5
Radioisotop
Metode Pelabelan
8
1. Reaksi Penukaran Isotop
Dilakukan dengan cara menggantikan
satu atau lebih atom dalam suatu molekul
dengan isotop dari unsur atom yang sama
tetapi memiliki nomor massa berbeda
AX* + BX BX*AX
11
Teknesium-99m
✘ Teknesium-99m memiliki beragam bentuk kompleks, dikarenakan
teknesium termasuk ke dalam unsur pada golongan VII dengan
beragam bilangan oksidasi dari -1 hingga 7. Bentuk kompleks dari
teknesium diantaranya teknesium VII complexes, technesium V
complexes, technesium Hydrazinopyridine complexes, serta
organometallic technesium complexes.
16
5. Recoil labelling
✘ Disebut juga penandaan “atom panas” atau
“sintesis panas”.
✘ Didasarkan pada reaksi rekoil radioaktif
dengan molekul disekitarnya
✘ Atom rekoil yang terbentuk akibat
transformasi inti, terutama melalui reaksi
inti, memiliki energi kinetik dan energi
eksitasi yang jauh lebih tinggi dibanding
reaksi kimia biasa.
✘ Reaksi dan interaksi dengan molekul
disekitarnya terjadi pada saat atom rekoil
17 maupun setelah berada pada energi “panas”
✘ Oleh karena itu, hasil reaksi atom rekoil ini
sering dijumpai dalam bentuk campuran
senyawa bertanda radioaktif yang
kompleks. Senyawa bertanda yang murni
hanya dapat diperoleh setelah pemisahan
dan pemurnian dengan metode
kromatografi, elektroforesis, destilasi dan
cara-cara pemurnian lainnya
18
6. Excitation labelling
Melibatkan ion radionuklida anak yang
sangat reaktif hasil dari peluruhan inti,
selama peluruhan ᵝ atau tangkapan elektron
dihasilkan ion energetik bermuatan yang
mampu menandai berbagai senyawa yang
berada disekitarnya.
Misal :
Suatu senyawa dipaparkan kepada 77KR
yang meluruh menjadi 77BR, maka ion 77BR
energetik hasil peluruhan selanjutnya akan
membentuk senyawa bertanda brom.
19 Hal yang sama terjadi dengan berbagai
7. Metode Lainnya
20
Faktor Penting Dalam pelabelan
Endang Sarmini, Enny Lestari, Abidin, Sriyono, Umi Nur Sholikhah, Triani Widyaningrum Pusat
Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan)
Nanopartikel perak (AgNP) dapat digunakan untuk terapi dan diagnosa kanker adalah AgNP yang dilabel dengan radionuklida Iodium-131
dalam bentuk sediaan radiofarmaka AgNP131. Diagnosa dapat dilakukan menggunakan 298 SPECT (Single-Photon Emission Computed
Tomography).
Penggunaan radionuklida I pada proses pelabelan AgNP disebabkan radionuklida tersebut merupakan pemancar gamma dan beta dengan
energi emisi gamma 364 keV (79%) dan energi maksimum emisi beta 610 keV (87,2%). Waktu paruh radionuklida I adalah 8,02 hari.
Pembuatan AgNP I dapat dilakukan dengan membuat AgNP terlebih dahulu. Nanopartikel perak dibuat dari Perak nitrat yang direduksi
menggunakan Natrium Borohidrat. Natrium Borohidrat atau dimetil formamide merupakan pereduksi kuat yang digunakan untuk
memproduksi AgNP.
AgNP yang terbentuk direaksikan dengan dengan radionuklida 131I sebagai sediaan radiofarmaka AgNP131I. Sediaan radiofarmaka
tersebut diuji kestabilan radiokimia menggunakan metode kromatografi. Metode ini dilakukan untuk menentukan kualitas, keamanan dan
efikasi produk farmasi maupun radiofarmasi yaitu kemurnian dan stabilitas radiokimia.
25