ASUHAN KEPERAWATAN
Jul9
A. Pengertian
Suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada
klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan KDM, dengan
menggunakan metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan,
dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab
keperawatan.
Asuhan keperawatan dilaksanakan dalam bentuk proses keperawatan yang meliputi tahap:
– pengkajian
Proses keperawatan sebagai salah satu pendekatan utama dalam pemberian asuhan keperawatan,
pada dasarnya suatu proses pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah (Nursalam,
2001:6).
untuk mengidentifikasi masalah klien, apakah keadaan klien sehat atau sakit.
. Standar Asuhan Keperawatan secara resmi telah diberlakukan untuk diterapkan di seluruh
rumah sakit melalui SK Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. YM.00.03.2.6.7637 tahun 1993.
Standar asuhan keperawatan terdiri dari :
1. Standar I.
Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan dikumpulkan secara terus
menerus, tentang keadaannya untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. Data kesehatan
harus bermanfaat bagi semua anggota tim kesehatan. Komponen pengkajian keperawatan
meliputi :
a. Pengumpulan data dengan kriteria : menggunakan format yang baku, sistematis, diisi
sesuai item yang tersedia, aktual (baru), absah (valid).
b. Pengelompokan data dengan kriteria : data biologis, data psikologis, data sosial, data
spiritual.
c. Perumusan masalah dengan kriteria : kesenjangan antara status kesehatan dengan norma
dan pola fungsi kehidupan, perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah dikumpulkan.
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien, dianalisis dan
dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien dengan kriteria : diagnosa keperawatan
dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan pasien, dibuat sesuai
dengan wewenang perawat, komponennya terdiri dari masalah, penyebab/gejala (PES) atau
terdiri dari masalah dan penyebab (PE), bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien sudah
nyata terjadi, bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien kemungkinan besar akan
terjadi, dapat ditanggulangi oleh perawat.
b. Tujuan asuhan keperawatan dengan kriteria : spesifik, bisa diukur, bisa dicapai, realistik,
ada batas waktu.
c. Rencana tindakan dengan kriteria : disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan,
melibatkan pasien/keluarga, mempertimbangkan latar belakang budaya pasien/keluarga,
menentukan alternative tindakan yang tepat, mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan
yang berlaku, lingkungan, sumberdaya dan fasilitas yang ada, menjamin rasa aman dan nyaman
bagi pasien, kalimat instruksi, ringkas, tegas dengan bahasanya mudah dimengerti.
Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang diten tukan dengan
maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang mencakup aspek peningkatan,
pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan kesehatan dengan mengikut sertakan pasien dan
keluarganya dengan kriteria :
a. Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan.
c. Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien/keluarga.
g Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privacy, dan mengutamakan keselamatan
pasien.
i. Merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam keselamatan pasien.
l. Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur teknis yang telah
ditentukan.
5. Standar V.
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistimatis dan berencana, untuk menilai
perkembangan pasien dengan kriteria : setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi terhadap
indikator yang ada pada rumusan tujuan, selanjutnya hasil evaluasi segera dicatat dan
dikomunikasikan, evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan, evaluasi dilakukan
sesuai standar.
Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual dengan kriteria : dilakukan selama
pasien dirawat inap dan rawat jalan, dapat digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi dan
laporan, dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan, penulisannya harus jelas dan ringkas
serta menggunakan istilah yang baku, sesuai pelaksanaan proses keperawatan, setiap pencatatan
harus mencantumkan initial/paraf/nama perawat yang melaksanakan tindakan dan waktunya,
menggunakan formulir yang baku dan disimpan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2.2.1.Pengertian.
Proses keperawatan adalah suatu metoda di mana suatu konsep diterapkan dalam praktek
keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang memerlukan
ilmu, tehnik dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien /
keluarga. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan :
pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Iyer et al, 1996)
Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama
klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian,
menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan
serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pasa klien, berorentasi
pada tujuan pada setiap tahap saling terjadi ketergantungan dan saling berhubungan. ( Hidayat,
2004. 95).
Manfaat proses keperawatan menurut Gaffar (1999) meliputi beberapa aspek yaitu :
Kegiatan dokumentasi keperawatan yang berupa pencatatan dan pelaporan akan menjamin
kualitas asuhan keperawatan karena dari kegiatan ini dapat dikomunikasikan dan dievaluasi
perkembangan klien.
Asuhan keperawatan didasarkan pada investigasi, observasi dan analisa, yang bertujuan untuk
memberikan jaminan agar masalah kesehatan klien teridentifikasi sehingga intervensi yang
dilakukan lebih efektif dan dapat dipertanggung jawabkan, sehingga akan memberikan
perlindungan dan kepastian hukum bagi klien.
Proses keperawatan akan menjamin asuhan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan kesehatan
klien, sehingga lebih efisien dari segi biaya karena lebih proposional dalam arti sesuai kebutuhan
klien.
Keperawatan tidak dapat diterapkan tanpa pendidikan dan pelatihan, sebaliknya pendidikan
keperawatan tidak akan berkembang dengan baik tanpa asuhan dari proses keperawatan sebagai
metoda ilmiah pemberian asuhan keperawatan.
Konsep Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Pengertian.
Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat
dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat, dan tim
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan
lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat.
Dokumentasi ini penting karena pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien membutuhkan
catatan dan pelaporan yang dapat digunakan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dari
berbagai kemungkinan masalah yang dialami klien baik masalah kepuasan maupun ketidak
puasan terhadap pelayanan yang diberikan.
Kegunaan Dokumentasi.
Dokumentasi keperawatan menurut Hidayat (2002. 6-7) mempunyai beberapa kegunaan bagi
perawat dan klien antara lain:
Dokumentasi dalam memberian asuhan keperawatan yang terkoordinasi dengan baik akan
menghindari atau mencegah informasi yang berulang. Kesalahan juga akan berkurang sehingga
dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan. Disamping itu komunikasi juga dapat
dilakukan secara efektif dan efisien.
Dokumentasi dapat digunakan untuk melihat data-data pasien tentang kemajuan atau
perkembangan dari pasien secara objektif dan mendeteksi kecenderungan yang mungkin terjadi
dapat digunakan juga sebagai bahan penelitian, karena data-datanya otentik dan dapat dibuktikan
kebenarannya. Selain itu dokumentasi dapat digunakan sebagai data statistik.
Tujuan ini merupakan integrasi dari berbagai aspek klien tentang kebutuhan terhadap
pelayanan keperawatan yang meliputi kebutuhan bio, spiko, sosial dan spiritual sehingga
individu dapat merasakan manfaat dari pelayanan keperawatan.
Hasil akhir dari asuhan keperawatan yang telah didokumentasikan adalah evaluasi tentang
hal-hal yang berkaitan dengan tindakan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan.
Melalui dokumentasi, tenaga dokter, ahli gizi, fisioterapi dan tenaga kesehatan akan saling
kerjasama dalam memberikan tindakan yang berhubungan dengan klien. Karena hanya lewat
bukti-bukti otentik dari tindakan yang telah dilaksanakan kegiatan tersebut akan berjalan secara
professional.
Bukti yang telah ada menuntut adanya sistem pendidikan yang lebih baik dan terarah sesuai
dengan program yang diinginkan klien. Khusus bagi tenaga perawat bukti tersebut dapat
digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pendidikan lanjutan tentang keperawatan.
Yang telah diberikan sehubungan dengan kompetensi dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
Ada beberapa model dokumentasi keperawatan menurut Nursalam (2001, 125-133) antara
lain :
Model ini menempatkan catatan atas dasar disiplin orang atau yang mengelola pencatatan.
Bagian penerimaan klien mempunyai lembar isian tersendiri, dokter menggunakan lembar untuk
mencatat instruksi, lembaran riwayat penyakit dan perkembangan penyakit, perawat
menggunakan catatan keperawatan, begitu pula disiplin lain mempunyai catatan masing-masing.
Catatan berorientasi pada lima komponen yaitu :
Model ini memusatkan data tentang didokumentasikan dan disusun menurut masalah klien.
Sistem dokumentasi jenis ini mengintegrasikan semua data mengenai masalah yang dikumpulkan
oleh dokter, perawat atau tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian layanan kepada
klien.
1. Data dasar, ini berisi semua informasi yang telah didapat dari klien ketika masuk rumah
sakit yang mencakup pengkajian, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan hasil
laboratorium.
2. Daftar masalah, ini berisi tentang masalah yang telah diidentifikasi dari data dasar.
Selanjutnya masalah disusun secara kronologis sesuai tanggal identifikasi masalah.
3. Daftar awal rencana asuhan, ditulis oleh tenaga yang menyusun daftar masalah, dokter
menulis instruksi, perawat menulis instruksi keperawatan atau rencana asuhan
keperawatan.
4. Catatan perkembangan, berisi perkembangan / kemajuan dari tiap-tiap masalah yang
telah dilakukan tindakan dan disusun oleh semua anggota yang terlibat.
Catatan perkembangan adalah catatan perawat “ Flowsheet “ dan catatan pemulangan atau
ringkasan rujukan. Ketiga jenis ini digunakan baik pada sistem dokumentasi yang berorientasi
pada sumber maupun berorientasi pada masalah.
1. Catatan perawat harus ditulis tiap 24 jam meliputi : Pengkajian, tindakan keperawatan
yang bersifat mandiri, tindakan keperawatan yang bersifat pendelegasian, evaluasi dari
tiap tindakan keperawatan, tindakan yang dilakukan dokter dan kunjungan dari beberapa
tim kesehatan yang lain.
2. Lembar alur (Flowsheet) merupakan cara tercepat dan paling efisien untuk mencatat
informasi. Selain itu tenaga kesehatan akan dengan mudah mengetahui keadaan klien
hanya dengan melihat grafik yang terdapat pada flowsheet.
3. Catatan pemulangan dan ringkasan rujukan, dipersiapkan ketika klien akan dipulangkan
atau dipindahkan ketempat perawatan lainnya guna perawatan lanjutan. Dokumen ini
meliputi masalah kesehatan yang masih aktif, pengobatan terachir, penanganan yang
harus diteruskan, kebiasaan makanan dan istirahat kemampuan untuk asuhan mandiri.
Pencatatan pemulangan ini ditujukan untuk tenaga kesehatan yang akan meneruskan
home care dan juga informasi pada klien.
Sistem dokumentasi yang hanya mencatat secara naratif dari hasil atau penemuan yang
menyimpang dari keadaan normal atau standar.
1. Folwsheet yang berupa kesimpulan penemuan yang penting dan menjabarkan indikator
pengkajian dan penemuan termasuk instruksi dokter/perawat, grafik, catatan pendidikan
dan pencatatan pemulangan klien.
2. Dokumentasi dilakukan berdasarkan standar praktek keperawatan, sehingga mengurangi
pencatatan tentang hal rutin secara berulang kali.
Suatu proses–orientasi dan klien-fokus. Hal ini digunakan proses keperawatan untuk
mengorganisir dokumentasi asuhan.
b Pengisian instrument dilakukan oleh perawat dengan kriteria sebagai berikut:
(3). Telah mengikuti pelatihan penerapan standar asuhan keperawatan di Rumah Sakit.
c. Rekam medik pasien yang dinilai harus memenuhi kriteria sebagai berikut
(1). Rekam medik pasien yang telah pulang dan telah dirawat minimal 3 (tiga) hari diruangan
yang bersangkutan.
(2). Data dikumpulkan sebelum berkas rekam medik pasien dikembalikan pada bagian Medical
Recort Rumah Sakit.
(3). Khusus untuk kamar operasi dan UGD penilaian dilakukan setelah pasien dipindahkan ke
ruang lain / pulang.
(4). Rekam medik pasien yang memenuhi kriteria selama periode evaluasi berjumlah 20 untuk
setiap ruangan.
Pada setiap akhir penilaian dibuat rekapitulasinya.
(2). Kolom 3 terdiri dari 10 sub kolom yang diisi denagn kode berkas pasien (1, 2, 3, …… dst),
sesuai dengan urutan waktu pulang, pada periode evaluasi.
Tiap sub kolom hanya digunakan untuk penilaian terhadap satu rekam medik pasien.
Contoh : Sub kolom 01 digunakan untuk mengisi hasil penilaian rekam medik dengan kode
berkas 01.
Rekam medik yang telah digunakan untuk penilaian harus diberi tanda dengan kode berkas agar
tidak dinilai ulang.
(3). Pada tiap sub kolom diisi dengan tanda “ V “ bila aspek yang dinilai ditemukan dan tanda “
O “ bila aspek yang dinilai tidak ditemukan pada rekam medik pasien yang bersangkutan.
(4). Kolom keterangan diisi bila penilai menganggap perlu mencantumkan penjelasan atau bila
ada keraguan penilaian.
(5). Sub total diisi sesuai dengan hasil penjumlahan jawaban nilai “ V “ yang ditemukan pada
masing-masing kolom.
(6). Total diisi dengan hasil penjumlahan sub total, 01 + 02 + 03 …… dan seterusnya.
Total
(4). Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan
pola fungsi kehidupan.
b. Diagnosa.
c. Perencanaan.
(3). Rumusan tujuan mengandung komponen pasien/subyek, perubahan, perilaku, kondisi pasien
dan atau kriteria.
(4). Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah, terinci dan jelas atau
melibatkan pasien/keluarga.
(6). Rencana tindakan menggambarkan kerja sama dengan tim kesehatan lain.
d. Tindakan.
(4). Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan jelas.
e. Evaluasi.
(3). Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku dan benar.
(5). Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Instrumen evaluasi persepsi pasien terhadap asuhan keperawatan di Rumah Sakit.
2.5 Konsep Keperawatan.
2.5.1 Pengertian.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-
sosial-spiritual yang komperhensif, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Pelayanan keperawatan berupa bantuan, diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan
kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri (PPNI cit Gartinah, 1999).
Keperawatan terutama berfungsi membantu individu (sehat atau sakit) dalam menjalankan
kegiatan yang mengkontribusi kesehatan atau pemulihan (atau kematian secara damai) yang
dapat mereka lakukan tanpa bantuan apabila mereka memiliki kekuatan, kemauan, atau
pengetahuan yang diperlukan, keperawatan juga membantu individu melaksanakan terapi yang
disarankan dan secepat mungkin mandiri kembali (Eugenia dan fay, 1994).
Perawat Profesional adalah perawat yang mengikuti pendidikan keperawatan pada jenjang
pendidikan tinggi keperawatan, sekurang-kurangnya D III keperawatan (PPNI cit Gartinah,
1999).
Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari:
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan
diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai
dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku
dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang
tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang
tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama,
perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari
perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan.
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu
dengan yang lain. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama
tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien yang
mempunyai penyakit komplek.
Tugas perawat dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat
dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam proses keperawatan.
2.6 Penerapan.
2.6.1 Pengertian.
Penerapan adalah perihal mempraktekkan. (Kamus Bahasa Indonesia, 1999. 1044). Sedangkan
penerapan asuhan keperawatan adalah mempraktekkan asuhan keperawatan dalam pelayanan
keperawatan kepada Pasien.
Penerapan standar asuhan keperawatan akan merubah system dalam pemberian asuhan
keperawatan menjadi lebih terencana, berdasarkan pada pedoman yang jelas dan lebih bisa
dipertanggung jawabkan.
Faktor pendukung dari proses perubahan dalam penerapan asuhan keperawatan dapat dilihat dari
aspek kebutuhan dasar manusia dan kebutuhan dasar interpretasi (Nursalam, 2002).
Faktor penghambat bisa dilihat dari beberapa aspek yaitu mengancam kepentingan pribadi,
persepsi yang kurang tepat, sebagai reaksi psikologi dan toleransi untuk berubah yang rendah
(Nursalam, 2002).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Rumah Sakit TNI Malang, tentang Standar
Asuhan Keperawatan dan Sikap Terhadap Penerapan Standar Asuhan Keperawatan pada Dokter
dan Perawat (Anggreini, 2005) diketahui :.
a. Teori tentang Asuhan Keperawatan terlalu sulit, rumit dan agak susah.
My Binder
Catatan Seorang Praktisi Pendidikan Keperawatan Untuk
Berbagi Dalam Dunia Keperawatan
Lanjut ke konten
Beranda
Jurnal Kesehatan
Materi Kuliah Keperawatan
SKRIPSI KEPRAWATAN
1. Pengertian
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada prakrik keperawatan
yang langsung diberikan kepada klien/pasien pada berbagai tatanan layanan kesehatan. Asuhan
keperawatan dilaksanakan dengan mengunakan metode proses keperawatan, berpedoman pada
standar keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan dalam lingkup wewenang serta
tanggung jawabnya (Kusnanto, 2004).
Menurut Yura dan Wals (1983), asuhan keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan
ilmiah yang digunakan perawat dalam mencapai atau mempertahankan keadaan bio-psiko-sosio-
spiritual yang optimal melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosis keperawatan, penuntunan
rencana keperawatan, implementasi tindakan keperawatan, serta evaluasi.
Menurut Carol V.A, dalam buku Asmadi (2008), asuhan keperawatan adalah suatu metode yang
sistematis untuk mengkaji respons manusia terhadap masalah kesehatan dan membuat rencana
keperawatan yang bertujuan mengatasi masalah tersebut. Proses keperawatan
mendokumentasikan kontribusi perawat dalam mengurangi atau mengatasi masalah kesehatan
klien.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa asuhan keperawatan merupakan
serangkaian proses yang sistematis mulai dari tahap pengkajian sampai dengan evaluasi yang
bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada pasien dalam usaha memperbaiki ataupun
memelihara derajat kesehatan pasien yang didasari pada teori keperawatan.
Proses keperawatan merupakan suatu upaya pemecahan masalah yang tujuan utamanya adalah
membantu perawat menangani klien secara komprehensif dengan dilandasi alas an ilmiah,
keterampilan teknis, dan keterampilan interpersonal. Penerapan proses keperawatan ini tidak
hanya ditujukan untuk kepentingan klien semata, tetapi jua profesi keperawatan itu sendiri.
Tujuan penerapan proses keperawatan bagi klien, antara lain:
Proses keperawatan sangat relevan dengan upaya dan arah perkembangan profesionalisme
keperawatan saat ini. Penerapan proses keperawatan dalam member asuahn keperawatan kepada
klien memberi beberapa manfaat :
Sebaggai sebuah metode ilmiah, proses keperawatan harus mencakup tahap-tahap tertentu. Ada
lima tahap dimana tahap-tahap tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan. Tahap-
tahap ini secara bersama-sama membentuk lingkaran pemikiran dan tindakan yang kontinu, yang
mengulangi kembali kontak dengan pasien. Berikut ini akan dijelaskan mengenai tahap-tahap
dalam proses keperawatan.
Pengkajian
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisasi dan
meliputi tiga aktifitas dasar yaitu : pertama, mengumpulkan data secara sistematis; kedua,
memilah dan mengatur data yang dikumpulkan; dan ketiga, mendokumentasikan data dalam
format yang dapat dibuka kembali.
Pengumpulan dan pengorganisasian data harus menggambarkan dua hal sebagai berikut:
pertama, status kesehatan pasien; kedua, kekuatan pasien dan masalah yang dialami (aktual,
resiko, atau potensial).
Data dapat diperoleh dari riwayat keperawatan, keluhan utama pasien, pemeriksaan fisik, serta
pemeriksaan penunjang atau test diagnostis. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala
sampai ke kaki (head to toe) melalui teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
Pemeriksaan penunjang misalnya hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, dan
pemeriksaan biopsi.
Dalam melakukan pengkajian diperlukan keahlian (skill) seperti wawancara, pemeriksaan fisik,
dan observasi. Hasil pengumpulan data kemudian diklasifikasikan dalam data subjektif dan
objektif. Data subjektif merupakan ungkapan atau persepsi yang dikemukakan oleh pasien. Data
objektif merupakan data yang didapat dari hasil observasi, pengukuran, dan pemeriksaan fisik.
Ada beberapa cara pengelompokan data yaitu sebagai berikut :
Pengelompokan data berdasarkan teori keperawatan sangat membantu dalam proses identifikasi
diagnosa keperawatan. Sedangkan pengelompokan data berdasarkan sistem tubuh juga sangat
berguna untuk memberikan masukan kepada dokter.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah
aktual atau resiko dalam rangka mengidentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan untuk
mengurangi, menhilangkan atau mencegah masalah keperawatan klien yang ada pada tanggung
jawabnya.
Pada tahun 11973, NANDA telah menerbitkan daftar diagnosa keperawatan yang pertama.
Kemudian setiap dua tahun sekali dilakukan pengembangan atau revisi. Tujuan penggunaan
diagnosa adalah sebagai berikut.
1. Memberikan bahasa yang umum bagi perawat sehingga dapat terbentuk jalinan informasi
dalam persamaan persepsi.
2. Meningkatkan identifikasi tujuan yang tepat sehingga pemilihan intervensi lebiha kurat
dan menjadi pedoman dalam melakukan intervensi.
3. Menciptakan standar praktik keperawatan.
4. Memberikan dasar peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.
Dalam merumuskan diagnose keperawatan, ada tiga komponen yang perlu dicantumkan, yaitu
problem (P), etiologi (E), dan symptom (S). Dilihat dari status kesehatan klien, diagnosa dapat
dibedakan menjadi aktual, potensial, resiko, dan kemungkinan.
1. Aktual, diagnosa keperawatan yang menggambarkan penilaian klinik yang harus
divalidasi perawat karena adanya batasan karakteristik mayot.
2. Potensial, diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi klien ke arah yang lebih
positif (kekuatan pasien).
3. Resiko, diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi klinis individu lebih rentan
mengalami masalah.
4. Kemungkinan, diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi klinis individu yang
memerlukan data tambahan sebagai faktor pendukung yang lebih akurat.
Perencanaan
Dalam menentukan tujuan, digambarkan kondisi yang diharapkan disertai jangka waktu.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan kriteria hasil adalah bersifat spesifik,
realistik, dapat diukur, mempertimbangkan keadaan dan keinginan pasien.
Salah satu rumusan intervensi yang sedang dikembangkan adalah penggunaan Nurssing
Interventions Classification (NIC) dan Nursing Outcome Classification (NOC). Intervensi
keperawatan dalam NIC dikelompokan dalam taksonomi yang meliputi tiga level, yaitu: level 1
tentang dominan, level 2 tentang kelas, dan level 3 tentang aktivitas tindakan keperawatan.
Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana perawatan. Tindakan
perawatan mencakup tindakan mandiri (independen) dan tindakan kolaborasi. Tindakan mandiri
(independen) adalah aktivitas perawat yang didasarkan pada kesimpulan atau keputusan dan
bukan merupakan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah
tindakan yang didasarkan hasil keputusan bersama, seperti dokter dan petugas kesehatan lain.
Agar lebih jelas dan akurat dalam melakukan implementasi, diperlukan perencanaan
keperawatan yang spesifik dan operasional. Bentuk implementasi keperawatan adalah sebagai
berikut.
Evaluasi
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya. Tujuannya adalah untuk
mengetahui sejau mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap
asuhan keperaawatan yang diberikan. Langkah-langkah evaluasi adalah sebagai beikut.
Jika tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari jalan keluarnya,
kemudian catat apa yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan perubahan intervensi
(Tarwono, 2010).
Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pernyataan tentang kejadian atau aktivitas yang otentik dengan
membuat catatan tertulis. Dokumentasi keperawatan berisi hasil aktivitas keperawatan yang
dilakukan perawat terhadap klien, mulai dari pengkajian hingga evaluasi.
Dokumentasi keperawatan merupakan sarana komunikasi dari suatu profesi ke profesi lain
terkait status klien. Sebagai alat komunikasi, tulisan dalam dokumentasi keperawatan harus jelas
terbaca, tidak boleh memakai istilah atau singkatan-singkatan yang tidak lazim, juga berisi uraian
yang jelas, dan sistematis.
Dokumentasi keperawatan sewaktu-waktu dapat dijadikan barang bukti di pengadilan jika terjadi
gugatan yang dilakukan oleh klien maupun keluarganya. Oleh karena itu, catatan yang terdapat
dalam dokumentasi keperawatan harus jelas, lengkap, objektif, waktu harus ditulis dengan jelas
(hari, tanggal, bulan, tahun, jam), ditandatangani oleh petugas kesehatan yang melakukan
interaksi terapeutik dengan klien (dokter, perawat, atau petugas lainnya), serta hindari penulisan
yang menimbulkan interpretasi yang salah (Asmadi, 2008).
Iklan
Bagikan ini:
Twitter
Facebook
Google
Tak Berkategori
Navigasi tulisan
← Pengaruh Senam Lansia terhadap Kesegaran Jasmani
Teori Adaptasi Callista Roy →
Tinggalkan Balasan
Juni 2016
S S R K J S M
« Mar
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30
Kegiatan Kampus
Informasi Lebih Lanjut atau Request Contoh Askep, Jurnal & Skripsi sms : 0878.1666.2072
Arsip
Arsip
Blog di WordPress.com. Tema: Hemingway Rewritten oleh Anders Norén.
Ikuti
HOME
SEPUTAR KESEHATAN »
SEPUTAR KEPERAWATAN »
KONTAK »
BUAT KARIKATUR
1. Pengertian
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang
diberikan secara langsung kepada klien /pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan
ilmu dan kiat keperawatan,bersifat humanistic,dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien
untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.
Menurut Ali (1997) proses keperawatan adalah metode asuhan keperawatan yang
ilmiah,sistematis,dinamis,dan terus- menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan
masalah kesehatan pasien/klien,di mulai dari pengkajian (pengumpulan data,analisis data,dan
penentuan masalah) diagnosis keperawatan, pelaksanaan, dan penilaian tindakan keperawatan.
Asuhan keperawatan di berikan dalam upaya memenuhi kebutuhan klien. Menurut A Maslow
ada lima kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis meliputi oksigen,cairan,nutrisi,
kebutuhan rasa aman dan perlindungan,kebutuhan rasa cinta dan saling memiliki,kebutuhan akan
harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa asuhan keperawatan merupakan
seluruh rangkaian proses keperawatan yang diberikan kepada pasien yang berkesinambungan
dengan kiat-kiat keperawatan yang di mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dalam usaha
memperbaiki ataupun memelihara derajat kesehatan yang optimal.
1) Pengumpulan data
Tujuan :
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus di ambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut
aspek fisik,mental,sosial dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Data
tersebut harus akurat dan mudah di analisis.
Jenis data antara lain Data objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran,
pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.Data
subjekyif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau dari keluarga
pasien/saksi lain misalnya,kepala pusing,nyeri,dan mual.
Adapun fokus dalam pengumpulan data meliputi
a) Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
b) Pola koping sebelumnya dan sekarang
c) Fungsi status sebelumnya dan sekarang
d) Respon terhadap terpi medis dan tindakan keperawatan
e) Resiko untuk masalah potensial
f) Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien
2) Analisa data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir rasional sesuai
dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
3) Perumusan masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan. Masalah
kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan asuhan keperawatan (masalah
keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis. Selanjutnya
disusun diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritas. Prioritas masalah ditentukan berdasarkan
criteria penting dan segera. Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan
menimbulkan komplikasi, sedangkan segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang
tidak sadar maka tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih parah
atau kematian.
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu :
Keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam kesehatan, persepsi tentang
kesehatan dan keperawatan.
b. Diagnosa keperawatan
Pengertian
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status
kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2000).Perumusan
diagnosa keperawatan :
1) Actual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang ditemukan.
2) Resiko: menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak di lakukan intervensi.
3) Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan masalah
keperawatan kemungkinan.
4) Wellness : keputusan klinik tentang keadaan individu,keluarga,atau masyarakat dalam transisi
dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
5) Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa keperawatan actual dan resiko tinggi
yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
c. Rencana keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan
saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di harapkan (Gordon,1994).
Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan terorganisasi sehingga
setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan. Rencana
asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan
dari satu perawat ke perawat lainnya.
Sebagai hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang
berkualitas tinggi dan konsisten. Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran
informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga
mencakup kebutuhan klien jangka
panjang(potter,1997)
d. Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap
pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders
untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang
spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan
klien.
e. Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses
dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya
Hasil evaluasi
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
1) Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/ kemajuan sesuai dengan criteria
yang telah di tetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu di
cari penyebab dan cara mengatasinya.
3) Tujuan tidak tercapai,apabila pasien tidak menunjukan perubahan/kemajuan sama sekali
bahkan timbul masalah baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam
apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang
menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan. Setelah seorang perawat melakukan seluruh proses
keperawatan dari pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien,seluruh tindakannya harus di
dokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi keperawatan.
5. Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat diandalkan sebagai
catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang (potter 2005). Potter (2005) juga
menjelaskan tentang tujuan dalam pendokumentasian yaitu :
a. Komunikasi
Sebagai cara bagi tim kesehatan untuk mengkomunikasikan (menjelaskan) perawatan klien
termasuk perawatan individual,edukasi klien dan penggunaan rujukan untuk rencana
pemulangan.
b. Tagihan financial
Dokumentasi dapat menjelaskan sejauhmana lembaga perawatan mendapatkan ganti rugi
(reimburse) atas pelayanan yang diberikan bagi klien.
c. Edukasi
Dengan catatan ini peserta didik belajar tentang pola yang harus ditemui dalm berbagai masalah
kesehatan dan menjadi mampu untuk mengantisipasi tipe perawatan yang dibutuhkan klien.
d. Pengkajian
Catatan memberikan data yang digunakan perawat untuk mengidentifikasi dan mendukung
diagnose keperawatan dan merencanakan intervensi yang sesuai.
e. Riset
Perawat dapat menggunakan catatan klien selama studi riset untuk mengumpulkan informasi
tentang faktor-faktor tertentu.
f. Audit dan pemantauan
Tinjauan teratur tentang informasi pada catatan klienmemberi dasar untuk evaluasi tentang
kualitas dan ketepatan perawatan yang
diberikan dalam suatu institusi.
g. Dokumentasi legal
Pendokumentasian yang akurat adalah salah satu pertahanan diri terbaik terhadap tuntutan yang
berkaitan dengan asuhan keperawatan. Dokumentasi penting untuk meningkatkan efisiensi dan
perawatan klien secara individual.
Tweet
Share1
Related Posts:
uhan Keperawatan
0 comments:
Artikel Terpopuler
RANGE OF MOTION (ROM)
KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM KEPERAWATAN
Konsep Dasar Riset Keperawatan
KONSEP TAHAP PERKEMBANGAN REMAJA
KOMUNIKASI PERAWAT DAN PASIEN
KUMPULAN CONTOH JUDUL SKRIPSI KEPERAWATAN
KONSEP DASAR KOMPRES HANGAT
SUARA PANGGILANKU
METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF
SIRKUM SISI / KHITAN
Daftar Isi
▼ 2014 (42)
o ► September (4)
o ► August (11)
o ▼ July (27)
KONSEP PENDIDIKAN PROFESI KEPERAWATAN ( NERS )
Konsep Asuhan Keperawatan
KONSEP KEPERAWATAN
TIPS MENIKMATI HIDUP DENGAN POLA HIDUP SEHAT
TIPS POLA HIDUP SEHAT
BELANJA ONLINE TERLENGKAP DI DUNIA DI AMAZON.COM
KUMPULAN CONTOH JUDUL SKRIPSI KEPERAWATAN
Bali Orange Communications
Mengenal Metode - Metode Sirkumsisi / Khitan
SIRKUM SISI / KHITAN
SELAMAT DATANG
TENTANG SAYA
STIK BINA HUSADA PALEMBANG
PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA
Standar Kompetensi Perawat Indonesia
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA
KODE ETIK KEPERAWATAN
JKN DAN BPJS KESEHATAN
Poster Kemenkes Tentang Peraturan Gambar Bahaya Me...
Pendaftaran Seleksi CPNS 2014 dipermudah
Pendaftaran Seleksi CPNS 2014
Menstruasi dan Dysmenorrhea
METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF
Konsep Dasar Penelitian Kualitatif
Konsep Dasar Riset Keperawatan
SUARA PANGGILANKU
Tentang Saya
Blog Stats
144,780
Buat Karikatur
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang
berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007).
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar
bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara
manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).
1. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).
1. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan
utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
1. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai
dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).
1. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa
alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak,
2005).
1. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian
kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada
masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan
kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
1. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan
dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan
fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi
diri.
1. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan.
1. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai
satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau
masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan
komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik
dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan
dukungan emosional dan intelektual.
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien
dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-
hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
1. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama
dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain
dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan
kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang
lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
Tujuan dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah
menurunkan kejadian diare melalui intervensi terpadu dengan menggunakan
pendekatan sanitasi total. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas:
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan , makanan
serta lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respon dan stimulus
atau perangsangan. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan,
persepsi dan sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice).
Sedangkan stimulus atau rangsangan disini terdiri dari 4 unsur pokok, yakni: sakit
dan penyakit, sisitem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan (Wawan,
2010).
b) Demografi : umur, jenis kelamin, ras, type keluarga, status perkawinan
Pelayanan kesehatan :
a) Hospital
4) Ekonomi
@ status ketergantungan
% yg bekerja
% yg menganggur terselubung
a) Keamanan
- Protection service
7) Komunikasi
- Formal
- In formal
8) Pendidikan
b) Fasilitas pendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam maupun di luar komunitas
9) Recreation
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah
kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil
untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial
ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak,
2005).
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab
antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang
berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan
ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh
pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat
dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
2) Pengamatan
1. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara
sebagai berikut :
1) Klasifikasi data atau kategori data
1. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan
data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah
kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).
1. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah (Mubarak,
2005):
Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format Mueke (1988)
mempunyai kriteria penapisan, antara lain:
1. 2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat
pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat
dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan
masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah
dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi
(Mubarak, 2009).
1. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK)
dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009)
1. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi,
tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas
kemitraan (Mubarak, 2009).
1. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang
telah disusun (Mubarak, 2009).
1. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan
tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program
kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).
1. 5. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam
perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat
komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya
(Mubarak, 2009). Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul
Effendi, 1998:
MAKALAH
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Nama
Farikhana Azka Adibah
STIKES KEPANJEN PEM-KAB MALANG
D3 1 B KEPERAWATAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat ALLAH SWT, dengan rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah ini dapat kami selesaikan. Selawat dan salam kami ucapkan kepada nabi Muhammad
SAW.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari
segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kepanjen,26 September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan masalah
BAB II :PEMBAHASAN
a. Model keperawatan
b. Paradigma keperawatan
– Manusia
– Lingkungan
– Sehat
– Keperawatan
BAB III : PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu cara untuk menunjukkan eksistensi keperawatan adalah dengan mengembangkan
salah satu model pelayanan keperawatan yang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia.
model keperawatan Neuman, dikenal dengan model adaptasi dimana Neuman memandang
pengalaman klinis dikeperawatan distrik dan psikiatrik
Dari berbagai tingkatan usia.Aplikasi proses keperawatan menurut konsep teori Neuman di
Rumah Sakit telah banyak diterapkan namun sedikit sekali perawat yang mengetahui dan
memahami bahwa tindakan keperawatan tersebut telah sesuai. Bahkan perawat melaksanakan
asuhan keperawatan tanpa menyadari sebagian tindakan yang telah dilakukan pada klien adalah
penerapan konsep teori Neuman.
Oleh karena itu, kelompok memandang perlu untuk mengetahui dan mengkaji lebih jauh tentang
penerapan model keperawatan yang sesuai dengan teori Sister Neuman diilapangan atau rumah
sakit, sehingga dapat diketahui apakah teori Neuman dapat diaplikasikan dengan baik dalam
pelayanan keperawatan/ asuhan keperawatan .
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu memahami konsep model keperawatan menurut Neuman dalam manajemen Asuhan
Keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Memahami konsep model teori Neuman
b. Mampu menghubungkan model konsep Roy dengan proses keperawatan
c. Mampu mengevaluasi/menilai proses keperawatan di RS dengan konsep Neuman pada mode
fisiologi sub kebutuhan cairan
d. Mendapatkan gambaran kondisi pelaksanaan konsep Neuman di RS pada mode fisiologis sub
kebutuhan cairan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Keperawatan Betty Neuman
Betty Neuman membuat modelnya dalam proses mendapatkan pengalaman klinis di
keperawatandistrik dan psikiatrik. model konseptuanya dibuat berdasarkan pengalaman
umumnya dalam bidang layanan kesehatan dan keperawatan. oleh karena itu Neuman
memandang keperawatan sebagai profesi yang unik, dan pada saat yang sama, teorinya dapat
diterapkan oleh banyak profesi dibidang Kesehatan.
Bagian utama dari system ini dibuat berdasarkan teori. dalam model Neuman ini seseorang
berinteraksi dengan lingkungan secara kontinyu. orang tersebut dipandang sebagai system
terbuka, yang komponen stress dan reaksi terhadap stress memainkan peranan besar. Neuman
memulai modelnya dari dasar pemikiran sebagai berikut :
1. setiap individu memiliki konstitusi atau sifatnya masing-masing dan kuantitas energi terkait,
yang merupakan kondisi vital dan tidak hanya membedakan diri dengan orang lain, tetapi juga
menunjukkan ia sama dengan orang lain.
2. setiap manusia merupakan kesatuan yang terdiri dari factor biologi, psikologis, social budaya
dan perkembangan. factor-faktor yang berkaitan secara kontinu.
3. setiap individu rentan terhadap stress dari 3 jenis yang berbeda yaitu, intrapersonal,
interpersonal, dan ekstrapersonal.
4. setiapa individu memiliki garis pertahan yang uni, yang memungkinkan ia bereaksi terhadap
stress pada setiap peristiwa jika keseimbangan normalnya terganggu.
5. bagaimana individu bereaksi pada stress tidak hanya bergantung pada jumlah stress, namun
juag pada ketahanan individu. setiap individu memiliki sejumlah cara yang memungkinkannya
untuk menahan stress, sehingga keseimbangan normalnya dapat pulih dan terjaga.
Neuman mengidentifikasi pendekatan spesifik ketika individu, sendiri atau dibantu oleh pemberi
asuhan. dapat menatalaksanakan atau mengatasi stress. Berikut ada 3 tingkat bantuan yang
berbeda :
1. pencegahan primer : pencegahan stress
2. pencegahan sekunder : mengatasi stress
3. pencegahan tertier : reimplikasi pencegahan primer setelah pencegahan sekunder yang
dilakukan sudah berhasil dilakukan
Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang terhadap manusia sebagai
makhluk holistik (memandang manusia secara keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis,
psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring
dengan adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun
eksternal.
Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap stress. Klien
dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus input, proses, output dan feedback
sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan perspektif sistem ini, maka
kliennya bisa meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat lainnya
dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan.
Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara optimal. Apabila
stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai sistem terbuka maka klien selalu
berupaya untuk memperoleh, meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara
berbagai faktor, baik didalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk mengusahakannya.
Neuman menyebut gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak negatif
atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui respon dan gejala yang
dapat diidentifikasi.
B. Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan merupakan konsep sentral keperawatan yang menjelaskan tentang teori-
teori model konseptual keperawatan. Paradigma menjelaskan 4 unsur utama yang mendasar yaitu
manusia, lingkungan, kesehatan, keperawatan. Perawat harus mampu memahami model
konseptual ini didalam memberikan asuhan keperawatan. Salah satu teori model konseptual
keperawatan adalah “System Model Neuman” dimana beliau menyampaikan bahwa manusia
sebagai suatu system.Bagaimana Neuman menjelaskan tentang teori-teori model konseptualnya ?
Bab berikutnya akan dijelaskan tentang “System Model Neuman”.
1. Manusia
Manusia dipandang sebagai sebuah system yang terdiri dari fakto fisiologis, psikologis, social
budaya, dan perkembangan. setiap manusia memiliki konstitusi pribadi dan individual atau
struktur dasar yang membuat unik. namun, terdapat juga kesamaan antara struktur dasarnya dan
yang dimiliki oleh orang lain.
Neuman menyebutkan struktur dasar ini sebagai inti sentral. Lpaisan pelindung pertama dari inti
sentral membuat garis resisten. lapisan pelindung kedua terdiri dari garis pertahanan normail dan
garis pertahanan fleksibel.
2. Lingkungan
Lingkungan mendapatkan peran utama dalam model Neuman bersama komponen internal dan
eksternal yang secara kontinu memengaruhi orang tersebut. pada saat yang sma, lingkungan
dipengaruhi oleh orang tersebut, yang menghasilkan interaksi yang berperan penting dalam
model keperawatan Neuman.
3. Sehat
Sejahtera adalah keadaan ketika seluruh variabel individu selaras dengan individu tersebut secara
total, sementara sehat mencerminkan tingkat kesejahteraan, tingkat kesejahteraan maksimal
dicapai jika seseorang dapat memuaskan kebutuhannya. sakit adalah tingkat hal tersebut tidak
mungkin dilakukan.
4. Keperawatan
Keperawatan sebagai profesi merupakan variabel dasar dari reaksi individu terhadap stress.
Keperawatan berfokus pada individu sebagai satu kesatuan, bertujuan untuk mencapai dan
mempertahankan kestabilan pasien. aktivitas keperawatan dapat dibagi menjadi intervensi
primer, sekunder, dan tersier.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Neuman mendeskripsikan modelnya sebagai aktivitas keperawatan yang yang luas, serbaguna
dan dinamik yang disertai struktur, organisasi dan arahan. Ia membahas individu, kelompok
(terutama keluarga), dan komunitas, dari berbagai perspektif dan dalam interaksi yang kontinu
dengan stress yang ada dilingkungan mereka
B. Saran
1) Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi yang pembaca, terutama mahasiswa keperawatan
2) Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Basford, Lynn, 2006, Teori dan Praktik Keperawatan, EGC, Jakarta.
http://abiperawat.blogspot.com/2007/05/model-adaptasi-Betty-nouman.html
Diposting oleh farikhanaazka di 02.36
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
BAB I
PENDAHULUAN
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Diperoleh pengalaman nyata dalam menerapkan Asuhan Keperawatan klien mengenai
Osteoarthitis secara komprehensif melalui pendekatan proses keperawatan.
A. PENGERTIAN
1. Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun
terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali
menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas).
(Smeltzer, C Suzanne, 2002 hal .1087).
2. Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki urutan
pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui pada usia di
bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis
kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi. (Sunarto, 1994, Solomon, 1997).
3. Osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi yang dapat
digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan gambaran patologis yang karakteristik
berupa buruknya tulang rawan sendi serta terbentuknya tulang-tulang baru pada sub kondrial dan
tepi-tepi tulang yang membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi perubahan biokimia,
metabolisme, fisiologis dan patologis secara serentak pada jaringan hialin rawan, jaringan sub
kondrial dan jaringan tulang yang membentuk persendian.
(R. Boedhi Darmojo & Martono Hadi ,1999).
B. ETIOLOGI
1. Umur
2. Kegemukan
3. Trauma
4. Joint Mallignment
5. Akibat penyakit radang sendi lain
6. Hormon estrogen
C. KLASIFIKASI
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi :
1. Tipe primer (idiopatik): tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang berhubungandengan
osteoarthritis.
2. Tipe sekunder: seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur.
(Long, C Barbara, 1996, hal.336)
D. PATOFISIOLOGI
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang, dan
progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi mengalami
kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi sendi.
Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang merupakan
unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh stress biomekanik tertentu.
Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya polisakarida protein yang membentuk
matriks di sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan.Sendi yang
paling sering terkena adalah sendi yang harus menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan
kolumna vertebralis.Sendi interfalanga distal dan proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan. Hal ini
disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan ruang sendi atau
kurang digunakannya sendi tersebut.
Perubahan-perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa tertentu
misalnya cedera sendi, infeksi sendi , deformitas congenital dan penyakit peradangan sendi
lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga
menyebabkan fraktur pada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang pada
akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal
dan terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas,
adanya hipertropi atau nodulus. ( Soeparman ,1995).
Perubahan pada struktur proteoglycan inilah yang meregulasi masuk dan keluarnya
cairan synovial dari kartilago. Tanpa regulasi tersebut menyebabkan akumulasi cairan berlebih di
kartilago sehingga berkurangnya kemampuan untuk menahan berat badan.pada saat synovium
mengalami inflamasi ujung saraf dan reseptor nyeri mengirim sinyal ke otak kemudian otak
mengirim sinyal balik yang mengakibatkan synovium akan memproduksi cairan. Area tersebut
akan dibanjiri oleh cairan, sehingga timbul rasa sakit dan bengkak, menyebabkan kartilago mulai
lunak dan pecah dan menimbulkan fisura yang memanjang ( fibrilasi ).
F. PENATALAKSANAAN
1. Tindakan preventif :
a. Penurunan berat badan.
b. Pencegahan cedera.
c. Screening sendi paha.
2. Farmakologi : obat NSAID bila nyeri muncul, Asetaminophen, tramadol
3. Terapi konservatif : kompres hangat, mengistirahatkan sendi, pemakaian alat- alat
ortotik untuk menyangga sendi yang mengalami inflamasi.
4. Pembedahan : artroplasti.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi sebagai penyempitan
rongga sendi.
2. Serologi dan cairan sinovial dalam batas normal.
H. PENCEGAHAN
Dengan mengetahui faktor predisposisi di atas. Sebaiknya dilakukan hal-hal berikut untuk
menghindari sedini mungkin terserangosteoarthritis atau membuat OA tidak kambuh yaitu
dengan :
1. Menjaga berat badan
2. Olah raga yang tidak banyak menggunakan persendian
3. Aktifitas Olah raga sesuai kebutuhan.
4. Menghindari perlukaan pada persendian.
5. Minum suplemen sendi
6. Mengkonsumsi makanan sehat
7. Memilih alas kaki yang tepat dan nyaman
8. Lakukan relaksasi dengan berbagai tehnik
9. Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan.
BAB III
KONSEP DASAR ASKEP
A. PENGKAJIAN
1. Biodata meliputi ( nama, usia, jenis kelamin, suku dan kebangsaan, pendidikan, pekerjaaan,
alamat, TMR )
2. Keluhan utama
Nyeri pada salah satu sendi, kekakuan
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit osteoarthritis?
6. Pengkajian data dasar
a. Aktivitas/Istirahat
1) Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk dengan stress pada sendi, kekakuan pada
pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris limitimasi fungsional yang berpengaruh
pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan, malaise.
2) Keterbatasan ruang gerak, atropi otot, kulit: kontraktor/kelainan pada sendi dan otot.
b. Kardiovaskuler
1) Fenomena Raynaud dari tangan (misalnya pucat litermiten, sianosis kemudian kemerahan pada
jari sebelum warna kembali normal.
c. Integritas Ego
1) Faktor-faktor stress akut/kronis (misalnya finansial pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor
hubungan.
2) Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan).
3) Ancaman pada konsep diri, gambaran tubuh, identitas pribadi, misalnya ketergantungan pada
orang lain.
d. Makanan / Cairan
1) Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi makanan atau cairan adekuat mual,
anoreksia.
2) Kesulitan untuk mengunyah, penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa.
e. Hygiene
1) Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan diri, ketergantungan pada orang
lain.
Tindakan mandiri :
1. Kaji keluhan nyeri; catat lokasi dan intensitas nyeri (skala 0 - 10).
R/ untuk mengevaluasi nyeri dan penghilangan dengan analgetik pada skala 0 sampai 10
2. Beri matras/kasur keras, bantal kecil. Tinggikan tempat tidur sesuai kebutuhan saat klien
beristirahat/tidur.
R/ memberikan rasa nyaman dan aman bagi pasien dalam mengatasi nyeri
3. Ajarkan pasien dalam metode nonfarmakologi untuk mengendalikan nyeri
R/ untuk mengendalikan nyeri seperti, meningkatkan relaksasi,masase.
4. Melakukan istirahat, kompres hangat atau dingin lokal dan peninggian sendi yang sakit bila
memungkinkan
R/ membantu mengembalikan ketidaknyamanan
5. Instruksikan pasien dalam penggunaan panas lembab dan hidroterapi
R/ membantu menutunkan ketidaknyamanan jangka panjang
kolaborasi
1. berikan agen analgetik dan antiinflamasi sesuia program
R/ menghilangkan nyeri dan mengobati peradangan lebig lanjut
Tindakan mandiri :
1. Ajarkan pasien proses penyakit osteoarthtritis, sesuaikan penjelasan pada tingkat pemahaman
klien.
R/ ekstrmitas yang tidak bergerak mempunyai tekanan tidak cukup untuk merangsang aktivitas
osteoblastik
2. Diskusikan kebiasaan pasien dalam melaksanakan proses sakit melalui diet, obat-obatan dan
program diet seimbang, latihan dan istirahat.
3. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang realistis, istirahat, perawatan diri,
pemberian obat-obatan, terapi fisik, dan manajemen stress
D. IMPLEMENTASI
Sesuai dengan intervensi
E. EVALUASI
Sesuia dengan tujuan dan kriteria hasil
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Osteoarthritis (OA) atau penyakit degenerasi sendi ialah suatu penyakit kerusakan
tulang rawan sendi yang berkembang lambat yang tidak diketahui penyebabnya, meskipun
terdapat beberapa factor resiko yang berperan. Keadaan ini berkaitan dengan usia lanjut,
terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang mananggung beban dan secara klinis
ditandai oleh nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan hambatan gerak.
Tidak semua pasien dengan degenerasi sendi merasakan gejala osteoarthritis.
Tatalakasana meliputi Disease Modifying Drugs dan prosedur bedah untuk menkoreksi
abnormalitas mekanik, debridement sendi, dan menggantikan kartilago artikuler yang rusak
dengan implant yang menstimulasi restorasi permukaan tulang rawan sendi.
B. SARAN
1. Bagi mahasiswa/i
Mahasiswa/i diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan
osteoarthritis secara benar.
Mahasiswa /i diharapkan Dalam melakukan perawatan Osteoartritis hendaknya dengan dengan
hati-hati dan cepat mengetahui tanda-tanda dan gejala penyakit ini untuk membantu
penyembuhan.
2. Bagi pasien osteoarthtritis
Diharapkan mampu bekerjasama dengan petugas kesehatan dalam mengatasi dan mengobati OA.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Andry Hartono,
dkk., Jakarta, EGC.
Anonim, 2000, keperawatan medikal bedah, Edisi 2 ,jakarta, EGC
Depkes, RI (1995), Penerapan Proses Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Maskuloskeletal, Jakarta, Pusdiknakes
KONSEP DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengertian
Asuhan Keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang
diberikan secara langsung kepada klien/ pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah Keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan
ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistic,dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien
untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.
Menurut Ali (1997) Proses Keperawatan adalah metode Asuhan Keperawatan yang ilmiah,
sistematis, dinamis dan terus-menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan
masalah kesehatan pasien/klien, dimulai dari Pengkajian (Pengumpulan Data, Analisis Data dan
Penentuan Masalah) Diagnosis Keperawatan, Pelaksanaan dan Penilaian Tindakan Keperawatan
(evaluasi).
Asuhan keperawatan diberikan dalam upaya memenuhi kebutuhan klien. Menurut Abraham
Maslow ada lima kebutuhan dasar manusia yaitu:
Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga
keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan .
Memberi ciri profesionalisasi asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah dan pendekatan komunikasi yang efektif dan efisien.
Memberi kebebasan pada klien untuk mendapat pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhanya dalam kemandirianya di bidang kesehatan.
1. Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan
dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental,
sosial maupun spiritual dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu Pengumpulan
Data, Analisis Data dan Penentuan Masalah kesehatan serta keperawatan.
a. Pengumpulan data
Tujuan :
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut
aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Data
tersebut harus akurat dan mudah dianalisis.
Jenis data antara lain:
Data Objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan, dan
pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.
Data subjekif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau dari
keluarga pasien/saksi lain misalnya; kepala pusing, nyeri dan mual.
b. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir rasional sesuai
dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
c. Perumusan masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan. Masalah
kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan Asuhan Keperawatan (Masalah
Keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis. Selanjutnya
disusun Diagnosis Keperawatan sesuai dengan prioritas.
Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria penting dan segera.
Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi,
sedangkan Segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka
tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih parah atau kematian.
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu :
Keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam kesehatan, persepsi tentang
kesehatan dan keperawatan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status
kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2000).
Perumusan diagnosa keperawatan :
Actual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang ditemukan.
Resiko : Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak dilakukan
intervensi.
Kemungkinan : Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan
masalah keperawatan kemungkinan.
Wellness : Keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga atau masyarakat dalam
transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa keperawatan actual dan resiko
tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
3. Rencana keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan
saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di harapkan (Gordon,1994).
Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan terorganisasi sehingga
setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan. Rencana
asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan
dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai kesempatan
untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten.
Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh perawat dalam laporan
pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka
panjang(potter,1997)
4. Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap
pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders
untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang
spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan
klien.
Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
Tahap 1 : persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi yang diindentifikasi
pada tahap perencanaan.
Tahap 2 : intervensi
Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan pelaksanaan tindakan dari
perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan
meliputi tindakan : independen,dependen,dan interdependen.
Tahap 3 : dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat
terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
5. Evaluasi
Hasil Evaluasi
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
Setelah seorang perawat melakukan seluruh proses keperawatan dari pengkajian sampai dengan
evaluasi kepada pasien ,seluruh tindakannya harus didokumentasikan dengan benar dalam
dokumentasi keperawatan.
Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat diandalkan sebagai
catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang (potter 2005).
Potter (2005) juga menjelaskan tentang tujuan dalam pendokumentasian yaitu : 1. Komunikasi
Sebagai cara bagi tim kesehatan untuk mengkomunikasikan (menjelaskan) perawatan klien
termasuk perawatan individual,edukasi klien dan penggunaan rujukan untuk rencana
pemulangan.
2. Tagihan
financial Dokumentasi dapat menjelaskan sejauh mana lembaga perawatan mendapatkan ganti
rugi (reimburse) atas pelayanan yang diberikan bagi klien.
3. Edukasi
Dengan catatan ini peserta didik belajar tentang pola yang harus ditemui dalm berbagai masalah
kesehatan dan menjadi mampu untuk mengantisipasi tipe perawatan yang dibutuhkan klien.
4. Pengkajian
Catatan memberikan data yang digunakan perawat untuk mengidentifikasi dan mendukung
diagnose keperawatan dan merencanakan intervensi yang sesuai.
5. Riset
Perawat dapat menggunakan catatan klien selama studi riset untuk mengumpulkan informasi
tentang faktor-faktor tertentu
6. Audit dan pemantauan
Tinjauan teratur tentang informasi pada catatan klien memberi dasar untuk evaluasi tentang
kualitas dan ketepatan perawatan yang diberikan dalam suatu institusi.
7. Dokumentasi legal
Pendokumentasian yang akurat adalah salah satu pertahanan diri terbaik terhadap tuntutan yang
berkaitan dengan asuhan keperawatan.
DOKUMENTASI PENTING UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI DAN PERAWATAN
KLIEN SECARA INDIVIDUAL.
Ada enam penting penting dalam dokumentasi keperawatan yaitu :
1. Dasar Faktual
Informasi tentang klien dan perawatannya harus berdasarkan fakta yaitu apa yang perawat
lihat,dengar dan rasakan.
2. Keakuratan
Catatan klien harus akurat sehingga dokumentasi yang tepat dapat dipertahankan klien.
3. Kelengkapan
Informasi yang dimasukan dalam catatan harus lengkap,mengandung informasi singkat tentang
perawtan klien.
4. Keterkinian
Memasukan data secara tepat waktu penting dalam perawatan bersama klien
5. Organisasi
Perawat mengkomunikasikan informasi dalam format atau urutan yang logis. Contoh catatan
secara teratur menggambarkan nyeri klien,pengkajian dan intervensi perawat dan dokter.
6. Kerahasiaan
Informasi yang diberikan oleh seseorang ke orang lain dengan kepercayaan dan keyakinan
bahwa informasi tersebut tidak akan dibocorkan.