Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Proses Metabolisme Lemak”

Mata Kuliah: Biomedik


Dosen Pembimbing: Dr. M Yusuf Alamudi,S Si,M.Kes

Disusun Oleh:
MOCHAMMAD NAUFAL AKHNAFFILLAH

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES MAJAPAHIT MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2020/2021
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya ucapkan kehadiran Tuhan Yang Mahakuasa, karena
atas berkat dan karunianya, saya dapat menyelesaikan makalah Kimia tentang
“Proses Metabolisme Lemak” ini.

Makalah ini saya susun setelah melakukan penelitian mengenai judul tersebut.
Melalui makalah ini, saya berharap agar kita dapat lebih memahami dan mengerti
mengenai sistem koloid.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurn. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar saya dapat
menyusun makalah lebih baik lagi kedepannya. Untuk itu, saya mengucapkan
terima kasih banyak kepada ibu guru, yang telah memberi tugas makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang………………………………………………………………………1
b. Rumusan masalah…………………………………………………………………..1
c. Tujuan………………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
a.Pengertian lemak……………………………………………………………………..3
b.Klasifikasi lemak……………………………………………………………………..4
c.Sifat lemak…………………………………………………………………………...7
d.Fungsi lemak…………………………………………………………………………8
e.Sumber lemak……………………………………………………………………….10
f. Pencernaan absorsi dan transpor lemak……………………………………………..12
g. Metabolisme lemak…………………………………………………………………12
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan………………………………………………………………………….13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Lemak (lipid) adalah sumber energi penting pada tubuh. Tubuh menyimpan lemak secara
konstan diuraikan dan dibentuk kembali untuk menyeimbangkan kebutuhan energi tubuh dengan
persediaan makanan. Kelompok enzim khusus membantu tubuh menguraikan dan memproses
lemak. Beberapa ketidaknormalan pada enzim ini bisa menyebabkan bertambahnya zat-zat
lemak yang secara normal akan diuraikan oleh enzim.
Sepanjang waktu, penumpukan bahan-bahan ini bisa membahayakan banyak organ
tubuh. gangguan disebabkan oleh penumpukan lemak disebut lipidoses. Kelainan enzim lain
dihasilkan di tubuh menjadi tidak dapat mengkonversi lemak menjadi energi dengan
baik.Kelainan ini disebut gangguan oksidasi asam lemak.
B.rumusan masalah
1.apa yang di maksud dengan lemak?
2.apa yang di maksud dengan klasifikasi lemak berdasarkan kejenuhan tingkatan?
3.apa yang di maksud dengan sifat lemak dan terdapat apa saja?
4.apa yang di maksud dengan fungsi lemak?
5.sumber apa saja yang terdapat di dalam lemak?
6.apa yang di maksud dengan pencernaan absorsi dan ransportasi lemak?
7.apa yang di maksud dengan metabolisme karbohidrat?
C.tujuan
tujuan menuliskan makalah ini adalah:
1.untuk mengetahui tentang pengertian lemak
2.untuk mengetahui tentang klasifikasi lemak
3.untuk mengetahui tentang sifat lemak
4.untuk mengetahui tentang fungsi lemak
5.untuk mengetahui tentang sumber lemak
6.untuk mengetahui tentang pencernaan absorsi dan transportasi lemak
BAB II
PEMBAHASAN

1.    PENGERTIAN LEMAK
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur Carbon ( C),
Hidrogen (H), dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu
(zat pelaut lemak), seperti petroleum benzne, ether. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi
bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah, bersifat cair.
Lemak yang padat pada suhu kamar disebut lemak atau gaji, sedangkan yang cair pada suhu
kamar disebut minyak. Pengertian Lemak yang lainadalah garam yang terbentuk dari penyatuan
asam lemak dengan alkohol organik yang disebut gliserol atau gliserin.
Lemak yang dapat mencair dalam temperatur biasa disebut minyak, sedangkan dalam
bentuk padat disebut lemak. Seperti halnya karbohidrat, lemak tersusun atas molekul C, H, dan O
dengan jumlah atom lebih banyak. Lemak juga merupakan sumber energi bagi tubuh, 1 gram
lemak mengandung 9 kalori.Ketiga asam lemak dalam trigliserida dapat sama macamnya disebut
lemak sederhana (simple fat) dan dapat pula berbeda atau gabungan dari 2 asam lemak berbeda
disebut lemak campuran(mixed fat).
Lipid adalah suatu kelompok besar substansi biologik yang dapat larut dengan baik dalam
pelarut zat organik, seperti metanol, aseton, klorofom dan benzena. Sebaliknya lipid tidak atau
sukar alrut dalam air. Kelarutannya dalam air yang kecil disebabkan karena kekurangan atom-
atom yang berpolarisasi (O, N, S, P)
Asam lemak adalah asam karbonat dengan rantai hidrokarbon yang panjang dengan
rumus CH3(CH2)nCOOH  atau  CnH2n+1-COOH. Sebagai komponen dari lipid, asam lemak
terdapat pada semua organisme. Asam lemak terutama berada dalam bentuk ester dengan
alkohol, misalnya dengan gliserol, spingosin atau kolesterol. Dalam jumlah kecil asam lemak
ditemukan juga dalam bentuk tidak teresterisasi, sehingga dikenal sebagai asam lemak bebas

2.    KLASIFIKASI LEMAK
Klasifikasi Lemak Berdasarkan Kejenuhan Ikatan
1 . Jenis-jenis Asam
Sebagaimana pembahasan sebelumnya bahwa molekul lemak terbentuk dari gliserol dan
tiga asam lemak. Oleh karena itu, penggolongan lemak lebih didasarkan pada jenis asam lemak
penyusunnya. Berdasarkan jenis ikatannya, asam lemak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang semua ikatan atom karbon pada rantai
karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh). Contoh: asam laurat, asam palmitat, dan asam stearat.
b. Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh, yaitu asam lemak yang mengandung ikatan rangkap pada rantai
karbonnya. Contoh: asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
2. Hidrolisis Lemak
Pada pembahasan ester telah dijelaskan bahwa reaksi pembentukan ester dari alkohol
dengan asam karboksilat disebut reaksi pengesteran (esterifikasi). Kebalikan dari reaksi
esterifikasi disebut reaksi hidrolisis ester.
R–CO–OH             +     R′ – OH ——-à R–C–OR′ + H2O
asam karboksilat        alkohol                    ester
Dengan demikian, hidrolisis lemak menghasilkan gliserol dan asam-asam lemak.
Berdasarkan struktur kimianya :
a.    Lemak sederhana (lemak & minyak)
b.    Lemak majemuk (fosfolipid dan lipoprotein)
c.    Lemak turunan (derivat lemak) asam lemak dan sterol 
Berdasarkan Sumbernya:
a.   Lemak hewani, yaitu lemak yang berasal dari hewan
b.  Lemak nabati, yaitu lemak yang berasal dari tumbuhan
Berdasarkan konsistensinya:
a.    Lemak padat
b.   Lemak cair
Berdasarkan wujudnya:
a.    Lemak terlihat
b.    Lemak tak terlihat

3. SIFAT FISIK KIMIA LEMAK


Lemak memiliki sifat-sifat antara lain seperti berikut.
1. Sifat Fisika Lemak
a. Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, di antaranya disebabkan kandungan asam
lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap sehingga mempunyai titik
lebur yang tinggi.
b. Lemak juga dapat memiliki sifat plastis. Artinya mudah dibentuk atau dicetak atau dapat
diempukkan (cream), yaitu dilunakkan dengan pencampuran dengan udara. Lemak yang plastis
biasanya mengandung kristal gliserida yang padat dan sebagian trigliserida cair. Bentuk ukuran
kristal gliserida memengaruhi sifat lemak pada roti dan kue. Bila suatu lemak didinginkan, maka
jarak antarmolekul menjadi lebih kecil. Jika jarak antarmolekul tersebut mencapai 5 A°, maka
akan timbul gaya tarik-menarik antara molekul yang disebut gaya Van der Walls. Besar gaya ini
hanya bisa dihitung pada molekul yang berantai panjang, seperti asam lemak dengan massa
molekul relatif tinggi.Akibat adanya gaya ini, radikal-radikal asam lemak dalam molekul lemak
akan tersusun berjajar dan saling bertumpuk serta berikatan membentuk kristal.
Kristal lemak mempunyai bentuk polimer, yiatu α, β, β' (intermediate) yang masing-masing
memiliki sifat berbedabeda. Perhatikan sifat kristal lemak bentuk polimer α , β, dan β' berikut.

Tabel 1. Sifat Fisika Kristal Lemak

Bentuk polimer Sifat fisika Ukuran (μm)

α Rapuh, transparan, pipih 5


β' Jarum halus 1
β Besar-besar dan berkelompok 25 – 50, kadang-kadang
100

Bentuk polimer yang khas pada suatu lemak tergantung pada kondisi bentuk kristalnya
itu, dan perlakuan terhadap lemak tersebut. Jika lemak didinginkan, terbentuk kristal α yang
segera menghilang berubah menjadi bentuk yang halus. Pada beberapa lemak bentuk β' ini stabil,
tetapi dalam lemak lainnya kristal β' ini berubah menjadi bentuk intermediat dan akhirnya
berubah menjadi bentuk β yang besar.
Kristal-kristal ini berbeda sifat dan titik cairnya sehingga mengakibatkan lemak
mempunyai beberapa titik lebur. Misalnya, tristearin dengan tiga bentuk polimer mempunyai
titik cair 64,2 °C; 53 °C; dan 71,7 °C. Perbedaan titik cair ini menyebabkan lemak mulai mencair
pada suhu 53 °C, yang kemudian segera membeku kembali. Bila perlahan-lahan dipanaskan lagi,
lemak akan mencair lagi pada suhu 64,2 °C.Perlakuan dengan perbedaan suhu dapat berperan
dalam pembentukan kristal yang halus atau kasar sesuai dengan tujuan yang diinginkan dalam
industri pangan; misalnya untuk mentega berbeda dengan untuk minyak salad, kembang gula,
atau ice cream.
c. Titik Lebur Lemak
Pada bahan makanan terdapat berbagai jenis trigliserida. Oleh karena itu, titik lebur
lemak dan minyak berada pada suatu kisaran suhu. Lemak dan minyak juga mempunyai sifat
tekstur dan daya pembentuk krim yang bervariasi. Kekuatan ikatan antara radikal asam lemak
dalam kristal mempengaruhi pembentukan kristal. Hal ini berarti juga mempengaruhi titik cair
lemak. Makin kuat ikatan antar molekul asam lemak, makin banyak panas yang diperlukan untuk
mencairkan kristal. Asam lemak dengan ikatan yang tidak begitu kuat memerlukan panas yang
lebih sedikit, sehingga energi panas yang diperlukan untuk mencairkan kristal-kristalnya makin
sedikit dan titik leburnya akan lebih rendah.
Titik lebur suatu lemak atau minyak dipengaruhi juga oleh sifat asam lemak, yaitu gaya
tarik antara asam lemak yang berdekatan dalam kristal. Gaya ini ditentukan oleh panjang rantai
C, jumlah ikatan rangkap, dan bentuk cis atau trans pada asam lemak tidak jenuh. Makin panjang
rantai C, titik cair akan semakin tinggi.
d. Bilangan Iodium
Bilangan iodium adalah suatu ukuran dari derajat ketidakjenuhan. Lemak tidak jenuh
dengan mudah dapat bergabung dengan iodium (tiap ikatan rangkap dalam lemak dapat
mengambil dua atom iodium). Bilangan iodium ditetapkan sebagai jumlah gram iodium yang
diserap oleh 100 gram lemak.
Tabel 2. Bilangan iodium dari beberapa lemak dan minyak

Sumber Bilangan iodium


Minyak kelapa 8 – 10
Minyak jagung 115 – 127
Minyak wijen 79 – 90
Minyak kacang
130 – 138
kedelai
Lemak daging
35 – 45
sapi
Lemak babi 50 – 65
Lemak unggas 80
Berdasarkan Tabel 2. bilangan iodium 130 untuk minyak kacang kedelai menunjukkan derajat
ketidakjenuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak kelapa (bilangan iodium 8).
e. Bilangan Penyabunan
Bila lemak dipanaskan dengan alkali seperti natrium hidroksida, maka lemak pecah
menjadi gliserol dan garam alkali dari asam-asam lemak. Garam-garam alkali tersebut
dinamakan sabun dan prosesnya disebut penyabunan. Jumlah alkali yang dibutuhkan dalam
reaksi penyabunan dinamakan bilangan penyabunan.
2. Sifat Kimia Lemak
a. Oksidasi dan Ketengikan
Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut proses
ketengikan. Hal ini disebabkan oleh oksidasi radikal asam lemak tidak jenuh dalam lemak.
Oksidasi dimulai dengan pembentukan radikal-radikal bebas yang disebabkan oleh faktor-faktor
yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya, panas, peroksida; lemak atau hidroperoksida;
logam-logam berat seperti Cu, Fe, Co, dan Mn; logam porfirin seperti hematin, hemoglobin,
mioglobin, klorofil, dan enzim-enzim lipoksidase
Molekul-molekul lemak yang mengandung radikal asam lemak tidak jenuh mengalami
oksidasi dan menjadi tengik. Bau tengik yang tidak sedap tersebut disebabkan oleh pembentukan
senyawa-senyawa hasil pemecahan hidroperoksida yang bersifat sangat tidak stabil dan mudah
pecah menjadi senyawa dengan rantai karbon yang lebih pendek oleh radiasi energi tinggi, energi
panas, katalis logam, atau enzim. Senyawa-senyawa dengan rantai C lebih pendek ini adalah
asam-asam lemak, aldehida-aldehida dan keton yang bersifat volatil dan menimbulkan bau
tengik pada lemak.Perubahan-perubahan selama oksidasi ini dapat diikuti dengan
spektrofotometer ultraviolet dengan absorpsi pada panjang gelombang 232 nm.
Proses ketengikan sangat dipengaruhi oleh adanya prooksidan dan antioksidan.
Prooksidan akan mempercepat terjadinya oksidasi, sedangkan antioksidan akan menghambatnya.
Penyimpanan lemak yang baik adalah dalam tempat tertutup yang gelap dan dingin. Wadah lebih
baik terbuat dari aluminium atau stainless steel. Lemak harus dihindarkan dari logam besi atau
tembaga. Bila minyak telah diolah menjadi bahan makanan, pola ketengikannya akan berbeda.
Kandungan gula yang tinggi mengurangi kecepatan timbulnya ketengikan, misalnya biskuit yang
manis akan lebih tahan daripada yang tidak bergula.
Adanya antioksidan dalam lemak akan mengurangi kecepatan proses oksidasi.
Antioksidan terdapat secara alamiah dalam lemak nabati, dan kadang-kadang sengaja
ditambahkan.
b. Hidrolisis Lemak
Lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak jika ada air. Reaksi ini
dipercepat oleh basa, asam, dan enzim-enzim. Dalam teknologi makanan, hidrolisis oleh enzim
lipase sangat penting karena enzim tersebut terdapat pada semua jaringan yang mengandung
minyak. Hidrolisis sangat mudah terjadi dalam lemak dengan asam lemak rendah (lebih kecil
dari C14) seperti pada mentega, minyak kelapa sawit dan minyak kelapa. Hidrolisis sangat
menurunkan
mutu minyak goreng. Minyak yang telah terhidrolisis, menjadikan smoke point-nya
menurun. Selama penyimpanan dan pengolahan minyak atau lemak, asam lemak bebas
bertambah dan harus dihilangkan dengan proses pemurnian dan deodorisasi untuk menghasilkan
minyak yang lebih baik mutunya.

4. FUNGSI LEMAK
            Beberapa fungsi lemak bagi tubuh antara lain sebagai berikut:
1.        Melindungi tubuh dari perubahan suhu, terutama suhu yang rendah.
2.        Melarutkan beberapa vitamin melalui proses kimiawi dalam tubuh.
3.        Sebagai sumber energi.
4.        Sebagai alat pengangkut vitamin yang dapat larut dalam lemak.
5.        Lemak dapat melindungi organ jantung dan lambung.
6.        Sebagai pelumas dalam saluran cerna untuk membantu mengeluarkan ampas makanan.
7.        Lemak berguna untuk menyusun membran sel.
8.        Sebagai bahan penyusun hormon serta vitamin.
9.        Sebagai bahan penyusun empedu, hormon dan asam kholat

5.    SUMBER LEMAK
  Beberapa sumber lemak terbaik:
1.        Buah Alpukat
Alpukat adalah buah yang memiliki kandungan tinggi lemak. Tetapi Anda tidak perlu
khawatir, karena selain daging buahnya yang gurih, alpukat memiliki mengandung lemak baik
(HDL). Kandungan lutein pada alpukat berkhasiat untuk membantu meningkatkan kualitas
kesehatan mata dan kandungan klorofilnya merupakan sumber antioksidan.
2.         Kelapa dan Minyak Kelapa Murni
Kelapa merupakan sumber lemak yang bagus bagi Anda yang vegetarian.
Banyak mengandung vitamin K, E dan zat besi. Vitamin K bagus untuk pertumbuhan tulang dan
mempercepat kerja kalsium. Sementara vitamin E bagus untuk kesehatan kulit.
Minyak kelapa dapat menjadi pilihan terbaik sebagai menu makanan penutup yang sehat.
Meski kegunaan minyak kelapa masih terus dipelajari, tapi manfaatnya telah diakui ampuh
sebagi anti-bakteri, kaya akan vitamin K dan E dan zat besi. Beberapa riset bahkan
mengindikasikan,minyak
kelapa dapat membantu manajemen berat badan, karena mengurangi stres pada sistem endokrin.
3.    Mentega Shea
Shea (Vitellaria paradoxa) adalah jenis tanaman yang tumbuh di Afrika. Bijinya bisa
diekstrak untuk dimabil minyaknya dan dijadikan mentega yang tinggi kandungan vitamin E dan
A yang bisa berfungsi sebagai antioksidan.

4. Minyak Salvia
Terdengar asing di Indonesia karena memang hanya tuumbuh di daratan Meksiko dan
Amerika Selatan. Memiliki bunga seperti lavender. Karena warna dan bentuknya yang unik,
salvia biasanya hanya digunakan sebagai tanaman hias. Namun minyak astiri yang dihasilkan
dari ekstraksi salvia ternyata tinggi kandungan omega 3.
5. Minyak Biji Anggur
Minyak hasil ekstraksi biji anggur menurut beberapa penelitian mampu menurunkan
kadar kolesterol jahat dalam tubuh.
6. Minyak CamalinaTermasuk jenis sayuran seperti kol dan brokoli. Minyak yang dihasilkan
memiliki kandungan lemak yang baik, vitamin E dan omega 3 yang tinggi. Bagus sebagai
antioksidan.
7. Ikan (Salmon, sarden, herring, makarel dan tuna)
Beberapa jenis ikan mengandung lemak yang sangat baik bagi kesehatan. Salmon,
sarden, herring, makarel dan tuna adalah jenis ikan yang mengandung asam lemak omega-3.
Lemak pada ikan sangat dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan, perkembangan fungsi otak,
dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Asam lemak omega-3 juga dapat ditemukan pada tumbuhan laut seperti krill, alga,
beberapa tanaman dan minyak kacang. Asam lemak omega-3 dapat membantu mengurangi
kolesterol jahat (LDL), meningkatkan kolesterol baik (HDL), mengurangi peradangan dan
mengurangi risiko penyakit jantung, kanker dan diabetes tipe 2.
EPA (asam eicosapentaenoic) dan DHA (asam docosahexaenoic) adalah tipe asam lemak
omega-3 yang banyak ditemukan dalam minyak ikan untuk mengurangi resiko irama jantung
abnormal yang mengakibatkan kematian mendadak dan penyakit jantung, menurut hasil studi di
University of Maryland Medical Center.
8. Kacang-kacangan atau polong-polongan
Kacang-kacangan merupakan sumber nutrisi yang melindungi kesehatan Anda. Orang
yang makan kacang secara teratur berisiko lebih rendah untuk meninggal akibat serangan jantung
dan stroke ketimbang mereka yang makan sedikit, menurut studi di Harvard School of Public
Health.
Kebanyakan jenis kacang-kacangan mengandungan tingkat kolesterol jahat (LDL) yang
rendah dan mampu meningkatkan kolesterol baik.
Kenari misalnya, mengandung asam lemak omega-3 yang melindungi Anda dari ritme
jantung abnormal yang mematikan dan pembekuan darah. Beberapa contoh jenis kacang yang
mengandung omega 3 adalah kacang tanah, kacang merah, almond dan kenari.
Kacang Macadamia. Macadamia merupakan jenis tumbuhan kacang yang banyak hidup
di daratan Australia. Minyak macadamia mengandung lemak baik yang mampu menurunkan
kadarlemak jahat dalam tubuh. Macadamia juga memiliki kandungan omega 3 dan vitamin E
yang tinggi.

6.    PENCERNAAN, ABSORBSI, DAN TRANSPORTASI LEMAK


a.      Pencernaan Lemak oleh Tubuh
Makanan-makanan yang mengandung lemak dicerna oleh tubuh melalui serangkaian tahapan
panjang, baik secara mekanis maupun kimiawi.
 1. Rongga Mulut
Proses pencernaan lemak mula-mula terjadi di rongga mulut. Gigi melakukan fungsinya
dalam meremahkan dan menghaluskan lemak secara mekanis, sedangkan kelenjar air ludah yang
terdapat di bagian bawah lidah menghasilkan enzim lipase lingual yang berfungsi untuk
meminimalkan ukuran lemak agar lebih halus secara kimiawi.
2. Esofagus dan Lambung
Setelah dikunyah, makanan yang mengandung lemak akan ditelan dan melewati
esophagus secara cepat. Di bagian organ ini, lemak tidak sama sekali mengalami proses
apapun. Ia hanya lewat untuk kemudian masuk ke dalam lambung.

Di dalam lambung, lemak akan bercampur dengan bahan makanan lain untuk kemudian
digiling secara mekanis melalui gerak kontraksi lambung dan secara kimiawi melalui
penambahan asam lambung (HCl) yang diproduksi oleh dinding lambung.
3. Usus Halus
 Proses pencernaan lemak yang sebenarnya terjadi di usus halus. Menyadari bahwa suatu
zat hanya dapat dicerna jika terlarut dalam air, sedangkan lemak atau minyak tidak bisa
bercampur dengan air, maka untuk dapat mencerna bahan satu ini proses emulsifikasi lemak
mutlak diperlukan.
Proses emulsifikasi sendiri terjadi ketika lemak masuk ke usus dua belas jari. Masuknya
lemak ke organ ini, secara biologis akan membuat kantung empedu menghasilkan cairannya.
Cairan yang disekresikan hepatosit hati ini adalah zat yang mampu mengemulsikan lemak dan
merubah ukurannya menjadi 300 kali lebih kecil dari ukuran semula. Dengan bantuan enzim
lipase dari pankreas, emulsi lemak kemudian dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol.
Keduanya akan bereaksi dengan garam empedu untuk kemudian menghasilkan butir-butir lemak
(micel) yang siap diabsorpsi oleh usus kosong (jejunum) dan usus penyerapan (ileum).
Secara difusi pasif, butir-butir lemak akan diserap oleh membran mukosa di dinding usus
kosong dan usus penyerapan. Butir-butir lemak ini kemudian dibawa dan disalurkan melalui
aliran darah ke seluruh tubuh.

4. Usus Besar dan Anus


            Orang dewasa umumnya dapat mencerna dan menyerap lemak maksimal 95% dari
keseluruhan makanan yang dikonsumsinya. Adapun 5% lemak yang tidak diserap akan mengalir
menuju usus besar untuk kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui feses.
b.      Absorbsi lipid
Hasil pencernaan dari lemak akan diserap kembali ke dalam membran mukosa usus halus
dengan cara difusi pasif. Absorbsi ini paling banyak terjadi di jejenum. Untuk bentuk gliserol,
asam lemak rantai pendek (C4-C6), dan asam lemak rantai panjang (C8-C10) dapat langsung
diserap menuju aliran darah. Sedangkan bagi asam lemak dengan rantai panjang, monogliserida
harus diubah menjadi trigliserida dahulu. Trigliserida dan lipida besar lainnya (kolestrol,
fosfolipida) kemudian diabsorbsi secara aktif dan menghasilkan kilomikron (jenis lipoprotein—
alat angkut lipida). Kilomikron membawa lipida ke jaringan – jaringan adiposa melewati limfe
menuju ke darah.

Hasil Pencernaan Lipid Absorpsi


Gliserol Diserap langsung ke dalam darah
Asam lemak rantai pendek (C4-6)
Asam lemak rantai menengah (C8-10)
Asam lemak rantai panjang Diubah menjadi trigliserida di dalam sel-
sel usus halus
Monogliserida
Trigliserida Membentuk kilomikron, masuk ke dalam
limfe kemudian ke dalam darah
Kolesterol
Fosfolipida
Tabel : Penyerapan Lipid
c.   Transportasi lemak
Di dalam retikulum endoplasma halus dari sel epitel usus, asam lemak bebas bergabung
dengan monogliserida membentuk trigliserida. Sintesis protein di sel epitel berfungsi untuk
mengemas trigliserida, fosfolipid dan kolesterol membentuk kilomikron.
Pada dasarnya kilomikron mengemulsi lemak sebelum masuk ke aliran darah. Proses ini
menyerupai kegiatan lesitin dan asam lemak usus halus dalam upaya mengemulsi lemak
makanan selama proses pencernaan.
Dalam absorbsi trigliserida dan lipida besar lainnya (kolesterol) yang terbentuk dalam
usus halus dikemas untuk diabsorbsi secara aktif dan ditransportasi oleh darah. Bahan bahan ini
tergabung dengan protein yang khusus dan membentuk alat angkut lipid yang dinamakan
lipoprotein.
Tubuh membentuk empat macam lipoprotein, yaitu kilomikron, low density
lipoprotein(LDL), very low density lippoprotein(VLDL), dan high density lippoprotein (HDL).
Lipoprotein yang mengangkut lemak dari saluran cerna ke dalam tubuh dinamakan
kilomikron. Kilomikron diabsorbsi melalui dinding usus halus ke dalam sistem limfe untuk
kemudian melalui duktus torasikus di sepanjang tulang belakang masuk ke dalam vena besar
tengkuk dan seterusnya masuk ke dalam aliran
darah.                                                                                                                   
7.    METABOLISME LEMAK     
   Lemak yang tidak segera diperlukan setelah absorbsi disimpan oleh tubuh dalam jaringan
adiposa. Bila diperlukan, lemak dikeluarkan dari tempat penyimpanan dalam hati diubah menjadi
gliserol dan asam lemak, bentuk yang paling mudahdapat digunakan dalam tubuh. Bila lemak
terus di metabolisme dalam hati maka akan terdapat ampas berupa zat keton yang hanya terbatas
penggunaanya. Kalau banyak dihasilkan di hati maka akn menjadi kalori dalam darah, dan hal ini
terjadi pada saat kelaparan karena tubuh tidak mempunyai sesuatu untuk digunakan selain dari
lemak di dalam jaringan adiposa.
            Pencernaan      : Lipase lambung menghasilkan sedikit hidrolisis lemak sehingga lipase
pankreas dan lipase usus memecah lemak menjadi gliserin dan asam lemak.
            Absorbsi          : Gliserin dan asam lemak oleh kakteal disalurka ke duktus dan masuk ke
aliran darah, kemudian dialirkan ke deluruh jaringan tubuh. Hati membantu mengoksidasi lemak
dan mempersiapkan untuk disimpan dalam jaringan, lemak dioksidasi untuk memberi panas dan
tenaga serta lemak yang disimpan mengandung vitamin A dan B.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
                 Berdasarkan pembahasan di dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa lemak
adalah senyawa yang sangat berperan dalam tubuh. Di dalam melakukan perannya, lemak
mengalami beberapa proses yaitu pencernaan, penyerapan, transportasi dan ekskresi. Utilitas
lemak tidak hanya terbatas bagi manusia secara langsung, tapi juga untuk kebutuhan pangan.
Namun, sejalan dengan itu kelebihan dan kekurangan kandungan lemak dalam tubuh dapat
menimbulkan gejala negatif bagi tubuh. Oleh karena itu, kebutuhan lemak dalam tubuh harus
diseimbangkan dengan beberapa alternatif salah satunya adalah gaya hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Koolman,Jan.,dan Rohm,Klaus-Hainrich.(2000).Atlas Berwarna dan Teks


          Biokimia.Jakarta:Hipokrates

Montgomery,rex.,Dryer,Robert  L.,Conway,Thomas W.,Spector,Athur
       A.(1993).Biokimia Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus.Yogyakarta:Gajah
       Mada University Press

Syaifuddin.(2006).Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa


          Keperawatan,E/3.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai