Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ADAPTASI
YAYASAN
TAHUN
DOSEN
Liskawati
Erika
angga
in
2Erl
Elva
Elia
-0312021ILMU
,JEJAS
Disusun
Kelompok
PALANGKARAYA
DASAR
039827Wulan
14201 , DANKEPERAWATAN
oleh
5 : 2021/2022
AJARAN
PENUAAN SEL DAN
STIKES
Natalia
PENGAMPU
Sary II KELAINAN KONGENITAL,
EKA: HARAP
PRINAWATI, S.Kep. M.Kes

PERTUMBUHAN SEL DAN DIFERENSIAL DAN RESPON RADANG


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas
kehidupan, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul
“Adaptasi ,Jejas , Dan Penuaan Sel Dan Kelainan Kongenital,Pertumbuhan Sel Dan Diferensial
Dan Respon Radang” . Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu
Dasar Keperawatan II. Tak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen selaku
pembimbing mata kuliah ini serta segala pihak dan sumber yang telah membantu terwujudnya
makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat baik bagi diri penulis sendiri
maupun pembaca pada umumnya.
Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati,
saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat saya harapkan dari para pembaca guna
peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Palangka Raya, 16 Maret


2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………... 1
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………… 3
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………. 3
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………. 3
1.3 Batasan Masalah……………………………………………………………………………. 4
1.4 Tujuan……………………………………………………………………………………….. 4
1.5 Manfaat………………………………………………………………………………………. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………. 5
2.1 Pengertian……………………………………………………………………………………. 5
2.2 Dasar Hukum……………………………………………………………………………….. 7
BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………………………. 7
3.1 Identifikasi Bentuk Pelanggaran Lalu Lintas di Masyara…………………………………… 7
3.2 Analisa Dampak Pelanggaran Lalu Lintas………………………………………………… 11
3.3 Analisa Penyebab Banyaknya Pelanggaran Lalu Lintas di Indonesia………………………… 11
3.4 Analisa Solusi atau Upaya untuk Meningkatkan Ketertiban Berlalu Lintas……………….. 13
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………….. 15
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………. 15
4.2 Kritik dan Saran……………………………………………………………………………….. 15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….. 16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sel merupakan unit kehidupan terkecil yang ada, dalam kehidupannya sel mampu melakukan
berbagai aktivitas metabolisme yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Di dalam sel terdapat
membran plasma, nukleus, sitoplasma, dan organel-organel yang melakukan peranannya
masing-masing. Setiap sel menjalin suatu hubungan satu sama lain melalui berbagai cara
membentuk suatu jaringan, kemudian, organ, sistem organ, dan pada akhirnya orgenisme.
Patologi sebagai ilmu mengenai penyakit mempelajari sel sebagai unit kehidupan terkecil
yang menjadi proses awal mula terjandinya patogenesis.
Apabila sel mendapat suatu stimulus maka akan terjadi suatu response sebagai usaha sel
untuk tetap mempertahankan fungsi kehidupannya, karena itulah sel memiliki kemampuan
untuk melakukan adaptasi. Sel yang beradaptasi ini bisa jadi mengalami perubahan struktural
maupun fungsional baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Apabila sel gagal melakukan
adaptasi maka sel akan mengalami kematian sel. Melalui makalah ini penulis menyusun apa,
bagaimana, serta perubahan apa sajakah yang terjadi selama proses adaptasi berlangsung.
Kemudian lebih jauh lagi penulis memaparkan proses terjadinya nekrosis dan apoptosis
beserta contoh kemudian aging process.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian
a. Adaptasi
b. Jejas
c. Penuaan sel
d. Kelainan kongenital
e. Pertumbuhan sel diferensial
f. Respon radang
2. Faktor penyebab
3. Ciri – ciri

1.3 Tujuan
Adapun tujuan untuk makalah ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Adaptasi adalah cara organisme dalam mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk
bertahan hidup. Organisme yang bisa beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk
memperoleh air, udara dan nutrisi. Selanjutnya organisme akan mampu mengatasi
kondisi fisik lingkungan seperti temperatur dan cahaya.
Adaptasi merupakan penyesuaian diri makhluk hidup pada lingkungan atau habitatnya.
Terdiri dari tiga macam jenis adaptasi yaitu adaptasi morfologi, fisiologi, dan tingkah
laku. Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada bentuk tubuh makhluk hidup. Adaptasi
fisiologi merupakan penyesuaian fungsi kerja alat tubuh makhluk hidup. Adaptasi tingkah
laku merupakan penyesuaian perilaku makhluk hidup
2. Faktor penyebab Jejas :
a. Depresi Oksigen
b. Bahan Kimia
c. Ketidak Seimbangan Nutrisi
d. Penuaan (aging)
Penyebab penuaan sel merupakan penyakit turunan perbedaan tingkat intelegensi warna
kulit dan kepribadian .
Kelainan kongenital atau kelainan bawaan adalah kelainan yang didapat sejak lahir.
Kondisi ini disebabkan oleh gangguan selama masa tumbuh kembang janin dalam
kandungan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
a. Adaptasi
Adaptasi adalah cara organisme dalam mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk
bertahan hidup. Organisme yang bisa beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk
memperoleh air, udara dan nutrisi. Selanjutnya organisme akan mampu mengatasi
kondisi fisik lingkungan seperti temperatur dan cahaya.
Adaptasi merupakan penyesuaian diri makhluk hidup pada lingkungan atau habitatnya.
Terdiri dari tiga macam jenis adaptasi yaitu adaptasi morfologi, fisiologi, dan tingkah
laku. Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada bentuk tubuh makhluk hidup.
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi kerja alat tubuh makhluk hidup.
Adaptasi tingkah laku merupakan penyesuaian perilaku makhluk hidup.

Pembahasan
Adaptasi merupakan salah satu cara makhluk hidup untuk melangsungkan hidupnya.
Adaptasi merupakan kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya. Ada tiga macam adaptasi yaitu adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi dan
adaptasi tingkah laku. Berikut ini penjelasan beserta contohnya:

Adaptasi Morfologi

Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian diri pada bentuk tubuh makhluk hidup agar
dapat menyesuaikan dengan lingkungannya. Adaptasi morfologi pada hewan maupun
pada tumbuhan mudah untuk diamati. Berikut ini contoh adaptasi morfologi pada hewan
maupun tumbuhan:

(i) Teratai adalah tumbuhan akuatik atau hidup di lingkungan air. Teratai memiliki daun
yang tipis dan lebar yang berfungsi untuk mengapung di permukaan air dan mempercepat
proses penguapan.
(ii) Bentuk akar kaktus kecil dan tumbuh panjang untuk menyerap air yang berada jauh di
dalam tanah. Kaktus memiliki batang yang tebal untuk menyimpan air (sukulen). Bentuk
daun pada kaktus runcing seperti jarum yang bertujuan untuk mengurangi penguapan
sehingga dapat menghemat air.
(iii) Bentuk kaki pada berbagai jenis burung berbeda-beda, berdasarkan cara hidupnya.
Contohnya adalah kaki berselaput yang menghubungkan jari-jari kakinya pada bebek.
Kaki bebek yang berselaput tersebut digunakan untuk berenang dan berjalan di tanah
yang berlumpur.
(iv) Bentuk paruh pada burung bermacam-macam berdasarkan cara hidup dan jenis
makanannya. Contohnya adalah paruh pada burung elang yang besar, kuat, dan pada
ujungnya yang runcing untuk merobek dan mengoyak daging mangsanya.
Adaptasi Fisiologi

Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian makhluk hidup pada fungsi kerja alat-alat
tubuh. Contoh adaptasi fisiologi pada hewan dan tumbuhan sebagai berikut:

(i) Jumlah sel darah merah manusia yang tinggal di pegunungan lebih banyak untuk
mengikat oksigen lebih maksimal.
(ii) Pengeluaran air seni (urine) lebih banyak pada saat musim dingin.
(iii) Pada cuaca panas, manusia lebih banyak mengeluarkan keringat daripada air seni.
(III) Unta yang memiliki kantung air di punuknya sehingga dapat bertahan dari dehidrasi
di gurun pasir.
(iV) Ikan yang berada di laut minum banyak air dan mengeluarkan urin sedikit dan pekat
daripada ikan yang ada di air tawar.
(v) Tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh serangga mengeluarkan bau khas
tersendiri (feromon).

Adaptasi Tingkah Laku

Adaptasi tingkah laku merupakan penyesuaian pada perilaku makhluk hidup untuk
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Berikut ini beberapa contoh adaptasi tingkah
laku pada hewan dan tumbuhan:
(i) Pada musim kemarau pohon jati menggugurkan daunnya (meranggas). Rumput-
rumputan mematikan bagian tubuhnya yang berada di atas tanah seperti daun menjadi
kering. Kedua peristiwa tersebut berfungsi untuk mengurangi penguapan air.
(ii) Bunglon melakukan mimikri, yaitu mengubah warna kulit sesuai dengan lingkungan
tempat dia tinggal. Hal ini bertujuan untuk melindungi dirinya dari predator yang
mengancam.
(iii) Cumi-cumi mengeluarkan tinta pada saat dia terancam oleh pemangsa. Cumi-cumi
juga dapat melakukan mimikri.
(iv) Paus setiap setiap saat muncul ke permukaan air untuk menghirup oksigen (bernafas)
dan memancarkan air yang merupakan uap air sudah jenuh.
b. Jejas sel
Jejas sel merupakan keadaan dimana sel beradaptasi secara berlebih atau sebaliknya,
sel tidak memungkinkan untuk beradaptasi secara normal. Di bawah ini merupakan
penyebab-penyebab dari jejas sel.
Jejas reversible adalah suatu keadaan ketika sel dapat kembali ke fungsi dan
morfologi semula jika rangsangan perusak ditiadakan. Sedangkan jejas irreversible
adalah suatu keadaan saat kerusakan berlangsung secara terus-menerus, sehingga sel
tidak dapat kembali ke keadaan semula dan sel itu akan mati.

c. Penuaan sel
Penuaan atau proses menua adalah suatu akumulasi berbagai perubahan patologis di
dalam sel dan jaringan yang terjadi seiring waktu. Proses yang terjadi berupa
hilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki atau mengganti diri dan
mempertahankan fungsinya secara perlahan-lahan.

d. Kelainan kongenital
Kelainan kongenital atau kelainan bawaan adalah kelainan yang didapat sejak lahir.
Kondisi ini disebabkan oleh gangguan selama masa tumbuh kembang janin dalam
kandungan.
Kelainan bawaan
Juga disebut: Kelainan kongenital
Kondisi medis yang biasanya diturunkan pada saat atau sebelum kelahiran.
JENIS YANG PALING UMUM
Penyakit jantung bawaan
Kelainan pada jantung yang berkembang sebelum kelahiran.
Sindrom Down
Kelainan kromosom genetik 21 yang menyebabkan keterlambatan perkembangan dan
intelektual.
Celah bibir
Lubang atau belahan di langit-langit mulut dan bibir.

e. Pertumbuhan sel diferensial


Dalam biologi perkembangan, diferensiasi sel adalah proses ketika sel kurang khusus
menjadi jenis sel yang lebih khusus. Diferensiasi terjadi beberapa kali selama
perkembangan organisme multiselular ketika organisme berubah dari zigot sederhana
menjadi suatu sistem jaringan dan jenis sel yang rumit.

f. Respon radang
Peradangan adalah respons perlindungan normal tubuh terhadap cedera. Terjadi saat
sel darah putih melawan untuk melindungi kita dari infeksi, misalnya dari bakteri atau
virus.
2.2 Faktor penyebab adaptasi jejas, penuan sel, kelainan kongenital, pertumbuhan sel
diferensial, dan respon radang

a. Faktor penyebab adaptasi


FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PENYESUAIAN DIRI
(ADAPTASI)
Menurut Schneiders (1984), setidaknya ada lima faktor yang dapat mempengaruhi
proses penyesuaian diri yaitu :
Kondisi fisik
Kepribadian
Proses belajar
Lingkungan
Agama serta budaya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ADAPTASI

1. Usia
semakin cukup usia dan tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seorang yang
lebih dewasa juga akan lebih di percaya dari orang yang belum cukup tinggi
kedewasaanya, hal ini sebagai akibat dari kematangan jiwanya. Oleh sebab itu dia
telah memiliki kemampuan untuk mempelajari dan beradaptasi pada situasi yang
baru, misalnya mengingat hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogis
(Nursalam, 2001).
Semakin muda seseorang maka sedikit pengalaman dan informasi yang didapat.
Untuk dapat menerima dan menyerap informasi dengan baik dibutuhkan kematangan
dalam berfikir. Apabila kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir kurang,
serta cara berfikir mereka rendah maka kemapuan dalam menerima dan
menyesuaikan diri dalam menghadapi peran sebagai calon ibu akan rendah
(Notoatmodjo 2003)
2. Pendidikan
Menurut Koentjoroningrat (1997) dikutip oleh Nursalam dan Siti Pariani (2001), dari
tingkat pendidikan tersebut responden yang berpendidikan tinggi dengan mudah
memperoleh informasi. semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin
mudah menerima informasi sehingga semakin mampu menyesuaikan diri dalam
menjalani peran sebagai calon ibu sebaliknya pendidikan yang kurang akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai yang baru diperkenalkan
(Notoatmodjo 2003).
3. Pekerjan
Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan atau
diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan jabatan atau profesi masing-masing. Status
pekerjaan yang rendah sering mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Dan
juga pekerjaan yang lebih baik adalah pekerjaan yang dapat berkembang, bermanfaat
dan memperoleh berbagai pengalaman. (Notoatmodjo, 2003).

b. Faktor penyebab Jejas


penyebab jejas sel?
apakah penyebab cedera (jejas) sel yang paling sering terjadi ? Hipokisa atau
defisiensi oksigen,mengganggu respirasi oksidatif aerobic merupakan penyebab jejas
sel yang paling sering dan terpenting, serta menyebabkan kematian.

c. Faktor penyebab penuaan sel


beberapa faktor proses penuaan yaitu :

1. Penuaan dini

Orang yang memiliki keturunan penuaan diri harus berwaspada dan berusaha dan
berusaha mencegah efek negatif dari faktor genetiknya.

2. Penyakit turunan

Orang mengidap penyakit turunan seperti penyakit jantung, hipertensi ataupun


diabetes meletus, harus memperhatikan dan menjaga pola makan serta aktivitasnya.

3. Perbedaan tingkat intelegensi

Pada umumnya orang memilki intelegensia tinggi lebih lambat menjadi tua, itu
kerena ia aktif befikir dan melatih kemampuan intelektualnya sehingga dapat
memperlambat proses penurunan fungsi otak.

4.Warna kulit
Biasanya orang yang berkulit putih lebih muda terserang osteoporosis dari pada
mereka yang berkulit hitam.

5. Kepribadian

Orang yang berambisi, bekerja keras dan dikejar-kejar tugasnya, lebih muda
tersinggung dan gelisah. Ia sering cepat stres, yang mengakibatkan rentan penyakit

d. Faktor kelainan penyebab konginental

Beberapa Faktor Penyebab Kelainan Kongenital


Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seorang bayi terlahir dengan kelainan
kongenital, di antaranya:

1. Genetik
Setiap sifat genetik yang menentukan bentuk dan fungsi organ tubuh dibawa oleh
kromosom. Kromosom adalah komponen pembawa materi genetik yang diwariskan
dari orang tua kepada anak.

2. Lingkungan
Paparan radiasi atau zat kimia tertentu pada ibu hamil, seperti pada pestisida, obat,
alkohol, asap rokok, dan merkuri, dapat meningkatkan risiko bayi mengalami
kelainan bawaan. Hal ini karena efek racun dari zat-zat tersebut bisa mengganggu
proses tumbuh kembang janin.

3. Gizi ibu selama hamil


Diperkirakan sekitar 94% kasus kelainan bawaan yang ditemukan di negara
berkembang terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan gizi buruk selama
hamil.

Ibu dengan kondisi tersebut biasanya kekurangan asupan nutrisi penting yang
berperan dalam menunjang pembentukan organ tubuh janin dalam kandungan.
Adapun nutrisi yang penting untuk ibu hamil dan janin tersebut meliputi asam folat,
protein, zat besi, kalsium, vitamin A, yodium, dan omega-3.

Selain gizi buruk, ibu yang mengalami obesitas saat hamil juga memiliki risiko cukup
tinggi untuk melahirkan bayi dengan kelainan kongenital.

4. Kondisi ibu hamil


Saat hamil, ada banyak kondisi atau penyakit pada ibu yang bisa meningkatkan risiko
janin di dalam kandungannya untuk mengalami kelainan kongenital. Beberapa
kondisi dan penyakit ini, antara lain:

Infeksi saat hamil, misalnya infeksi air ketuban, siflis, rubella, atau virus zika
Anemia saat hamil
Komplikasi kehamilan, seperti diabetes gestasional dan preeklamsia
Efek samping obat-obatan yang dikonsumsi saat hamil
Kebiasaan tidak sehat yang dilakukan selama hamil, seperti menggunakan narkoba,
mengonsumsi minuman beralkohol, dan merokok
Usia ibu hamil yang sudah cukup tua saat hamil, karena semakin tua usia ibu saat
hamil, semakin tinggi risiko terjadinya kelainan bawaan pada bayi yang
dikandungnya.

e. Faktor penyebab pertumbuhan sel diferensial


Faktor apa saja yang mempengaruhi siklus sel?
Sebagai tambahan aktivitas cyclin, siklus sel dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain: growth factor, hormon, interaksi sel dengan sel.

f. Faktor penyebap respon radang


Peradangan terjadi saat sistem imun mencoba melindungi organ dari infeksi dan
cedera. Tujuannya adalah melokalisasikan dan menghilangkan jaringan yang rusak
sehingga tubuh bisa mulai menyembuhkan diri.

2.3 ciri – ciri

a. ciri- ciri Adaptasi


1. Bernapas
Makhluk hidup perlu bernapas. Bernapas adalah kegiatan menghirup oksigen atau O2
dan menghembuskan karbondioksida atau CO2 dari dalam tubuh.
2. Bergerak
Makhluk hidup pasti bergerak. Bergerak di sini dapat diartikan sebagai perubahan
posisi pada makhluk hidup.
Manusia dan hewan bergerak dibantu dengan organ geraknya. Manusia dengan
kakinya, sedangkan hewan dengan sirip, kaki, dan sayapnya. Tumbuhan juga
bergerak, lo. Namun, tumbuhan bergerak karena alasan tertentu, yaitu untuk
mengikuti arah matahari.

3. Berkembang biak
Dalam KBBI, berkembang biak dapat diartikan bertambah banyak. Oleh sebab itu,
jumlah makhluk hidup di bumi semakin banyak dari waktu ke waktu.
6. Tumbuh dan Berkembang
Manusia, hewan, dan tumbuhan juga mengalami tumbuh dan berkembang. Hal ini
dapat diamati dari adanya perubahan tinggi dan bentuk badan makhluk hidup.
Pada manusia tumbuh dan berkembang itu memiliki fase tertentu, mulai dari bayi,
anak-anak, lalu menjadi dewasa.
Pada tumbuhan fase pertumbuhannya meliputi biji, perkecambahan, dan tumbuhan
dewasa
5. Membutuhkan Makanan dan Minuman
Semua makhluk hidup membutuhkan makanan dan minuman untuk bertahan hidup.
Selain itu, makanan dan minuman merupakan sumber utama tubuh. Jika asupan
makanan dan minuman tidak terpenuhi, maka tubuh menjadi lemas

b. ciri-ciri jejas sel


Ketika mengalami stress fisiologis atau rangsangan patologis, sel bisa beradaptasi,
mencapai kondisi baru dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Respons
adaptasi utama adalah atrofi, hipertrofi dan metaplasia. Jika kemampuan adaptatif
berlebihan, sel mengalami jejas. Dalam waktur tertentu, ceedera bersifat reversible
dan sel kemudian ke kondisi stabil semula. Namun, dengan stress berat atau menetap
dapat terjadi cedera irreversibel dan sel yang terkena mati.
c. ciri-ciri penuaan sel

d. ciri-ciri kelainan konginental


Apa saja jenis kelainan kongenital pada bayi?
Cerebral palsy. Cerebral palsy atau serebral palsi adalah gangguan yang berpengaruh
pada gerakan, otot, dan saraf tubuh. ...
2. Hidrosefalus. ...
3. Cystic fibrosis. ...
4. Spina bifida. ...
5. Bibir sumbing.

e. ciri-ciri pertumbuhan sel diferensial


Diferensiasi adalah proses yang lazim pada makhluk dewasa: sel punca dewasa
terpisah dan menciptakan sel anak yang terdiferensiasi sepenuhnya selama perbaikan
jaringan dan perputaran sel normal. Diferensiasi secara dramatis mengubah ukuran,
bentuk, potensial membran, aktivitas metabolis, dan ketanggapan sel terhadap sinyal.
Perubahan-perubahan itu sebagian besar diakibatkan oleh modifikasi ekspresi gen
yang sangat terkontrol. Dengan sejumlah pengecualian, diferensiasi sel hampir tidak
pernah mengubah urutan DNA-nya sendiri. Karena itu, beberapa sel bisa memiliki
ciri khas fisik yang sangat berbeda meski memiliki genom yang sama.

f. ciri-ciri respon radang


1. nyeri
2. kemerahan
3. pembengkakan
4. terasa panas
5. kehilangan fungsi

BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Adaptasi adalah suatu proses individu dalam berinteraksi dengan dirinya sendiri, orang lain
maupun dengan lingkungannya agar tercapai tujuan dan kondisi yang diharapkan oleh diri
sendiri dan lingkungannya, Jejas sel merupakan keadaan dimana sel beradaptasi secara berlebih
atau sebaliknya, sel tidak memungkinkan untuk beradaptasi secara normal, Penuaan atau proses
menua adalah suatu akumulasi berbagai perubahan patologis di dalam sel dan jaringan yang
terjadi seiring waktu, Kelainan bawaan atau kelainan kongenital adalah kondisi tidak normal
yang terjadi pada masa perkembangan janin. Kelainan ini dapat memengaruhi fisik atau fungsi
anggota tubuh anak sehingga menimbulkan cacat lahir dan Peradangan adalah respons
perlindungan normal tubuh terhadap cedera.

3.2 saran
Menyadari bahwa penulisan masih jauh dari kata sempurna, untuk kedepanya penulisan
ini akan lebih fokus dan detalis dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber-sumber yang lebih tepat. Dan kami juga butuh saran/kritikan agar bisa menjadi
motivasi untuk masa depan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai