Iritasi serta infeksi kulit, akibat Infeksi saluran kemih. Inkontinensia kemih.
kontak berulang dengan tinja.
bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi Gangguan fungsi ginjal.
Pola makan yang buruk, misalnya kurang mengonsumsi serat atau kurang minum.
Kurang aktif bergerak, termasuk juga jarang olahraga.
Penyakit pada usus atau rektum, contohnya fisura ani, penyumbatan usus, kanker
usus besar, dan kanker rektum.
Ganguan saraf. Gangguan ini menghambat pergerakan tinja melalui usus, dan
biasanya terjadi pada penderita penyakit Parkinson, cedera saraf tulang belakang,
stroke, dan multiple sclerosis.
Gangguan pada otot yang mengerakkan usus. Kondisi ini dapat ditemui pada
kondisi otot panggul yang melemah atau dyssynergia.
Gangguan hormon. Beberapa jenis hormon berfungsi menyeimbangkan cairan
dalam tubuh. Gangguan pada hormon ini dapat membuat cairan dalam tubuh tidak
stabil sehingga memicu terjadinya konstipasi. Beberapa kondisi yang dapat
menimbulkan gangguan ini, antara lain adalah diabetes, hiperparatiroidisme,
kehamilan, atau hipotiroidisme.
Efek samping konsumsi obat, contohnya obat antasida, antikonvulsan, antagonis
kalsium, diuretik, suplemen besi, obat untuk penyakit Parkinson, dan
antidepresan.
Mengabaikan keinginan untuk buang air besar.
Gangguan mental, seperti kecemasan atau depresi.
Kerusakan neuromuscular
KONSTIPASI
Anoreksia Poliuri
Dehidrasi
Inkontinensia alvi :
Fungsi traktus gastrointestinal biasanya masih tetap adekuat sepanjang hidup. Namun
demikian beberapa orang lansia mengalami ketidaknyamanan akibat motilitas yang
melambat. Peristaltic di esophagus kurang efisien pada lansia. Selain itu, sfingter
gastroesofagus gagal berelaksasi, mengakibatkan pengosongan esophagus
terlambat.keluhan utama biasanya berpusat pada perasaan penuh, nyeri ulu hati, dan
gangguan pencernaan. Motalitas gaster juga menurun, akibatnya terjadi keterlambtan
pengososngan isis lambung. Berkurangnya sekresi asam dan pepsin akan menurunkan
absorsi besi, kansium dan vitamin B12.
Absorsi nutrient di usus halus nampaknya juga berkurang dengan bertambahnya usia
namun masih tetap adekuaT. Fungsi hepar, kandung empedu dan pangkreas tetap dapat
di pertahankan, meski terdapat inefisiensi dalam absorsi dan toleransi terhadap lemak.
Impaksi feses secara akut dan hilangnya kontraksi otot polos pada sfingter
mengakibatkan inkontinensia alvi.
Intensifkan peristaltic
Inkontinensia Alvi
Tes darah, untuk melihat apakah ada kelainan seperti hipotiroid atau kadar
kalsium yang tinggi.
Sinar X. Melalui pemeriksaan sinar X-ray, dokter dapat melihat apakah usus
pengidap tersumbat atau apakah ada tinja di seluruh usus besar.
Pemeriksaan rektum dan kolon bawah (sigmoidoskopi), untuk memeriksa kondisi
rektum dan bagian bawah usus besar.
Pemeriksaan rektum dan seluruh kolon (kolonoskopi), untuk melihat kondisi
seluruh usus besar.
Evaluasi fungsi otot sfinger anal (anorektal manometri) untuk mengukur
koordinasi otot yang digunakan untuk menggerakkan usus
Studi transit kolonik untuk mengevaluasi pergerakan makanan yang masuk ke
usus besar
Defekografi atau rontgen rektum pada saat defekasi untuk melihat
adanya prolapse atau masalah dengan fungsi otot rektum
MRI defekografi
b. Diagnose inkontinensia alvi
Kultur tinja, yaitu prosedur pemeriksaan laboratorium melalui sampel tinja, untuk
mendeteksi adanya infeksi penyebab diare dan inkontinensia.
Barium enema, yaitu pemeriksaan dengan menggunakan foto Rontgen dan cairan
barium untuk memeriksa saluran pencernaan bagian bawah.
Elektromiografi (EMG), untuk memeriksa fungsi dan koordinasi otot dan saraf di
sekitar anus dan rektum.
Kolonoskopi, untuk memeriksa seluruh bagian usus menggunakan selang fleksibel
berkamera yang dimasukkan melalui anus.
MRI, untuk memperoleh gambar detail kondisi sfingter anus dan otot anus.
Fraktografi, yaitu pemeriksaan untuk mengukur banyaknya kotoran yang dapat
dikeluarkan tubuh dan mengukur kekuatan rektum dalam menahan kotoran agar
tidak merembes.
USG anorektal, yaitu pemeriksaan struktur sfingter anus dengan menggunakan
instrumen menyerupai tongkat yang dimasukkan ke dalam anus dan rektum.