Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN ASIDOSIS METABOLIK

Disusun oleh

1. Aldi Putra Dinata 7. Elsi Puspita


2. Bella Safitri 8. Eva Nur Fatihah
3. Beri Puspa Ringga 9. Indriani Agustin
4. Clara Adistya 10. Julius Saputra
5. Dini Dinanti 11. Klara Juvangka
6. Dwi Indah Setia Murti 12. Lonalia

Mata Kuliah : Keperawatan Kritis

Dosen Pembimbing : Kamesyworo, SST, MM

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN LAHAT
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah asuhan keperawatan mata kuliah

Keperawatan Kritis “Asidosis Metabolik”, dengan tepat pada waktunya. Salawat dan taslim

senantiasa tercurah kepada junjugan kita Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, para sahabat

dan pengikutnya yang senantiasa bertasbih sepanjang masa.

Makalah ini berisikan tentang Asidosis Metabolik. Diharapkan Makalah ini

dapat memberikan informasi mengenai penyakit Asidosis Metabolik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan

demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT

senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamin.

Lahat, September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

COVER HALAMAN DEPAN


KATA PENGANTAR ............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................
1.1 Latar Belakang ............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................................
2.1 Definisi ............................................................................................
2.2 Etiologi ............................................................................................
2.3 Manifestasi Klinis ............................................................................................
2.4 Pemeriksaan Diagnostik ............................................................................................
2.5 Penatalaksanaan ............................................................................................
2.6 Komplikasi ............................................................................................
BAB III TINJAUAN .................................................................................
KASUS ...........
A. Pengkajian ............................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan ............................................................................................
C. Intervensi Keperawatan ............................................................................................
D. Implementasi & Evaluasi ............................................................................................
BAB IV PENUTUP ............................................................................................
A. Kesimpulan ............................................................................................
B. Saran ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asidosis metabolik adalah kasus yang paling sering ditemukan pada pasien

critically ill dan merupakan prediktor keparahan serta prognosis suatu penyakit.

Pendekatan Henderson-Hasselbalch adalah metode yang umum digunakan dalam menilai

gangguan asam-basa. Gangguan metabolik yang kompleks seperti pada pasien critically

ill dengan hipoalbuminemia, pendekatan Henderson-Hasselbalch kurang akurat

mendeteksi gangguan asam-basa karena terfokus pada korelasi pH, tekanan parsial

karbondioksida (pCO2), dan konsentrasi ion bikarbonat (HCO3- ) (Story et al., 2001;

Zheng et al., 2010).

Pasien critically ill adalah pasien yang memerlukan perawatan intensif di ruang

intensive care units/ICU karena memiliki risiko kematian yang tinggi. Penilaian risiko

kematian ini berdasarkan skoring dan yang paling banyak digunakan adalah APACHE II

(Acute Physiology and Chronic Health Evaluation). Penetapan skoring APACHE II

berdasarkan beberapa parameter pengukuran dan skor >24 (risiko kematian >50%)

merupakan indikasi rawat di ICU (Vincent & Moreno, 2010; Naved et al., 2011).

Pendekatan keseimbangan asam-basa metode fisikokimia Stewart lebih akurat dan

dapat menggambarkan gangguan metabolik yang kompleks. Metode Stewart memerlukan

pemeriksaan parameter laboratorium yang lebih banyak, sehingga menjadi penyebab

terhambatnya aplikasi di laboratorium dengan sumber daya yang terbatas (Sacher &

McPerson, 2004; Wooten, 2004; Lee, 2007).


1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi Asidosis Metabolik?

2. Apa etiologi Asidosis Metabolik?

3. Apa manifestasi klinis Asidosis Metabolik?

4. Apa saja pemeriksaan diagnostic Asidosis Metabolik?

5. Bagaimana penanganan Asidosis Metabolik?

6. Bagaimana Askep Asidosis Metabolik?

1.3 Tujuan Masalah

Mengetahui definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan pemeriksaan

diagnostic asidosis metabolic. Dan mengetahui askep asidosis metabolic.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Asidosis Metabolik

Asidosis metabolic adalah penurunan pH arteri akibat masalah nonrespirasi.

Asidosis metabolic ( kekurangan HCO3- ) adalah gangguan sitemik yang ditandai dengan

penurunan primer kadar bikarbonat plasma, sehingga menyebabkan terjadinya penurunan

pH peningkatan [ H+ ] ). [HCO3- ] ECF adalah kurang dari 22 mEq/ L dan pHnya kurang

dari 7,35. Kompensasi pernapasan kemudian segera dimulai untuk menurunkan PaCO2

melalui hiperventilasi sehingga asidosis metabolic jarang terjadi secara akut. Asidosis

metabolic ditandai dengan penimbunan asam tidak mudah menguap.

2.2 Etiologi Asidosis Metabolik

Asidosis metabolik dapat disebabkan oleh beberapa penyebab umum seperti :

1. Kegagalan ginjal untuk mengekresikan asam metabolik yang normalnya dibentuk di

tubuh.

2. Pembentukan asam metabolik yang berlebihan dalam tubuh.

3. Penambahan asam metabolik kedalam tubuh melalui makanan

4. Kehilangan basa dari cairan tubuh (faal)

Asidosis di Tubulus Ginjal

Akibat dari gangguan ekresi ion Hidrogen atau reabsorbsi bikarbonat oleh ginjal

atau kedua-duanya. Gangguan reabsorbsi bikarbonat tubulus ginjal menyebabkan

hilangnya bicarbonat dalam urine atau ketidakmampuan mekanisme sekresi Hidrogen di


tubulus ginjal untuk mencapai keasaman urin yang normal menyebabkan ekresi urin yang

alkalis.

Diare

Diare berat mungkin merupakan penyebab asidosis yang paling sering.

Penyebabnya adalah hilangnya sejumlah besar natrium bicarbonat ke dalam feses, sekresi

gastrointestinal secara normal mengandung sejumlah besar bicarbonat dan diare ini

menyebabkan hilangnya ion bicarbonat dari tubuh. Bentuk asidosis metabolik ini

berlangsung berat dan dapat menyebabkan kematian terutama pada anak-anak.

Diabetes Melitus

Diabetes melitus disebabkan oleh tidak adanya sekresi insulin oleh pankreas yang

menghambat penggunaan glukosa dalam metabolisme.Ini terjadi karena adanya

pemecahan lemak menjadi asam asetoasetat dan asam ini di metabolisme oleh jaringan

untuk menghasilkan energi, menggantikan glukosa. Pada DM yang berat kadar Asetoasetat

dalam darah meningkat sangat tinggi sehingga menyebabkan asidosis metabolik yang

berat.

Penyerapan Asam

Jarang sekali sejumlah besar asam diserap dari makanan normal akan tetapi

asidosis metabolik yang berat kadang-kadang dapat disebabkan oleh keracuan asam

tertentu antara lain  aspirin dan metil alkohol.

Gagal Ginjal Kronis

Saat fungsi ginjal sangat menurun terdapat pembentukan anion dari asam lemak

dalam cairan tubuh yang tidak eksresikan oleh ginjal. Selain itu penurunan laju filtrasi

glomerulus mengurangi eksresi fosfat dan NH4+ yang mengurangi jumlah  bikarbonat.

( Guyton & Hall, 1997 )

Faktor Resiko Asidosis Metabolik ( Defisit HCO3– )


1. Kondisi dimana banyak plasma dengan asam metabolik (Gangguan ginjal, DM)

2. Kondisi tejadi penurunan bikarbonat (diare)

3. Cairan infus yang berlebihan. (NaCl)

4. Napas berbau

5. Napas Kussmaul (dalam dan cepat)

6. Letargi

7. Sakit kepala

8. Kelemahan

9. Disorientasi

Kompensasi untuk Asidosis Metabolik

Apabila asidosis disebabkan oleh gangguan metabolic, maka terjadi kompensasi

respirasi. Kompensasi respirasi untuk asidosis metabolic berupa espirasi lebih banyak

karbondioksida oleh paru, melalui peningkatan kecepatan dan kedalam pernapasan. pH

plasma akan kembali ketingkat normal respirasi yang terjadi selama asidosis metabolic

akibat ketoasidosis diabetes disebut pernapasan kusmaul. Kompensasi respirasi dapat

muncul  amper segera setelah awitan asidosis. Keberhasilan kompensasi respirasi

bergantung pada keparahan asidosis. Untuk asidosis metabolic untuk asidosis metabolic

yang disebabkan oleh penyakit ginjal, ginjal juga melakukan kompensasi dan

mengekskresikan lebih banyak asam.

2.3 Manifestasi Klinis Asidosis Metabolik

1) Lemah dan keletihan akibat gangguan fungsi otot.

2) Anoreksia, mual, dan muntah

3) Kulit yang hangat memerah karena penurunan sensitive pH sebagai respon vascular

terhadap rangsangan simpatis


4) Apabila asidosis metabolic doisebabkan oleh ketoasidosis diabetes

5) Bau napas keton ( seperti buah )

6) Anoreksia, mual dan muntah, nyeri abdomen

7) Pernapasan kusmaul

8) Penurunan tingkat kesadaran hingga koma

2.4 Pemeriksaan Diagnostik Asidosis Metabolik

1) Analisis gas darah memperlihatkan penurunan kadar bikarbonat kurang dari 22

miliekuivalen perliter ( karena penurunana bikarbonat adalah penyebab langsung

asidosis atau mencerminkan suatu peniingkatan konsentrasi ion hydrogen )

2) Karena kompensasi respirasi timbul segera, maka kadar karbondioksida akan turun

dengan cepat, mencerminkan kenyataan bahwa paru meningkatkan kecepatan

pernapasan untuk mengeluarkan lebih banyak asam. Tekanan parsial karbondioksida

kurang dari 35 mmHg. Respirasi akan cepat dan dalam.

3) Apabila konspensasi respirasi berhasil, maka pH plasma akan rendah tetapi berada

dalam rentang normal. Apabila monspensasi tidak berhasil, maka pH plasma akan

mencerminkan keasaman plasma yang tinggi dan akan kurang dari 7,35, bahkan pada

saat terjadi penurunan karbondioksida pH urine akan asam apabila fungsi ginjal

normal, karena ginjal akan berusaha mengekresikan lebih banyak asam untuk

memulihkan pH ketingkat normal.

4) Apabila asidosis metabolic disebabkan oleh ketoasidosis diabetes, maka terdapat

petunjuk diagnostic yang berupa :

a. Peningkatan glukosa darah dan urine.

b. Ketonuria dan penurunan pH urine


5) Apabila asidosis disebabkan oleh gagal ginjal kronis, maka terdapat petunjuk

diagnostic lain berupa :

6) pH urine hanya sedikit asam atau non asam

7) peningkatan nitrogen urea darah (BUN), mencerminkan katabolisme (penguraian) 

protein yang berlebihan dan penurunan GFR

2.5 Penatalaksanaan Asidosi Metabolik

1) Penatalaksanaan untuk asidosis metabolic secara spesifik berdasarkan pada

pengobatan penyebab gangguan.

2) Pada pasien yang menderita penyakit ginjal penatalaksanaan harus mencakup

pemberian basa yang berlebihan dalam makanan.

3) Mungkin diperlukan pemberian natrium bikarbonat untuk meningkatkan pH secara

cepat apabila pasien beresiko meninggal prosedur ini harus dilakukan secara berhati-

hati karena infus natrium bikarbonat dapat menyebabkan pembengkakan otak.

2.6 Komplikasi Asidosis Metabolik

1) Apabila asidosis metabolic disebabkan oleh gagal ginjal kronis, komplikasi dapat

berupa osteodistrofi ( penguraian  tulang akibat penyakit ginjal ) dan esefalopati

ginjal.

2) Apabila pH dari 7,0, maka dapat terjadi distritmia jantung. Hal ini terjadi akibat

perubahan dalam hantaran jantung, yang timbul sebagai respon langsung terhadap

penurunan pH, dank arena efek peningkatan konsentrasi ion hydrogen pada kalium

plasma dan intra sel.


BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN

ASIDOSIS METABOLIK DI RUANG MAWAR

RSUD HARAPAN

Tanggal Pengkajian : 14 September 2020

Jam : 09.00 WIB

A. Pengkajian

I. Biodata

Identitas Pasien

a. Nama : Ny. S

b. Tempat, Tanggal Lahir : Banyuwangi, 26 Juli 1997

c. Alamat : Jln. Kedaton No. 54 Banyuwangi

d. Agama : Islam

e. Status Perkawinan : Kawin

f. No. RM : 176453

Identitas Penanggung Jawab

a. Nama : Tn. R

b. Hubungan Dengan Pasien : Suami

c. Alamat : Jln. Kedaton No. 54 Banyuwangi


II. Keluhan Utama

Pasien mengatakan sejak dua hari yang lalu merasakan mual, muntah, tidak nafsu

makan dan merasa lelah ketika beraktivitas. Pasien juga mengatakan sesak napas,

napasnya menjadi panjang dan dalam.

III. Riwayat Penyakit Terdahulu

Pasien mengatakan bahwa dirinya pernah mengalami diare.

IV. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien mengatakan bahwa keluarga mempunyai penyakit diabetes mellitus.

V. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)

a. Keadaan Umum

Keadaan Umum : Sedang

Tingkat Kesadaran : Compos mentis, E4 V5 M6

Capillary Refil : >3 detik

TD : 140/90 T : 36,8°C

N : 98 x/menit RR : 34 x/menit

b. Kepala

Mesosefal, tidak ada hematom/ luka pada kepala.

c. Mata

Konjungtiva an – anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor, tidak ada metom

kelopak mata.

d. Hidung

Bersih, tidak ada lendir.

e. Telinga

Tampak bersih, tidak ada discharge.


f. Leher

Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid, distensi vena jugularis.

g. Thorax

Paru

Inspeksi : pengembangan paru simetris kanan dan kiri.

Palpasi : sterm fremitus kanan dan kiri sama.

Perkusi : sonor

Auskultasi : vesikuler

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba

Perkusi : suara pekak konfigurasi dalam batas normal

Auskultasi : S3, S4

h. Abdomen

Inspeksi : datar

Palpasi : tidak ada pembesaran hepar

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus 25x/menit

i. Ekstremitas

Edema ekstremitas atas dan bawah, warna tidak kembali ke tungkai saat tungkai

diturunkan, denyut nadi perifer tidak teraba, terpasang IVFD di lengan kiri.
Pemeriksaan Penunjang

Analisis darah arteri


Pemeriksaan Darah Lengkap
HCO3 : 38,0 mEq/L
H2CO3 : 1,2 mEq/L
Rasio : 31,6 : 1
PCO2 : 40,0 mmHg
PH : 7,6

Terapi

Jenis Obat Cara Pemberian

Natrium Klorida IVFD

Ranitidine IV

Bikarbonat IV

Analisa Data

No. Data Etiologi Problem


1. D.S : HCO3- < 22 atau > 26 Ketidakefektifan
mEq/L, pH darah arteri <
7,5 atau >7,45 perfusi jaringan
Kompensasi dengan perifer
 Pasien mengatakan penurunan PaCO2 dan
jantungnya berdebar debar. hiperventilasi
Konpensasi akhir ginjal
D.O : Penurunan konstraksi
jantung
 Edema ekstremitas atas dan Vasodilatasi perifer
bawah Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer
 warna tidak kembali ke
tungkai saat tungkai
diturunkan
 denyut nadi perifer tidak
teraba
 capillary refill >3detik
 PH : 7,6

2. D.S : Status kesehatan Risiko


menurun ketidakseimbangan
 Pasien mengatakan tidak Menurunnya tonus dan nutrisi: kurang dari
nafsu makan. peristaltic lambung kebutuhan tubuh
 Pasien mengatakan mual Mual, muntah
muntah. Risiko ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
D.O :

 Asupan makan tidak


adekuat.
 HCO3 : 38,0 mEq/L
 H2CO3: 1,2 mEq/L
 PH : 7,6

B. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan aliran darah arteri.

2. Risiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan

mengingesti makanan.

C . Intervensi Keperawatan
NO Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
keperawatan hasil
1. Ketidakefektif Setelah dilakukan NIC : 1. Mengupaya
tindakan keperawatan 1. Monitor tanda- kan TTV
an perfusi
selama 2 x 24 jam tanda vital, pasien tetap
jaringan
diharapkan suhu, tekanan stabil
perifer b.d ketidakefektifan darah, nadi dan 2. Mengetahui
perfusi jaringan pernafasan kestabilan
penurunan
perifer pada klien 2. Monitor status pernafapasa
aliran darah
teratasi dengan pernafasan, n klien
arteri. kriteria hasil : ABC level, 3. Mengetahui
NOC oksimetri ICP dan
 Suhu kulit denyut nadi, CPP klien
klien dikisaran kedalaman, 4. Mengetahui
normal pola, dan laju ada
 Integritas kulit pernafasan tidaknya
yang baik bisa 3. Monitor ICP tanda-tanda
dipertahankan dan CPP dari
 Melapaorkan 4. Monitor status dehidrasi
adanya hidrasi dari klien
gangguan 5. Monitor tanda- 5. Mengetahui
sensasi atau tanda vital kestabilan
nyeri pada dengan tepat TTV klien
daerah kulit 6. Berikan therapy 6. Menghindar
yang IV, dengan tepat i kesalahan
mengalami terapi
gangguan terhadap

 Suhu klien

ekstermitas
kulit normal

2. Risiko Setelah diberikan 1. Ajarkan dan


ketidakseimba asuhan keperawatan dukung
ngan nutrisi selama 2 x 24 jam, konsep
kurang dari diharapkan gangguan nutrisi yang
kebutuhan nutrisi kurang dari baik dengan
tubuh b.d kebutuhan tubuh dapat klien(dan
mengingesti diatasi, dengan orang
makanan  Kriteria Hasil : terdekat
 klien terlihat klien dengan
segar dan tidak tepat)
lemah 2. Dorong klien
 Nafsu makan untuk
klien mendiskusik
meningkat an makanan
dengan yang disukai
menghabiskan bersama
porsi makan dengan ahli
klien saat gizi
dirumah sakit 3. Kembangkan
hubungan
yang
mendukung
dengan klien
4. Monitor
tanda-tanda
fisiologis
(tanda-tanda
vital,
elektrolit)
jika
diperlukan
5. Timbang
berat badan
klien secara
rutin ( pada
hari yang
sama dan
setelah
BAB/BAK)
6. Monitor
intake/asupa
n dan asupan
cairan secara
tepat
7. Monitor
asupan kalori
makanan
harian

D . Implementasi

NO Hari/tang Diagnosa Implementasi paraf


gal/jam

1 Jumat, 14 Ketidakefek 1. Monitor tanda-tanda


septemver vital, suhu, tekanan
tifan perfusi
2020 darah, nadi dan
jaringan
pernafasan
perifer b.d 2. Monitor status
pernafasan, ABC level,
penurunan
oksimetri denyut nadi,
aliran darah
kedalaman, pola, dan
arteri. laju pernafasan
3. Monitor ICP dan CPP
4. Monitor status hidrasi
5. Monitor tanda-tanda
vital dengan tepat
6. Berikan therapy IV,
dengan tepat

2 Jumat, 14 Risiko 1. Ajarkan dan dukung


september ketidakseim konsep nutrisi yang
2020 bangan baik dengan
nutrisi klien(dan orang
kurang dari terdekat klien
kebutuhan dengan tepat)
tubuh b.d 2. Dorong klien untuk
mengingesti mendiskusikan
makanan makanan yang
disukai bersama
dengan ahli gizi
3. Kembangkan
hubungan yang
mendukung dengan
klien
4. Monitor tanda-tanda
fisiologis (tanda-
tanda vital,
elektrolit) jika
diperlukan
5. Timbang berat
badan klien secara
rutin ( pada hari
yang sama dan
setelah BAB/BAK)
6. Monitor
intake/asupan dan
asupan cairan secara
tepat
7. Monitor asupan
kalori makanan
harian
E. Evaluasi
No Hari/Tan Diagnosa Evaluasi Ket
. ggal

1. Senin, 15 Ketidakefektifan S :   Pasien mengatakan


september jantungnya berdebar debar.
perfusi jaringan
2020
perifer b.d O :   - edema ekstremitas dan
bawah, Warna tidak
penurunan aliran
kembali ke tungkai saat
darah arteri. tungkai diturunkan,
denyut nadi perifer
tidak teraba, capillary
refil>3 detik, PH 76

A :.Masalah  teratasi sebagian

P :    lanjutkan intervensi

2. Senin, 15 Risiko S :   Pasien mengatakan tidak


september ketidakseimbang nafsu makan dan mengatakan
2020 an nutrisi kurang mual muntah
dari kebutuhan
O :   - asupan makan tidak
tubuh b.d
adekuat, HCO3 : 38,0
mengingesti
mEq/L , H2CO3 : 1,2
makanan
mEq/L , PH 76

A :.Masalah  teratasi sebagian

P :    lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai