Anda di halaman 1dari 20

BENDA-BENDA ERGASTIK DI DALAM SEL

KELOMPOK 2 :

1. Annisa Nurcahyani (17 E) (03422117031)


2. Aristiawan Hamzah (17 B) (03422117039)
3. Sri Septiana F. (17 B) (03422117304)
4. Bintan Husniyah Dini (17 B) (03422117054)
5. Christina Selly Eka S. (17 A) (03422117060)
6. Eko Denny Kristianto (17 E) (03422117082)
7. Titis Dwi Lestari (17 D) (03422117317)
8. Nuriyah (17 E) (03422117222)
9. Riska Nalia Pumita (17 B) (03422117273)
10. Sri wahyuni (17 E) (03422117305)

DOSEN PEMBINA : M. Fathan N.U, S.Si, Apt

AKADEMI FARMASI IKIFA


JAKARTA
2017

i
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas segala
kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.

Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluss ilmu tentang ‘BENDA-
BENDA ERGASTIK DI DALAM SEL’ yang penyusun sajikan berdasarkan pengamatan
dari berbagai sumber. Makalah ini disusun dengan berbagai rintangan. Baik itu dari faktor
luar maupun dari diri sendiri. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Walaupun makalah ini kurang
sempurna, dan memerlukan berbagai perbaikan, tapi juga memiliki detail yang cukup jelas
namun ringkas bagi pembaca.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen Biologi Dasar yaitu Bapak
M. Fathan yang telah membimbing penyusun agar dapat memahami tentang cara menyusun
makalah yang baik dan sesuai kaidah.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Penyusun
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

Jakarta, 28 Oktober 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
I.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
I.2 Tujuan Praktikum ............................................................................................. 2
I.3 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
BAB II ................................................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 3
II.1 Definisi dan Fungsi Sel.................................................................................... 3
BAB III ............................................................................................................... 9
PEMBAHASAN ................................................................................................ 9
III.1 Pembahasan ....................................................................................................... 9
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 16
IV.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 16
IV.2 Saran ................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Protoplas dinyatakan bahwa suatu sel dikatakan mati apabila di dalam
lumen sel itu tidak terkandung lagi protoplas. Di dalam protoplas terkandung
protoplasma yaitu zat-zat kehidupan. Dengan demikian maka “benda-benda
dalam sel yang nonprotoplasmik” berarti benda-benda yang tanpa zat-zat
kehidupan, yang artinya pula benda mati.
Benda-benda mati yang terdapat dalam sel-sel tumbuhan disebut benda
ergas (“Ergastic Substances”). Dalam buku-buku lain benda ergas tersebut
dinamakan “Inclusion of the protoplas” dan pada buku lainnya sering disebut
“Non-protoplasmic components” atau “Non protoplasmic materials”.
Di dalam sel tumbuh-tumbuhan terdapat banyak benda-benda yang
nonprotoplasmik, yang biasanya berada dalam vakuola, dalam plasma sel dan
kerap kali pula dalam plastid. Benda yang nonprotoplasmik ini terdiri dari
substansi (bahan) organik atau anorganik, dapat bersifat cair ataupun padat.
Menurut para ahli botani, benda-benda yang nonprotoplasmik itu umumnya
merupakan makanan cadangan dan sering diketemukan dalam jumlah besar
pada tempat-tempat penimbunan cadangan makanan cadangan, seperti
misalnya pada akar, umbi, buah, biji dan lain-lain.
Di atas disebutkan bahwa benda-benda yang nonprotoplasmik biasanya
terdapat dalam vakuola, yaitu rongga-rongga dalam sitoplasma yang
berbatasan dengan tonoplasma. Vakuola ini mempunyai kegunaan bagi
pengaturan tegangan turgor, bagi kepentingan kegiatan metabolisme, dan
sebagai tempat penimbunan bahan-bahan yang tidak digunakan lagi, yang
merupakan hasil akhir dari metabolisme. Di antara benda-benda ergas tersebut
ada yang telah diketahui fungsinya, ada pula yang belum diketahui.

1
I.2 Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui pengertian benda-benda dalam sel yang
nonprotoplasmik.
2. Untuk mengetahui sifat benda non-protoplasmik.
3. Untuk mengetahui benda atau komponen dalam sel yang non-
protoplasmik (benda ergastik) yang bersifat padat.

I.3 Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan benda-benda dalam sel yang
nonprotoplasmik?
2) Apa saja sifat benda non-protoplasmik (ergas)?
3) Apa saja benda atau komponen dalam sel yang non-protoplasmik
(benda ergastik) yang bersifat padat?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi dan Fungsi Sel


Definisi Sel
Sel adalah unit terkecil, fungsional, struktural, hereditas, produksi, dan
kehidupan yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu membran, sitoplasma, dan
inti. Membran atau plasmalema menyelubingi sel dengan fungsi mengatur keluar
mansuknya zat, menyampaikan atau menerima rangsang, dan strukturnya terdiri
dari dua lapisan lipoprotein yang diantara molekul terdapat pori. (Yatim, 2000).

Fungsi Sel
Tumbuhan, hewan, manusia dan bakteri tersusun dari sel. Jadi sel adalah
unit structural terkecil pada makhluk hidup. Sel tersusun dari air dan komponen
kimia utama, misalnya: protein, karbohidrat, lemak dan asam nukleat. Sel tersebut
tersusun atas dua lapis membran fosfolifid yang bersifat selektif permeable,
sehingga hanya molekul tertentu saja dapat masuk dan keluar sel
(Campbell,2002). Sel mengandung sitoplasma (plasma didalam sel) dan
nukleoplasma (plasma didalam inti sel). Sitoplasma ini berisi sitosol (cairan
plasma) dan organel- organel (organ- organ sel), sedangkan nulkeoplasma berisi
cairan inti sel, anak inti (nucleolus) dan kromosom yang mengandung DNA. DNA
merupakan molekul pembawa informasi genetika yang pada saat tertentu
terpaketkan menjadi kromosom (Campbell,2002 ).

Selain benda-benda hidup, didalam sel hidup juga terdapat benda-benda


yang tidak hidup yang disebut benda ergastik.Benda ergastik ada yang besifat cair
dan padat

3
Benda ergastik yang bersifat padat antara lain :

1. Amilum (butir-butir amilum)

Terdapat didalam plastida yang berupa karbohidrat/ polisakarida


berbentuk tepung. Plastida dengan bentuk tepung disebut amiloplas, yang
dibedakan menjadi :

· Leukoamiloplas, berwarna putih menghasilkan tepung cadangan


makanan.

· Kloroamiloplas, berwarna hijau menghasilkan tepung asimilasi.

Titik initial (permulaan) terbentuknya amilum disebut hilus (hilum). Di


dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus. Berdasarkan
letak hilus, butir amilum dibedakan menjadi :

a. Amilum Konsentris, jika hilus berada ditengah.

b. Amilum Eksentris, jika hilus berada ditepi.

Menurut banyaknya hilus dalam amilum, amilum dibedakan menjadi:

a. Butir amilum tunggal: pada sebutir amilum terdapat sebuah hilus.

b. Butir amilum setengah majemuk: terdapat dua hilus yang masing-masing


dikelilingi oleh lamella, tetapi kemudian terbentuk lagi lamella yang
mengelilingi seluruhnya.

c. Butir amilum majemuk : tiap butir mempunyai lebih dari satu hilus dan
hilus-hilus ini dikelilingi oleh lamella masing-masing.

4
2. Aleuron

Ditempat-tempat penyimpanan makanan cadangan, misalnya biji, selain


amilum terdapat pula antara lain zat putih telur.

· Pada saat biji masih muda : vakuola banyak dan kecil-kecil

· Menjelang biji menjadi tua : vakuola menjadi satu dan besar

· Setelah biji mengaring : air dalam vakuola menjadi semakin sedikit sehingga
konsentrasi zat-zat yang terlarut didalamnya yang berupa putih telur, garam
dan lemak semakin besar.

Karena peristiwa pengeringan inimaka vakuola tadi pecah menjadi


beberapa vakuola kecil-kecil yang berisi zat-zat tersebut. Kemudian zat putih
telur, garam-garam dan lemak itu mengkristal. Vakuola yang berisi kristal ini
disebut aleuron.

Pada biiji padi dan jagung butir-butir aleuron terdapt didalam sel-sel
jaringan endosperm yang letaknya paling luar yang disebut lapisan aleuron.
Lapisan ini biasanya akan terbuang bila mencucui beras terlalu bersih sebelum
dimasak.

3. Kristal Ca-Oksalat

Kristal ini merupakan hasil akhir/ hasil rekresi dari suatu pertukaran zat
yang terjadi didalam sitoplasma. Kristal Ca-Oksalat tidak larut dalam asam
cuka tetapi larut dalam asam kuat.

Kristal Ca-Oksalat terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya :

a. Kristal pasir, bentuk piramida kecil, teradapat misalnya pada tangkai daun
bayam (Amaranthus sp), tangkai daun tembakau (Nicotiana tabacum)

5
b. Kristal tunggal besar, berbentuk prisma/poliendris, terdapat pada daun jeruk
(Citrus sp).

c. Rafida, berbentuk seperti jarum/sapu lidi, terdapt pada daun bunga pukul
empat (Mirabilis jalapa), pada batang dan akar lidah buaya (Aloe sp) dan
daun nanas (Ananas commosus).

d. Kristal sferit, bentuk kristal tersusun atas bagian-bagian yang teratur secara
radier, terdapat pada batang Phyllocactus sp.

e. Kristal majemuk, berbentuk seperti bintang atau roset disebut kristal drussen,
terdapat pada korteks batang mlinjo (Gnetum gnemon), daun kecubung

6
(Datura metel), korteks batang delima (Punica granatum), dan batang jarak
(Ricinus communis).

Benda Ergastic yang bersifat cair terdapat didalam cairan sel berupa zat-
zat yang larut didalamnya, antara lain ; asam organic, karbohidrat, protein,
lemak, zat penyamak, antosianin, alkaloid minyak eteris/minyak atsiri dan hars.

Cairan Sel

a. Asam organic, antra lain asam oksalat,asam sitrat, asam malat.


Konsentrasi asam organic yang tinggi dijumpai didalam vakuola sel-sel
buahan yang masih muda.

b. Karbohidrat berupa sakarida terlarut, misalnya disakarida (sukrosa,


maltosa), monosakarida (glukosa, fruktosa).

c. Protein, berupa asam amino dan peptide sederhana.

d. Zat penyamak (tanin) : berfungsi sebagai bahan pelindung, misalnya


terdapat pada tumbuhan gambir (Uncaria gambir).

e. Antosianin ; merupakan pigmen vakuola, misalnya terdapat pada


epidermis mahkota bunga dan epidermis daun yang tidak hijau, sehingga
organ itu berwarna warni.

f. Alkaloid,; senyawa yang berfungsi bagi tumbuhan yang bersangkutan


belum jelas, misalnya:

· Cofein pada kopi (Cofea robusta)

· Papain pada papaya (Carica papaya)

· Capsein pada lombok (Capsicum sp)

· Theobromin pada coklat (Theobroma cacao)

7
Minyak dan Lemak

Lemak, berupa lemak/minyak sebagai cadangan makanan. Biasanya terdapat


pada biji kacang tanah dan daging buah kelapa.

Minyak yang Mudah menguap

1. Minyak eteris (Minyak astiri=minyak menguap)

Merupakan senyawa yang mempunyai daya membias cahaya kuat.


Sehingga bagian yang minyak eteris tampak mengkilat.Terdapat misalnya
pada:

· Kulit buah jeruk (Citrus sp)

· Kulit batang kayu manis (Cinnamomun zeylanicum)

· Kulit buah lombok (Capsicum sp)

· Rhizome jahe (Zingiber offficinale)

· Daun kayu putih (Melaleuca leucadendron)

· Daun mahkota bunga mawar (Rosa sp)

2. Hars, terdapat pada Pinus merkusii yang disadap untuk memperoleh


terpentin.

8
BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Pembahasan
1. Pengertian Benda Non Protolasmik (Ergas)
Protoplas dinyatakan, bahwa suatu sel dikatakan mati apabila di dalam
lumen sel itu tidak terkandung lagi protoplas. Di dalam protoplas terkandung
protoplasma yaitu zat-zat kehidupan. Dengan demikian maka “benda-benda
dalam sel yang nonprotoplasmik” berarti benda-benda yang tanpa zat-zat
kehidupan, yang artinya pula benda mati. Benda-benda mati yang terdapat
dalam sel-sel tumbuhan disebut benda ergas (Ergastic Substances).
2. Sifat Benda Non Protolasmik (Ergas)
Komponen non protoplasmik, berdasarkan sifatnya dapat dibedakan
menjadi cair dan padat. Komponen non protoplasmik (benda ergastik) yang
bersifat cair itu terdapat di dalam vakuola dan komponen non protoplasmik
(benda ergastik) yang lazimnya berbentuk butiran padat Kristal Ca-oksalat,
Kristal an-organik, butir amilum dan aleuron.

a. Benda Ergas yang Bersifat Cair


Penjelasan yang bersifat cair akan meliputi: a. cairan sel, b. minyak dan
lemak, c. minyak yang mudah menguap dalm sel tumbuh-tumbuhan, yang
dikenal dengan nama minyak eteris dan dammar (harsa).

b. Benda Ergas yang Bersifat Padat


Benda-benda nonprotoplasmik (mati) dalam sel yang bersifat padat
tentunya berwujud lebih nyata daripada yang bersifat cair, karena yang
bersifat padat lazimnya berbentuk butiran atau Kristal. Butiran atau Kristal ini
terbentuk sebagai hasil akhir metabolism (pertukaran zat) dalam tumbuh-
tumbuhan. Ada pula yang terbentuk karena terjadinya pengendapan zat-zat
cair makanan cadangan, sehingaa berwujud butiran. Di bawah ini hanya akan

9
dikemukakan tentang Kristal Ca-oksalat, Kristal an-organik, butir amilum dan
aleuron.

3. Komponen Dalam Benda Non Protolasmik (Ergas)

a. Kristal Ca-oksalat
Kristal ini memang cukup banyak terdapat dalam sel berbagai tumbuh-
tumbuhan. Lazimnya terdapat dalam sel korteks (cortex), akan tetapi tidak
jarang pula terdapat dalam sel-sel parenkhim floem (“phloem parenchyma”)
dan parenkhim silemm (“xylem parenchyma”). Kristal-kristal ini terdapat
dalam vakuola dari sel atau dalam plasma selnya. Sel-sel ini biasanya
memiliki dinding sel yang bergabus.

Kristal-kristal ini dapat berbentuk:


(1) Kristal dengan bentuk Prisma Teratur
Biasanya terdapat dalam sel-sel di bawah epidermis dari daun jeruk,
yang letaknya yang umum yaitu pada jarak-jarak tertentu dari lapisan sel
tersebut.

(2) Kristal dengan bentuk Jarum


Kristal dengan bentuk jarum ini banyak terdapat dalam sel-sel
daunmirabilis. Perhatikan pada gambar (b) tentang letaknya yang tidak
teratur. Bentuk ini terdapat pada daun mirabilis jalapa.

(3) Kristal dengan bentuk butir-butiran kecil


Kristal ini dalam bahasa Inggris dinamakan “Crystal sands”, umumnya
terdapat dalam sel daun serta tangkai daun dari tumbuhanAmaranthus
(bayam).
(4) Kristal dengan bentuk rafida
Merupakan Kristal bentuk jarum yang letaknya sejajar satu sama lain,
biasanya terdapat dalam sel-sel parenkhim dari jaringan-jaringan yang lunak.
Selnya mengandung lender dan berdinding tipis, misalnya dalams sel-sel
jaringan yang tergolong monocotyledoneae. Rafida misalnya terdapat pada

10
endocarp buah aren (Angera pinnata), akan menimbulkan rasa gatal-gatal
kalau tersinggung atau termakan.

(5) Kristal dengan bentuk kelenjar (driuse)


Kristal yang berbentuk kelenjar atau “globose masses” atau juga “druse”
hanya terdapat dalam sel-sel tertentu dengan bentuknya yang tidak teratur
(dapat berbentuk bintang, bulat, atau bentuk-bentuk lainnya). Gambar 14 (e)
menggambarkan Kristal pada tangkai daun papaya (Carica papaya). Pada sel-
sel serat terkandung diketemukan Kristal oksalat yang memenuhi ruangan sel
(lumen). Dapat ditambahkan, bahwa kristal-kristal oksalat akan dapat larut
apabila terhadapnya dibubuhkan: asam cuka dan sedikit dipanaskan dan akan
terbentuk gelembung-gelembung CO2; atau dengan pemberian HCL atau
H2SO4.

b. Kristal Anorganik
Kristal-kristal anorganik dimaksud ialah yang berupa silikat, yang
banyak terdapat pada sel tumbuh-tumbuhan jenis bambu dan rumput-
rumputan terutama pada sel epidermisnya. Biasanya silikat ini merupakan
penebalan pada dinding sel. Karena itu dengan adanya bahan ini dalam sel
epidermis daun maka daun ini keadaannya menjadi keras serta kaku, yang
memungkinkannya menjaga gangguan-gangguan dari luar. Selain itu
terdapatnya silikat ini juga sebagai kristal-kristal dalam lumen selnya.

Dalam sel selain silikat terdapat pula sistolit akan tetapi bentuknya
jarang sebagai kristal, melainkan berbentuk khusus bagaikan sarang lebah.
Dalam hal ini sel-sel yang mengandung sistolit rata-rata berukuran lebih besar
dari sel-sel yang ada di sekitarnya, dengan demikian maka dapat dengan
mudah dibedakan. Sel-sel yang mengandung sistolit ini lazim disebut litosis.

c. Butir Amilum
Benda-benda nonprotoplasmik atau benda-benda mati ini dalam sel ini
dibentuk oleh plastid-plastida, diantaranya oleh amiloplas dan kloroplas.
Lazimnya merupakan tepung-tepung yang dibentuk oleh kloroplas

11
disebuttepung asimilasi terdapat dalam sel-sel daun, sedang yang dibentuk
oleh amiloplas diebut tepung cadangan yang terdapat dalam alat-alat
penyimpanan makanan, seperti halnya pada akar-akar, umbi biji dan lain-lain.
Kadar tepung kadang-kadang mencapai tingkat yang tinggi, sekitar 20% dari
berat keseluruhan, bahkan dalam biji-bijian kadang-kadang dapat mencapai
sekitar 70% dari berat biji segar.

Terjadinya tepung transitoris dapat dikemukakan sebagai berikut:


(a) Tepung asimilasi dalam proses menuju ke tempat penimbunan makanan,
di bawah pengaruh enzim-enzim amylase dan diastase telah diubah menjadi
gula yang dapat larut ke dalam air.
(b) Di tengah perjalanan (sebelum sampai ke tempat penimbunan makanan)
gula yang telah terjadi dan larut dalam air mengalami pengendapan-
pengandapan sementara, dan terbentuk tepung transitoris.
Tentang tepung cadangan, bagi tiap jenis tumbuh-tumbuhan mempunyai
bentuk dan susunan tertentu, perhatikan Gambar 15 di halaman berikut.
Perbedaan macam-macam tepung ini dapat berdasarkan letak hilusdalam
butir-butir tepung. Yang dimaksud dengan hilus ialah titik permulaan
terbentuknya butir tepung, (hilum atau titik inisial), sedang lamella
adalahgaris-garis halus yang mengelilingi hilus. Butir tepung yang terbentuk
itu besarnya berkisar antara 17-20 mikron. Perbedaan di atas menghasilkan
adanya 2 macam butir-butir tepung yaitu (1) yang konsentris, dan yang (2)
eksentris. v Butir tepung konsentris
Butir-butir tepung macam ini dilihat letaknya hilus dan mella:
(1) Hilusnya terletak di tengah-tengah,
(2) Letak lamella mengelilingi hilus.
Butir tepung konsentris banyak terdapat pada tumbuh tumbuhan jenis
ketela, seperti misalnya pada ketela rambat (Ipomoea batatas), ketela pohon
(Manihot utilissima), dan lain-lain. v Butir tepung eksentris
Perbedaannya dilihat pula dari letaknya hilus dan lamella:
(1) Hilusnya terletak di pinggir,

12
(2) Letak lamella mengelilingi hilus.
Umumnya bentuk dari butir-butir tepung macam ini adalah lonjong dan
tidak pernah bundar, banyak terdapat dalam sel tumbuh-tumbuhan seperti
kentang (Solanum tuberosum).
Kalau di atas telah dibedakan macam-macam butir tepung berdasarkan letak
dari hilusnya, maka selanjutnya dapat dikemukakan tentang macam-macam
butir tepung apabila dilihat dari susunannya, yaitu butir tepung monoadelph,
diadelph dan polyadelph. Jelasnya sebagai berikut:
(a) Monoadelph
Butir-butir tepung monoedelph adalah butir-butir tepung yang memiliki
satu hilus dengan lamella-lamella mengelilinginya. Sebagai contoh: butir
tepung pada ketela rambat, ketela pohon, gandum dan lain-lain.
(b) Diadelph
Dalam hal butir-butir tepung macam ini, adalah butir tepung yang
terdiri dari dua hilus, yang masing-masing hilus dikelilingi pula lamella-
lamella sendiri-sendiri. Masing-masing lamella ini dikelilingi lagi oleh
lamella lainnya. Sebagai contoh: butir tepung pada kentang.
(c) Poliadelph
Butir-butir tepung diadelph ini ternyata banyak bagian-bagiannya atau
dengan kata lain terdiri dari banyak butir-butiran tepung yang bersatu.
Sebagai contoh: pada beras (Oryza sativa).
Butir-butir tepung tersusun pula atas dua macampolysakarida: bagian
tepi dari tepung (amilopektin) dan bagian dalam dari butir tepung (amilose).
Kalau kita perhatikan kembali Gambar 15, pada butir tepumgphaseolus
vulgaris, tedapat korosi. Yang dimaksud dengan korosi adalah “peristiwa
perubahan pada butir tepung sebagai akibat digunakannya oleh tumbuhan,
sehingga pengaruh enzim-enzim amylase dan distase berubah menjadi gula
yang larut dalam air. Tapi larutnya ini tidak secara sekaligus melainkan
secara sedikit demi sedikit, dan akibatnya maka butir-butir tepung tadi
seakan-akan terkerat-kerat”.

13
Selanjutnya kalau kita melakaukan pengamatan pada butir tepung
dengan menggunakan mikroskop yang untuk ini digunakan cahaya polarisasi,
maka akan tampak padanya suatu susunan seperti kristal merupakan
sfaeorokristal. Sfaeorokristal ini terdiri dari unsur-unsur kristal yang letaknya
radial dan disebut trikhit.
Dalam suatu proses pelarutan tepung diperlukan pemanasan, karena
butir-butir tepung itu dalam air dingin tidak melarut. Dengan pemanasan
maka butir-butir tepung itu akan berubah menjadi lendir (semacam kanji).
Dengan asam sulfat pekat tepung akan dihidrolisa menjadi gula. Bila tepung
itu dipanaskan secara kering, akan berubah menjadi suatu zat yang larut
dalam air, yaitu dekstrim.
d. Butir Aleuron
Pada tumbuh-tumbuhan biasanya terdapat protein aktif dan protein
pasif. Yang dimaksud dengan protein aktif adalah protein-protein pembentuk
protoplasma, sedangkan protein pasif adalah protein makanan cadangan. Pada
hakikatnya protein pasif ini adalah benda non protoplasmik (ergastic
substances atau benda_benda mati) yang ditemukan dalam vakuola-vakuola
sebagai protein amorf ataupun sebagai kristal, kedua-duanya lazim terdapat
bersama-sama sebagai butir-butir aleuron yang merupakan benda-benda mati.
Benda-benda mati ini lazimnya terdapat dalam endoperm, perisperm atau
embrio dari biji-bijian.
Aleuron itu merupakan protein yang termasuk globulin, butir-
butirannya yang tergolong sangat besar biasanya terdapat pada biji jarak
(Ricinus communis).Pada butir-butir yang besar ini lazimnya terdiri dari :
(1) Protein amorf
(2) Protein kristal
(3) Protein globoid.
Yang dimaksud dengan protein amorf yaitu protein tidak berbentuk,
protein kristal yaitu protein yang memiliki bentuk yang beraturan, persegi
lima atau persegi enam. Sedangkan protein globoid adalh protein yang

14
banyak mengandung zat phytin, yaitu garam yang mengandung Ca dan Mg
dengan suatu asam (asam mesoinosith hexaphospor).
Lapisan aleuron ialah lapisan sel yang berada di bawah kulit buah yang
penuh mengandung butir-butir kecil protein, sedangkan yang dimaksud
dengan gluten adalah protein yang menyusun butir-butir aleuron. Lapisan
aleuron terdapat misalnya pada butir-butir gandum, padi dan lain sebagainya.
Butir-butir protein selain terdapat pada vakuola, kadang-kadang terdapat pula
dalam :
(1) Sitoplasma, sebagai misal pada sel-sel umbi kentang yang letaknya di
tepi
(2) Plastida
(3) Dalam inti sel (nukleus), misalnya dalam tumbuh-tumbuhan yang
tergolong keluarga scrophulariaceae. Selain terdapat sebagai glubulin, protein
pasif yang merupakan aleuron ini terdapat juga sebagai albumin, glutelin
ataupun protamin.

15
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan
a. Benda-benda dalam sel yang nonprotoplasmik berarti benda-benda
yang tanpa zat-zat kehidupan (benda mati) yang berbentuk butiran atau
kristal.
b. Komponen non protoplasmik, berdasarkan sifatnya dapat dibedakan
menjadi cair dan padat.
c. Komponen non protoplasmik (benda ergas) yang bersifat padat
lazimnya berbentuk butiran padat kristal Ca-oksalat, kristal an-organik,
butir amilum dan aleuron.

IV.2 Saran
Saran yang diambil dari laporan ini adalah diharapkan dilaksanakan
praktikum agar pemahaman lebih jelas dan mendetail mengenai tentang
komponen non protoplasmik dan sebaiknya dalam melaksanakan praktikum
para praktikan lebih memperhatikan materi yang diberikan oleh para asisten
praktikum.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sutrian, Drs.Yayan.2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan (Tentang Sel


dan Jaringan). Rineka Cipta:Jakarta

Anonim. (2014). Macam-macam Gerak Tumbuhan dan Penjelasannya.


http://www.artikelsiana.com/2014/09/macam-macam-gerak-tumbuhan-
Tropisme-nasti-taksis.html. Diakses tanggal 15 Oktober 2015. [online].

Anonim. (2014). Macam-macam Biologi Dasar http://didik-


abd.blogspot.com/2008/12/sel-1.html. Diakses tanggal 15 Oktober 2015.
[online].

Anonim. (2014). Macam-macam Biologi Dasar


http://fadebyantoro.blogspot.com/2010/04/indoscience-2.html. Diakses
tanggal 15 Oktober 2015. [online].

Anonim. (2014). Macam-macam Biologi Dasar


http://wimamadiun.com/materi/endang/minggu02.pdf Diakses tanggal 15
Oktober 2015. [online].

Purjiyanta, S.Pd, Eka. (2013). Ipa Terpadu. Jakarta: Erlangga.

Tim Dosen Biologi Dasar Jurusan Biologi Universitas Nusa Bangsa. (2015).
Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Bogor.

17

Anda mungkin juga menyukai