Anda di halaman 1dari 21

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Keperawatan Dasar tentang “Keseimbangan Asam dan Basa”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Keseimbangan Asam dan Basa”
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
    
                                                                                     

Padang,Februari2018
    

                                                                                      Penyusun

1
Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................................................i

Daftar Isi.....................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian terapi aktivitas kelompok..................................................................3


2.2 Tujuan terapi aktivitas kelompok............................................................................4
2.3 Prinsip memilih peserta terapi aktivitas kelompok.................................................4
2.4 Manfaat terapi aktivitas kelompok pada lansia.............................................................5
2.5 Jenis terapi aktivitas kelompok bagi lansia..........................................................6
2.6 Tahap – tahap terapi aktivitas kelompok......................................................................8
2.7 Peran perawat dalam terapi aktivitas kelompok.........................................................10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sering kali kita mendengar kata asam basa,kegunaan dan fungsinya,akan tetapi kita
masih kurang mengetahui apa dampak yang ditimbulkan bila keseimbangan ini terganggu
dan kebanyakan orang hanya dapat menyimpulkan suatu gangguan pada tubuh seseorang
terjadi karena suatu penyakit tanpa mengetahui secara rinci bagaimana penyakit itu terjadi
dan proses-proses pembentukan suatu penyakit tersebut. Maka, dalam
makalah  ini  kelompok kami akan membahas tentang ketidakseimbangan asam basa, yaitu
meliputi  asidosis respiratorik, asidosis metabolik, alkolisis respiratorik dan alkolisis
metabolik.

Satu pengukuran yang digunakan untuk mengambarkan keseimbangan asam basa


adalah pH. Jika ion hidrogen bertambah, larutan akan bersifat basa (pH<7). Sebaliknya,
jika hidroksil bertambah, larutan tersebut akan bersifat basa (pH>7). Plasma darah
normalnya bersifat basa ringan dengan pH 7,35 – 7,45. Asidosis adalah kondisi yang
ditandaidengan berlebihnya proporsi ion hydrogen didalam cairan eksrasel dengan
pH<7,35. Alkalosis adalah kondisi ketika plasma darah kekurangan ion H+ dan pH>745.
Untuk mempertahan pH yang normal, ion Hidrogen diatur melalui system buffer,
makanisme pernafasan, makanisme ginjal. Bila upaya resebut gagal dan pH darah <6,8
atau >8,0 dapat terjadi kematian.

a.2 Tujuan
a. Meguraikan pengertian Ketidakseimbangan Asam Basa
b. Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Asam Basa
c. Menjelaskan yang dimaksud  dengan Asidosis Respiratorik
d. Menjelaskan yang dimaksud  dengan Asidosis Metabolik

3
e. Menjelaskan yang dimaksud  dengan Alkalosis Respiratorik
f. Menjelaskan yang dimaksud dengan  Alkalosis Metabolik
g. Menjelaskan tentang askep gangguan keseimbangan asam basa

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan cairan
tubuh lainnya. Satuan derajat keasamaan adalah Ph .

Ph 7.35 – 7,45 adalah netral.

Ph diatas 7,45 adalah basa (alkali)

Ph dibawah 7,35 adalah asam.

Suatu asam kuat memiliki Ph yang sangat rendah (hampir 1,0), sedangkan suatu basa
memiliki Ph yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki Ph antara 7,35- 7,45.
Keseimbangan asam basa darah dikendalikan secara seksama karena perubahan Ph yang
sangat kecil pun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ.

Pada dasarnya keseimbangan asam basa mengacu kepada pengaturan ketat


konsentrasi ion hydrogen (H+) bebas di dalam cairan tubuh. Secara umum keseimbangan
asam basa digambarkan dalam reaksi dalam keseimbangan dalam berikut ini.

                                                CO2 + H2 O←H 2CO3← H++ HCO3-

Reaksi diatas bersifat reversible karena dapat berlangsung dalam dua


arah,bergantung pada konsentrasi zat-zat yang terlibat.Saat kadar CO2 dalam darah
meningkat ,reaksi akan berpindah kesisi asam dan menghasilkan H+ serta menghasilkan
HCO3- . Sebaliknya,jika kadar CO2 dalam darah menurun ,reaksi tersebut akan berpindah
ke sisi CO2. Dalam proses ini,ion H+ dan HCO3- bereaksi membentuk H2CO3 yang dengan

4
cepat berubah kembali menjadi CO3 dan H2O. Ketidakseimbangan asam basa terjadi bila
perbandingan antara(HCO3-) dan (CO2 ) tidak professional.Normalnya, perbandingan antara
keduanya adalah 20/1 . Jika perbandingan tersebut berubah,akan terjadi ketidakseimbangan
yang menimbulkan gangguan yang disebut asidosis dan alkalosis. Baik asidosis maupun
alkalosis keduanya dipengaruhi oleh fungsi pernafasan dan metabolisme.Karena itu dikenal
istilah asidosis respiratorik dan asidosis metabolik serta alkalosis respiratorik dan alkalosis
metabolik.

Tabel 1.1 Kadar  pH ,PCO2 ,HCO yang diketahui pada keadaan asidosis dan alkalosis

Tingkat metabolic Tingkat respiratorik


Asidosis Alkalosis Asidosis Alkalosis
pH <7,35 >7,45 <7,35 >7,45
serum
pCO Normal,mulai Normal,mulai Meningkat diatas Menurun sampai
menurun naik mmHg(karena 40 mmHg(akibat
sampai<40mmHg sampai>40mmH retensi banyak
untuk g untuk karbondioksida kehilangan
keseimbangan keseimbangan yang berlebihan) karbondioksida)
HCO3 Menurun sampai Meningkat Normal,meningka Normal,menurun
dibawah 27 sampai diatas 27 t sampai lebih sampai kurang
mEq/L mEq/L dari 27mEq/L dari 27 mEq/L
untuk kompensasi untuk
kompensasi
pH <6,0 >6,0
urine

Saat terjadi gangguan keseimbangan asam basa,tubuh akan berupaya


memperbaikinya melalui suatu system regulasi sehat yang disebut kompensasi.Selain
melalui system buffer, upaya kompensasi ini dilakukan melalui mekanisme pernafasan
dan mekanisme ginjal.

2.2 Fisiologi Keseimbangan Asam Basa

5
Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung pada konsetrasi ion hidrogen,
yang dipertahankan dalam batas normal melalui 3 faktor, yaitu :

1.   Mekanisme buffer kimia

Ada 4 macam buffer kimia utama dalam tubuh yaitu :

a.   Sistem buffer bikarbonat – asam karbonat

Sistem ini merupakan jumlah terbesar yang terdapat dalam cairan extra
cellular. Bila konsentrasi bikarbonat dalam darah meningkat atau konsentrasi asam
karbonat berkurang, maka perbandingan bikarbonat – asam karbonat akan meningkat
dan pH menjadi lebih besar dari nilai normal, keadaan ini disebut “alkalosis”.
Sebaliknya bila konsentrasi bikarbonat dalam darah berkurang atau konsentrasi asam
karbonat meningkat, maka perbandingan bikarbonat – asam karbonat akan berkurang
dan pH menjadi lebih kecil dari nilai normal, keadaan ini disebut “asidosis”.

b.  Sistem buffer Fosfat

Sistem ini terutama terdapat didalam sel darah merah dan sel – sel lain
terutama didalam sel tubulus ginjal, yang memungkinkan ginjal mengeluarkan ion
hydrogen.

c.  Sistem buffer protein

Sistem ini terutama terdapat di dalam sel – sel jaringan dan juga bekerja di
dalam plasma. Dapat bekerja sebagai asam lemah dan basa lemah ataupun garam
basa yang dapat mengikat atau melepaskan ion hidrogen.

d.  Sistem buffer hemoglobin

Hb bekerja sebagai asam lemah dan membentuk sistem buffer dengan basa
kuat seperti bikarbonat dan fosfat.

2.  Mekanisme Pernafasan (Paru)

6
Karbondioksida ( CO2 ) merupakan sisa / produk metabolisme sel. Dari sel
CO2 akan ditranspor melalui plasma dan sel darah merah menuju paru untuk
dieliminasi. Secara normal ventilasi alveolar akan mempertahankan PaCO2 antara 35
- 45  mmhg dimana  PaCO2 di dalam alveolus berada dalam keseimbangan dengan
PaCO2 dan H2 CO3 dalam darah. Namun jika kemampuan ventilasi alveolar tidak
sebanding lagi dengan produksi  CO2, yang menyebabkan PaCO2 meningkat, yang
akan diikuti perangsangan pusat pernafasan, sehingga timbul hiperventilasi untuk
mengeluarkan CO2 lebih banyak, demikian juga sebaliknya.

3.  Mekanisme Ginjal

Pada keadaan keasaman darah yang meningkat, ginjal akan mengeluarkan ion
hydrogen dan menahan ion HCO3- untuk mempertahankan pH darah dalam batas
normal, sehingga akan menghasilkan urine yang bersifat asam ( pH : 5,5 – 6,5 )

2.3 Nilai Normal Gas Darah

1.   pH : ( N : 7,35 – 7, 45 )

pH adalah fungsi logaritme negatife dari konsentrasi ion hidrogen dalam plasma
darah, dimana bila konsentrasi ion hidrogen meningkat menyebabkan pH akan menurun
demikian sebaliknya.

Perubahan pH yang mengikuti perubahan pCO2 karena gangguan ventilasi akan


mengakibatkan mengakibatkan “Asidosis atau Alkalosis Respiratori“ dan perubahan pH
yang mengikuti perubahan HCO3-  akan mengakibatkan “Asidosis atau Alkalosis
metabolic“.

2.   PaCO2 : ( N : 35 - 45 mm Hg )

PaCO2 adalah tekanan dari CO2 yang terlarut dalam darah. PaCO2 merupakan
parameter fungsi respirasi dan dapat digunakan untuk menentukan cukup atau tidaknya
ventilasi alveolar.Bila PaCO2 normal, berarti ventilasi alveolar normal.Bila PaCO2 < 35
mm Hg ( Hipokapnia ), berarti terjadi hiperventilasi akibat rangsangan pusat pernafasan,
jika pH > 7,45 – keadaan ini disebut “ Alkalosis Respiratorik “.Bila PaCO2 > 35 mm Hg

7
( Hiperkapnia ), berarti terjadi hipoventilasi akibat kegagalan ventilasi alveolar, jika pH <
7,35 – keadaan ini disebut “ Asidosis Respiratorik “.

3.  PaO2 : ( N : 80 – 100 mm Hg)

PO2 adalah tekanan yang ditimbulkan oleh O2 yang larut dalam darah.Dalam
keseimbangan asam basa PaO2 hanya memberikan petunjuk fisiologis yang kecil, selain
menunjukan cukup tidaknya oksigenasi darah arteri.Hipoksemia adalah keadaan dimana
PaO2 < 60 mm Hg, sedangkan Hipoksia adalah keadaan dimana oksigen jaringan tidak
adekwat.

4.  Base Ekses / BE : ( N : -2 s/d +2 )

BE atau Base Defisit, menggambarkan secara langsung jumlah dalam mEq/l


kelebihan basa kuat ( kekurangan asam tetap ) atau kekurangan basa ( kelebihan asam
tetap).Nilai + : menggambarkan kelebihan basa. Nilai - : menggambarkan kekurangan basa
( kelebihan asam). Astrup menyatakan bahwa nilai BE tidak saja digunakn untuk diagnosis
tetapi juga untuk pengobatan asidosis metabolic, dengan formula :Kebutuhan basa = BE x
BB x 0,3 mEq

5.  Standar Bikarbonat ( SBC ) & Actual Bikarbonat (ABC ) : ( N : 22-26 meq/L)

SBC adalah konsentrasi ion [ HCO3- ] dalam plasma pada PaCO2 40 mm Hg, suhu
370c dan pada keadaan Hb teroksigenasi penuh.ABC digunakan untuk menyatakan kadar
bikarbonat dalam darah penderita sesuai dengan PCO2 yang ada.

Jika konsentasi ion HCO3meingkat lebih dari normal yang menunjukan hilangnya
ion H+ secara significant, disertai pH > 7,45, keadaan ini disebut “Alkalosis Metabolik“.
Sebaliknya bila Konsentrasi ion HCO3- menurun / kurang dari normal disertai pH < 7,35,
keadaan ini disebut “Asidosis Metabolik“.

6. Presentase Saturasi O2 / % Sat O2 : ( N : 92 – 100 %)

8
Saturasi O2 setara dengan kandungan O2 ( dikurangi O2 terlarut ) dibagi dengan
kapasitas O2 ( dikurangi O2 terlarut ).Persentasi saturasi dari Hb dengan O2 ini sangat
membantu untuk menghitung banyaknya O2 totaldi dalam darah.

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Asam Basa

a. Konsentrasi ion hidrogen [H+]


b. Konsentrassi ion bikarbonat [HCO3-]
c. pCO2

2.5 Penyebab Gangguan Keseimbangan Asam Basa

Pengertian Asidosis dan Alkalosis

Asidosis suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam (atau
terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.

Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa
(atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan menungkatnya pH
darah.

Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu
akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk
penting dari adanya masalah metabolisme yang serius. Asidosis dan alkalosis
dikelompokkan mwnjadi metabolik atau respiratorik tergantung pada penyebab utamanya.

Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan


dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal. Asidosis respiratorik atau
alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paru-paru atau kelainan
pernapasan.

1. Asidosis Respiratorik

9
Asidosis respiratorik adalah gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan
oleh retensi CO2akibat kondisi hiperkapnia. karena jumlah CO2 yang keluar melalui paru
berkurang,terjadi peningkatan H2CO3 yang kemudian menyebabkan peningkatan (H+).
Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal,diantaranya adalah penyakit paru,depresi
pusat pernafasan,kerusakan saraf  atau otot yang menghambat kemampuan bernafas
Sebagai upaya kompensasi,ginjal akan berupaya menahan bikarbonat untuk
mengembalikan rasio asam karbonat dan bikarbonat yang normal. Akan tetapi,karena
ginjal berespons relative lambat terhadap keseimbangan asam-basa,respons kompensasi
tersebut mungkin akan membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari sampai pH
kembali normal.

Tanda-tanda klinis asidosis respiratorik meliputi :


a. Nafas dangkal,gangguan pernafasan yang menyebabkan hipoventilasi
b. adanya  tanda-tanda depresi susunan saraf pusat,gangguan kesadaran dan
disorientasi
c. pH plasma < 7,35; pH urine<6
d. PCO2 tinggi (>45 mmHg

Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida,pH darah akan turun dan
darah menjadi asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang
mengatur pernapasan,sehingga pernapasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.

Penyebab:

Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan


karbondioksidasecara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang
mempengaruhi paru-paru, seperti:

 Emfisema
 Bronkitis kronis
 Pnuemonia berat
 Edema pulmoner

10
 Asma
Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot
dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernapasan. Selain itu, seseorang dapat
mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan
penapasan.

Diagnosis:

Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah dan


pengukuran karbondioksida dari darah arteri.

Laboratorium: pH↓ - pCO2↑ - HCO3↑ - BE(+)

Penatalaksanaan:

Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru-


paru. Obat-obatan untuk memperbaiki pernapassan bisa diberikan kepada penderita
penyakit patu-paru seperti asma dan emfisema. Pada penderita yang mengalami gangguan
pernapasan berat mungkin yang perlu diberikan pernapasan buatan dengan bantuan
ventilator mekanik.

2. Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik dikenal juga dengan istilah asidosis non respiratorik,mencakup
semua jenis asidosis yang bukan disebabkan oleh kelebihan  CO2 dalam cairan tubuh. Pada
Keadaan tidak terkompensasi,kondisi ini ditandai dengan penurunan HCO3-

plasma,sedangkan kadar CO2 normal. Asidosis metabolik biasanya disebabkan oleh
pengeluaran cairan kaya HCO3- secara berlebihan atau oleh penimbunan asam non
karbonat. Kondisi tersebut merangsang pusat pernafasan untuk meningktkan frekuensi dan
kedalaman nafas .Akibatnya,karbondioksida semakin banyak terbuang dan kadar asam
karbonat menurun. Upaya ini meminimalkan perubahan pH.

Tanda dan gejala asidosis metabolik meliputi :


1. Pernafasan kussmaul,yaitu pernafasan cepat dan dalam
2. Kelelahan (malaise)
3. Disorientasi

11
4. Koma
5. pH plasma < 3,5
6. PCO2 normal atau rendah jika sudah terjadi kompensasi
7. Kadar bikarbonat rendah (anak-anak < 20mEq/1,dewasa< 21mEq/1)

Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-
benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya pH darah, pernapasan menjadi lebih
dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam darah
dengan cara menurunkan jumlah karbondioksida.

Pada akhirnya ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara
mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa
terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam,sehingga terjadi
aidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.

Penyebab:

Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama,


diantaranya:

a. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau
suatu bahan yang di ubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis
bila dimakan dianggap beracun. Contohnya: metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku
(etilen glikol). Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan assidosis metabolik.
b. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme. Tubuh
dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit,
salah satunya adalah diabetes melitus tipe 1.
Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan
menghasilkan asam yang disbut keton.Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok
stadium lanjut, dimana asam ;aktat dibentuk dari metabolisme gula.
c. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam
dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa menyebabkan
asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal

12
sebagai Asidosis Tubulus Renali (ATR) atau Rhenal Tubular Acidosis (RTA), yang bisa
terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi
kemampuan ginjal untuk membuang asam.

Penyebab utama dari asidosis metabolik:

a. Gagal ginjal
b. Asidosis tubulu renalis (kelainan bentuk ginjal)
c. Ketoasidosis diabetikum
d. Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
e. Bahan beracun seperti etilen glikol,overdosis salisilat, metanol,
paraldehid,asetazolamid, atau amonium klorida
f. Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare,
ileostomi, atau kolostomi.

Diagnosis:

Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengkuran pH darah yang


diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan). Darah arteri digunakan
sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH darah. Untuk
mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbondioksida dan bikarbonat
dalam darah. Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menetukan
penyebabnya. Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin
biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali. Adanya bahan toksik dalam
darah menunjukkan bahwwa asidosis metabolik yang terjadi disebabkan pleh keracunan
atau overdosis. Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan
pengukuran pH air kemih.

Penalatalaksanaan:

Pengobatan asidosis metabolik tergantung pada penyebabnya, sebagai contoh


diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan mengeluarkan bahan

13
racun tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati
overdosis atau keracunan berat.

3. Alkalosis Respiratorik

Alkalosis respiratorik merupakan dampak utama pengeluaran CO 2 berlebih akibat


hiperventilasi . Jika ventilasi paru meningkat,jumlah CO2 yang dikeluarkan akan lebih
besar daripada yang dihasilkan. Akibatnya,H2CO3 yang terbentuk berkurang dan H-

menurun. Kemungkinan penyebab alkalosis respiratorik adalah demam,kecemasan dan
keracunan aspirin yang kesemuanya merangsang ventilasi yang berlebihan. Sebagai upaya
kompensasi ginjal akan mengekresikan bikarbonat untuk mengembalikan pH kedalam
rentang normal.

Tanda dan gejala klinis alkalosis respiratorik meliputi :


1. penglihatan kabur
2. Baal dan kesemutan pada ujung jari tangan dan kaki
3. Kemampuan konsentrasi  terganggu
4. Tetani,kejang aritmia jantung (pada kasus yang gawat)
5. pH>7,45
6. Pasien sering menguap
7. Nafas lebih cepat dan dalam
8. Kepala terasa ringan

Penyebab:

Alkalosis respiratorik terjadi bila ada hiperventilasi. Hiperventilasi menyebabkan


kadar CO2 tubuh turun sehingga terjadi kompensasi tubuh untuk menurunkan pH dengan
meretensi H+ oleh ginjal agar absorpsi HCO3- berkurang. Bila pH tinggi berarti [H+]

14
turun. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan. Penyebab
akut dapat berupa stimulasi saraf sentral pada tumor serebri, ensefalitis dan intoksikasi.

Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:

a. Rasa nyeri
b. Sirosis hati
c. Kadar oksigen darah yang rendah
d. Demam
e. Overdosis aspirin

Diagnosis:

Laboratorium: pH↑ - pCO2↓ - bikarbonat↓ - BE(-)

Penatalaksanaan:

Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat


pernapasan.

a. Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernapasan bisa meredakan

penyakit ini.

b. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberilan obat pereda nyeri.

Menghembuskan nafas dalam kantung kertas

4. Alkalosis Metabolik
Alkalosis metabolik adalah penurunan (reduksi) H+ plasma yang disebabkan oleh
defisiensi relatife asam-asam non karbonat. Pada kondisi ini,peningkatan HCO 3- tidak
diimbangi dengan peningkatan CO2 .Dalam keadaan tidak terkonpensansi,kadar HCO3- bisa
berlipat ganda dan menyebabkan rasio alkalotik 40/1. Kondisi ini antara lain disebabkan
oleh muntah yang teerus menerus dan ingesti obat-obat alkali. Sebagai upaya
kompensasi,pusat pernafasan ditekan agar pernafasan menjadi pendek dan dangkal.

15
Akibatnya,karbondioksida menjadi tertahan dan kadar asam karbonat meningkat
guna mengimbangi kelebihan bikarbonat.

Tanda dan gejala kllinis alkalosis metabolik meliputi:


1. Apatis
2. lemah
3. Gangguan mental(misalnya:gelisah,bingung,letargi)
4. Kram
5. Pusing.

2.6 Askep Gangguan Keseimbangan Asam Basa

1. Pengkajian
a.   Aktivitas dan istirahat
Gejala : letargi, kelelahan, kelemahan otot
b.   Sirkulasi
Tanda: hipotensi, tekanan nadi lebar, Nadi mungkin lemah, irregular (disritmia)
c.    Eliminasi
Gejala : Diare
Tanda : urine gelap/pekat
d.    Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, mual/muntah
Tanda : Turgor kulit buruk, membran mukosa kering
e.    Neurosensori
Gejala: sakit kepala, mengantuk, penurunan fungsi mental
Tanda : perubahan pada sensorium misalnya: stupor, kacau mental, letargi, depresi,
             delirium, koma
f.    Pernafasan
Gejala: Dispnea pada pengerahan tenaga
Tanda : Hiperventilasi, pernafasan kussmaul (nafas dalam/cepat)
g.    Penyuluhan / Pembelajaran

16
Pertimbangan rencana pemulangan : - Rujuk pada faktor prediposisi / pemberat
- DRG menunjukkan rerata lama perawatan: 4,1   Hari
- Memerlukan perubahan dalam terapi untuk proses / kondisi penyakit dasar

2. Diagnosa
a. pH arteri : penurunan, kurang 7,35
b. bikarbonat : penurunan, kurang dari 22 mEq/L
c. PaCO2 : kurang dari 35-40 mm Hg
d. Kelebihan basa : penurunan atau tidak ada
e. Gap anion : lebih besar dari 14 mEq/L (gap anion tinggi) atau tidak lebih besar dari
10sampai 14 mEq/L (gap anion normal)
f. kalium serum : peningkatan
g. klorida serum : meningkat
h. Glukosa serum : mungkin turun atau meningkat tergantung pada etiologi
i. Keton serum : meningkat pada DM, kelaparan, intoksikasi alkohol
j. Asam laktat plasma : meninngkat pada asidosis laktat
k. Ph urine : menurun, kurang dari 4,5 (pada tidak adanya penyakit ginjal)
l. EKG : Disritmia jantung (bradikardia) dan perubahan pola berkenaan
denganhiperkalemia misalnya T tinggi.

Diagnosa keperawatan (Arief muttaqin, 2009)


1.   Aktual/resiko gangguan pola nafas yang berhubungan dengan penurunan pH pada
cairan serebropinal, penekanan pacu dan pernafasan serta pernafasan kusmaul
2.   Aktual/resiko penurunan perfusi serebral yang berhubungan dengan penurunan
pH pada cairan serebropinal sekunder dari asidosis metabolik.

3. Perencanaan / Intervensi

A. Asidosis Metabolik

1) Monitor tekanan darah, frekwensi nadi / ritme


2) Kaji tingkat kesadaran dan catat perubahan progresif, kondisi neuromuskuler
misalnya : kekuatan, tonus otot, pergerakan.
17
3) Bila terjadi koma, lakukan : tempat tidur direndahkan, gunakan penghalang
tempat tidur, observasi yang sering.
4) Observasi  respirasi mengenai jumlah dan kedalamannya.
5) Kaji temperatur kulit : warna dan perfusi jaringan
6) Auskultasi bunyi bising usus
7) Monitor intake dan out put serta berat badan setiap hari
8) Tes atau monitor PH urine
9) Jaga kebersihan mulut dengan kumur cairan sodium bikarbona, lemon atau
boraks gliserin

B. Alkalosis Metabolik

1) Monitor jumlah pernafasan, ritme dan kedalamannya


2) Monitor jumlah nadi dan ritmenya
3) Monitor intake dan out put serta berat badan tiap hari
4) Batasi intake oral dan kurangi stimulus lingkungan, lakukan suction secara
intermiten bila terpasang NGT, irigasi/bilas lambung dengan cairan isotonik
5) Anjurkan intak cairan dan makanan tinggi potasium dan kalsium sedapat
mungkin (tergantung pada tingkat kalsium dan potasium dalam darah),
contohnya : buah anggur dan buah apel, pisang, Cauli flower (kembang kol),
buah kering (manisan), kolang-kaling, biji gandum.
6) Lanjutkan pemberian terapi diuretik secara teratur, contoh lasik, etherynic acid.
7) Instruksikan pasien untuk mencegah hilangnya, sejumlah bikarbonat (anjurkan
pasien untuk minum susu)

C. Asidosis Respiratori

1) Monitor jumlah pernafasan, kedalaman dan kesulitan pasien bernafas (cuping


hidung)
2) Auskultasi suara nafas
3) Kaji penurunan tingkat kesadaran
4) Monitor denyut nadi dan ritmenya
5) Catat warna kulit dan kelembabannya

18
6) Anurkan pasien untuk batuk dan nafas dalam, tempatkan pada posisi semifowler,
lakukan suction jika perlu, berikan nafas tambahan/oksigen sesuai indikasi

D. Alkalosis Respiratori          

1) Monitor jumlah pernafasan, kedalaman dan usahanya/kesulitan pasien bernafas


(cuping hidung dll)
2) Pastikan penyebab hiperventilasi jika mungkin seperti kecemasan, nyeri
3) kaji tingkat kesadaran dan catat status neuromuskuler
4) Ajarkan pasien cara bernafas yang benar dan bantu pasien jika mengguanakan 
alat bantu pernafasan, misalnya masker
5) Bantu Pasien untuk bersikap tenang
6) Berikan pengaman bila perlu, misal tempat tidur direndahkan, penghalang 
tempat tidur dan observasi yang sering

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada dasarnya keseimbangan asam basa mengacu kepada pengaturan ketat


konsentrasi ion hydrogen (H+) bebas di dalam cairan tubuh. Baik asidosis maupun alkalosis
keduanya dipengaruhi oleh fungsi pernafasan dan metabolisme.Karena itu dikenal istilah
asidosis respiratorik dan asidosis metabolik serta alkalosis respiratorik dan alkalosis
metabolik. Asidosis respiratorik adalah gangguan keseimbangan asam-basa yang
disebabkan oleh retensi CO2 akibat kondisi hiperkapnia.karena jumlah CO2 yang keluar
melalui paru berkurang,terjadi peningkatan H2CO3 yang kemudian menyebabkan
peningkatan (H+).Kondisi ini bisa disebabkan olleh banyak hal,diantaranya adalah penyakit
paru,depresi pusat pernafasan,kerusakan saraf  atau otot yang menghambat kemampuan
bernafas.
Asidosis metabolik,dikenal juga dengan istilah asidosis non respiratorik,mancakup
semua jenis asidosis yang bukan disebabkan oleh kelebihan  CO2 dalam cairan tubuh.
Asidosis metabolik biasanya disebabkan oleh pengeluaran cairan kaya HCO 3- secara
berlebihan atau oleh penimbunan asam non karbonat.Kondisi tersebut merangsang pusat
pernafasan untuk meningktkan frekuensi dan kedalaman nafas . Alkalosis respiratorik
merupakan dampak utama pengeluaran CO2 berlebih akibat hiperventilasi.Kemungkinan
penyebab alkalosis respiratorik adalah demam,kecemasan dan keracunan aspirin yang
kesemuanya merangsang ventilasi yang berlebihan. Alkalosis metabolik adalah penurunan

20
(reduksi) H+plasma yang disebabkan oleh defisiensi relatife asam-asam non
karbonat.Kondisi ini antara lain disebabkan oleh muntah yang teerus menerus dan ingesti
obat-obat alkali.
     

DAFTAR FUSTAKA

Doengoes,et al.2000. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. Jakarta : EGC.

Horne, M. M &Swearingen,P. L. (2000). Keseimbangan cairan,elektrolit, & Asam Basa. (ed. 2).


Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tarwoto, W. (2003). Kebutuhan Dasar Manusia & Proses keperawatan. Jakarata :Salemba
Medika

21

Anda mungkin juga menyukai