Anda di halaman 1dari 3

SEKILAS BELAJAR

RANGKUMAN MATERI UNTUK UKOM


- SITOHISTOTEKNOLOGI -
MATERI ACAK :
Frozen Section : Proses pemotongan jaringan beku, pada suatu refrigator khusus dengan
pisau microtom (Cryostat), biasanya untuk menegakkan diagnosis cepat (Cito)

Pewarnaan HE terlalu tebal : Dekolorisasi dengan HCL 2N

NaCl : Larutan jernih untuk membersihkan tetapi tidak merusak sel sel

NBF (Neutral Buffered Formalin) / formalin 10% -> untuk Fiksasi

Konsentrasi yang terlalu tinggi misalnya pada proses fiksasi dengan formalin 10% dapat
menimbulkan artefak

Proses pewarnaan HE diperlukan : Hematoksilin (inti), Eosin (Sitoplasma), Asam alkohol


(pelarut), Amonium karbonat, Xylol

Dekalsifikasi : merupakan proses pengurangan atau penghilangan garam kalsium dalam


jaringan yang mengandung banyak garam kalsium
Larutan Dekalsifikasi : As. Format, As. Nitrit, Lar. Parenyi’s, HCL, Lar. Von Ebner’s.

Sel purkinje terdapat pada organ Cerebellum

Jaringan lemak : Bertumpuk, bulat besar, transparan, inti ditepi

Dilakukan rehidrasi sebelum pewarnaan eosin (Pelarut cat eosin adalah aquadest)

Adanya gambaran sel bertumpuk akibat pemotongan terlalu tebal

Pewaranaan berdasarkan Asam basa -> HE

Tahapan tissue processor diawali dengan dehidrasi

Cat pembanding HE adalah Eosin 1%

Pewarna Inti sel pada pengecatan papaniculaou adalah Hematoksilin Harris

Teknik pewarnaan untuk kandungan karbohidrat (Glikoprotein) adalah PAS (Periodic Acid
Schift)
PROSEDUR :
- Fiksasi : Formalin 10%, Lar. Bouin.
Tujuan dari fiksasi jaringan adalah Menjaga Stuktur dan Komponen Kimiawi, Untuk
mencegah perubahan postmortem seperti autolisis dan pembusukan, dan menjaga
komponen sel dan jaringan seperti ketika sel itu masih dalam kondisi hidup.
Faktor yang mempengaruhi : Suhu, Waktu penetrasi, Tingkat penetrasi, Dimensi
spesimen, Rasio volume terhadap spesimen (perbandingan yang baik 1 : 20), Tingkat
keasaman (pH). Ketebalan spesimen atau potongan jaringan tidak boleh melebihi 4
mm jika menginginkan proses fiksasi berjalan dengan optimal.

Fiksasi Basah (Sitologik) : merupakan tindakan fiksasi dimana sediaan sitologik


masih dalam kondisi asah atau lembab. Alkohol 95-96%, Methanol absolut, Eter
alkohol 95%, propanol dan isopropanol 80%, Formalin based

Fiksasi Coating : merupakan fiksasi yang dilakukan untuk pengganti fiksatif basah.
Fiksasi ini dilakukan dengan memberikan aerosol (penyemprotan) pada spesimen
sitologi.

Fiksasi kering : fiksasi yang dilakukan pada sediaan sitologik yang dilakukan dengan
mengeringkan sediaan tersebut di udara terbuka (udara kering) atau dengan bantuan
pemanasan

Fiksasi khusus : Fiksasi Carnoy (fiksasi yang di khususkan untuk spesimen yang
hemoragik), Fiksasi cair (FAA) (Fiksasi ini merupakan fiksasi yang baik ketika akan
membuat “cell block”)

- Dehidrasi : Alkohol bertingkat, Dari 70%, 80%, 90%, 96%


Tujuan : mengeluarkan seluruh air dan cairan fiksatif dari dalam jaringan
Larutan / Reagen : Etanol, Etanol Aseton, Metanol, Isoprofil, Butanol, Glikol dan
Alkohol terdenaturasi.

- Clearing : Xylol, Xylene, Toluene, Kloroform, Citrus fruit oil (Reagen Limonene)
Tujuan : : mengeluarkan cairan dehidrasi dan menggantinya dengan suatu larutan
yang dapat berikatan dengan media infiltrasi

- Impregnasi / Embedding / Infiltrasi : Parafin cair


Tujuan : Mengeluarkan cairan pembening (clearing) dan Memasukkan suatu filtrat
tertentu yang dapat mengeras pada suhu ruang (parafinasi)

- Blocking : pembenaman parafin pada base mold.

- Cutting & Trimming : Pemotongan dengan microtom


1. Rotary microtom : menggerakan blok jaringan secara vertical ke atas atau ke bawah
serta dapat mengubah posisi blok ke arah depan dan belakang
2. Sliding microtom : Pisau pada mikrotom jenis ini berada pada satu posisi tetap,
kemudian blok paraffin digeserkan pada mata pisau sehingga didapatkan pita jaringan
yang diinginkan. Mikrotom jenis ini digunakan untuk memotong blok jaringan
seloidin dan blok paraffin berukuran besar.

- Deparafinasi : Menghilangkan parafin (Xylol)

- Rehidrasi : Memasukan air, dengan penurunan Alkohol , Dari 96%, 90%, 80%, 70%

- Staining : Pewarnaan dengan berbagai metode (Hematoksilin Eosin (HE),


Papaniculaou (PAP-SMEAR), Periodic Acid Schift (PAS)
1. Hematoksilin Ehrlich : dapat mewarnai mukupolisakarida pada tulang rawan,
sehingga pewarnaan ini baik digunakan untuk tulang rawan.
2. Hematoksilin Mayer : Hematoxylin mayer paling banyak digunakan dan
memberikan hasil pewarnaan yang jelas.
3. Hematoksilin Harris : Hematoxylin Harris mewarnai inti dengan baik.
Counterstainnya adalah Eosin.
4. Hematoksilin Cole
5. Hematoksilin Carazzi
6. Hematoksilin Gill
7. Hematoksilin Delafield
8. Eosin : adalah counterstain yang dapat mewarnai sitoplasma dan jaringan ikat
menjadi bernuansa merah dan oranye. Eosin juga mewarnai inti sel yang telah
terwarnai hematoxylin dari biru menjadi berwarna ungu.

Diferensiasi : proses penggunaan larutan asam untuk menghilangkan pewarnaan yang


berlebih/dekolorisasi. Larutan yang biasa digunakan adalah asam alkohol 1%.

Blueing / Bluing : proses memperjelas warna biru pada inti sel. Agen bluing
diantaranya Scott’s Tap Water, Ammonia Water, dan Lithium Carbonate. Cara kerja
bluing adalah dengan meningkatkan pH, mengurangi H+ pada larutan yang berefek
pada struktur hematoxylin, dan menghilangkan H+ dari struktur ring.

- Mounting : proses penutupan jaringan diantara cover glass dengan objek glass oleh
entelan

Hasil Prosedur : Nukleus berwarna biru/hitam, sitoplasma berwarna nuansa pink, serat otot
berwarna pink lebih gelap, sel darah merah berwarna oranye/merah, fibrin berwarna pink
gelap. Struktur dan substansi selain nukleus mungkin akan terwarnai oleh Hematoxyilin,
seperti hifa jamur, dan endapan kalsium yang sering kali berwarna hitam/biru.

Anda mungkin juga menyukai