Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

Fisiologi Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Disusun Oleh:

Imam Mandala Putra 154301023

Ega Yolanda Br Sitepu 154301013

Imam Mandala Putra 154301023

Fakultas Farmasi

Universitas Tjut Nyak Dhien

Medan 2015
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena dengan


rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Fisiologi Keseimbangan cairan dan elektrolit ini dengan baik meskipun
 banyak kekurangan didalamnya.
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu dr. Fitria
Ramadhani S.Pane selaku dosen mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia UTND
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Fisiologi Keseimbangan cairan dan
elektrolit. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Medan, September 2015

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

Latar Belakang .................................................................................................... 1

Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

2.1 PENGERTIAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.......................................... 3

2.1.1 Pengertian Cairan ................................................................................... 3

2.1.2 Pengertian Elektolit................................................................................. 4

2.2 KOMPOSISI CAIRAN DAN ELEKTROLIT DALAM TUBUH


MANUSIA .......................................................................................................... 4

2.3 PERGERAKAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DALAM TUBUH ......... 5

2.3.1 Osmosis ................................................................................................... 5

2.3.2 Difusi ...................................................................................................... 7

2.3.3 Filtrasi ..................................................................................................... 8

2.4 PENGATUR FAAL CAIRAN DAN ELEKTROLIT ................................... 9

 Natrium dan Air ............................................................................................... 9

Keseimbangan air dan pengaturan osmotik ................................................... 10

Pengaturan kalium cairan ekstraseluler ......................................................... 10

2.5 KESEIMBANGAN CAIRAN DAN EREKTROLIT ................................. 11

2.5.1 Keseimbangan Cairan ........................................................................... 11

ii
2.5.2 keseimbangan elektrolit ........................................................................ 14

2.6 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN


CAIRAN DAN ELEKTROLIT......................................................................... 17

Umur .............................................................................................................. 17

Iklim ............................................................................................................... 17

Diet................................................................................................................. 17

Stress .............................................................................................................. 17

Kondisi Sakit.................................................................................................. 17

Tindakan Medis ............................................................................................. 18

Pengobatgan................................................................................................... 18

Pembedahan ................................................................................................... 18

KELAINAN PADA KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT ...... 18

Edema ............................................................. Error! Bookmark not defined.

Dehidrasi ......................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB III ................................................................................................................. 23

PENUTUP............................................................................................................. 23

3.1 KESIMPULAN ........................................................................................... 23

3.2.SARAN ....................................................................................................... 23

DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................................20

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan
salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit
melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh
adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam
tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi
yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya,
 jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di
seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstrseluler adalah cairan yang berada di luar sel
dan terdiri dari tiga kelompok yaitu cairan intravaskuler(plasma), cairan intersitial
dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler(plasma) adalah cairan di dalam sistem
vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan
cairan transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan
intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa Pengertian Cairan dan Elektrolit?
1.2.2 Apa saja Komposisi Cairan dan Elektrolit Dalam Tubuh Manusia?
1.2.3 Bagaimana Pergerakan Cairan dan Elektrolit Dalam Tubuh?
1.2.4 Bagaimana Pengatur Faal Cairan dan Elektrolit?

1
 berdifusi dengan cara sederhana langsung melalui saluran ini dari satu sisi
membran ke sisi membran lainnya saluran ini dibedakan oleh dua sifat khas:

1) Permeabilitas selektif, melakukan transpor satu atau lebihion molekul


spesifik. Bentuk dan jenis muatan listrik negatif yang kuat dilukiskan
dengan tanda negatif. Sebaliknya terdapat serangkaian saluran protein
lain yang bersifat selektif untuk transpor. Kalsium tidak mengandung
muatan negatif mempunyai daya tarik yang kuat untuk menarik ion-ion
agar masuk kedalam saluran.
2) Gerbang saluran protein, untuk mengatur permeabilitas saluran, gerbang
ini mempunyai perluasan mirip gerbang pada molekul dan protein
transpor yang dapat menutup dan membuka saluran. Dengan cara
mengubah bentuk molekul protein itu sendiri. Saluran natrium
 pembukaan dan penutupan gerbang ini terjadi pada ujuang saluran
 bagian luar membran sel, sedangkan untuk kalium terjadi pada bagian
dalam ujung saluran. ( Syaifudin .2014;489-490) .

2.3.3 Filtrasi
Benda cair terdorong melintasi membran ataupun penyekat lain oleh
 perbedaan tekanan hidrostatik dikedua sisinya. Jumlah cairan yang difiltrasi dalam
 jangka waktu tertentu berbanding proporsional dengan perbedaan tekanan dan
luas permukaan membran. Molekul yang lebih kecil dari pori-pori membran
 berlalu melintasinya bersama zat cair, molekul yang lebih besar tertahan. Hal ini
terjadi apabila tekanan hidrotastik di dalam pembuluh lebih besar dari tekanan
didalam jaringan di luar pembuluh . (Syaifudin 2014;491)

2.3.4 Transpor aktif


Proses perpindahan cairan tubuh dapat menggunakan mekanisme transport
aktif. Transport aktif merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis
yang memerlukan aktivitas metabolic dan pengeluaran energi untuk
menggerakkan berbagai materi guna menembus membrane sel. ( Akbar
 Muhammad 2012).

8
2.4 PENGATUR FAAL CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Sejumlah mekanisme homeostasis bekerja tidak hanya untuk
mempertahankan konsentrasi elektrolit dan osmotik dari cairan tubuh, tetapi juga
volume untuk cairan tubuh total. Keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit
normal adalah akibat dari keseimbangan dinamis antara makanan dan minuman
yang masuk dengan keseimbangan yang melibatkan sejumlah besar sistem organ.
Sistem organ yang banyak berperan adalah ginjal, sistem kardiovaskuler, kelenjar
hipofisis, kelenjar paratiroid, kelenjar ardenal, dan paru. Ginjal merupakan
 pengendali utama terhadap kadar elektrolit dan cairan. Jumlah cairan tubuh dan
konsentrasi elektrolit sangat ditentukan oleh apa yang disimpan ginjal. Ginjal
sendiri diatur oleh sejumlah hormon dalam menjalankann fungsinya.

a. Natrium dan Air


Keseimbangan air tubuh dan garam (NaCl)sangat erat kaitannya
memengaruhi baik osmolitas maupun volume cairan ekstrasel, tetapi pengaturan
keseimbangan natrium dan air melibatkan mekanisme yang berbeda dan tumpang
tindih. Keseimbangan air tubuh terutama diatur oleh mekanisme rasa haus dan
hormon antidiuretik (ADH) untuk mempertahankan isoosmotik dari plasma.
Sebaliknya keseimbangan natrium terutama diatur oleh aldosteron dengan tujuan
mempertahankan volume cairan ekstrasel dan perfusi jaringan.

Pengaturan keseimbangan natrium mempertahankan volume plasma penting


artinya baagi perfusi jaringan. Hal ini sangat erat kaitannya denganpengaturan
keseimbangan natrium. Mekanisme pengatur keseimbangan volume bergantung
 pada perubahan volume sirkulasi efektif yaitu bagian dari volume CES pada
ruangan vaskuler

Pada orang yang sehat volume CES umumnya berubah-ubah sesuai dengan
volume sirkulasi efektifnya dan berbanding secara proposional dengan natrium
total tubuh karena natrium adalah zat terlarut utama yangmenahan air dalam CES.
Pengaturan sekresi natrium oleh ginjal adalah yang paling bertanggung jawab bagi
 pengaturan volume dalam tubuh.

9
Aldosteron adalah hormon yang disekresi oleh glomelurus pada korteks
adrenal. Produksi aldosteron terutama dirangsang oleh refleks yang diatur oleh
 baroreseptor (ujung saraf) yang ada pada arterior aferen ginjal. Penurunan
sirkulasi efektif dideteksi oleh beroreseptor yang mengakibatkan sel glomenilus
memproduksi protein dan renin.

b. Keseimbangan air dan pengaturan osmotik


Pengaturan osmotik diperantari hipotalamus, hipofisis, dan tubulus ginjal.
ADH merupakan hormon peptida yang disintesis dihipotalamus dan disimpan di
hipofisi. Hipotalamus mempunyai osmo-reseptor yang peka terhadap osmolalitas
darah dan pusat rasa haus. Rasa haus merangsang pemasukan air dan merangsang
ADH untuk permeabilitas duktus koligenten ginjal untuk meningkatkan reabsorpsi
air. Akibatnya terjadi peningkatan volume air tubuh yang akan memulihkan
osmolitas plasma kembali normal dan terbentuknya air kemih yang hiperosmotik
(pekat) dengan volume yang sedikit. Penurunan osmolitas plasma mengakibatkan
terjadinya penekanan rasa haus dan menghambat pelepasan ADH sehingga
osmolitas plasma dalam keadaan normal variasinya tidak melebihi 1-2%.

c. Pengaturan kalium cairan ekstraseluler


Aldosteron adalah mekanisme pengendalian utama bagi sekresi kalium pada
nefron ginjal. Peningkatan sekresi aldostero menyebakan reabsorsi natrium dan air
serta eksresi kalium. Penurunan sekresi aldesteron menyebabkan ekresi nantrium
dan air serta penyimpanan kalium. Rangsangan utama bagi sekresi aldosteron
adalah penurunan volume sirkulasi efektif atau penurunan kalium serum.
Peningkatan natrium serum menyebabkan penurunan aldosteron.

Ekskresi kalium dipengaruhi oleh keadaan asam-basa dan kecepatan aliran


ditubulus distal. Pada keadaan alkalosis ekskresi kalium akan meningkat dan pada
keadaan asidosis akan menurun. Pada tubulus distal, ion hidrogen dan ion kalium
 bersaing untuk diekskresi sebagai pertukaran dengan resorpsi natrium untuk
mempertahankan muatan listrik tubuh yang jika terjadi alkalosis metabolik yang
disertai dengan kekuranggan ion hidrogen, tubulus akan menukar natrium dan
kalium demi mempertahankan ion hidrogen. Asidosis metabolik akan

10
meningkatkan ekskresi hidrogen dan menurunkan sekresi kalium.
(Syaifudin.2014;491-493)

2.5 KESEIMBANGAN CAIRAN DAN EREKTROLIT

2.5.1 Keseimbangan Cairan


Dalam tubuh yang sehat 60% berat badan terdiri dari air.Air terdapat dalam
dua komponen (cairan intraselular dan cairan ekstraselular).Ekstraselular dibagi
menjadi dua yaitu interstisial dan intravaskular.

Dari sejumlah cairan dalam tubuh 2/3 berada dalam intraselular,1/3


ektraselular (interstisial 65%,intravaskular 35%).Misalnya,seseorang dengan berat
 badan 60 kg,cairan dalam tubuhnya 40 literyang terdiri dari cairan intraselular 27
liter,dan cairan intraselular 13 liter (cairan interstisial 8 liter,cairan intravaskular 5
liter).

Dengan mengetahui persentase air dalam tubuh harus harus dipahami bahwa
hilangnya sejumlah air dalam tubuh dengan persentase yang sama akan
menimbulkan akibat yang berbeda. Kehilangan cairan dalam tubuh bayi lebih
 berakibat serius karena menggoyahkan homeostasis 60 % dari berat badan.

Sumber Jumlah
Air minum 1.500-2.000mml/hari
Air dalam makanan 700 ml/hari
Air dan hasil metabolisme tubuh 200 ml/hari
Jumlah 2.400-2.900 ml/hari
Tabel 1: jumlah kebutuhan cairan dalam tubuh manusia

Air memiliki molekul yang kecil,sangat mudah berdifusi dan bersifat polar
(senyawa elektron) sehingga berkohesi satu dengan yang lainnya membentuk
 benda cair.Fungsi vital air adalah pelarut yang sangat baik karena molekulnya
dapat bergabung dengan protein,hidrat arang,gula,dan zat yang terlarut
lainnya.Dalam homeostasis jumlah air tubuh selalu diupayakan konstan karena air
tubuh yang keluar akan sama dengan jumlah air yang masuk.

11
4. Pengobatan
Prinsip pengobatan edema atau bengkak ialah mengobati penyakit yang mendasari
terjadinya edema.
1. Edema yang diakibatkan alergi kulit, gigitan serangga, atau memar akibat
terbentur dapat dikurangi dengan mengompres air hangat. Pemberian salep
kulit pada infeksi kulit juga akan mengurangi edema.
2. Pada edema akibat infeksi perlu diberikan antibiotik untuk penyebab
infeksinya.
3. Pada edema akibat sumbatan pembuluh darah perlu dilakukan evaluasi berapa
 besar sumbatan terjadi. Terkadang penderita cukup meminum obat agar
sembuh, tetapi pada beberapa kasus dibutuhkan tindakan operasi.
4. Pada edema akibat gagal jantung, penderita harus mengurangi asupan air dan
mendapat terapi untuk ‘menguras’ kelebihan air pada tubuh
5. Pada edema akibat gagal ginjal, perlu dilakukan evaluasi tingkat keparahan
gagal ginjal. Pada gagal ginjal tahap akhir, penderita harus mendapat terapi
cuci darah.
6. Pada edema akibat gagal hati, perlu diobati penyakit hati/li ver. Selain itu,
sebagian besar penderita membutuhkan asupan protein tambahan melalui
infusan.( Fredy,F.C.2014)

22
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Untuk kesehatan dan kehidupan,cairan dan elektrolit harus berada dalam
 proporsi yang benar dalam berbagai jaringan.Hal ini dicapai dengan serangkaian
manuver fisiko-kimia yang kompleks.Keseimbangan cairan berupa air dicapai
dengan asupan dan keluaran air yang seimbang.Ketika air tidak dapat dihindari
keluar setiap saat melalui ginjal,kulit,paru masalah utama adalah untuk
mempertahankan cukup air dalam tubuh. Keseimbangan air dicapai dengan
asupan dan keluaran air yang seimbang.Ketika air tidak dapat dihindari keluar
setiap saat melalui ginjal,kulit dan paru,masalah utama adalah mempertahankan
cukup air dalam tubuh. Keseimbangan air tubuh dan garam sangat erat kaitannya
dalam mempengaruhi osmolitas maupun volume cairan ekstrasel,tetapi
 pengaturan keseimbangan natrium dan air melibatkan mekanisme yang berbeda
dan tumpang tindih.Keseimbangan air tubuh terutama di atur oleh mekanisme r asa
haus dan hormon anti diuretik (ADH) untuk mempertahankan isoosmotik dari
 plasma,sebaliknya keseimbangan natrium terutama diatur oleh aldesteron dengan
tujuan mempertahankan volume cairan ekstrasel dan perfusi (pengaliran cairan)
 jaringan.

3.2. SARAN
Dengan makalah ini kita dapat mengetahui banyak cairan yang di butuhkan
oleh tubuh kita agar dapat seimbang.Asupan makanan dan minuman yang
mengandung hormon dan gizi yang cukup dan hormon cairan dan elektrolit untuk
mencapai keseimbangan tubuh yang baik dan seimbang.Sehingga,cairan tubuh
seimbang.

DAFTAR PUSTAKA

23
Akbar Muhammad (2012).  Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia.
http://ababar.blogspot.co.id/2012/02/kebutuhan-cairan-tubuh-manusia.html

Fredy,F.C(2014). Edema.http://www. Kerjanya.net/faq/5325-edema-bengkak.html

Muhammad, S.M (2006).  Kebutuhan Cairan dan Elektrolit .


http://www.sisroom.blogspot.co.id/2006/05/kebutuhan-cairan-dan-elektrolit.html

Puji Rizki, Abdul Hadi (2014).Transpor Zat Melalui Membran Sel .

http://softilmu.blogspot.in/2014/08/pengertian-dan-macam-macam-transport-zat.html

Syaibariah Siti (2002).  Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat E/10. Jakarta :
 penerbit Buku Kedokteran EGC

Syaifudin (1997). Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Syaifudin (2014).  Anatomi Fisiologi Berbasis Kompetensi untuk Keperawatan


dan Kebidanan, Ed.4. Jakarta : penerbit Buku Kedokteran EGC

24

Anda mungkin juga menyukai