KELOMPOK 2 :
i
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas segala
kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluss ilmu tentang ‘BENDA-
BENDA ERGASTIK DI DALAM SEL’ yang penyusun sajikan berdasarkan pengamatan
dari berbagai sumber. Makalah ini disusun dengan berbagai rintangan. Baik itu dari faktor
luar maupun dari diri sendiri. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Walaupun makalah ini kurang
sempurna, dan memerlukan berbagai perbaikan, tapi juga memiliki detail yang cukup jelas
namun ringkas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen Biologi Dasar yaitu Bapak
M. Fathan yang telah membimbing penyusun agar dapat memahami tentang cara menyusun
makalah yang baik dan sesuai kaidah.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Penyusun
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
I.2 Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui pengertian benda-benda dalam sel yang
nonprotoplasmik.
2. Untuk mengetahui sifat benda non-protoplasmik.
3. Untuk mengetahui benda atau komponen dalam sel yang non-
protoplasmik (benda ergastik) yang bersifat padat.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fungsi Sel
Tumbuhan, hewan, manusia dan bakteri tersusun dari sel. Jadi sel adalah
unit structural terkecil pada makhluk hidup. Sel tersusun dari air dan komponen
kimia utama, misalnya: protein, karbohidrat, lemak dan asam nukleat. Sel tersebut
tersusun atas dua lapis membran fosfolifid yang bersifat selektif permeable,
sehingga hanya molekul tertentu saja dapat masuk dan keluar sel
(Campbell,2002). Sel mengandung sitoplasma (plasma didalam sel) dan
nukleoplasma (plasma didalam inti sel). Sitoplasma ini berisi sitosol (cairan
plasma) dan organel- organel (organ- organ sel), sedangkan nulkeoplasma berisi
cairan inti sel, anak inti (nucleolus) dan kromosom yang mengandung DNA. DNA
merupakan molekul pembawa informasi genetika yang pada saat tertentu
terpaketkan menjadi kromosom (Campbell,2002 ).
3
Benda ergastik yang bersifat padat antara lain :
c. Butir amilum majemuk : tiap butir mempunyai lebih dari satu hilus dan
hilus-hilus ini dikelilingi oleh lamella masing-masing.
4
2. Aleuron
· Setelah biji mengaring : air dalam vakuola menjadi semakin sedikit sehingga
konsentrasi zat-zat yang terlarut didalamnya yang berupa putih telur, garam
dan lemak semakin besar.
Pada biiji padi dan jagung butir-butir aleuron terdapt didalam sel-sel
jaringan endosperm yang letaknya paling luar yang disebut lapisan aleuron.
Lapisan ini biasanya akan terbuang bila mencucui beras terlalu bersih sebelum
dimasak.
3. Kristal Ca-Oksalat
Kristal ini merupakan hasil akhir/ hasil rekresi dari suatu pertukaran zat
yang terjadi didalam sitoplasma. Kristal Ca-Oksalat tidak larut dalam asam
cuka tetapi larut dalam asam kuat.
a. Kristal pasir, bentuk piramida kecil, teradapat misalnya pada tangkai daun
bayam (Amaranthus sp), tangkai daun tembakau (Nicotiana tabacum)
5
b. Kristal tunggal besar, berbentuk prisma/poliendris, terdapat pada daun jeruk
(Citrus sp).
c. Rafida, berbentuk seperti jarum/sapu lidi, terdapt pada daun bunga pukul
empat (Mirabilis jalapa), pada batang dan akar lidah buaya (Aloe sp) dan
daun nanas (Ananas commosus).
d. Kristal sferit, bentuk kristal tersusun atas bagian-bagian yang teratur secara
radier, terdapat pada batang Phyllocactus sp.
e. Kristal majemuk, berbentuk seperti bintang atau roset disebut kristal drussen,
terdapat pada korteks batang mlinjo (Gnetum gnemon), daun kecubung
6
(Datura metel), korteks batang delima (Punica granatum), dan batang jarak
(Ricinus communis).
Benda Ergastic yang bersifat cair terdapat didalam cairan sel berupa zat-
zat yang larut didalamnya, antara lain ; asam organic, karbohidrat, protein,
lemak, zat penyamak, antosianin, alkaloid minyak eteris/minyak atsiri dan hars.
Cairan Sel
7
Minyak dan Lemak
8
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Pembahasan
1. Pengertian Benda Non Protolasmik (Ergas)
Protoplas dinyatakan, bahwa suatu sel dikatakan mati apabila di dalam
lumen sel itu tidak terkandung lagi protoplas. Di dalam protoplas terkandung
protoplasma yaitu zat-zat kehidupan. Dengan demikian maka “benda-benda
dalam sel yang nonprotoplasmik” berarti benda-benda yang tanpa zat-zat
kehidupan, yang artinya pula benda mati. Benda-benda mati yang terdapat
dalam sel-sel tumbuhan disebut benda ergas (Ergastic Substances).
2. Sifat Benda Non Protolasmik (Ergas)
Komponen non protoplasmik, berdasarkan sifatnya dapat dibedakan
menjadi cair dan padat. Komponen non protoplasmik (benda ergastik) yang
bersifat cair itu terdapat di dalam vakuola dan komponen non protoplasmik
(benda ergastik) yang lazimnya berbentuk butiran padat Kristal Ca-oksalat,
Kristal an-organik, butir amilum dan aleuron.
9
dikemukakan tentang Kristal Ca-oksalat, Kristal an-organik, butir amilum dan
aleuron.
a. Kristal Ca-oksalat
Kristal ini memang cukup banyak terdapat dalam sel berbagai tumbuh-
tumbuhan. Lazimnya terdapat dalam sel korteks (cortex), akan tetapi tidak
jarang pula terdapat dalam sel-sel parenkhim floem (“phloem parenchyma”)
dan parenkhim silemm (“xylem parenchyma”). Kristal-kristal ini terdapat
dalam vakuola dari sel atau dalam plasma selnya. Sel-sel ini biasanya
memiliki dinding sel yang bergabus.
10
endocarp buah aren (Angera pinnata), akan menimbulkan rasa gatal-gatal
kalau tersinggung atau termakan.
b. Kristal Anorganik
Kristal-kristal anorganik dimaksud ialah yang berupa silikat, yang
banyak terdapat pada sel tumbuh-tumbuhan jenis bambu dan rumput-
rumputan terutama pada sel epidermisnya. Biasanya silikat ini merupakan
penebalan pada dinding sel. Karena itu dengan adanya bahan ini dalam sel
epidermis daun maka daun ini keadaannya menjadi keras serta kaku, yang
memungkinkannya menjaga gangguan-gangguan dari luar. Selain itu
terdapatnya silikat ini juga sebagai kristal-kristal dalam lumen selnya.
Dalam sel selain silikat terdapat pula sistolit akan tetapi bentuknya
jarang sebagai kristal, melainkan berbentuk khusus bagaikan sarang lebah.
Dalam hal ini sel-sel yang mengandung sistolit rata-rata berukuran lebih besar
dari sel-sel yang ada di sekitarnya, dengan demikian maka dapat dengan
mudah dibedakan. Sel-sel yang mengandung sistolit ini lazim disebut litosis.
c. Butir Amilum
Benda-benda nonprotoplasmik atau benda-benda mati ini dalam sel ini
dibentuk oleh plastid-plastida, diantaranya oleh amiloplas dan kloroplas.
Lazimnya merupakan tepung-tepung yang dibentuk oleh kloroplas
11
disebuttepung asimilasi terdapat dalam sel-sel daun, sedang yang dibentuk
oleh amiloplas diebut tepung cadangan yang terdapat dalam alat-alat
penyimpanan makanan, seperti halnya pada akar-akar, umbi biji dan lain-lain.
Kadar tepung kadang-kadang mencapai tingkat yang tinggi, sekitar 20% dari
berat keseluruhan, bahkan dalam biji-bijian kadang-kadang dapat mencapai
sekitar 70% dari berat biji segar.
12
(2) Letak lamella mengelilingi hilus.
Umumnya bentuk dari butir-butir tepung macam ini adalah lonjong dan
tidak pernah bundar, banyak terdapat dalam sel tumbuh-tumbuhan seperti
kentang (Solanum tuberosum).
Kalau di atas telah dibedakan macam-macam butir tepung berdasarkan letak
dari hilusnya, maka selanjutnya dapat dikemukakan tentang macam-macam
butir tepung apabila dilihat dari susunannya, yaitu butir tepung monoadelph,
diadelph dan polyadelph. Jelasnya sebagai berikut:
(a) Monoadelph
Butir-butir tepung monoedelph adalah butir-butir tepung yang memiliki
satu hilus dengan lamella-lamella mengelilinginya. Sebagai contoh: butir
tepung pada ketela rambat, ketela pohon, gandum dan lain-lain.
(b) Diadelph
Dalam hal butir-butir tepung macam ini, adalah butir tepung yang
terdiri dari dua hilus, yang masing-masing hilus dikelilingi pula lamella-
lamella sendiri-sendiri. Masing-masing lamella ini dikelilingi lagi oleh
lamella lainnya. Sebagai contoh: butir tepung pada kentang.
(c) Poliadelph
Butir-butir tepung diadelph ini ternyata banyak bagian-bagiannya atau
dengan kata lain terdiri dari banyak butir-butiran tepung yang bersatu.
Sebagai contoh: pada beras (Oryza sativa).
Butir-butir tepung tersusun pula atas dua macampolysakarida: bagian
tepi dari tepung (amilopektin) dan bagian dalam dari butir tepung (amilose).
Kalau kita perhatikan kembali Gambar 15, pada butir tepumgphaseolus
vulgaris, tedapat korosi. Yang dimaksud dengan korosi adalah “peristiwa
perubahan pada butir tepung sebagai akibat digunakannya oleh tumbuhan,
sehingga pengaruh enzim-enzim amylase dan distase berubah menjadi gula
yang larut dalam air. Tapi larutnya ini tidak secara sekaligus melainkan
secara sedikit demi sedikit, dan akibatnya maka butir-butir tepung tadi
seakan-akan terkerat-kerat”.
13
Selanjutnya kalau kita melakaukan pengamatan pada butir tepung
dengan menggunakan mikroskop yang untuk ini digunakan cahaya polarisasi,
maka akan tampak padanya suatu susunan seperti kristal merupakan
sfaeorokristal. Sfaeorokristal ini terdiri dari unsur-unsur kristal yang letaknya
radial dan disebut trikhit.
Dalam suatu proses pelarutan tepung diperlukan pemanasan, karena
butir-butir tepung itu dalam air dingin tidak melarut. Dengan pemanasan
maka butir-butir tepung itu akan berubah menjadi lendir (semacam kanji).
Dengan asam sulfat pekat tepung akan dihidrolisa menjadi gula. Bila tepung
itu dipanaskan secara kering, akan berubah menjadi suatu zat yang larut
dalam air, yaitu dekstrim.
d. Butir Aleuron
Pada tumbuh-tumbuhan biasanya terdapat protein aktif dan protein
pasif. Yang dimaksud dengan protein aktif adalah protein-protein pembentuk
protoplasma, sedangkan protein pasif adalah protein makanan cadangan. Pada
hakikatnya protein pasif ini adalah benda non protoplasmik (ergastic
substances atau benda_benda mati) yang ditemukan dalam vakuola-vakuola
sebagai protein amorf ataupun sebagai kristal, kedua-duanya lazim terdapat
bersama-sama sebagai butir-butir aleuron yang merupakan benda-benda mati.
Benda-benda mati ini lazimnya terdapat dalam endoperm, perisperm atau
embrio dari biji-bijian.
Aleuron itu merupakan protein yang termasuk globulin, butir-
butirannya yang tergolong sangat besar biasanya terdapat pada biji jarak
(Ricinus communis).Pada butir-butir yang besar ini lazimnya terdiri dari :
(1) Protein amorf
(2) Protein kristal
(3) Protein globoid.
Yang dimaksud dengan protein amorf yaitu protein tidak berbentuk,
protein kristal yaitu protein yang memiliki bentuk yang beraturan, persegi
lima atau persegi enam. Sedangkan protein globoid adalh protein yang
14
banyak mengandung zat phytin, yaitu garam yang mengandung Ca dan Mg
dengan suatu asam (asam mesoinosith hexaphospor).
Lapisan aleuron ialah lapisan sel yang berada di bawah kulit buah yang
penuh mengandung butir-butir kecil protein, sedangkan yang dimaksud
dengan gluten adalah protein yang menyusun butir-butir aleuron. Lapisan
aleuron terdapat misalnya pada butir-butir gandum, padi dan lain sebagainya.
Butir-butir protein selain terdapat pada vakuola, kadang-kadang terdapat pula
dalam :
(1) Sitoplasma, sebagai misal pada sel-sel umbi kentang yang letaknya di
tepi
(2) Plastida
(3) Dalam inti sel (nukleus), misalnya dalam tumbuh-tumbuhan yang
tergolong keluarga scrophulariaceae. Selain terdapat sebagai glubulin, protein
pasif yang merupakan aleuron ini terdapat juga sebagai albumin, glutelin
ataupun protamin.
15
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan
a. Benda-benda dalam sel yang nonprotoplasmik berarti benda-benda
yang tanpa zat-zat kehidupan (benda mati) yang berbentuk butiran atau
kristal.
b. Komponen non protoplasmik, berdasarkan sifatnya dapat dibedakan
menjadi cair dan padat.
c. Komponen non protoplasmik (benda ergas) yang bersifat padat
lazimnya berbentuk butiran padat kristal Ca-oksalat, kristal an-organik,
butir amilum dan aleuron.
IV.2 Saran
Saran yang diambil dari laporan ini adalah diharapkan dilaksanakan
praktikum agar pemahaman lebih jelas dan mendetail mengenai tentang
komponen non protoplasmik dan sebaiknya dalam melaksanakan praktikum
para praktikan lebih memperhatikan materi yang diberikan oleh para asisten
praktikum.
16
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Biologi Dasar Jurusan Biologi Universitas Nusa Bangsa. (2015).
Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Bogor.
17