Anda di halaman 1dari 24

KOMUNIKASI

TERAPEUTIK PADA
LANSIA
Oleh :
1. Areka Novita
2. Ii Aprilla Indah Sari
3. Nadia Nova Delza
4. Rayhan Adra Gutama
5. Resha Febriana Maisyah
6. Suci Angelina Mirza
Kelas : 1 A

PRODI KEPERAWATAN PADANG


POLITEKNIK KESEHATAN PADANG
TAHUN 2020
Pengertian Komunikasi Terapeutik

Indrawati (2003) mengemukakan bahwa komunikasi


terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan
secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan
untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik
adalah hubungan kerja sama yang ditandai dengan
tukar menukar perilaku, perasaan, fikiran dan
pengalaman dalam membina hubungan intim
terapeutik.
Manfaat Komunikasi Terapeutik
Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk
mendorong dan menganjurkan kerja sama antara
perawat dan pasien melalui hubungan perawat
dan pasien.

Komunikasi Terapeutik pada lansia


Menurut Wahjudi Nugroho (2008) Komunikasi
dengan lansia adalah proses penyampaian pesan
atau gagasan dari petugas atau perawat kepada
lanjut usia dan diperoleh tanggapan dari lanjut
usia sehingga diperoleh kesepakatan tentang isi
pesan komunikasi.
Komunikasi yang baik pesannya singkat, jelas,
lengkap dan sederhana. Sarana komunikasi
meliputi panca indra manusia (mata, mulut,
tangandan jari) dan buatan manusia (TV, Radio,
surat kabar).
Sikap penyampaian pesan harus dalam jarak
dekat, suara jelas, tidak terlalu cepat,
menggunakan kalimat pendek, wajah berseri-
seri, sambil menatap lansia, sabar, telaten, tidak
terburu-buru, dada sedikit membungkuk dan
jempol tangan bersikap mempersilahkan
Prinsip Gerontologis Untuk Komunikasi
Menurut Wahjudi Nugroho (2008) Lanjut usia yang
mengalami penurunan daya ingat mengalami
kesulitan untuk mengerti apa yang dikatakan orang
lain. Hal ini sangat mengecewakan dan
membingungkan lansia dan perawat oleh karen itu,
perlu diciptakan komunikasi yang mudah antara lain :
1. Buat percakapan yang akrab.
2. Pakailah kalimat yang pendek dan sederhana
3. Ulangi kalimat secara tepat.
4. Berkata yang tepat
5. Beri pilihan yang sederhana.
6. Pakailah etiket, Pakai isayarat, bukan kata-kata
7. Buat keputusan yang tepat
8. Kurangi gangguan
Karakteristik komunikasi terapeutik pada lansia
Ada 3 hal mendasar yang memberi ciri-ciri komunikasi
terapeutik yaiu sebagi berikut (Arwani, 2003 : 54) :
Ikhlas (genuiness)
Semua perasaan negatif yang dimiliki oleh pasien harus bisa
diterima dan pendekatan individu dengan verbal maupun non
verbal akan memberikan bantuan kepada pasien untuk
mengkonsumsikan kondisi secara tepat
Empati (Emphaty)
Merupakan sikap jujur dalam menerima kondisi klien. Objektif
dalam memberikan penilaian terhadap kondisi pasien dan
tidak berlebihan
Hangat (warmth)
Kehangatan dan sikap permisif yang diberikan diharapkan
pasien dapat memberikan dan mewujudkan ide-idenya tanpa
rasa takut,
Pendekatan Perawatan Lansia Dalam Konteks
Komunikasi
Menurut Lilik Ma’rifatul Azizah (2011) pendekatan
perawatan lanjut usia antara lain:
1. Pendekatan fisik
2. Pendekatan psikologis
3. Pendekatan social
4. Pendekatan spiritual
Teknik Komunikasi Pada Lansia
a. Teknik asertif
b. Responsif
c. Fokus
d. Supportif
e. Klarifikasi
f. Sabar dan Ikhlas
Teknik Komunikasi Lansia Pada Reaksi
Penolakan
Menurut Wahjudi Nugroho (2008), Penolakan
adalah ungkapan ketidakmampuan seseorang
untuk mengakui secara sadar terhadap pikiran,
keinginan, perasaan atau kebutuhan pada
kejadiaan-kejadian nyata atau sesuatu yang
merupakan ancaman. Ada beberapa langkah
yang bisa di laksanakan untuk menghadapi klien
lansia dengan reaksi penolakan, antara lain :
1. Kenali segera reaksi penolakan klien
2. Orientasikan klien lansia pada pelaksanan
perawatan diri sendiri
3. Libatkan keluarga atau pihak keluarga terdekat
Hambatan Komunikasi Terapeutik pada Lansia

1. Pasien dengan Defisit Sensorik


Beberapa pasien menunjukkan defisit pendengaran
dan penglihatan yang terkait dengan usia, keduanya
memerlukan adaptasi dalam berkomunikasi.
2. Pasien dengan Demensia
Demensia memiliki efek yang merugikan pada
penerimaan dan ekspresi komunikasi pasien.
Sebagian besar pasien mengalami kehilangan
memori dan mengalami kesulitan mengingat
kejadian yang baru terjadi. Sebagian pasien
demensia memiliki rentang konsentrasi yang sangat
singkat dan sulit untuk tetap berada dalam satu topik
tertentu (Miller, 2008).
3. Pasien yang Ditemani oleh Caregiver
Karakteristik utama kunjungan poliklinik geriatri
adalah adanya orang ketiga, dengan seorang
anggota keluarga atau caregiver informal lainnya
yang hadir sedikitnya pada sepertiga kunjungan
geriatrik (Roter, 2000).

Hambatan Berkomunikasi Dengan


Lansia :
Proses komunikasi antara petugas
kesehatan dengan klien lansia akan
terganggu apabila ada sikap agresif dan
sikap nonasertif.
Perubahan Biologis :
1. Perubahan Sistem Persyarafan
Struktur dan fungsi system saraf berubah dengan
bertambahnya usia. Berkurangnya massa otak
progresif akibat berkurangnya sel syaraf yang tidak
bisa diganti.
2. Perubahan Penglihatan
 . Menurun lapang pandang dan daya akomodasi

mata, lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa)


menjadi katarak, pupil timbul sklerosis, daya
membedakan warna menurun.

 3. Perubahan Pendengaran
 Kehilangan pendengaran menyebabkan lansia
berespons tidak sesuai dengan yang diharapkan, tidak
memahamin percakapan, dan menghindari interaksi
social. Perilaku ini sering disalahkaprahkan sebagai
kebingungan atau “senile”.
Dialog roleplay komunikasi terapeutik pada
pemeriksaan TTV kepada pasien lansia Fase Pra
Interaksi

Pada jam 07.00 dua orang perawat akan


melakukan pemeriksaan TTV untuk melihat
perkembangan kondisi pada pasien lansia yang
bernama Tn. Ridwan. Tn. Ridwan menderita
penyakit hipertensi yang dirawat di ruang
melati Rumah Sakit RSUP Fatmawati, saat itu
Tn.Ridwan ditemani oleh Anak pertamanya.
 Fase Orientasi

 (Perawat 1 dan Perawat 2 mendatangi Tn. Ridwan di


ruang perawatan.) P1 dan P2 : Assalamu’alaikum.
 Keluarga : Wa’alaikum salam.
 P1 dan P2 : Selamat pagi ibu (sambil tersenyum
tersenyum)
 Keluarga : Pagi juga bu (Kakek sedikit kebingungan
melihat kedatangan perawat.) P1 dan P2 : Pagi kek.
Gimana kabar kakek hari ini, sehat ? (berbicara sedikit
keras dan mengambil posisi didekat pasien dan
sedikit membungkuk)
 Tn. Ridwan : Pagi.. Alhamdulillah sudah agak lumayan. Ini
siapa ya? (Kakek masih tampak kebingungan dan tampak
berfikir)
 P1 : Kakek... perkenalkan saya perawat Rini dan ini perawat
Revina (Perawat 1 dan perawat 2 mencoba melakukan
pendekatan kepada Kakek dan juga keluarganya.)
 P2 : Kami berdua yang bertugas untuk merawat kakek pada
hari ini dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang nanti. kakek
sudah makan belum pagi ini? (pasien melakukan kontak
mata dan tersenyum lembut sambil menyentuh bahu
pasien)
 Tn. Ridwan : Sudah sus.
 P2 : Makan nya banyak atau sedikit kek?
 Tn. ridwan : Cuma sedikit karena saya kurang selera
makan sus.
 Keluarga : Enggak sus,wong tadi si kakek sudah makan 3
piring sus. mungkin dia lupa (perawat hanya tersenyum)
 P1 : Pagi ini obat nya sudah diminum kek?
 Tn. Ridwan : emm.. sudah belum ya, sudah sus (sambil
berpikir)
 Keluarga : Iya sus obat nya tadi sudah diminum semua
(Setelah bertanya kepada kakek, perawat mencoba
menjelaskan asuhan keperawatan yang akan diberikan
kepada kakek dan juga keluarganya.)
 P1 : Baiklah kek, ibu.. Kami disini akan
melakukan pemeriksaan kepada kakek. Apakah
kakek dan ibu tidak keberatan?
 Keluarga : iya baiklah kalau begitu saya
mohon lakukan yang terbaik buat orang tua
saya ya sus
 P2 : iya bu terimakasih, kami akan mencoba
melakukan yang terbaik buat orang tua anda.
Kami juga mohon kerja samanya nanti dalam
pemeriksaan ya bu.
 Fase Kerja
 P1 : Permisi kek.. maaf ya kek.. kakek tiduran saja ya, biar kakek
lebih santai
 Tn. Ridwan: hah apa sus?
 P1 : kakek tiduran dulu yaa.. (berbicara agak keras sambil
menyatukan kedua telapak tangan lalu diletakan dipipi sambil mata
terpejam sesaat)
 Tn. Ridwan: (langsung tiduran)
 Setelah itu perawat langsung memberikan tindakan kepada kakek.
 P1 : kek.. tolong tangan kirinya sedikit diangkat ya kek (perawat 1
memasang manset tensi, kemudian mengukur tekanan darah).
 P1 : cucu kakek sudah berapa sekarang? (perawat mencoba
mengajak komunikasi pada kakek)
 Tn. Ridwan: sedikit, cuman 12 sus, sudah besar-besar semua.
 P1 : ooh sudah berkeluarga semua?
 Tn. Ridwan: yang 6 orang sudah, terus yang
enamnya lagi masih kuliah. Mereka cantik dan
ganteng-ganteng loh sus.
 P1 : ya iya dong. Kayak kakeknya.. (perawat dan
kakek ketawa)
 (sambil menunggu perawat 1 mengukur tekanan
darah, perawat 2 menyiapkan termometer untuk
mengukur suhu kakek.)
 P2 : Kek... maaf ya... tolong kakek angkat sedikit
tangan kanannya.
 Tn. Ridwan: (mengangkat sedikit tangan kanan nya)
 P2 : (setelah kakek mengangkat tangannya,
perawat langsung memasang termometer).
 P2 : kek... Langsung dijepit tangannya ya kek... dan
jangan dulu dilepas sebelum saya suruh ..
 Tn. Ridwan: (hanya mengangguk)
 (Setelah beberapa menit kemudian tekanan darah
dan suhu sudah selesai diukur, kemudian peralatan
dilepas kembali, dan setelah itu perawat 1 dan
perawat 2 melanjutkan untuk memeriksa nadi dan
pernapasannya.)
 Fase terminasi
 setelah semua pemeriksaan sudah dilakukan,
hasil pemeriksaan dicatat oleh perawat dan
semua peralatan dirapikan.
 Keluarga : Bagaimana sus?
 P1 : keadaannya sudah membaik dari kemaren,
tapi orang tua ibu harus banyak minum air
putih dan juga makan sayur-sayuran. Orang
tua ibu harus banyak istirahat dan juga jangan
dulu banyak pikiran, biar kakek cepat sembuh
 (dokter datang ke ruangan pasien untuk melihat keadaan
pasien)
 Dokter : Assalamu’alaikum
 Semua : wa’alaikum salam
 Dokter : bagaimana keadaannya kek? (dokter bertanya
kepada perawat)
 P2 : alhamdulillah sudah ada perkembangan dok
 Dokter : oh baik kalau begitu nanti catatan
pemeriksaannya tolong diantarkan ke meja saya ya.
 P2 : iya dok..
 Dokter : (melihat pasien dan mencoba memeriksa
pasien) Gimana kek kabarnya?
 Tn. Ridwan : udah agak mendingan dok..
 Dokter : ohh kalau begitu, kakek harus banyak istirahat
ya biar cepet sembuh.
 Keluarga : gimana dok keadaan orang tua saya?
 Dokter : (berbicara pada keluarga pasien) Alhamdulillah sudah
melihatkan banyak perkembangan. orang tua ibu harus banyak
beristirahat agar cepet sembuh, yang sabar ya dan jangan lupa
berdoa, Kalau begitu saya permisi dulu ya (sambil meninggalkan
ruangan) Semua : iya dok
 P1 : Kalau begitu kami juga permisi dulu ya buk, kakek kami permisi
dulu ya, cepat sembuh ya kek, Nanti kalau ada perlu bantuan
panggil kami di ruang perawat atau langsung bisa memencet bel
yang sudah tersedia.
 Tn. Ridwan: Ya bu.. terima kasih
 P2 : mari buk.. mari kek...
 Keluarga : Ya bu.
 (Akhirnya setelah perawat berpamitan, perawat langsung pergi
meninggalkan ruangan kamar Tn.Fajry)
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai