkan hipoventilasi


2. Adanya tanda-tanda depresi susunan saraf pusat,gangguan kesadaran dan
disorientasi
3. pH plasma < 7,35; pH urine<6
4. PCO2 tinggi (>45 mmHg)

C. Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik dikenal juga dengan istilah asidosis non
respiratorik,mancakup semua jenis asidosis yang bukan disebabkan oleh kelebihan

7
CO2 dalam cairan tubuh. Pada Keadaan tidak terkompensasi,kondisi ini ditandai
dengan penurunan HCO3- plasma,sedangkan kadar CO2 normal. Asidosis
metabolik biasanya disebabkan oleh pengeluaran cairan kaya HCO3- secara
berlebihan atau oleh penimbunan asam non karbonat. Kondisi tersebut merangsang
pusat pernafasan untuk meningktkan frekuensi dan kedalaman nafas.
Akibatnya,karbondioksida semakin banyak terbuang dan kadar asam karbonat
menurun. Upaya ini meminimalkan perubahan pH.

Tanda dan gejala asidosis metabolik meliputi :

1. Pernafasan kussmaul,yaitu pernafasan cepat dan dalam


2. Kelelahan (malaise)
3. Disorientasi
4. Koma
5. pH plasma < 3,5
6. PCO2 normal atau rendah jika sudah terjadi kompensasi
7. Kadar bikarbonat rendah (anak-anak < 20mEq/1,dewasa< 21mEq/1)

D. Alkalosis Respiratorik
Alkalosis respiratorik merupakan dampak utama pengeluaran CO2 berlebih
akibat hiperventilasi . Jika ventilasi paru meningkat,jumlah CO2 yang dikeluarkan
akan lebih besar daripada yang dihasilkan. Akibatnya,H2CO3 yang terbentuk
berkurang dan H+ menurun. Kemungkinan penyebab alkalosis respiratorik adalah
demam,kecemasan dan keracunan aspirin yang kesemuanya merangsang ventilasi
yang berlebihan. Sebagai upaya kompensasi ginjal akan mengekresikan bikarbonat
untuk mengembalikan pH kedalam rentang normal.

Tanda dan gejala klinis alkalosis respiratorik meliputi :

1. Penglihatan kabur
2. Baal dan kesemutan pada ujung jari tangan dan kaki
3. Kemampuan konsentrasi terganggu

8
4. Tetani ,kejang aritmia jantung (pada kasus yang gawat)
5. pH>7,45

E. Alkalosis Metabolik
Alkalosis metabolik adalah penurunan (reduksi) H+ plasma yang disebabkan
oleh defisiensi relatife asam-asam non karbonat. Pada kondisi ini,peningkatan
HCO3- tidak diimbangi dengan peningkatan CO2 .Dalam keadaan tidak
terkonpensansi,kadar HCO3- bisa berlipat ganda dan menyebabkan rasio alkalotik
40/1. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh muntah yang teerus menerus dan
ingesti obat-obat alkali. Sebagai upaya kompensasi,pusat pernafasan ditekan agar
pernafasan menjadi pendek dan dangkal.

Akibatnya,karbondioksida menjadi tertahan dan kadar asam karbonat


meningkat guna mengimbangi kelebihan bikarbonat.

Tanda dan gejala kllinis alkalosis metabolik meliputi:

1. Apatis
2. Lemah
3. Gangguan mental(misalnya:gelisah,bingung,letargi)
4. Kram
5. Pusing

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

9
Pada dasarnya keseimbangan asam basa mengacu kepada pengaturan ketat
konsentrasi ion hydrogen (H+) bebas di dalam cairan tubuh. Baik asidosis maupun
alkalosis keduanya dipengaruhi oleh fungsi pernafasan dan metabolisme.Karena
itu dikenal istilah asidosis respiratorik dan asidosis metabolik serta alkalosis
respiratorik dan alkalosis metabolik.

Asidosis respiratorik adalah gangguan keseimbangan asam-basa yang


disebabkan oleh retensi CO2 akibat kondisi hiperkapnia.karena jumlah CO2 yang
keluar melalui paru berkurang,terjadi peningkatan H2CO3 yang kemudian
menyebabkan peningkatan (H+).Kondisi ini bisa disebabkan olleh banyak
hal,diantaranya adalah penyakit paru,depresi pusat pernafasan,kerusakan saraf
atau otot yang menghambat kemampuan bernafas. Asidosis metabolik,dikenal juga
dengan istilah asidosis non respiratorik,mancakup semua jenis asidosis yang bukan
disebabkan oleh kelebihan CO2 dalam cairan tubuh.

Asidosis metabolik biasanya disebabkan oleh pengeluaran cairan kaya


HCO3- secara berlebihan atau oleh penimbunan asam non karbonat.Kondisi
tersebut merangsang pusat pernafasan untuk meningktkan frekuensi dan
kedalaman nafas . Alkalosis respiratorik merupakan dampak utama pengeluaran
CO2 berlebih akibat hiperventilasi.Kemungkinan penyebab alkalosis respiratorik
adalah demam,kecemasan dan keracunan aspirin yang kesemuanya merangsang
ventilasi yang berlebihan. Alkalosis metabolik adalah penurunan (reduksi)
H+plasma yang disebabkan oleh defisiensi relatife asam-asam non
karbonat.Kondisi ini antara lain disebabkan oleh muntah yang teerus menerus dan
ingesti obat-obat alkali.

10
DAFTAR PUSTAKA

Horne, M. M &swearingen,P. L. (2000). Keseimbangan cairan,elektrolit, & Asam


Basa. (ed. 2). Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tarwoto, W. (2003). Kebutuhan Dasar Manusia & Proses keperawatan. Jakarata
:Salemba Medika.

11

Anda mungkin juga menyukai