Oleh :
Pembimbing :
dr. Angela Merici, Sp.PD
Referat ini telah disusun dan dilaporkan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
Maumere
PEMBIMBING KLINIK
Pembimbing Klinik
Ditetapkan di : Maumere
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan kasih karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan referat ini yang berjudul
Gangguan Asam Basa dan Elektrolit dengan baik. Penulisannya dalam rangka
memenuhi salah satu tugas sebagai ko-asisten yang sedang menjalani kepaniteraan
klinik pada bagian Ilmu Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum T.C. Hillers
Maumere.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Angela Merici, Sp. PD,
Dalam referat ini membahas seputar Gangguan Asam Basa dan Elektrolit.
Saya menyadari dalam penulisan referat ini, masih banyak kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, saya mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pembaca guna untuk
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3
2.1 Asam Basa...................................................................................... 3
2.2 Mekanisme Kompensasi................................................................. 5
2.2.1 Body Buffer........................................................................... 5
2.2.2 Kompensasi Respiratorik....................................................... 6
2.2.3 Kompensasi Ginjal................................................................. 8
2.3 Gangguan Keseimbangan Asam Basa ........................................... 9
2.3.1 Asidosis................................................................................. 12
2.3.1.1 Asidosis Metabolik............................................................ 13
2.3.1.2 Asidosis Respiratorik......................................................... 19
2.3.2 Alkalosis............................................................................... 23
2.3.2.1 Alkalosis Respiratorik....................................................... 24
2.3.2.2 Alkalosis Metabolik........................................................... 26
BAB 3. PENUTUP ......................................................................................... 27
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
metabolisme sel (protein, karbohidrat, lemak) dalam bentuk asam volatile (asam
karbonat) dan nonvolatile (metabolic acids, laktat, keton, sulfat, fosfat, dll). Untuk
Fungsi sel manusia akan berlangsung dengan baik di lingkungan pH normal (pH
7,35 – 7,45) atau kadar ion hidrogen (H+ ) sekitar 40 nmol/L, suatu kadar yang
sangat kecil sekali. Oleh karena itu tubuh mengaturnya dengan sangat ketat
sistem dapar (buffer), paru, dan ginjal (difasilitasi oleh hati). Sistem dapar hanya
untuk meminimalisir perubahan pH, sedangkan paru dan ginjal yang mempunyai
keseimbangan asam basa oleh paru dilakukan dengat sangat cepat (menit) melalui
pengaturan PaCO2, dan ginjal bekerja lebih lambat (jam) untuk mengatur
1
klorida dengan bantuan ion NH4 + yang difasilitasi oleh hati melalui
homeostasis, harus ada keseimbangan antara asupan dan produksi ion hydrogen
dan pembuangan ion hydrogen dari tubuh. Dan seperti pada ion-ion lain, ginjal
juga mekanisme penyangga asam basa yang melibatkan darah, sel-sel, dan paru-
paru yang perlu untuk mempertahankan konsentrasi ion hydrogen normal dalam
darah bersifat asam dan alkalosis jika pH darah bersifat basa. Tergantung proses
alkalosis menunjukkan proses primer yang menghasilkan asam atau basa tanpa
melihat nilai pH darah. Pada asidosis atau alkalosis ringan yang terkompensasi
TINJAUAN PUSTAKA
Asam adalah setiap senyawa kimia yang melepaskan ion hidrogen ke suatu
larutan atau ke senyawa biasa. Sedangkan basa adalah senyawa kimia yang
menerima ion hidrogen. Adapun beberapa definisi oleh para pakar dimana
bertindak sebagai proton donor (H+), sedangkan basa adalah senyawa kimia yang
dapat bertindak sebagai akseptor proton. Dalam solusi fisiologis, mungkin lebih
sebagai senyawa yang mengandung hidrogen dan bereaksi dengan air untuk
membentuk ion hidrogen dan basa adalah senyawa yang menghasilkan ion
melepaskan sejumlah besar ion H+ dalam larutan, contohnya HCl. Asam lemah
Basa kuat adalah suatu basa yang secara cepat dan kuat dengan H + dan
oleh karena itu dengan cepat menghilangkannya dari larutan. Contohnya adalah
ion hirdoksil (OH-) yang bereaksi dengan cepat membentuk air (H2O). Basa lemah
adalah basa yang secara lemah bereaksi dengan ion H+, contohnya adalah HCO3-.1
bebas dalam cairan tubuh. pH rata-rata adalah 7,4, pH darah arteri 7,45 dan darah
vena 7,35. Jika pH <7,35 dikatakan asidosis, dan jika pH darah >7,45 dikatakan
normal dan kontinyu akan ditambahkan ke cairan tubuh dari 3 sumber, yaitu:
dan bikarbonat.
metabolisme lemak terbentuk asam lemak dan laktat, sebagian asam ini
Fluktuasi konsentrasi ion H+ dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi normal sel,
antara lain :
4
2.2 Mekanisme Kompensasi
oleh sel darah merah, juga berfungsi sebagai buffer yang penting dalam
darah. Protein lain mungkin memainkan peran utama dalam buffer pada
Bikarbonat
karena:
pH = Pk´+ (¿ ¿)
cairan ekstreseluler.
berikut :
[H+] = 24 x PaCO2
(HCO3-)
2. Kompensasi Respiratorik
respiratorik dari PaCO2 pada brainstem. Respon reseptor ini untuk mengubah pH
dari cairan CSF. Minute ventilation meningkat 1-46 L/menit untuk setiap (akut) 1
Disamping itu kemoreseptor pada arkus aorta dan sinus carotid yang
mengatur frekuensi dan dalamnya nafas juga dipengaruhi oleh perubahan O2, pH
paru secara efektif akan mengatur konsentrasi ion hydrogen cairan ekstraseluler.
Pengaturan konsentrasi ion hidrogen dengan ventilasi paru ini diatur oleh
sistem sirkulasi darah. Bila terjadi kenaikan pCO 2, CO2 akan bereaksi dengan H2O
dan menghasilkan ion H+. Ion H+ ini akan merangsang kemoreseptor diarkus aorta
dan sinus carotid, kemudian N.IX dan X akan mengirimkan sinyal ke pusat
pH bertambah.
Selain CO2, penurunan kadar oksigen (hipoksemia) yaitu bila pO2 < 60
mmHg juga menstimulasi reseptor sinus carotid. Dan ion H+ dari produksi asam
(misalnya asam laktat) selain hasil disosiasi CO2 juga bisa merangsang
kemoreseptor perifer
7
Kompensasi respiratorik selama asidosis metabolik
3. Kompensasi Ginjal
mengeluarkan urine yang asam atau basa. Pengeluaran urine asam akan
mekanisme, yaitu sekresi ion hdrogen dan reabsorbsi ion bikarbonat, asidifikasi
perubahan pH yang sangat kecil pun dapat memberikan efek yang serius terhadap
6
beberapa organ.
asam-basa darah: . 7
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk
amonia. Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang
dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih
sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah,
maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
dari metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah
pernafasan meningkat, kadar karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi
lebih basa. Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan
tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan
10
Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung
menurunnya pH darah.
merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis
a. Definisi
darah yang disebabkan oleh berbagai keadaan dan penyakit tertentu yang mana
tubuh tidak bisa mengeluarkan asam dalam mengatur keseimbangan asam basa.
Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan fungsi sistem organ tubuh manusia.
yaitu metabolik dan respiratorik. Ginjal dan paru merupakan dua organ yang
b. Patogenesis
pada referensi ini akan dibahas tentang sistem buffer bikarbonat. Sistem
penyangga bikarbonat terdiri dari larutan air yang mengandung bikarbonat yang
terdiri dari larutan air yang mengandung dua zat yaitu asam lemah (H 2CO3) dan
garam bikarbonat seperti NaHCO3. H2CO3 dibentuk dalam tubuh oleh reaksi
Reaksi ini lambat dan sangat sedikit jumlah H 2CO3 yang dibentuk kecuali
bila ada enzim karbonik anhidrase. Enzim ini terutama banyak sekali di dinding
alveoli paru dimana CO2 dilepaskan, karbonik anhidrase juga ditemukan di sel-sel
epitel tubulus ginjal dimana CO2 bereaksi dengan H2O untuk membentuk H2CO3
H2CO3<—-> H+ + HCO3-
Komponen kedua dari sistem yaitu garam bikarbonat terbentuk secara
berikut :
bila asam kuat seperti HCl ditambahkan ke dalam larutan penyangga bicarbonat,
peningkatan ion hidrogen yang dilepaskan oleh asam disangga oleh HCO3 :
produksi CO2 dan H2O. Dari reaksi ini kita dapat melihat bahwa ion hidrogen dari
asam kuat HCl, bereaksi dengan HCO3- untuk membentuk asam yang sangat
lemah yaitu H2CO3 yang kemudian membentuk CO2 dan H2O. CO2 yang
1. Asidosis Metabolik . 8
dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat
sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara
dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh
terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat
utama:
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau
suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang menyebabkan
kayu) dan zat anti beku (etilen glikol). Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan
asidosis metabolik.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari
beberapa penyakit; salah satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika
diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan
menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan
pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam
dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah14asam yang normal pun bisa
menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi
ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita
gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk
membuang asam.
- Gagal ginjal
- Ketoasidosis diabetikum
Asidosis tubulus renalis (ATR) atau Renal tubular acidosis (RTA) adalah
suatu penyakit ginjal (renal) khususnya pada bagian tubulus renalis-nya. Menurut
sejumlah literature ilmiah bidang kesehatan, penyakit ATR ini memang tergolong
penyakit langka, dengan manifestasi klinis yang tidak spesifik sehingga diagnosis
sering terlambat. Akibat dari gangguan ekresi ion Hidrogen atau reabsorbsi
keasaman urin yang normal menyebabkan ekresi urin yang alkalis. Dalam
keadaan normal, ginjal menyerap asam sisa metabolisme dari darah dan
membuangnya ke dalam urin. Pada penderita penyakit ini, bagian dari ginjal yang
hanya sedikit asam yang dibuang ke dalam urin. Akibatnya terjadi penimbunan
faktor keturunan atau bisa timbul akibat obat-obatan, keracunan logam berat atau
Sejauh ini dunia kedokteran belum menemukan obat atau terapi untuk
tingkat keasaman darah, yaitu dengan memberikan obat yang mengandung zat
keasaman netral, seperti pada orang normal. Zat basa ini mengandung bahan aktif
Diare .2
diare ini menyebabkan hilangnya ion bicarbonat dari tubuh. Bentuk asidosis
anak-anak.
Diabetes Melitus 2
Diabetes melitus disebabkan oleh tidak adanya sekresi insulin oleh pankreas
adanya pemecahan lemak menjadi asam asetoasetat dan asam ini di metabolisme
Penyerapan Asam 2
Jarang sekali sejumlah besar asam diserap dari makanan normal akan
Saat fungsi ginjal sangat menurun terdapat pembentukan anion dari asam
lemak dalam cairan tubuh yang tidak eksresikan oleh ginjal. Selain itu penurunan
laju filtrasi glomerulus mengurangi eksresi fosfat dan NH4 + yang mengurangi
jumlah bikarbonat.
b. Gejala Klinis 4
penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam
atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal
yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan17mengalami kebingungan. Bila
asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok,
c. Diagnosa 4
darah yang diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan). Darah
arteri digunakan sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur
tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan suatu diabetes yang
tak terkendali. Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis
kemih.
d. Penatalaksanaan 4
dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang berat. Asidosis
metabolik juga bisa diobati secara langsung. Bila terjadi asidosis ringan, yang
1. Asidosis Respiratorik . 10
yang buruk atau pernafasan yang lambat. Kecepatan dan kedalaman pernafasan
pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam. Keadaan ini
a. Etiologi
Penurunan pernapasan. 10
menstimulus inhalasi dan ekhalasi. Neuron mengurangi pada tingkat sel tubuh
melalui zat/agen kimia dan kerusakan fisik. Penurunan kimia pada neuron dapat
terjadi sebagai hasil agen anastesi, obatobatan (narkotik) dan racun dimana
respiratorik juga akan mengurangi keadaan fisik. Trauma sebagai hasil langsung
respirasi. Neuron respirasi dapat rusak atau hancur secara tidak langsung apabila
menekan pusat pernapasan (batang otak). Trauma spinal cord, penyakit tertentu
seperti polio adalah sebab yang aktual bagi kerusakan diaxon dan penyakit lain
dan pusat pesan sudah dimulai dan transmisi yang tepat. Beberapa orang
mengalami masalah dalam ekspansi dada dapat mencukupi pertukaran gas selama
periode istirahat sehingga retensi CO2 tidak terjadi pada waktu itu. Bagaimanapun
tulang atau malformasi tulang yang menyebabkan distorsi dalam fungsi dada.
Struktur tulang dada yang tidak berbentuk serasi dapat membentuk deformasi
pada rongga dada dan mencegah penuhnya ekspansi pada satu atau kedua paru.
yang tidak seimbang dari degenerasi jaringan tulang (osteoporosis, metastase sel
bagian atas dan bawah pada obstruksi jalan napas dapat menimbulkan pertukaran
gas yang tidak efektif, retensi CO2 dan acidemia. Jalan napas bagian atas dan
bawah dapat terobstruksi secara internal dan eksternal. Kondisi eksterna yang
menyebabkan obstruksi jalan napas atas termasuk tekanan yang kuat pada daerah
menyebabkan obstruksi jalan napas atas termasuk masuknya benda asing pada
saat bernapas, konstriksi otot halus bronkial dan pembentukan edema pada
jaringan luminal. Obstruksi jalan napas bagian bawah terjadi melalui kontriksi
Kondisi umum yang berhubungan dengan obstruksi jalan napas bagian bawah
bara, serat asbes, serat kapas, debu silikon dan beberapa partikel yang
difusi karena dapat meretensi CO2 dan terjadi asidemia. Masalah difusi dapat
terjadi pada membran alveolar, membran kapiler atau area diantara keduanya.
Asidosis respiratorik sering terjadi akibat kondisi patologis yang merusak pusat
CO2.
b. Manifestasi Klinik
Pernapasan dangkal
Dyspnea
Pusing
Convulsi
Letargi
Kelemahan
sakit kepala
c. Penatalaksanaan 5
22
Asidosis respiratorik biasanya juga disertai asidosis metabolik ringan,
karena hipoksia akan menyebabkan terjadinya penimbunan asam laktat dan asam
organik lainnya dalam cairan ektraselular. Koreksi cairan perlu disertai
dan gagal jantung. Pengobatan ditujukan terhadap etiologi, disamping usaha untuk
2.3.2 Alkalosis
a. Definisi
b. Etiologi
darah.
23
3. Hypokelemik alkalosis disebabkan oleh respon ginjal terhadap
1. Alkalosis Respiratorik 4
a. Definisi
b. Etiologi
- rasa nyeri
- demam
- overdosis aspirin
24
c. Manifestasi Klinis 8
d. Diagnosa 6
e. Penatalaksanaan
kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu
25
2. Alkalosis Metabolik 6
a. Definisi :
b. Etiologi
asam. Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode
muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang
pembedahan perut).
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang
Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium
c. Penatalaksanaan
Keterangan:
Fd = faktor distribusi dalam tubuh, untuk ainonium kiorida adalah 0.2 -0.3
BAB 3
KESIMPULAN
homeostasis, harus ada keseimbangan antara asupan dan produksi ion hydrogen
dan pembuangan ion hydrogen dari tubuh. Dan seperti pada ion-ion lain, ginjal
juga mekanisme penyangga asam basa yang melibatkan darah, sel-sel, dan paru-
paru yang perlu untuk mempertahankan konsentrasi ion hydrogen normal dalam
Asam diproduksi oleh tubuh dalam bentuk asam volatile dan nonvolatile. Untuk
sitem dapar, paru-paru, dan ginjal. Sistem dapar menetralisir kelebihan asam
karbondioksida, dan ginjal mengatur dengan sekresi Cluntuk mengatur SID dan
PaCO2, SID, dan asam lemah (ATOT) merupakan faktor determinan terhadap
perubahan kadar ion H+ (pH) cairan tubuh. Penilaian klinis gangguan asam-basa
secara mudah dapat dianalisis dengan cara Grogono, khusus asidosis metabolik
28
29
DAFTAR PUSTAKA
7. Eyster KM. (2007). " Acidosis and alcalosis and hipocalemia". Advances
inPhysiology Education 31: 5–16.
15. Scott M.G., LeGrys, V.A. and Klutts J,‘Electrochemistry and Chemical
Sensors andElectrolytes and Blood Gases’’ In: Tietz TextBook of Clinical
Chemistry and MolecularDiagnostics, 4th Ed. Vol.1, Elsevier SaundersInc.,
Philadelphia, 2016, pp. 93-1014.
16. Guyton A.C and Hall J.E, dalam: Buku AjarFisiologi Kedokteran Edisi ke-
11, PenerbitBuku Kedokteran EGC, Jakarta, 2008, hh.307-400.
17. Siregar P, ‘Gangguan Keseimbangan Cairandan Elektrolit’ dalam: Buku Ajar
Ilmu PenyakitDalam, Edisi ke-5, Interna publishing,Jakarta, 2017, hh. 175-
189.
19. Stefan Silbernagl and Florian Lang, Teks danAtlas Berwarna Patofisiologi,
Penerbit BukuKedokteran EGC, 2017, hh. 92-125.
20. Ganong W.F, ’Fungsi Ginjal dan Miksi’ pada Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran, edisi ke-22, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,2015, hh.
725-756.
31