Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN


FITOFARMASETIK

Preparasi Simplisia Tanpa Pengeringan Dan Identifikasi Simplisia


(Bengkoang)

Dosen Pengampu :

Ghani Nurfiana Fadma Sari, M.Farm., Apt

Kelompok 4 :

1. Bagus Hadi Saputra (22164987A)


2. Meylinda W idyasari (22164995A)
3. Septia Utami (22164997A)
4. Titra Mara R (22164998A)
5. Isma Auliya E (22164999A)
6. Nanda Hadmira (22165000A)

LABORATORIUM TEKNOLOGI

SEDIAAN FITOFARMASETIK

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

2019
JUDUL

Preparasi Simplisia Tanpa Pengeringan Dan Identifikasi Simplisia (Bengkoang)

A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu melakukan preparasi simplisa tanpa pengeringan yaitu dengan
proses pembuatan memerlukan air dan dengan proses khusus.
2. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi pada simplisia bengkoang, meliputi uji
karbohidrat dan uji amilum.
B. DASAR TEORI
Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk
pengobatan dan belum mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan lain suhu
pengeringan tidak lebih dari 600C (Depkes 1989). Jenis-jenis simplisia:
1. Simplisia nabati: simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan
atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan adalah isi sel yang secara spontan
keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan dari
tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia murni
2. Simplisia hewani: simplisia berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang
dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni. 3. Simplisia
pelikan (mineral): simplisia berua bahan pelikan atau mineral yang belum
diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan
kimia murni.

DASAR PEMBUATAN SIMPLISIA

a. Simplisia dibuat dengan cara pengeringan


Pembuatan simplisia dengan cara ini dilakukan dengan pengeringan cepat,
tetapi dengan suhu yang tidak terlalu tinggi. Pengeringan yang terlalu lama
akan mengakibatkan simplisia yang diperoleh ditumbuhi kapang. Pengeringan
dengan suhu yang tinggi akan mengakibatkan perubahan kimia pada
kandungan senyawa aktifnya. Untuk mencegah hal tersebut, untuk simplisia
yang memerlukan perajangan perlu diatur panjang perajangannya, sehingga
diperoleh tebal irisan yang pada pengeringan tidak mengalami kerusakan.
b. Simplisia dibuat dengan fermentasi.
Proses fermentasi dilakukan dengan seksama, agar proses tersebut tidak
berkelanjutan kearah yang tidak diinginkan.
c. Simplisia dibuat dengan proses khusus.
Pembuatan simplisia dengan penyulingan, pengentalan eksudat nabati,
penyaringan sari air dan proses khusus lainnya dilakukan dengan berpegang
pada prinsip bahwa pada simplisia yang dihasilkan harus memiliki mutu
sesuai dengan persyaratan.
d. Simplisia pada proses pembuatan memerlukan air.
Pati, talk dan sebagainya pada proses pembuatannya memerlukan
air. Air yang digunakan harus terbebas dari pencemaran serangga,
kuman patogen, logam berat dan lain-lain.

TAHAPAN PEMBUATAN SIMPLISIA:


1. Pengumpulan bahan baku
Tahapan pengumpulan bahan baku sangat menentukan kualitas
bahan baku. Faktor yang paling berperan dalam tahapan ini adalah masa
panen. Panen daun atau herba dilakukan pada saat proses fotosintesis
berlangsung maksimal, yaitu ditandai dengan saat-saat tanaman mulai
berbunga atau buah mulai masak.
2. Sortasi basah
Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen ketika tanaman
masih segar. Sortasi dilakukan terhadap tanah dan kerikil, rumput-
rumputan, bahan tanaman lain atau bagian lain dari tanaman yang tidak
digunakan dan bagian tanaman lain yang rusak (dimakan ulat dan
sebagainya).
3. Pencucian
Pencucian simplisia dilakukan untuk membersihkan kotoran
yang melekat, terutama bahan-bahan yang berasal dari dalam tanah dan
juga bahan-bahan yang tercemar pestisida.
4. Pengubahan bentuk
Pada dasarnya tujuan pengubahan bentuk simplisia adalah untuk
memperluas permukaan bahan baku. Semakin luas permukaan maka sem
akin cepat kering. Proses pengubahan bentuk untuk rimpang, daun dan
herba adalah dengan perajangan.
5. Pengeringan
Proses pengeringan simplisia terutama bertujuan untuk
menurunkan kadar air sehingga bahan tersebut tidak mudah ditumbuhi
kapang dan bakteri serta memudahkan dalam hal pengolahan proses
selanjutnya (ringkas, mudah disimpan,tahan lama dan sebagainya).
Pengeringan dapat dilakukan lewat sinar matahari langsung maupun
tidak langsung juga dapat dilakukan dalam oven dengan suhu maksimum
60° C
6. Sortasi kering
Sortasi kering adalah pemilahan bahan setelah mengalami proses
pengeringan. Pemilihan dilakukan terhadap bahan-bahan yang terlalu
gosong, bahan yang rusak akibat terlindas roda kendaraan (misalnya
dikeringkan di tepi jalan raya) atau dibersihkan dari kotoran hewan.
7. Pengepakan dan penyimpanan
Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai dilakukan
maka simplisia perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar
tidak saling bercampur antara simplisia satu dengan yang lainnya
(Laksana, 2010)
Bengkoang adalah salah satu dari jenis umbi namun memiliki rasa yang berbeda
dari umbi yang lain. Bengkoang mengandung air yang cukup banyak yaitu sekitar 80-
90% sehingga baik untuk membantu suplai cairan dalam tubuh. Karena kandungan
cairannya yang tinggi inilah maka bengkoang sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh
penderita diabetes dan anda yang sedang berdiet. Umbi yang mempunyai nama
ilmiah Pachyrhizus erosus ini mempunyai rasa yang segar dan manis. Rasa manis yang
ada dalam bengkoang ini berasal dari oligokasarida yang disebut inulin. Bengkoang
dapat ditemukan di berbagai tempat, baik asia, eropa, amerika, maupun
australia(Shantika,2015).
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton satu senyawa yang
menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisa. Nama karbohidrat berasal dari
kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini mempunyai rumus empiris
yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon “hidrat”, dan memiliki
nisbah karbon terhdapa hidrogen dan terhadap oksigen sebagai 1:2:1. Sebagai contoh,
rumus D-glukosa adalah C6H12O6, yang dapat ditulis sebagai (CH2O)6 atau C6(H2O)6.
Walaupun banyak karbohidrat yang umum sesuai dengan rumus empiris (CH2O)6 yang
lain tidak memperlihatkan nisbah ini dan beberapa yang lain juga mengandung
nitrogen, fosfor, atau sulfur (Lehninger, 1982).
Pati atau amilum merupakan simpanan energi didalam sel-sel tumbuhan,
berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan diameter berkisar antara 5-50 nm.
Di alam, pati banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung, biji-bijian seperti
kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung dalam berbagai jenis
umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi(Al-Fattah, 2012).
C. ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
1. Timbangan analitik 1. Aquadest.
2. Oven 2. Bengkoang
3. Corong 3. Larutan iodium
4. Gelas ukur 4. Reagen molisch
5. Batang pengaduk 5. Asam sulfat pekat
6. Kertas saring
7. Botol
8. Nampan
9. Parutan
10. Kain flanel
11. Erlenmeyer
12. Tabung reaksi
13. Rak tabung reaksi
14. Pipet tetes

D. CARA KERJA

I. Preparasi Bengkoang

Menyiapkan alat dan bahan

Membersihkan bengkoang dengan cara mengupas dan mencuci dengan air,


kemudian diparut dan diperas

Hasil perasan bengkoang ditampung, kemudian didiamkan beberapa jam


sampai terbentuk endapan

Setelah terjadi endapan kemudian disaring dan airnya dibuang, sedangkan


ampasnya ditampung dan di oven pada suhu 50oC selama 24 jam

Setelah di oven, diperoleh serbuk pati bengkoang kemudian diayak dengan


pengayak mesh 60

II. Uji Karbohidrat

Menyiapkan alat dan bahan

Membuat larutan amilum dari serbuk pati bengkoang

Larutan amilum direaksikan dengan reagen Molisch (alfa-naftol dalam


etanol atau kloroform) dalam tabung reaksi

Setelah bercampur, kemudian menambahkan sejumlah kecil asam sulfat


pekat dengan perlahan melelui dinding tabung reaksi yang dimiringkan,
tanpa pengadukan, yang membentuk suatu lapisan di dasar tabung
Reaksi dikatakan positif apabila ditunjukkan adanya cincin ungu pada batas
antara lapisan asam dan lapisan uji

III. Uji Amilum

Menyiapkan alat dan bahan

Membuat larutan amilum dari serbuk pati bengkoang

Memasukkan 2mL larutan amilum pada tabung reaksi

Menambahkan beberapa tetes laurtan iodium dalam tabung reaksi

Mencatat warna yang terjadi

E. HASIL
 Perhitungan rendemen
Bobot bersih bengkoang = 1,3 Kg = 1300 gram
Bobot serbuk pati bengkoang = 13 gram
13 𝑔
Rendemen = 1300 𝑔 𝑥 100% = 1%

 Skrining Fitokimia
Uji Hasil Keterangan

Terdapat cincin ungu pada


batas antara lapisan asam
Karbohidrat
dan lapisan uji sehingga
hasil dinyatakan positif

Perubahan warna yang


terjadi adalah larutan
Amilum menjadi ungu kehitaman,
sehingga hasil dinyatakan
positif
F. PEMBAHASAN
Bengkoang secara turun temurun telah digunakan di Indonesia untuk melindungi kulit dan
memutihkan kulit. Bengkoang mengandung air yang cukup banyak yaitu sekitar 80-90%
sehingga baik untuk membantu suplai cairan dalam tubuh.
Praktikum kali ini melakukan preparasi tanpa pengeringan kemudian dilanjutkan skrining
fitokimia pada sampel bengkoang. Tujuan preparasi bengkoang adalah untuk mendapatkan pati
dari bengkoang, dan tujuan dari skrining fitokimia adalah untuk mengetahui apakah pati yang
dihasilkan dari bengkoang mengandung karbohidrat dan amilum. Preparasi simplisia
bengkoang dapat dilakukan dengan dua metode, namun dalam praktikum kali ini digunakan
metode 2 yaitu bengkoang diparut kemudian diperas. Hasil perasan dibiarkan satu malam
sampai terbentuk endapan kemudian disaring, endapan dioven pada suhu 50ºC selama 24 jam.
Sedangkan pada metode 1 endapan di oven pada suhu 45ºC sampai kering selama 120 jam.
Serbuk pati yang didapat kemudian ditimbang, dan dihitung rendemennya, pada praktikum
kali ini diperoleh rendemen pati sebanyak 1%. Besar rendemen yang didapatkan dari umbi
tanaman dapat dipengaruhi oleh perbedaan kandungan pati umbi serta perbedaan struktur umbi
sehingga lebih sedikit menghasilkan rendemen pati kering, terutama bengkoang karena berserat
kasar yang tinggi dan sulit dihaluskan sehingga pati yang dihasilkan lebih sedikit. Selanjutnya
serbuk pati bengkoang dilakukan skrining fitokimia, yang pertama yaitu uji karbohidrat. Uji
karbohidrat menggunakan reagen molisch dan H2SO4 pekat, uji ini dilakukan untuk
menentukan karbohidrat secara kualitatif. Hasil praktikum menunjukkan reaksi yang positif ,
hal ini ditandai dengan adanya cincin ungu pada batas antara lapisan asam dan lapisan uji.
Skrining fitokimia yang dilakukan selanjutnya adalah uji amilum, pada uji amilum reagen
yang digunakan adalah larutan iodium. Prinsip dari uji amilum dengan larutan iodium adalah
iodium dalam bentuk triiodida akan masuk pada struktur helikal pati sehingga akan terbentuk
warna biru pekat, atau ungu kehitaman jika hasil positif. Hasil praktikum yang telah dilakukan
menunjukkan larutan berubah warna menjadi ungu kehitaman, hal ini menandakan bahwa
sampel positif amilum. Warna ungu kehitaman tersebut merupakan suatu warna kompleks yang
dihasilkan karena iodium mempunyai amilosa dan warna kompleks yang dihasilkan bergantung
pada struktur polisakarida dan umur iodium. Semakin lama umur iodium maka warna yang
dihasilkan semakin pudar dan semakin pekat warna yang dihasilkan maka konsentrasi amilum
didalamnya juga semakin tinggi (Wahyudi 2005).
G. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
1. Preparasi bengkoang menghasilkan pati, dan diperoleh rendemen pati sebesar 1%
2. Pati bengkoang positif mengandung karbohidrat dan amilum
DAFTAR PUSTAKA

Al-Fattah, M. 2012. Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopis.


Jakarta:Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
[Depkes RI 1989]. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Materia medika Indonesia
Jilid V. Jakarta.
Laksana T. 2010. Pembuatan simplisia dan standarisasi simplisia. Yogyakarta. UGM.
Lehninger, A.L. 1984.Dasar-dasar Biokimia Jilid I.Penerjemah: Maggy Thenawijaya
.Jakarta:Erlangga. Terjemahan dari:Principles of Biochemistry.
Shantika, A.2015.Pembuatan Masker Bengkoang.( https: //santikasekolah.blogspot.com/
2015/05/laporan-pembuatan-masker-bengkuang.html), Diakses pada tanggal 12
Oktober 2019 pukul 22:48 WIB
Wahyudi. 2005. Kimia organik II. Malang : UM Press
LAMPIRAN
FOTO KETERANGAN

Bengkoang

Mengkupas Bengkoang

Proses memarut bengkoang

Proses pemerasan bengkoang


Air hasil perasan bengkoang

Serbuk pati bengkoang

Penimbangan serbuk pati bengkoang


Positif uji karbohidat

Positif uji amilum

Anda mungkin juga menyukai