Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Keperawatan Dasar tentang “Keseimbangan Asam dan Basa”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Keseimbangan Asam dan Basa”
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Padang,Februari2018
Penyusun
1
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
Sering kali kita mendengar kata asam basa,kegunaan dan fungsinya,akan tetapi kita
masih kurang mengetahui apa dampak yang ditimbulkan bila keseimbangan ini terganggu
dan kebanyakan orang hanya dapat menyimpulkan suatu gangguan pada tubuh seseorang
terjadi karena suatu penyakit tanpa mengetahui secara rinci bagaimana penyakit itu terjadi
dan proses-proses pembentukan suatu penyakit tersebut. Maka, dalam
makalah ini kelompok kami akan membahas tentang ketidakseimbangan asam basa, yaitu
meliputi asidosis respiratorik, asidosis metabolik, alkolisis respiratorik dan alkolisis
metabolik.
a.2 Tujuan
a. Meguraikan pengertian Ketidakseimbangan Asam Basa
b. Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Asam Basa
c. Menjelaskan yang dimaksud dengan Asidosis Respiratorik
d. Menjelaskan yang dimaksud dengan Asidosis Metabolik
3
e. Menjelaskan yang dimaksud dengan Alkalosis Respiratorik
f. Menjelaskan yang dimaksud dengan Alkalosis Metabolik
g. Menjelaskan tentang askep gangguan keseimbangan asam basa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan cairan
tubuh lainnya. Satuan derajat keasamaan adalah Ph .
Suatu asam kuat memiliki Ph yang sangat rendah (hampir 1,0), sedangkan suatu basa
memiliki Ph yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki Ph antara 7,35- 7,45.
Keseimbangan asam basa darah dikendalikan secara seksama karena perubahan Ph yang
sangat kecil pun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ.
4
cepat berubah kembali menjadi CO3 dan H2O. Ketidakseimbangan asam basa terjadi bila
perbandingan antara(HCO3-) dan (CO2 ) tidak professional.Normalnya, perbandingan antara
keduanya adalah 20/1 . Jika perbandingan tersebut berubah,akan terjadi ketidakseimbangan
yang menimbulkan gangguan yang disebut asidosis dan alkalosis. Baik asidosis maupun
alkalosis keduanya dipengaruhi oleh fungsi pernafasan dan metabolisme.Karena itu dikenal
istilah asidosis respiratorik dan asidosis metabolik serta alkalosis respiratorik dan alkalosis
metabolik.
Tabel 1.1 Kadar pH ,PCO2 ,HCO yang diketahui pada keadaan asidosis dan alkalosis
5
Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung pada konsetrasi ion hidrogen,
yang dipertahankan dalam batas normal melalui 3 faktor, yaitu :
Sistem ini merupakan jumlah terbesar yang terdapat dalam cairan extra
cellular. Bila konsentrasi bikarbonat dalam darah meningkat atau konsentrasi asam
karbonat berkurang, maka perbandingan bikarbonat – asam karbonat akan meningkat
dan pH menjadi lebih besar dari nilai normal, keadaan ini disebut “alkalosis”.
Sebaliknya bila konsentrasi bikarbonat dalam darah berkurang atau konsentrasi asam
karbonat meningkat, maka perbandingan bikarbonat – asam karbonat akan berkurang
dan pH menjadi lebih kecil dari nilai normal, keadaan ini disebut “asidosis”.
Sistem ini terutama terdapat didalam sel darah merah dan sel – sel lain
terutama didalam sel tubulus ginjal, yang memungkinkan ginjal mengeluarkan ion
hydrogen.
Sistem ini terutama terdapat di dalam sel – sel jaringan dan juga bekerja di
dalam plasma. Dapat bekerja sebagai asam lemah dan basa lemah ataupun garam
basa yang dapat mengikat atau melepaskan ion hidrogen.
Hb bekerja sebagai asam lemah dan membentuk sistem buffer dengan basa
kuat seperti bikarbonat dan fosfat.
6
Karbondioksida ( CO2 ) merupakan sisa / produk metabolisme sel. Dari sel
CO2 akan ditranspor melalui plasma dan sel darah merah menuju paru untuk
dieliminasi. Secara normal ventilasi alveolar akan mempertahankan PaCO2 antara 35
- 45 mmhg dimana PaCO2 di dalam alveolus berada dalam keseimbangan dengan
PaCO2 dan H2 CO3 dalam darah. Namun jika kemampuan ventilasi alveolar tidak
sebanding lagi dengan produksi CO2, yang menyebabkan PaCO2 meningkat, yang
akan diikuti perangsangan pusat pernafasan, sehingga timbul hiperventilasi untuk
mengeluarkan CO2 lebih banyak, demikian juga sebaliknya.
3. Mekanisme Ginjal
Pada keadaan keasaman darah yang meningkat, ginjal akan mengeluarkan ion
hydrogen dan menahan ion HCO3- untuk mempertahankan pH darah dalam batas
normal, sehingga akan menghasilkan urine yang bersifat asam ( pH : 5,5 – 6,5 )
1. pH : ( N : 7,35 – 7, 45 )
pH adalah fungsi logaritme negatife dari konsentrasi ion hidrogen dalam plasma
darah, dimana bila konsentrasi ion hidrogen meningkat menyebabkan pH akan menurun
demikian sebaliknya.
2. PaCO2 : ( N : 35 - 45 mm Hg )
PaCO2 adalah tekanan dari CO2 yang terlarut dalam darah. PaCO2 merupakan
parameter fungsi respirasi dan dapat digunakan untuk menentukan cukup atau tidaknya
ventilasi alveolar.Bila PaCO2 normal, berarti ventilasi alveolar normal.Bila PaCO2 < 35
mm Hg ( Hipokapnia ), berarti terjadi hiperventilasi akibat rangsangan pusat pernafasan,
jika pH > 7,45 – keadaan ini disebut “ Alkalosis Respiratorik “.Bila PaCO2 > 35 mm Hg
7
( Hiperkapnia ), berarti terjadi hipoventilasi akibat kegagalan ventilasi alveolar, jika pH <
7,35 – keadaan ini disebut “ Asidosis Respiratorik “.
PO2 adalah tekanan yang ditimbulkan oleh O2 yang larut dalam darah.Dalam
keseimbangan asam basa PaO2 hanya memberikan petunjuk fisiologis yang kecil, selain
menunjukan cukup tidaknya oksigenasi darah arteri.Hipoksemia adalah keadaan dimana
PaO2 < 60 mm Hg, sedangkan Hipoksia adalah keadaan dimana oksigen jaringan tidak
adekwat.
SBC adalah konsentrasi ion [ HCO3- ] dalam plasma pada PaCO2 40 mm Hg, suhu
370c dan pada keadaan Hb teroksigenasi penuh.ABC digunakan untuk menyatakan kadar
bikarbonat dalam darah penderita sesuai dengan PCO2 yang ada.
Jika konsentasi ion HCO3meingkat lebih dari normal yang menunjukan hilangnya
ion H+ secara significant, disertai pH > 7,45, keadaan ini disebut “Alkalosis Metabolik“.
Sebaliknya bila Konsentrasi ion HCO3- menurun / kurang dari normal disertai pH < 7,35,
keadaan ini disebut “Asidosis Metabolik“.
8
Saturasi O2 setara dengan kandungan O2 ( dikurangi O2 terlarut ) dibagi dengan
kapasitas O2 ( dikurangi O2 terlarut ).Persentasi saturasi dari Hb dengan O2 ini sangat
membantu untuk menghitung banyaknya O2 totaldi dalam darah.
Asidosis suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam (atau
terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.
Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa
(atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan menungkatnya pH
darah.
Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu
akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk
penting dari adanya masalah metabolisme yang serius. Asidosis dan alkalosis
dikelompokkan mwnjadi metabolik atau respiratorik tergantung pada penyebab utamanya.
1. Asidosis Respiratorik
9
Asidosis respiratorik adalah gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan
oleh retensi CO2akibat kondisi hiperkapnia. karena jumlah CO2 yang keluar melalui paru
berkurang,terjadi peningkatan H2CO3 yang kemudian menyebabkan peningkatan (H+).
Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal,diantaranya adalah penyakit paru,depresi
pusat pernafasan,kerusakan saraf atau otot yang menghambat kemampuan bernafas
Sebagai upaya kompensasi,ginjal akan berupaya menahan bikarbonat untuk
mengembalikan rasio asam karbonat dan bikarbonat yang normal. Akan tetapi,karena
ginjal berespons relative lambat terhadap keseimbangan asam-basa,respons kompensasi
tersebut mungkin akan membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari sampai pH
kembali normal.
Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida,pH darah akan turun dan
darah menjadi asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang
mengatur pernapasan,sehingga pernapasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
Penyebab:
Emfisema
Bronkitis kronis
Pnuemonia berat
Edema pulmoner
10
Asma
Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot
dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernapasan. Selain itu, seseorang dapat
mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan
penapasan.
Diagnosis:
Penatalaksanaan:
2. Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik dikenal juga dengan istilah asidosis non respiratorik,mencakup
semua jenis asidosis yang bukan disebabkan oleh kelebihan CO2 dalam cairan tubuh. Pada
Keadaan tidak terkompensasi,kondisi ini ditandai dengan penurunan HCO3-
-
plasma,sedangkan kadar CO2 normal. Asidosis metabolik biasanya disebabkan oleh
pengeluaran cairan kaya HCO3- secara berlebihan atau oleh penimbunan asam non
karbonat. Kondisi tersebut merangsang pusat pernafasan untuk meningktkan frekuensi dan
kedalaman nafas .Akibatnya,karbondioksida semakin banyak terbuang dan kadar asam
karbonat menurun. Upaya ini meminimalkan perubahan pH.
11
4. Koma
5. pH plasma < 3,5
6. PCO2 normal atau rendah jika sudah terjadi kompensasi
7. Kadar bikarbonat rendah (anak-anak < 20mEq/1,dewasa< 21mEq/1)
Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-
benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya pH darah, pernapasan menjadi lebih
dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam darah
dengan cara menurunkan jumlah karbondioksida.
Pada akhirnya ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara
mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa
terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam,sehingga terjadi
aidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.
Penyebab:
a. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau
suatu bahan yang di ubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis
bila dimakan dianggap beracun. Contohnya: metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku
(etilen glikol). Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan assidosis metabolik.
b. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme. Tubuh
dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit,
salah satunya adalah diabetes melitus tipe 1.
Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan
menghasilkan asam yang disbut keton.Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok
stadium lanjut, dimana asam ;aktat dibentuk dari metabolisme gula.
c. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam
dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa menyebabkan
asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal
12
sebagai Asidosis Tubulus Renali (ATR) atau Rhenal Tubular Acidosis (RTA), yang bisa
terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi
kemampuan ginjal untuk membuang asam.
a. Gagal ginjal
b. Asidosis tubulu renalis (kelainan bentuk ginjal)
c. Ketoasidosis diabetikum
d. Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
e. Bahan beracun seperti etilen glikol,overdosis salisilat, metanol,
paraldehid,asetazolamid, atau amonium klorida
f. Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare,
ileostomi, atau kolostomi.
Diagnosis:
Penalatalaksanaan:
13
racun tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati
overdosis atau keracunan berat.
3. Alkalosis Respiratorik
Penyebab:
14
turun. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan. Penyebab
akut dapat berupa stimulasi saraf sentral pada tumor serebri, ensefalitis dan intoksikasi.
a. Rasa nyeri
b. Sirosis hati
c. Kadar oksigen darah yang rendah
d. Demam
e. Overdosis aspirin
Diagnosis:
Penatalaksanaan:
penyakit ini.
4. Alkalosis Metabolik
Alkalosis metabolik adalah penurunan (reduksi) H+ plasma yang disebabkan oleh
defisiensi relatife asam-asam non karbonat. Pada kondisi ini,peningkatan HCO 3- tidak
diimbangi dengan peningkatan CO2 .Dalam keadaan tidak terkonpensansi,kadar HCO3- bisa
berlipat ganda dan menyebabkan rasio alkalotik 40/1. Kondisi ini antara lain disebabkan
oleh muntah yang teerus menerus dan ingesti obat-obat alkali. Sebagai upaya
kompensasi,pusat pernafasan ditekan agar pernafasan menjadi pendek dan dangkal.
15
Akibatnya,karbondioksida menjadi tertahan dan kadar asam karbonat meningkat
guna mengimbangi kelebihan bikarbonat.
1. Pengkajian
a. Aktivitas dan istirahat
Gejala : letargi, kelelahan, kelemahan otot
b. Sirkulasi
Tanda: hipotensi, tekanan nadi lebar, Nadi mungkin lemah, irregular (disritmia)
c. Eliminasi
Gejala : Diare
Tanda : urine gelap/pekat
d. Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, mual/muntah
Tanda : Turgor kulit buruk, membran mukosa kering
e. Neurosensori
Gejala: sakit kepala, mengantuk, penurunan fungsi mental
Tanda : perubahan pada sensorium misalnya: stupor, kacau mental, letargi, depresi,
delirium, koma
f. Pernafasan
Gejala: Dispnea pada pengerahan tenaga
Tanda : Hiperventilasi, pernafasan kussmaul (nafas dalam/cepat)
g. Penyuluhan / Pembelajaran
16
Pertimbangan rencana pemulangan : - Rujuk pada faktor prediposisi / pemberat
- DRG menunjukkan rerata lama perawatan: 4,1 Hari
- Memerlukan perubahan dalam terapi untuk proses / kondisi penyakit dasar
2. Diagnosa
a. pH arteri : penurunan, kurang 7,35
b. bikarbonat : penurunan, kurang dari 22 mEq/L
c. PaCO2 : kurang dari 35-40 mm Hg
d. Kelebihan basa : penurunan atau tidak ada
e. Gap anion : lebih besar dari 14 mEq/L (gap anion tinggi) atau tidak lebih besar dari
10sampai 14 mEq/L (gap anion normal)
f. kalium serum : peningkatan
g. klorida serum : meningkat
h. Glukosa serum : mungkin turun atau meningkat tergantung pada etiologi
i. Keton serum : meningkat pada DM, kelaparan, intoksikasi alkohol
j. Asam laktat plasma : meninngkat pada asidosis laktat
k. Ph urine : menurun, kurang dari 4,5 (pada tidak adanya penyakit ginjal)
l. EKG : Disritmia jantung (bradikardia) dan perubahan pola berkenaan
denganhiperkalemia misalnya T tinggi.
3. Perencanaan / Intervensi
A. Asidosis Metabolik
B. Alkalosis Metabolik
C. Asidosis Respiratori
18
6) Anurkan pasien untuk batuk dan nafas dalam, tempatkan pada posisi semifowler,
lakukan suction jika perlu, berikan nafas tambahan/oksigen sesuai indikasi
D. Alkalosis Respiratori
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
20
(reduksi) H+plasma yang disebabkan oleh defisiensi relatife asam-asam non
karbonat.Kondisi ini antara lain disebabkan oleh muntah yang teerus menerus dan ingesti
obat-obat alkali.
DAFTAR FUSTAKA
21