Disusun oleh
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan
Keperawatan Kritis “Asidosis Metabolik”, dengan tepat pada waktunya. Salawat dan taslim
senantiasa tercurah kepada junjugan kita Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, para sahabat
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
Akhir kata, ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Asidosis metabolik adalah kasus yang paling sering ditemukan pada pasien
critically ill dan merupakan prediktor keparahan serta prognosis suatu penyakit.
gangguan asam-basa. Gangguan metabolik yang kompleks seperti pada pasien critically
mendeteksi gangguan asam-basa karena terfokus pada korelasi pH, tekanan parsial
karbondioksida (pCO2), dan konsentrasi ion bikarbonat (HCO3- ) (Story et al., 2001;
Pasien critically ill adalah pasien yang memerlukan perawatan intensif di ruang
intensive care units/ICU karena memiliki risiko kematian yang tinggi. Penilaian risiko
kematian ini berdasarkan skoring dan yang paling banyak digunakan adalah APACHE II
berdasarkan beberapa parameter pengukuran dan skor >24 (risiko kematian >50%)
merupakan indikasi rawat di ICU (Vincent & Moreno, 2010; Naved et al., 2011).
terhambatnya aplikasi di laboratorium dengan sumber daya yang terbatas (Sacher &
LANDASAN TEORI
Asidosis metabolic ( kekurangan HCO3- ) adalah gangguan sitemik yang ditandai dengan
pH peningkatan [ H+ ] ). [HCO3- ] ECF adalah kurang dari 22 mEq/ L dan pHnya kurang
dari 7,35. Kompensasi pernapasan kemudian segera dimulai untuk menurunkan PaCO2
melalui hiperventilasi sehingga asidosis metabolic jarang terjadi secara akut. Asidosis
tubuh.
Akibat dari gangguan ekresi ion Hidrogen atau reabsorbsi bikarbonat oleh ginjal
alkalis.
Diare
Penyebabnya adalah hilangnya sejumlah besar natrium bicarbonat ke dalam feses, sekresi
gastrointestinal secara normal mengandung sejumlah besar bicarbonat dan diare ini
menyebabkan hilangnya ion bicarbonat dari tubuh. Bentuk asidosis metabolik ini
Diabetes Melitus
Diabetes melitus disebabkan oleh tidak adanya sekresi insulin oleh pankreas yang
pemecahan lemak menjadi asam asetoasetat dan asam ini di metabolisme oleh jaringan
untuk menghasilkan energi, menggantikan glukosa. Pada DM yang berat kadar Asetoasetat
dalam darah meningkat sangat tinggi sehingga menyebabkan asidosis metabolik yang
berat.
Penyerapan Asam
Jarang sekali sejumlah besar asam diserap dari makanan normal akan tetapi
asidosis metabolik yang berat kadang-kadang dapat disebabkan oleh keracuan asam
Saat fungsi ginjal sangat menurun terdapat pembentukan anion dari asam lemak
dalam cairan tubuh yang tidak eksresikan oleh ginjal. Selain itu penurunan laju filtrasi
4. Napas berbau
6. Letargi
7. Sakit kepala
8. Kelemahan
9. Disorientasi
respirasi. Kompensasi respirasi untuk asidosis metabolic berupa espirasi lebih banyak
plasma akan kembali ketingkat normal respirasi yang terjadi selama asidosis metabolic
bergantung pada keparahan asidosis. Untuk asidosis metabolic untuk asidosis metabolic
yang disebabkan oleh penyakit ginjal, ginjal juga melakukan kompensasi dan
3) Kulit yang hangat memerah karena penurunan sensitive pH sebagai respon vascular
7) Pernapasan kusmaul
2) Karena kompensasi respirasi timbul segera, maka kadar karbondioksida akan turun
3) Apabila konspensasi respirasi berhasil, maka pH plasma akan rendah tetapi berada
dalam rentang normal. Apabila monspensasi tidak berhasil, maka pH plasma akan
mencerminkan keasaman plasma yang tinggi dan akan kurang dari 7,35, bahkan pada
saat terjadi penurunan karbondioksida pH urine akan asam apabila fungsi ginjal
normal, karena ginjal akan berusaha mengekresikan lebih banyak asam untuk
cepat apabila pasien beresiko meninggal prosedur ini harus dilakukan secara berhati-
1) Apabila asidosis metabolic disebabkan oleh gagal ginjal kronis, komplikasi dapat
ginjal.
2) Apabila pH dari 7,0, maka dapat terjadi distritmia jantung. Hal ini terjadi akibat
perubahan dalam hantaran jantung, yang timbul sebagai respon langsung terhadap
penurunan pH, dank arena efek peningkatan konsentrasi ion hydrogen pada kalium
RSUD HARAPAN
A. Pengkajian
I. Biodata
Identitas Pasien
a. Nama : Ny. S
d. Agama : Islam
f. No. RM : 176453
a. Nama : Tn. R
Pasien mengatakan sejak dua hari yang lalu merasakan mual, muntah, tidak nafsu
makan dan merasa lelah ketika beraktivitas. Pasien juga mengatakan sesak napas,
a. Keadaan Umum
TD : 140/90 T : 36,8°C
N : 98 x/menit RR : 34 x/menit
b. Kepala
c. Mata
Konjungtiva an – anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor, tidak ada metom
kelopak mata.
d. Hidung
e. Telinga
g. Thorax
Paru
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
Jantung
Auskultasi : S3, S4
h. Abdomen
Inspeksi : datar
Perkusi : timpani
i. Ekstremitas
Edema ekstremitas atas dan bawah, warna tidak kembali ke tungkai saat tungkai
diturunkan, denyut nadi perifer tidak teraba, terpasang IVFD di lengan kiri.
Pemeriksaan Penunjang
Terapi
Ranitidine IV
Bikarbonat IV
Analisa Data
B. Diagnosa Keperawatan
mengingesti makanan.
C . Intervensi Keperawatan
NO Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
keperawatan hasil
1. Ketidakefektif Setelah dilakukan NIC : 1. Mengupaya
tindakan keperawatan 1. Monitor tanda- kan TTV
an perfusi
selama 2 x 24 jam tanda vital, pasien tetap
jaringan
diharapkan suhu, tekanan stabil
perifer b.d ketidakefektifan darah, nadi dan 2. Mengetahui
perfusi jaringan pernafasan kestabilan
penurunan
perifer pada klien 2. Monitor status pernafapasa
aliran darah
teratasi dengan pernafasan, n klien
arteri. kriteria hasil : ABC level, 3. Mengetahui
NOC oksimetri ICP dan
Suhu kulit denyut nadi, CPP klien
klien dikisaran kedalaman, 4. Mengetahui
normal pola, dan laju ada
Integritas kulit pernafasan tidaknya
yang baik bisa 3. Monitor ICP tanda-tanda
dipertahankan dan CPP dari
Melapaorkan 4. Monitor status dehidrasi
adanya hidrasi dari klien
gangguan 5. Monitor tanda- 5. Mengetahui
sensasi atau tanda vital kestabilan
nyeri pada dengan tepat TTV klien
daerah kulit 6. Berikan therapy 6. Menghindar
yang IV, dengan tepat i kesalahan
mengalami terapi
gangguan terhadap
Suhu klien
ekstermitas
kulit normal
D . Implementasi