Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MIKROBIOLOGI FARMASI

“ALGA, PROTOZOA DAN VIRUS”

DISUSUN OLEH :

NAMA : HARISINANTO HAW

NIM : G 701 20 021

KELAS :C

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Alga,
Protozoa dan Virus”.

Dalam meyelesaikan makalah ini penulis telah berusaha untuk mencapai hasil yang
maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman dan
kemampuan, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna.Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan sempurnanya
makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Palu, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Tujuan .............................................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah...........................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................2
2.1 Alga.................................................................................................................2
2.2 Protozoa...........................................................................................................2
2.3 Virus...............................................................................................................
BAB III.............................................................................................................................4
PENUTUP.......................................................................................................................4
3.1 Kesimpulan......................................................................................................4
3.2 Saran................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang mikroba
yang tak kasat mata, mikroba yang mencakup bermacam-macam kelompok
organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupun kelompok sel
bakteri, alga, protozoa, fungi mikroskopik bahkan virus. Mikroorganisme adalah
organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan
alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik.
Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak
(multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata
telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang (Margaret
F W 1989).

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme  yang berukuran sangat kecil


sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut
juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler)
maupun bersel banyak (multiseluler). Mikroorganisme yang hidup di alam memiliki
morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu juga dengan bakteri. Salah satu
untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasikan ialah
dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk
mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui
serangkaian pengecatan (Margaret F W 1989).

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Alga ?
2. Untuk mengetahui apa itu Protozoa ?
3. Untuk mengetahui apa itu Virus?

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa itu Alga ?
2. Apa itu Protozoa?
3. Apa itu Virus ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Alga
Algae termasuk mikroorganisme eukariotik. Mereka umumnya bersifat fotosintetik
dengan pigmen fotosintetik hijau (klorofil), biru kehijauan (fikobilin), coklat
(fikosantin), dan merah (fikoeritrin). Secara morfologi, algae ada yang berbentuk
uniseluler dan ada pula yang multiseluler tetapi belum ada pembagian tugas pada
komponen sel-selnya. Algae dibedakan dari tumbuhan hanya karena hal tersebut
(Margaret F W 1989).

Algae uniseluler (mikroskopik) dapat betul-betul berupa sel tunggal, atau tumbuh
dalam bentuk rantaian atau filamen. Ada beberapa jenis algae yang sel-selnya
membentuk koloni, misalnya pada Volvox, koloni terbentuk dari 500-60.000 sel.
Koloni-koloni inilah yang dapat dilihat dengan mata biasa. Algae multiseluler
(makroskopik) mempunyai ukuran besar sehingga dapat dilihat dengan mata biasa. 
Algae makroskopik biasanya mempunyai berbagai macam struktur khusus.
Beberapa jenis algae mempunyai struktur yang disebut hold fast yang mirip dengan
sistem perakaran pada tanaman. Fungsinya adalah untuk menempelnya algae pada
batuan atau substrat tertentu. Hold fast tidak dapat digunakan untuk menyerap air
atau nutrien. Algae tidak memerlukan sistem transport nutrien dan air, karena
nutrien dan air dapat dipenuhi dari seluruh sel algae. Struktur khusus yang lain
adalah bladder atau pengapung, yang berguna untuk menempatkan algae pada
posisi tepat untuk mendapatkan cahaya maksimum. Tangkai atau batang pada algae
disebut stipe, yang berguna untuk mendukung blade, yaitu bagian utama algae yang
berfungsi mengabsorbsi nutrien dan cahaya (Margaret F W 1989).

2.2 Protozoa
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara
algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat
dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan
protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan
merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil
dan kemampuan untuk berfotosintesa (Hiaranya Putri, 2017).

Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai


pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan
osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa
dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang
disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk
kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan yang
menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak
mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada
jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai
dengan fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis
protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun
dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel
mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan
dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam
bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya
dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel
tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki palsu),
flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif (Hiaranya Putri, 2017).

2.3 Virus
Virus merupakan salah satu jenis mikroorganisme parasit. Virus ini mempunyai
ciri-ciri tidak dimiliki oleh organisme lain. Virus hanya dapat berkembang biak di
sel-sel hidup lain (sifat virus parasit obligat) karenanya, vius dapat dibiakkan pada
telur ayam yang berisi embrio hidup. Untuk bereproduksi virus hanya memerlukan
asam nukleat saja. Ciri lainnya, virus tidak dapat bergerak maupun melakukan
aktivitas metabolisme sendiri. Selain itu irus tidak dapat membelah diri. Virus tidak
dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat dikristalkan (Lay, 1994).

Menurut Padoli (2016) virus memiliki morfologi sebagai berikut :


Kapsid
Seperti tadi sudah dijelaskan diatas kapsid merupakan pembungkus asam nukleat,
kapsid inilah yang menentukan morfologi virus. Kapsid berfungsi sebagai
pelindung asam nukleat, melekatkan virion pada sel inang yang terinfeksi virus, dan
sebagai penyedia protein untuk virion saat virion menginfeksi membran sel inang.

Asam nukleat
Asam nukleat berpera penting dala siklus hidup virus, sama dengan oraganisme
lainnya asam nukleat pada virus berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik
yang diperlukan untuk sintetis protein.

Sampul
Sampul pada virus merupakan hasil modifikasi virus terhadap membran sel inang
yang sudah terinfeksi oleh virus. Sampul virus sendiri terdiri dari susunan
molekul lipid dan protein. Itulah bagian-bagian tubuh virus yang paling utama,
setelah anda mengetahui bagian-bagian dari tubuh virus tersebut selanjutnya akan
saya lanjutkan artikel ini tentang morfologi virus
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Algae termasuk mikroorganisme eukariotik. Mereka umumnya bersifat fotosintetik
dengan pigmen fotosintetik hijau (klorofil), biru kehijauan (fikobilin), coklat
(fikosantin), dan merah (fikoeritrin).

Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara


algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat
dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan
protozoa.

Virus merupakan salah satu jenis mikroorganisme parasit. Virus ini mempunyai
ciri-ciri tidak dimiliki oleh organisme lain. Virus hanya dapat berkembang biak di
sel-sel hidup lain (sifat virus parasit obligat) karenanya, vius dapat dibiakkan pada
telur ayam yang berisi embrio hidup

3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa lebih teliti dalam menyusun karya tulis agar dapat dibaca
dan dipahami oleh orang banyak sehingga dapat menjadi ilmu yang berguna bagi
orang banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Hiaranya Putri. 2017. Mikrobiologi. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Lay, B. W. (1994). Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT. Raga

Margareth F W. 1998. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Padoli. 2016. Mikrobiologi Dan Parasitologi Keperawatan. Jakarta: Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai