Anda di halaman 1dari 10

I.

I.1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid ,
yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3), benzena
dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas
karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut. Lemak
memiliki fungsi sebagai cadangan energi bagi tubuh dan sebai perlarut vitamin A,D,E,K.
Namun, konsumsi lemak yang berlebihan dapat menimbukan beberapa masalah. Salah
satunya adalah Aterosklerosis.
Aterosklerosis adalah proses inflamasi kronis yang dapat menyebabkan terjadinya
angina pektoris, infark miokard dan infark cerebral. Sindroma Koroner Akut (SKA)
merupakan manifestasi klinik aterosklerosis koronaria akibat ketidakseimbangan antara
pasokan dengan kebutuhan oksigen otot jantung. Manifestasi klinis SKA berupa Angina
Pektoris Tak Stabil (APTS) akibat vasospasme arteri koronaria dan Infark Miokard Akut
(IMA) akibat ruptur plak aterosklerotik, diikuti terbentuknya trombus. Aterosklerosis
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak
dapat diubah. Faktor yang dapat diubah adalah tekanan darah tinggi, kadar kolesterol,
merokok, diabetes melitus, dan lain-lain. Sedangkan faktor yang tidak dapat diubah adalah
usia, jenis kelamin, ras, dan riwayat keluarga.
Beberapa tahun terakhir, inflamasi telah diketahui memiliki peranan penting dalam
patogenesis terjadinya aterosklerosis dan ketidakstabilan plak ateroma. Beberapa penanda
inflamasi juga telah diteliti dalam hubungannya dengan kejadian kardiovaskuler ulangan
(KKv) seperti kematian karena penyebab vaskuler, IMA, stroke, dan recurrent cardiac
ischemia. Penyakit yang dapat timbul dari ateroskerosis adalah jantung koroner. Menurut
Federasi Jantung Dunia, angka kematian akibat penyakit jantung koroner di Asia Tenggara
mencapai 1,8 juta kasus pada tahun 2014.
1.2

Rumusan masalah
1.
2.
3.
4.

1.3
1.

Apa yang dimaksud dengan aterosklerosis ?


Apa yang menyebabkan terjadinya penyakit aterosklerosis ?
Bagaimana cara menanggulangi penyakit aterosklerosis ?
Bagaimana cara mencegah terjadinya aterosklerosis ?
Tujuan
Untuk mengetahui pengertian aterosklerosis.

2. Untuk mengetahui hal-hal yang menjadi penyebab terjadinya


3.
4.
1.4

aterosklerosis.
Untuk mengetahui cara penanggulangan aterosklerosis.
Untuk mengetahui cara mencegah terjadinya aterosklerosis
Manfaat
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari aterosklerosis.
2. Mahasiswa mampu mengetahui hal-hal yang menyebabkan terjadinya
aterosklerosis.
3. Mahasiswa mampu mengetahui cara penanggulangan aterosklerosis.
4. Mahasiswa mampu mengetahui cara mencegah terjadinya aterosklerosis

II.
2.1

TINJAUAN PUSTAKA

LEMAK

Meskipun lemak bukan merupakan polimer, senyawa ini adalah molekul besar dan
terbentuk dari molekul yang lebih kecil melalui reaksi dehidrasi. Lemak disusun dari dua

jenis molekul yang lebih kecil gliserol dan asam lemak. Gliserol adalah sejenis alkohol yang
memiliki tiga karbon yang masing-masing mengandung gugus hidroksil.
Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak merupakan sumber energi bagi tubuh.
Bobot energi yang dihasilkan per gram lemak adalah 2 kali lebih besar daripada
karbohidrat dan protein 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori sedangkan 1 gram karbohidrat
dan protein hanya menghasilkan 4 kalori.
Lemak yang dibicarakan disini adalah lemak netral yang merupakan ester dari gliserol
dan asam lemak gliserol mempunyai tiga gugusan hidroksil di mana masing-masing akan
mengikat satu molekul asam lemak disebut trigliserida.
H
|
H C O Asam lemak
|
H C O Asam lemak
|
H C O Asam lemak
|
H
Gambar 1. Trigliserida
Ketiga asam lemak dalam trigliserida ini dapat sama macamnya disebut lemak
sederhana (Simple Fat), tetapi dapat pula ketiganya berbeda atau merupakan gabungan dari
dua asam lemak yang sama dan satu asam lemak berbeda disebut lemak campuran (Mixed
Fat). Sama halnya dengan protein dan karbohidrat, lemak pun mengandung unsur-unsur
organik karbon, hidrogen, dan oksigen yang terikat dalam ikatan yang disebut ikatan
gliserida. Macam asam lemak yang dikandungnya akan mempengaruhi sifat fisik serta
kimiawi lemak tersebut.
Sifat fisik dari lemak ini amat penting karena mempengaruhi proses lemak di
dalam tubuh, misal diketahui lemak yang diterima tubuh dalam bentuk yang sudah teremulsi
(Emulsified Fat) akan lebih mudah dicerna daripada lemak yang belum teremulsi
(Unemulsified Fat). Dimana lemak yang belum teremulsi sangat memerlukan empedu agar
dapat diproses/dicerna lebih lanjut oleh tubuh. Empedu (bile) ini dihasilkan oleh hati
kemudian disimpan di dalam kantong empedu.

Dalam pangan dapat dibedakan kepadatan dari lemak dan minyak. Pada suhu
kamar (23oC), lemak akan bersifat padat, sedangkan minyak pada suhu 23 oC bersifat cair.
Lemak pada umunya mengandung asam lemak jenuh (yang tidak berikatan rangkap) tinggi,
sedangkan minyak cair tingkat ketidakjenuhannya tinggi berarti banyak mengandung asam
lemak berikatan rangkap sehingga cenderung mudah teroksidasi kecuali minyak kelapa dan
butter fat kandungan asam lemak tidak jenuhnya rendah.
2.2

FUNGSI LEMAK

Fungsi lemak adalah sebagai precursor untuk sintesis kolesterol dan hormone
kelamin, komponen dari membrane sell, transport untuk mengangkut vitamin tertentu yang
hanya larut dalam lemak, dan penyedia asam lemak esensial yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan kesehatan.
2.3

ASAM LEMAK

Asam lemak memiliki kerangka karbon yang panjang, umumnya 16 sampai 18 atom
karbon panjangnya. Salah satu ujung asam lemak itu adalah kepala yang terdiri atas suatu
gugus karboksil, gugus fungsional yang menyebabkan molekul ini disebut asam lemak. Yang
berikatan dengan gugus karboksil itu adalah hidrokarbon panjang yang disebut ekor. Ikatan
C H nonpolar yang terdapat pada ekor asam lemak itu menyebabkan lemak bersifat
hidrofobik. Lemak terpisah dari air karena molekul air membentuk ikatan hidrogen satu sama
lain dan menyingkirkan lemak. Contoh umum fenomena ini adalah pemisahan minyak goreng
(suatu lemak cair) dari larutan asam cuka dalam botol bumbu salad (salad dressing).
Menurut ada atau tidaknya ikatan rangkap yang dikandung asam lemak, maka asam
lemak dapat dibagi menjadi :
1. Asam lemak jenuh, yaitu mempunyai ikatan tunggal atom karbon (C), dimana masingmasing atom karbon ini akan berikatan dengan atom hidrogen (H). Contoh : asam
butirat (C4), asam kaproat (C6), asam kaprilat (C8), dan asam kaprat (C10), umunya
sampai dengan C10 ini sifat asam lemak adalah cair dan mulai C12 C24 bersifat padat
2. Asam lemak tak jenuh, asam lemak ini selalu mengandung paling sedikit satu ikatan
rangkap antara 2 atom karbon (C) dengan kehilangan paling sedikit 2 atom hidrogen
(H). asam lemak yang mempunyai satu ikatan rangkap disebut asam lemak tidak jenuh
tunggal (Mono Unsaturated Fatty Acid disingkat MUFA).Contoh : asam palmitoleat
(C16) dan asam oleat (C18). Umunya banyak terdapat pada lemak nabati maupun lemak
hewan, dan asam lemak ini bersifat cair.

3. Asam lemak tak jenuh poli, yaitu asam lemak yang mengandung lebih dari satu ikatan
rangkap disebut Poly Unsaturated Fatty Acids disingkat PUFA. Asam lemak tak jenuh
poli ini akan kehilangan paling sedikit 4 atom hidrogen (H).Contoh : asam lemak
linoleat (C16) berikatan rangkap dua, asam lemak linoleat berikatan rangkap tiga (C 18),
asam arakhidonat berikatan rangkap empat (C20), kesemua asam-asam lemak tersebut
termasuk juga asam lemak esensial karena tubuh tak dapat membentuk sendiri terutama
asam linoleat. Umumnya, sifat fisik PUFA ini cair dan cenderung mudah teroksidasi.
Dari uraian diatas diketahui tingkat kejenuhan asam lemak amat mmempengaruhi
perbedaan sifat fisik serta macaam asam lemak. Menurut jumlah atom karbon (C) yang
terikat dalam rantai gliserida, maka asam lemak dapat dibedakan menjadi :
1. Asam lemak berantai pendek : yaitu yang mempunyai atom karbon (C) sebanyak 4 6
buah
2. Asam lemak berantai sedang : yaitu yang mempunyai atom karbon (C) sebanyak 8 12
buah
3. Asam lemak berantai panjang : yaitu yang mempunyai atom karbon (C) sebanyak 12
24 buah
Secara umum diketahui bahwa semakin panjang rantaian atom karbon (C) asam
lemak, akan semakin tinggi tingkat ketidakjenuhannya. Sifat fisik asam lemak ini cenderung
semakin cair.
Asam-asam lemak dapat berasal dari tipe yang sama maupun yang tidak sama.
Sifat trigliserida akan tergantung pada perbedaan asam-asam lemak yang bergabung untuk
membentuk trigliserida. Perbedaan asam-asam lemak ini tergantung pada panjang rantai dan
derajat kejenuhannya. Asam lemak yang memiliki rantai pendek memiliki titik leleh (melting
point) yang lebih rendah dan lebih mudah larut dalam air. Sebaliknya, semakin panjang rantai
asam-asam lemak, akan menyebabkan titik leleh yang lebih tinggi. Titik leleh juga
bergantung pada derajat ketidakjenuhan. Asam-asam yang tidak jenuh neniliki titik leleh yang
lebih rendah dibandingkan asam-asam lemak jenuh yang memiliki panjang rantai serupa.

2.4

PENCERNAAN DAN ABSORPSI LEMAK

Lemak
(mulutlambung)

Garam
empedu
(usus halus,
lumen)

Droplet
lemak kecil

Lipase
pankreas pH
8

Trigliserida
(usus halus,
sel-sel epitel)

Misel
(usus halus,
brush border)

Garam
empedu

Monogliserid
a dan Asam
lemak bebas

Kilomikron

Absorpsi

Absorpsi melalui saluran lacteal sentral dari vili menuju sistem limfatik. Limfa akan mengalir
ke duktus torasikus dan menuju vena subklavia kiri pada leher bagian baawah. Kemudian,
lipid di transport ke hati melalui sistem sirkulasi.

2.5

ATEROSKLEROSIS

Penyakit kardiovaskuler (PKV) merupakan penyebab kematian terbesar pada


populasi usia 65 tahun keatas di seluruh dunia dengan jumlah kematian lebih banyak di
negara yang sedang berkembang. Di seluruh dunia didapatkan 50 juta kematian tiap tahun, 39
juta terdapat di negara sedang berkembang. Diperkirakan penyakit kardiovaskuler merupakan
50% sebab kematian di Negara industri maju dan seperempat kematian di negara sedang
berkembang.
Menurut survei kesehatan rumah tangga (1992), Penyakit Jantung Koroner (PJK)
merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Diperkirakan 53,5 per 100.000
penduduk. Proses aterosklerosis atau pembentukan plak di dinding pembuluh darah,
merupakan cikal bakal terjadinya PJK.
Aterosklerosis ditandai dengan adanya atheroma (plak fibrosa) pada arteri ukuran
sedang sampai besar. Atheroma ini akan mengganggu absorbsi nutrien oleh sel-sel endotil

yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah. Oleh
karena itu, timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah.
Aterosklerosis diawali dengan masuknya low density lipoprotein (LDL) ke dalam
lapisan pembuluh darah (lapisan intima). LDL yang terperangkap di pembuluh darah akan
teroksidasi, sehingga memicu pelepasan senyawa yang menyebabkan komponen sel darah
putih masuk ke dalam pembuluh darah. Sel darah putih yang ada di dalam pembuluh darah
berubah menjadi makrofag yang akan menangkap LDL, teroksidasi membentuk sel busa yang
lama-kelamaan akan semakin membesar dan membentuk plak.
Aterogenesis yang diawali dengan terbentuknya sel busa, berlangsung secara
perlahan-lahan selama bertahun-tahun. Hal tersebut mungkin sekali berawal sejak usia
remaja, selanjutnya pada usia 1020 tahun sel busa tersebut berubah menjadi alur lemak
(fatty streak) yang nantinya akan membentuk kerak aterosklerosis pada usia tertentu.
Langkah pertama dalam terbentuknya aterosklerosis adalah jejas pada sel-sel endotil
(karena akumulasi lipid pada pembuluh darah) yang melapisi lumen arteri. Jejas pada sel sel
endotel mencetuskan reaksi inflamasi dan imun, sehingga terjadi pelepasan peptide-peptida
vasoaktif dan penimbunan makrofag dan trombosit di luar dan di dalam arteri. Monosit
melekat pada sel endotil, masuk ke tunika intima berubah menjadi makrofag dan
mengumpulkan lemak membentuk sel busa. Makrofag mengekspresikan reseptor untuk LDL
dan dapat memfagosit LDL, reseptor ini disebut scavanger receptor. Pemasukan makrofag
dalam aterosklerosis berkaitan dengan proliferasi sel otot polos. Faktor yang dikeluarkan dari
platelet yang teraktivasi atau monosit, dapat menyebabkan migrasi dari sel otot polos dan
kemudian menjadi awal sintesis substansi matriks ekstrasel. Apabila jejas dan peradangan
terus berlanjut, maka agregasi trombosit meningkat dan mulai terbentuk bekuan darah
(thrombus). Sebagian dinding pembuluh diganti oleh jaringan parut sehingga struktur dinding
berubah. Hasil akhir adalah penimbunan kolesterol dan lemak, pembentukan jaringan parut,
pembentukan bekuan yang berasal dari trombosit dan proliferasi sel otot polos. Sel otot polos
dapat mengakumulasi kolesterol seperti makrofag dan sel busa dalam plak aterosklerosis.
Hal-hal yang dapat menimbulkan aterosklerosis antara lain :
a. Merokok
Mekanisme yang mungkin menyebabkan meningkatnya aterosklerosis adalah
injury endotel secara langsung akibat agen pada rokok (karbon monoksida dan
nikotin) yang menyebabkan timbulnya plak pada permukaan. Disamping itu
meningkatkan level produk oksidasi termasuk LDL-Oks dan menurunkan kolesterol
HDL.

b. Dislipidemia
Dislipidemia sendiri adalah suatu kelainan metabolisme lipid yang ditandai
oleh adanya suatu kenaikan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan
fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, trigliserid, kolesterol
LDL, dan penurunan kadar kolesterol HDL.
c. Aktifitas fisik
Masyarakat yang tidak aktif sedikitnya dua kali lebih besar ditemukannya
PJK daripada masyarakat yang aktif. Sedikit aktivitas fisik dapat memperburuk
faktor risiko lainnya, seperti tinggi kolesterol dalam darah dan trigliserid,
hipertensi, diabetes dan prediabetes, dan obesitas.
d. Berat Badan Berlebih dan Obesitas
Berat badan lebih dan obesitas mengacu pada berat badan yang berlebihan
daripada yang dinilai sehat untuk tinggi yang sesuai. Obesitas adalah suatu keadaan
dimana ditemukan adanya kelebihan lemak dalam tubuh. Lemak yang berlebihan
dapat memicu timbulnya aterosklerosis.
e. Diabetes Melitus
Individu dengan DM mudah terjadi penyakit yang berhubungan dengan
aterosklerosis,Mekanisme yang mungkin adalah berhubungan dengan abnormalitas
metabolisme lipid yang dapat meningkatkan aterogenesis, dan advanced glycation
endproducts (AGE) yang menggambarkan metabolisme abnormal pada DM yang
berdampak pada injuri endotelium.
Pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengurangi aterosklerosis
a. Penggunaan obat antiplatelet atau trombolitik
Jenis obat-obatan ini mengurangi kemungkinan darah menggumpal di arteri
sempit.
b. Bedah balon angioplasty
bedah balon angioplasty juga merupakan pilihan pengobatan untuk
aterosklerosis. Dengan balon angioplasty bagian yang tersumbat diperluas agar
darah dapat mengalir.
c. Operasi Bypass
Operasi berguna untuk pengobatan aterosklerosis, dan juga operasi lebih
sering dipilih dibanding obat-obatan. Bypass merupakan suatu prosedur bedah di
mana dibuat saluran baru untuk memberikan suplai darah ke jantung yang
pembuluh darah asalnya sudah mengalami penyumbatan.
d. Pemasangan cincin
Untuk menjaga supaya pembuluh darah yang tersumbat tidak menyempit
kembali, maka dipasang cincin yang terbuat dari logam. Namun, cincin yang
digunakan berharga mahal.
Hal-hal yang bisa dilakukan jika sudah terkena aterosklerosis
a. Berhenti Merokok
Jika Anda seorang perokok, maka langkah terbaik adalah dengan menghentikan
kebiasaan tersebut. Merokok bisa merusak dinding arteri dan membuatnya lebih rentan
terkena plak.

b. Periksa Diet
Pola makan yang buruk adalah salah satu dari banyak penyebab aterosklerosis. Diet
yang tinggi lemak dan kolesterol sangat berbahaya untuk kesehatan. Ganti makanan
berlemak dan manis dengan biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran.
c.

Olahraga Teratur

Lakukan olahraga secara teratur selama minimal 30 menit setiap hari. Olahraga bisa
menurunkan kolesterol, tekanan darah, dan kandungan lemak dalam darah. Olahraga rutin
mampu menurunkan risiko seseorang mengalami aterosklerosis.
d.

Cek Kesehatan Rutin

Kunjungi dokter secara berkala untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Pada
sesi pemeriksaan kesehatan, tekanan darah dan tingkat kolesterol juga akan diperiksa.
Jika ada salah satu indikator yang terlalu tinggi, Anda dapat langsung berkonsultasi
dengan dokter tentang cara terbaik untuk menurunkannya ke level normal.
e.

Memantau Tingkat Gula Darah

Orang yang memiliki diabetes dan tidak mengontrol kadar gula darah akan lebih
berisiko mengalami aterosklerosis.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., Reece, J. B., & Mitchell, L. G. (2002). Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
James, J., Baker, C., & Swain, H. (2008). Prinsip-Prinsip Sains untuk Keperawatan. Jakarta:
Erlangga.
Maliya, A., & Pratiwi, A. (2008). Pengaruh Pemberian Perasan Pare terhadap Profil Lipid
Serum Tikus Wistar. Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol.I, No.2.
Nurahmi, Aprianti, S., Arif, M., & Hardjoeno. (2006). Nilai Small Dense LDL Remaja dan
Kaitannya dengan Lipid Lainnya. Indonesian Journal of Clinical Pathology and
Medical Laboratory Vol.13 No.1.
Pahan, I. (2008). Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga
Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya.
Suhardjo, & Kusharto, C. M. (1992). Prinsip - Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai