Diski 22180005
Kelas : semester 2
Makalah ini mengkaji beberapa struktur atau semacam – macam cairan elektrolit dan yang
terkandung dari asam basa, dalam hal ini penulis menggunakan metode kajian pustaka karena
berdasarkan sumber pustaka tersebut dapat diperoleh inti sari bahasan yang akan dibahas
dalam makalah ini.
Rasa syukur dan terimakasih yang sebedar – besarnya penulis ucapkan kepada Tuhan yang
maha esa atas rahmat dan karunianya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan baik. Selain itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada pihak –
pihak yang telah berperan dalam proses penyusunan makalah ini, yaitu bapak NS. Indra
Frana Jaya, M.Biomed selaku dosen pembimbing mata kuliah patofisiologi dan rekan – rekan
kelompok yang berperan dalam proses penyusunan makalah ini, harapan penulis dari
penyusunan makalah ini yaitu semoga bahasa dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu yang terkait, serta wawasan bagi para pembacanya.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
a. latar belakang......................................................................................................................4
b. Rumusan masalah...............................................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
ISI...............................................................................................................................................6
A. Asam............................................................................................................................20
1. Sifat Asam.....................................................................................................................21
2. Kekuatan Asam.............................................................................................................22
B. Basa..............................................................................................................................23
1. Sifat Basa......................................................................................................................23
2. Kekuatan Basa..............................................................................................................25
BAB III.....................................................................................................................................28
PENUTUP................................................................................................................................28
A. kesimpulan.......................................................................................................................28
B. saran.................................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
a. latar belakang
b. Rumusan masalah
C. Tujuan
A. Gambaran Singkat
Larutan non elektrolit merupakan za terarut yang tidak terurai dan tidak bermuatan listrik.
Larutan non elektrolit yang terdapat dalam tubuh manusia diantaranya protein, glukosa, dan
karbondioksida.
Larutan elektrolit merupakan larutan yang terurai dan bermuatan listrik. Jika bermuatan
positif, maka disebut kation. Jika bermuata negative, maka disebut anion. Larutan elektrolit
dalam tubuh manusia terdapat dalam bentuk unsur bebas. Cairan elektrolit di dalam tubuh
berfungsi untuk menjaga tekanan osmotic tubuh, mengatur pendistribusian cairan ke dalam
kompartemen badan air, menjaga pH tubuh, terlibat dalam reaksi reduksi dan oksidasi di
dalam tubuh, terlibat dalam proses metabolisme.
Berikut adalah elektrolit-elektrolit yang terdapat dalam tubuh dalam jumlah besar:
1. Natrium (Na+)
Natrium merupakan kation utama dalam CES (Cairan Ekstra Seluler). Natrium sangat
penting dalam pengendalian volume tubuh total. Asupan utama natrium adalah makanan.
Keadaan dimana asupan natrium melebihi jumlah pengeluarannya akan menghasilkan
keadaan keseimbangan natrium positif. Kelebihan retensi air dan natrium dapat
mengakibatkan terjadinya berat badan dan edema. Hal ini juga dapat menimbulkan penyakit
seperti gagal jantung kongesif dan penyakit ginjal. Sebaliknya, jika pengeluaran natrium
melebihi jumlah asupannya, maka akan menghasilkan keadaan keseimbangan natrium
negatif. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya penurunan volume CES dan plasma dengan
disertai tekanan darah rendah dan sirkulasi yang tidak memadai.
Pengaturan natrium dalam tubuh terjadi terutama melalui ekskresi natrium oleh ginjal,
bukannya melalui asupan natrium. Ekskresi natrium oleh ginjal dipengaruhi oleh laju filtrasi
glomerulus (GFR) yang mengatur jumlah natrium yang difiltrasi dan Aldosteron yang
mengstimulasi readsorbsi ion natrium dari tubulus pengumpul, distal ginjal, kelenjar keringat,
kelenjar saliva, dan saluran gastrointestinal. Kendali pada sekresi aldosteron memiliki
beberapa komponen, yaitu sistem rennin-angiotensinogen-aldosteron dan kalium.
2. Kalium (K+)
Kalium merupakan kation utama dalam CIS (Cairan Intra Seluler). Kalium sangat penting
dalam pengendalian volume sel, aktivitas listrik saraf dan otot, dan metabolism selular.
Kalium di dalam CES akan mempengaruhi keseimbangan asam-basa cairan tersebut.
Pengaturan kalium dikendalikan oleh aldostern, hormon insulin dan epinefrin. Muntah,
diare, kelebihan asupan natrium, penyakit ginjal, dan penggunaan obat diuretic untuk
hipertensi dan edema dapat menghasikan keadaan kekurangan kalium atau hipokalemia.
Hipokalemia dapat menyebabkan terjadinya suatu penyakit yaitu aritmia jantung. Sebaliknya
ekskresi ginjal yang inadekuat dapat mengakibatkan terjadinya kelebihan kalium atau
hiperkalemia. Hierkalemia dapat menyebabkan terjadinya fibrilasi jantung dan
membahayakan kehidupan.
Perpindahan cairan yang melintasi membran sel terjadi sedemikan cepat sehingga setiap
perbedaan osmolaritas antara kedua kompartemen ini akan dikoreksi dalam waktu detik atau
menit untuk mencapai keseimbangan osmotik. Perubahan konsentrasi yang relatif kecil pada
zat terlarut dalam cairan ekstraseluler, maka dapat timbul tekanan osmotik yang besar. Ini
dibutuhkan kekuatan yang besar untuk memindahkan air agar dapat melintasi membran sel
bila cairan ekstraseluler dan intraseluler tidak dalam keadaan keseimbangan osmotif.
Hipotonik, isotonik, dan hipertronik adalah istilah yang digunakan untuk membandingkan
tekanan osmotic dari cairan terhadap plasma darah yang dipisahkan oleh membran sel.
1.Larutan hipotonik
Larutan hipotonik memiliki konsentrasi larutan yang lebih rendah dibandingkan dengan
larutan yang lain. Suatu larutan memiliki kadar garam yang lebih rendah dan yang lainnya
lebih banyak. Jika ada larutan hipotonis yang dicampur dengan larutan yang lainnya maka
akan terjadi perpindahan kompartemen larutan dari yang hipotonis ke larutan yang lainnya
sampai mencapai keseimbangan konsentrasi. Contoh larutan hipotonis adalah setengah
normal saline (1/2 NS).. Turunnya titik beku kecil, yaitu tekanan osmosisnya lebih rendah
dari serum darah, sehingga menyebabkna air akan melintasi membrane sel darah merah yang
semipermeabel memperbesar volume sel darah merah dan menyebabkan peningkatan tekanan
dalam sel. Tekanan yang lebih besar menyebabkan pecahnya sel – sel darah merah. Peristiwa
demikian disebut hemolisa.
2.Larutan Isotonik
Larutan isotonik adalah suatu larutan yang konsentrasinya sama besar dengan konsentrasi
dalam sel darah merah, sehingga tidak terjadi pertukaran cairan di antara keduanya, maka
larutan dikatakan isotonik (ekuivalen dengan larutan 0,9% NaCl ). Larutan isotonik
mempunyai komposisi yang sama dengan cairan tubuh, dan mempunyai tekanan osmotik
yang sama. Isotonis adalah suatu yang larutan yang kita buat konsentrasinya sama besar
dengan cairan dalam tubuh dalam sel darah merah. Harus disamakan agar tidak terjadi
pertukaran. Isoosmotik larutan yg memiliki tek.osmosa yang sama dengan tek. Alat yang
digunakan unutuk mengetahui osmosa sel darah digunakan alat yang disebut osmometer.
3.Larutan Hipertonis
Turunan larutan hipertonis memiliki konsentrasi larutan yang lebih tinggi dari larutan yang
lainnya. Suatu larutan mengandung kadar garam yang lebih tinggi dibandingkan dengan
larutan yang lainnya. Jika larutan hipertonis ini dicampurkan dengan larutan lainnya (atau
dipisahkan dengan membran semipermeabel) maka akan terjadi perpindahan cairan menuju
larutan hipertonis sampai terjadi keseimbangan konsentrasi larutan. Sebagai contoh, larutan
dekstrosa 5% dalam normal saline memiliki sifat hipertonis karena konsentrasi larutan
tersebut lebih tinggi dibandingkan konsentrasi larutan dalam darah pasien. Titik beku besar,
yaitu tekanan osmosenya lebih tinggi dari serum darah, sehingga menyebabkan air keluar dari
sel darah merah melintasi membran semipermeabel dan mengakibatkan terjadinya penciutan
sel – sel darah merah. Peristiwa demikian disebut plasmolisa. Bahan pembantu mengatur
tonisitas adalah : NaCl, Glukosa, Sukrosa, KNO3 dan NaNO3.
Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia dari cairan
tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang nyaman.Dalam kondisi normal intake
cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh yang terjadi.Kondisi sakit dapat menyebabkan
gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.Dalam rangka mempertahankan
fungsi tubuh maka tubuh akan kehilanagn caiaran antara lain melalui proses penguapan
ekspirasi penguapan kulit, ginjal (urine),ekresi pada proses metabolisme.
a. Intake Cairan
Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-kira1500 ml per
hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per harisehingga kekurangan
sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses
metabolisme.Berikut adalah kebutuhan intake cairan yang diperlukan berdasarkan umur dan
berat badan, perhatikan tabel di bawah
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus dikendalikan
berada di otak Sedangakan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler,sekresi
angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah,perdarahan yang mengakibatkan
penurunan volume darah.Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi
haus walaupun kadang terjadi secara sendiri.Sensasi haus akan segera hilang setelah minum
sebelum proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal.
b.Output Cairan
Ø Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan
proses output cairan tubuh yang utama.Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500
ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam.Pada orang dewasa.Pada orang yang sehat
kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya,bila aktivitas kelenjar keringat
meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap
mempertahankankeseimbangan dalam tubuh.
Ø Keringat :
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon iniberasal
dari anterior hypotalamus,sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang
yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis padakulit.
Ø Feces :
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari,yang diaturmelalui
mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan penurunan tekanan darah arteri dengan
menurunkan volume plasma.Sebaliknya,peningkatan volume cairan ekstrasel dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri dengan memperbanyak volume
plasma.Pengontrolan volume cairan ekstrasel penting untuk pengaturan tekanan darah jangka
panjang.
1. eksternal fluid exchange, pertukaran antara tubuh dengan lingkungan luar; dan
2. Internal fluid exchange, pertukaran cairan antar pelbagai kompartmen seperti proses
filtrasi dan reabsorpsi di kapiler ginjal.
Ø mengontrol jumlah garam (natrium) yang difiltrasi dengan pengaturan Laju Filtrasi
Glomerulus (LFG)/ Glomerulus Filtration Rate (GFR).
Jumlah Na+ yang direasorbsi juga bergantung pada sistem yang berperan mengontrol
tekanan darah.Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron mengatur reabsorbsi Na+ dan retensi
Na+ di tubulus distal dan collecting.Retensi Na+ meningkatkan retensi air sehingga
meningkatkan volume plasma dan menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri.Selain
sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron,Atrial Natriuretic Peptide (ANP) atau hormon
atriopeptin menurunkan reabsorbsi natrium dan air.Hormon ini disekresi leh sel atrium
jantung jika mengalami distensi peningkatan volume plasma.Penurunan reabsorbsi natrium
dan air di tubulus ginjal meningkatkan eksresi urine sehingga mengembalikan volume darah
kembali normal.
Osmosis hanya terjadi jika terjadi perbedaan konsentrasi solut yang tidak dapat menmbus
membran plasma di intrasel dan ekstrasel.Ion natrium merupakan solut yang banyak
ditemukan di cairan ekstrasel,dan ion utama yang berperan penting dalam menentukan
aktivitas osmotik cairan ekstrasel.sedangkan di dalam cairan intrasel,ion kalium bertanggung
jawab dalam menentukan aktivitas osmotik cairan intrasel.Distribusi yang tidak merata dari
ion natrium dan kalium ini menyebabkan perubahan kadar kedua ion ini bertanggung jawab
dalam menetukan aktivitas osmotik di kedua kompartmen ini.
Di sepanjang tubulus yang membentuk nefron ginjal, terjadi perubahan osmolaritas yang
pada akhirnya akan membentuk urine yang sesuai dengan keadaan cairan tubuh secara
keseluruhan di dukstus koligen.Glomerulus menghasilkan cairan yang isosmotik di tubulus
proksimal (300 mOsm).Dinding tubulus ansa Henle pars decending sangat permeable
terhadap air,sehingga di bagian ini terjadi reabsorbsi cairan ke kapiler peritubular atau vasa
recta.Hal ini menyebabkan cairan di dalam lumen tubulus menjadi hiperosmotik.
Dinding tubulus ansa henle pars acenden tidak permeable terhadap air dan secara aktif
memindahkan NaCl keluar tubulus.Hal ini menyebabkan reabsobsi garam tanpa osmosis
air.Sehingga cairan yang sampai ke tubulus distal dan duktus koligen menjadi
hipoosmotik.Permeabilitas dinding tubulus distal dan duktus koligen bervariasi bergantung
pada ada tidaknya vasopresin (ADH).Sehingga urine yang dibentuk di duktus koligen dan
akhirnya di keluarkan ke pelvis ginjal dan ureter juga bergantung pada ada tidaknya
vasopresis (ADH).
Perubahan volume dan osmolaritas cairan dapat terjadi pada beberapa keadaan.Faktor lain
yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit di antaranya ialah umur, suhu
lingkungan,diet,stres,dan penyakit
A. Asam
Apa yang kamu ketahui tentang asam? Asam berkaitan dengan salah satu tanggapan indra
pengecap kita terhadap suatu rasa masam. Kata asam berasal dari bahasa Latin, yaitu acidus
yang berarti masam.
Secara kimia, kita dapat mendefinisikan asam sebagai senyawa yang menghasilkan ion
hidrogen ketika larut dalam pelarut (biasanya air). Senyawa asam banyak kita temukan dalam
kehidupan sehari – hari, seperti pada makanan dan minuman. Selain itu, senyawa asam dapat
pula kita temukan di dalam lambung. Di dalam lambung terdapat asam klorida yang
berfungsi membunuh kuman.
1. Sifat Asam
Bagaimanakah cara kita untuk mengetahui suatu zat bersifat asam atau tidak? Untuk
mengetahuinya, dapat dilihat dari sifat yang dimiliki oleh asam tersebut. Berikut ini akan
dibahas beberapa mengenai sifat asam. a. Rasa Asam Pernahkah kamu makan acar
mentimun? Ras kecutnya membuat acar terasa segar dan cocok dipadukan dengan berbagai
macam masakan, seperti gulai kambing, opor ayam, dan nasi goreng. Rasa kecut tersebut
berasal dari cuka. Cuka merupakan salah satu asam yang kita kenal dalam kehidupan sehari –
hari. Nama cuka dalam ilmu kimia adalah asam asetat (asam etanoat).
Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah warna beberapa zat
alami ataupun buatan. Sifat inilah yang selanjutnya akan digunakan untuk
mengidentifikasikan sifat asam dari beberapa senyawa asam. Dengan menggunakan
indicator.
Indikator yang sering digunakan adalah kertas lakmus biru menjadi merah, sedangkan
kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah.
Asam dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu dikarenakan asam dapat melepaskan ion –
ion dalam larutannya yang mampu menghantarkan arus listrik. Asam kuat merupakan
elektrolit yang baik. Semakin kuat suatu asam, akan semakin baik pula daya hantar listriknya.
(memiliki sifat elektrolit yang baik). Contohnya adalah asam sulfat yang terdapat pada aki
mobil
Reaksi : Asam + Logam tertentu Garam + Gas Hidrogen Bila kita mereaksikan dua asam
yang berbeda pada logam yang sama, maka kita akan memperoleh hasil yang berbeda. Hal itu
disebabkan perbedaan kekuatan asam yang kita gunakan.
2. Kekuatan Asam
Berdasarkan sifat kuat lemahnya asam, kita mengenal adanya asam kuat dan asam lemah.
Kuat lemahnya suatu asam ditentukan oleh jumlah ion hydrogen yang terionisasi dalam
larutan. Asam kuat adalah asam yang banyak menghasilkan air dalam larutannya (asam yang
terionisasi sempurna dalam larutannya), sedangkan asam lemah adalah asam yang sedikit
menghasilkan ion dalam larutannya (terionisasi sebagian dalam larutan).
Konsentrasi larutan berkaitan dengan banyaknya zat yang terlarut dalam suatu volume
pelarut tertentu. Semakin banyak zat yang terlarut, konsentrasi larutan tersebut semakin
tinggi (semakin pekat). Pada larutan encer terdapat sejumlah kecil zat terlarut dalam
pelarutnya. Untuk menyatakan konsentrasi larutan lazim digunakan istilah molar (M).
Asam merupakan salah satu senyawa yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan.
Dalam bidang industry, asam banyak digunakan, antara lain dalam proses pembuatan pupuk,
obat – obatan, bahan peledak, plastik, dan pembersihan permukaan logam – logam tertentu.
Selain itu, terdapat beberapa asam organic yang digunakan sebagai pengawet makanan,
seperti asam asetat, asam askorbat, asam propanoat, dan asam benzoate. Kebanyakan asam
organik merupakan asam lemah.
Meskipun asam adalah senyawa yang sangat berguna, tetapi asam juga dapat menyebabkan
berbagai kerusakan karena sifatnya yang korosif. Salah satunya adalah peristiwa hujan asam
yang akhir – akhir ini menimbulkan masalah lingkungan yang serius.
Asam merupakan senyawa kimia yang mempunyai rumus senyawa kimia tertentu. Asam
dapat ditemukan sebagai senyawa murni atau terlarut dalam pelarut tertentu. Sehari – hari,
kita sering menjumpai asam sebagai suatu zat yang terlarut dalam suatu pelarut tertentu
(biasanya air) sehingga disebut larutan asam. Bila suatu asam terlarut dalam sejumlah besar
volume air, maka kita katakana bahwa konsentrasi asam tersebut rendah atau disebut juga
sebagai asam encer. Konsentrasi suatu asam meningkat seiring dengan semakin berkurangnya
jumlah air yang melarutkannya.
Kuat /
Jenis asam Terdapat pada
lemah
Asam
Lemah Minuman berkarbonat
karbonat
B. Basa
Secara kimia, kita dapat mengidentifikasikan basa sebagai senyawa yang menghasilkan
ion hidroksida (OH- ) ketika larut dalam pelarut air. Perhatikanlah bahwa rumus senyawa
basa selalu memiliki gugus OH (kecuali untuk ammonium hidroksida). Adanya gugus OH
inilah yang menyebabkan senyawa basa memiliki sifat – sifat khas sebagai suatu basa.
1. Sifat Basa
Seperti halnya asam, basa pun memiliki beberapa sifat yang dapat kita gunakan untuk
pengidentifikasian. Beberapa sifat basa akan dipelajari berikut ini.
Apa yang kamu rasakan ketika kamu memegang sabun? Mengapa sabun terasa licin ketika
disentuh? Rasa licin pada sabun disebabkan oleh basa yang terdapat pada sabun tersebut.
Basa pembuat sabun adalah natrium hidroksida.
Selain terasa licin, basa pun memiliki rasa yang pahit. Akan tetapi, kamu tidak dianjurkan
untuk memeriksa apakah suatu zat itu suatu basa atau tidak dengan cara menyentuh atau
mencicipinya. Hal itu karena basa kuat bersifat korosif yang dapat menyebabkan tanganmu
teriritasi dan terbakar.
Seperti halnya asam, larutan basa pun akan bereaksi dengan indicator sehingga dapat
mengubah warna indicator tersebut. Basa akan mengubah warna kertas lakmus merah
menjadi biru, sedangkan lakmus biru akan tetap berwarna biru.
Seperti halnya asam, senyawa basa pun merupakan penghantar listrik yang baik,
khususnya basa kuat. Basa kuat mudah terionisasi dlam air.
Salah satu sifat basa adalah meniadakan atau menghilangkan sifat suatu asam yang
direaksikan dengan basa tersebut. Asam yang kita miliki akan berkurang sifat keasamannya,
bahkan dapat berubah menjadi tidak asam. Apabila basa direaksikan dengan asam, maka akan
membentuk garam dan air. Reaksi itu disebut dengan reaksi penetralan (netralisasi). Sebagai
contohnya adalah kalsium hidroksida direaksikan dengan asam sulfat akan membentuk
kalsium sulfat dan air.
Reaksi : Kalsium Hidroksida + Asam Sulfat Kalsium Sulfat + Air Ca(OH)2 (aq) + H2SO4
(aq) CaSO4 (aq) + 2H2O (l)
Tahukah kamu, mengapa pada tanah gambut sebelum ditanami terlebih dahulu diberi kaur?
Kapur merupakan salah satu contoh dari basa yang dapat mengurangi tingkat keasaman
tanah. Tablet obat sakit mag terbuat dari basa magnesium hidroksida, mengapa? Konsentrasi
asam lambung yang terlalu tinggi dapat dikurangi dengan memakan obat sakit mag. Jadi,
pada dasarnya konsentrasi asam pada suatu zat dapat kita kurangi dengan cara menambahkan
suatu basa ke dalamnya. Basa merupakan istilah kimia yang digunakan untuk semua zat yang
dapat menetralkan asam.
Selain karena kemampuan basa yang dapat menetralkan asam, basa pun memiliki
kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu sehingga basa digunakan untuk berbagai
keperluan. Sebagai contoh, pembersih alat dapur yang ada di pasaran mengandung natrium
hidroksida yang berfungsi membersihkan noda minyak atau mentega. Pembersih lantai
mengandung ammonia yang dapat membersihkan debu.
2. Kekuatan Basa
Seperti halnya asam, basa pun dapat dibagi menjadi basa lemah dan basa kuat. Kekuatan
basa sangat bergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH- dalam larutan
dan konsentrasi larutan basa tersebut. Basa kuat bersifat korosif. Ingatlah jangan menyentuh
basa (murni ataupun larutannya) sembarangan. Contoh senyawa yang tergolong basa kuat
adalah natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), dan kalsium hidroksida
(Ca(OH)2), sedangkan ammonia (NH3) tergolong sebagai basa lemah.
Kaustik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. Jadi, kita menggunakan nama
kaustik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan kalium hidroksida (KOH).
Coba amati lingkungan sekitarmu! Adakah benda – benda yang mengandung basa? Basa
dapat dengan mudah kita temukan, baik itu di rumah maupun di industri. Ketika kita
membuat rumah, kita menggunakan semen. Semen dibuat dari basa kalsium hidroksida. Basa
pun dapat kita temukan pada aneka bahan pembersih dan ketika membuat kue. Pada saat
membuat kue, kita sering menambahkan baking soda agar kue yang kita buat mengembang.
Baking soda merupakan suatu basa.
Skala pH (power of hydrogen) berkisar dari 10 sampai 14. Nilai 7 menunjukkan suatu zat
bersifat netral (tidak asam-tidak basa). Suatu asam memiliki nilai pH yang lebih kecil dari 7.
Semakin nilai pH mendekati angka 0, maka tingkat keasamannya semakin kuat, sedangkan
jika nilai pH suatu zat mendekati 7, maka tingkat keasamannya semakin lemah (berkurang).
Senyawa basa memiliki nilai pH yang lebih besar dari 7. Semakin nilai pH mendekati nilai
14, tingkat kebasaannya semakin kuat. Sekarang kamu mengetahui mengapa kita mengenal
asam kuat, asam lemah dan basa kuat, basa lemah.
D. Indikator
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, larutan asam dan basa akan memberikan warna
tertentu apabila direaksikan dengan indicator. Indikator adalah suatu senyawa kompleks yang
dapat bereaksi dengan asam dan basa. Dengan indicator, kita dapat mengetahui suatu zat
bersifat asam dan basa. Indikator juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kekuatan
suatu asam atau basa. Beberapa indicator terbuat dari zat warna alami tanaman, tetapi ada
juga beberapa indicator yang dibuat secara sintesis di laboratorium.
Indikator yang sering tersedia di laboratorium adalah kertas lakmus karena praktis dan
harganya murah. Kita mengenal dua jenis kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan biru. Pada
larutan asam, kertas lakmus selalu berwarna merah, sedangkan dalam larutan basa kertas
lakmus selalu berwarna biru. Jadi, larutan asam akan mengubah kertas lakmus warna biru
menjadi merah dan larutan basa akan mengubah warna lakmus merah menjadi biru.
Beberapa jenis tanaman dapat pula dijadikan sebagai indicator. Salah satu tanaman yang
dapat pula dijadikan sebagai indicator adalah tanaman bunga hydrangea. Warna bunga
hydrangea bergantung pada keasaman tanah. Bunga hydrangea yang berwarna merah jambu
(pink) akan berubah menjadi biru apabila ditanam di tanah yang terlalu asam.
Lakmus dan bunga hydrangea merupakan salah satu contoh indicator pH. Syarat dapat
tidaknya suatu zat ddijadikan indicator asam basa adalah terjadinya perubahan warna apabila
suatu indicator diteteskan pada larutan asam dan larutan basa. Untuk menguji sifat asam basa
suatu zat selalu digunakan dalam bentuk larutan, karena dalam bentuk larutan sifat
pembawaan asam dan basa lebih mudah dideteksi.
Berikut adalah indicator pH yang sering kita gunakan di laboratorium. Indikator tersebut
menunjukkan perubahan warna lerutan pada rentang pH tertentu.
Salah satu indicator yang memiliki tingkat kepercayaan yang baik adalah indicator
universal. Indikator universal adalah indicator yang terdiri atas berbagai macam indicator
yang memiliki warna berbeda untuk setiap nilai pH 1-14. Indikator universal ada yang berupa
larutan dan ada juga yang berupa kertas. Paket indicator universal tersebut selalu dilengkapi
dengan warna standar untuk pH 1-14.
1. Celupkan kertas indicator universal pada larutan yang akan diselidiki nilai pH-nya atau
meneteskan indicator universal pada larutan yang diselidiki.
B. saran
Pembelajaran terhadap sistem-sistem tubuh yang mengatur keseimbangan cairan dan asam-
basa tubuh perlu ditingkatkan, supaya mahasiswa memiliki pengetahuan yang lebih
mendalam tentang regulasi dalam tubuh manusia yang berfungsi mempertahankan
keseimbangan cairan dan asam basa.
DAFTAR PUSTAKA
Khairan. Asam dan Basa.(online).(https://www.academia.edu/resource/work/14811849)
diakses 26 Maret 2023
Reinir. IBD makalah cairan asam basa dan elektrolit.(online).
(https://www.academia.edu/resource/work/6464886) diakses 26 Maret 2023
Erosa. Cairan elektrolit dan asam basa.( online).(
https://www.academia.edu/resource/work/43516672) diakses 26 Maret 2023