Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN

PENGENALAN PENGAMATAN SEL DENGAN MIKROSKOP

NANDA INTAN RESTU W, S.Pd

Nama Anggota Kelompok:

1. Cintha Sagita Arvi Dwi Putri (12)


2. Dimas Aryasatya (14)
3. Dzaki Burhanudin Kuncoro (15)
4. Hafidzah Khurun’in (18)
5. Mahardika Aryasatya Briet (20)
6. Sharent Aulia Az Zahra (34)

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1


JL. WIJAYA KUSUMA NO. 48 SURABAYA
TAHUN PELAJARAN 2022-2023

1
KATA PENGANTAR

Kami sebagai penulis sebelumnya ingin mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas ridho dan rahmatnya sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan lancar,
mudah, dan sukses. Sungguh manusia adalah mahluk yang tidak bisa apa – apa tanpa kehendak
dan keikhlasan-Nya. Tanpa semua itu tidak mungkin kami sendiri bisa menyelesaikan laporan
ini dengan lancar dan sukses. Tidak lupa juga agar kami untuk melaksanakan seluruh perintah
dan menjauhi segala larangan-Nya dalam bentuk rasa syukur.

Kami juga mengucapkan terima kasih dengan setulus hati kepada seluruh pihak yang
telah terlibat dalam penyusunan proposal ini. Ucapan terima kasih kami khususkan kepada:

1. Nanda Intan Restu W, S.Pd. selaku guru Mata Pelajaran Biologi kelas XI-3 SMA
Negeri 1 Surabaya;
2. Dan pada anggota kelompok, teman – teman, serta semua yang terlibat dalam
kegiatan ini.

Penulis menyadari laporan ini masih banyak kelemahan dan kekurangannya. Maka oleh
karena itu kami memohon maaf atas kesalahan – kesalahan kami. Dan dengan membaca
laporan ini kami juga berharap adanya kritik dan saran agar kedepannya kami bisa menjadi
lebih baik dalam melakukan penelitian dan penyusunan laporan. Akhir kata, penulis
mengucapkan terima kasih.

Penulis

2
HALAMAN JUDUL .....................................................................................................1

KATA PENGANTAR...................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................4

1.1 Latar Belakang .............................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................6
1.3 Tujuan Praktikum .........................................................................................6
1.4 Manfaat ........................................................................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................7

2.1 Pengertian Sel ...............................................................................................7


2.2 Jenis Sel ........................................................................................................7
2.3 Struktur Sel Dan Fungsinya ..........................................................................8
2.4 Perbedaan Sel Hewan Dan Tumbuhan .........................................................13
2.5 Tentang Bawang Merah ................................................................................13
2.6 Tentang Rhoeo Discolor ...............................................................................14
2.7 Tentang Epitel Pipi (Mukosa Mulut) ............................................................16
2.8 Tentang Air Mangrove (Hutan Mangrove) ...................................................17

BAB III LEMBAR KERJA..........................................................................................19

3.1 Hari, Tanggal, Tempat, Alat dan Bahan .......................................................19

3.2 Prosedur ........................................................................................................19

BAB IV PEMBAHASAN DAN TABEL PENGAMATAN .......................................20

4.1 Tabel Laporan Sementara .............................................................................20

4.2 Pembahasan Bawang Merah .........................................................................21

4.3 Pembahasan Sel Epitel Pipi...........................................................................22

4.4 Pembahasan Air Kolam.................................................................................23

4.5 Pembahasan Daun Rhoeo Discolor Bagian Bawah ......................................24

3
4.6 Pembahasan Daun Rhoeo Discolor Bagian Atas ..........................................25

4.7 Pembahasan Air Sawah .................................................................................26

BAB V PENUTUP.........................................................................................................27

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................27

5.2 Saran ..............................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................28

LAMPIRAN DOKUMENTASI ...................................................................................29

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makhluk hidup adalah organisme yang mampu menjalankan fungsi-fungsi kehidupaN


dan memiliki ciri-ciri kehidupan untuk berevolusi atau bisa mengalami perkembangan
bentuk tubuhnya. Selain itu, makhluk hidup memiliki banyak sel dan jaringan dalam
tubuhnya. Makhluk hidup yang dimaksud tidak hanya manusia saja, melainkan juga ada
tumbuhan, hewan dan jamur.

Sel merupakan kumpulan jaringan sederhana yang dapat hidup. Selain itu terdapat
beragam bentuk kehidupan yang berwujud sebagai organisme bersel tunggal. Organisme
yang lebih kompleks, termasuk tumbuhan dan hewan bersifat multiseluler, tubuhnya
merupakan kerjasama dari berbagai jenis sel terspesialisasi yang tidak akan bertahan lama
jika masing masing berdiri sendiri. Namun demikian, ketika sel ini disusun menjadi tingkat
organisasi yang lebih tinggi, seperti jaringan dan organ. Sel dapat dipisahkan menjadi unit
dasar dari struktur dan fungsi organisme. Setiap makhluk hidup tersusun atas satu sel
(uniseluler). Ada juga yang tersusun atas banyak sel (multiseluler) kehidupan pada tingkat
seluler muncul dari keteraturan struktural yang memperkuat tentang sifat-sifat baru dan
korelasi antara struktur dan fungsi sel, terdapat ribuan jenis sel di dalam tubuh yang secara
mikroskopis dapat dibedakan, namun semuanya memiliki ciri struktur yang sama.

Penelitian yang kami lakukan dengan menggunakan air dari Hutan mangrove yang
merupakan hutan pantai yang memiliki kualitas air yang bersih. Keberadaan hutan
mangrove sangat bermanfaat dalam menjaga dan mencegah Bumi dari dampak perubahan
iklim, dan pemanasan global. Penelitian selanjutnya dengan menggunakan air kolam, yang
dimana air kolam adalah perairan yang selalu dijumpai oleh semua orang. Biasanya,
ekosistem kolam sengaja dibuat dan dirancang untuk budidaya ikan, yang nantinya dapat
menjadi sumber penghasilan bagi manusia.

Setelah meneliti dari perbedaan air kolam dan air mangrove kami meneliti lagi tetapi
dengan menggunakan sel tumbuhan dan sel hewan, yang dimana sel hewan sendiri adalah

5
unit fungsional dasar yang membangun tubuh hewan, lalu sel tumbuhan adalah unit
fungsional dasar yang membangun tubuh tumbuhan.

Sel Bawang merah memiliki struktur yang jauh lengkap dari pada sel mati, yaitu
memiliki inti sel, dinding sel, kloroplas, membrane sel, dan sitoplasma. Sel bawang merah
berwarna merah muda, hal ini disebabkan karena bawang merah mengandung plastid yang
menghasilkan kloroplas.

Sel pipi manusia adalah jenis sel hewan dan dapat diperoleh dengan mengikis pipi dari
tusuk gigi. Ini terdiri dari epitel skuamosa sederhana. Karena sel-sel pipi manusia adalah
sel-sel hewan, mereka tidak memiliki dinding sel. Oleh karena itu, penghalang luar sel pipi
manusia adalah membran sel, yang berfungsi sebagai penghalang semi-permeabel.

Dengan adanya penjelasan dan penelitian yang kami lakukan, dengan adanya
percobaan penelitian sel dengan mikroskop tersebut kami dapat mengetahui lebih dalam
bagaimana bentuk dari sel yang kita telusuri dan bagaimana kita mencari tahu informasi
mengenai sel-sel yang tidak kami ketahui.

1.2 Rumusan Masalah

• Bagaimana perbedaan bentuk antara sel hewan dan sel tumbuhan?


• Apa yang dimaksud dengan sel hewan?

1.3 Tujuan praktikum

• Mendeskripsikan mengenai sel tumbuhan & hewan


• Mengetahui struktur dari sel hewan & tumbuhan
• Membedakan antara sel tumbuhan & hewan

1.4 Manfaat

• Dapat mengetahui cara kerja menggunakan mikroskop


• Mengetahui bentuk dari setiap sel, baik sel hewan maupun tumbuhan
• Memahami perbedaan sel hewan dengan sel tumbuhan

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian sel


Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup. Semua
organisme, mulai dari bakteri hingga manusia, terdiri dari satu atau lebih sel. Sel adalah
tempat berlangsungnya reaksi kimia yang memungkinkan kehidupan berlangsung. Sel
berkembang biak dengan cara membelah diri (secara mitosis). Sel dikelilingi oleh
selaput/membran sel yang di dalamnya terdapat cairan (protoplasma) atau matriks, dan
bentuk-bentuk subselular, organel sel, yang juga dikelilingi membran.

Pengertian sel dijabarkan sebagai unit yang mengandung materi genetik, yaitu
materi penentu sifat-sifat makhluk hidup, maka sifat makhluk hidup dapat diwariskan
kepada keturunannya. Setiap sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya, mengandung
DNA sebagai materi yang dapat diwariskan dan mengarahkan aktivitas sel tersebut.

2.2 Jenis Sel

Ada dua jenis sel utama berdasarkan kompleksitas struktur dan organisasi, yaitu sel
prokariotik dan sel eukariotik.

Sel Prokariotik:
➢ Sel prokariotik merupakan bentuk sel paling sederhana dan ditemukan
pada organisme bersel tunggal seperti bakteri dan archaea.
➢ Mereka tidak memiliki inti sel yang terpisah oleh membran. Materi
genetik mereka berbentuk sirkuler dan terletak di nukleoid.
➢ Sel prokariotik biasanya tidak memiliki organel sel yang kompleks
seperti sel eukariotik.
➢ Meskipun sederhana, sel prokariotik memiliki peran vital dalam proses
biokimia di alam dan dapat bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan.

7
Sel Eukariotik:
➢ Sel eukariotik lebih kompleks dan ditemukan pada tumbuhan, hewan,
jamur, dan protista.
➢ Mereka memiliki inti sel yang jelas, di mana materi genetik terkandung
dalam nukleus yang dikelilingi oleh membran.
➢ Sel eukariotik memiliki beragam organel sel yang mengatur berbagai
fungsi seluler, termasuk mitokondria (tempat produksi energi), ribosom
(tempat sintesis protein), dan retikulum endoplasma (tempat
transportasi intraseluler).

Perbedaan antara sel prokariotik dan eukariotik menunjukkan tingkat


kompleksitas struktural yang berbeda, namun keduanya sama-sama penting dalam
menjaga keseimbangan ekosistem dan kelangsungan kehidupan di Bumi.

2.3 Struktur sel dan Fungsinya

1. Membran Plasma

Membran plasma atau selaput plasma, disebut juga membran sel, adalah selaput
sel paling luar yang tersusun dari molekul lipoprotein (fosfolipid dan protein) dan
molekul-molekul lain yang menyempurnakan struktur membran. Protein yang
membentuk membran plasma adalah protein intrinsik atau integral dan protein
ekstrinsik atau perifer.
Pada membran plasma juga terdapat molekul kolesterol. Membran plasma
memiliki ketebalan antara 7,5 hingga 10 nanometer. Membran plasma memiliki sifat
semipermeabel atau selektif permeabel.

2. Sitoplasma

Sitoplasma adalah bagian sel yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan


bahan kimia sel yang penting bagi proses metabolisme sel. Sitoplasma terbentuk dari
air, protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin.

8
3. Dinding Sel

Dinding sel adalah komponen yang menentukan bentuk sel dan berfungsi
sebagai penguat serta melindungi protoplas. Dinding sel hanya ditemukan pada sel
tumbuhan dan tidak ada pada sel hewan. Dinding sel memiliki ketebalan yang
bervariasi tergantung umur dan tipe sel. Semakin tua umur sel, semakin tebal
dindingnya. Namun, ada beberapa sel yang tidak mengalami penebalan dinding.

Dinding sel dibedakan menjadi tiga bagian pokok berdasarkan perkembangan


dan strukturnya. Bagian itu adalah lamela tengah, dinding sel primer, dan dinding sel
sekunder. Lamela tengah dan dinding sel primer dimiliki oleh semua tumbuhan, tetapi
hanya sel yang dapat mengalami penebalan saja yang memiliki dinding sel sekunder.

4. Inti Sel atau Nukleus

Inti sel adalah komponen sel bermembran yang berbentuk bulat atau lonjong
seperti cakram. Nukleus terletak pada sitoplasma, biasanya di tengah sel. Namun, ada
juga tumbuhan yang memiliki nukleus yang terletak agak ke tepi sitoplasma.
Biasanya sel tumbuhan dan hewan memiliki satu nukleus, tetapi ada juga yang
lebih dari satu.
Selain itu, inti sel juga berperan mengatur seluruh kegiatan sel dan membawa
informasi genetik berupa kromosom yang akan diturunkan ke generasi berikutnya.
Kromosom merupakan struktur yang terdiri atas DNA dan protein.

5. Fosfolipida

Fosfolipida merupakan salah satu penyusun membran plasma. Fosfolipida


berupa molekul fosfat (bagian kepala) dan molekul lemak (bagian ekor). Fosfat bersifat
hidrofilik dan bagian lipid bersifat hidrofobik. Dalam susunan sel, bagian fosfat
menghadap ke arah luar dan dalam membran plasma, sedangkan bagian ekor terdapat
di tengah-tengah.

9
6. Protein Membran

Protein membran adalah protein yang terdapat pada membran sel. Banyaknya
protein dalam fosfolipid bisa mencapai lebih dari 50 persen dari membran tersebut.

Protein membran terdiri atas protein integral atau intrinsik yang merupakan
protein yang menembus fosfolipid bilayer, serta protein perifer atau ekstrinsik yang
merupakan protein yang tidak menembus permukaan fosfolipid. Protein intrinsik
berperan dalam transportasi atau perpindahan molekul dari dan ke sel, sementara
protein ekstrinsik berupa hormon atau enzim yang berperan mengatur kinerja membran
plasma.

7. Retikulum Endoplasma (RE)

Retikulum endoplasma adalah bagian sel berupa vesikel atau kantong dengan
bentuk pipih, bundar, atau tubuler (tabung) dan satu sama lain dapat berhubungan. RE
tersusun atas selapis membran yang berperan sebagai penghubung antara bagian luar
sel dan bagian dalam sel.

RE sendiri terbagi menjadi dua jenis, yakni RE halus (REh) yang tidak dilekati
ribosom dan RE kasar (REk) yang dilekati ribosom. RE memiliki peran anabolik dan
protektif. Dalam pengamatan mikroskop, RE terlihat seperti saluran berkelok-kelok dan
jala berongga. Saluran-saluran ini berfungsi untuk membantu gerakan substansi dari
satu bagian sel ke bagian lainnya.

8. Badan Golgi

Disebut juga aparatus golgi atau kompleks golgi. Badan golgi adalah organel
sel yang dijumpai pada sel-sel yang melakukan fungsi ekskresi atau pembuangan. Pada
sel tumbuhan, bagian ini disebut juga diktiosom. Badan golgi berbentuk kantong-
kantong pipih, tubulus, dan vesikula.

10
9. Lisosom

Lisosom adalah organel sel yang berbentuk kantong bola yang diselubungi oleh
selaput atau membran tunggal. Lisosom berisi enzim hidrolitik seperti glukosidase,
fosfolipase, protease, nuklease, lipase, dan fosfatase. Diameter lisosom sekitar 500 nm.

10. Mitokondria

Mitokondria adalah organel sel tempat berlangsungnya respirasi sel pada


makhluk hidup. Bentuk dan jumlahnya di dalam sel berbeda-beda tergantung aktivitas
dan tipe sel. Mitokondria banyak ditemukan pada sel yang memiliki aktivitas
metabolisme tinggi dan yang memerlukan banyak energi, misalnya sel otot jantung.

11. Ribosom

Ribosom adalah organel bermembran berisi untai RNA dan protein,


karbohidrat, sedikit lemak, dan mineral. Nama ribosom diambil dari asam ribonukleat
dan soma (badan). Ukuran ribosom hanya sekitar 20-25 nm dan terdapat pada
sitoplasma atau menempel pada retikulum endoplasma.

12. Plastida

Plastida adalah organel khas yang ditemukan pada sel tumbuhan. Plastida
tersebar di sitoplasma pada sel tumbuhan dan dapat terlihat jelas di bawah mikroskop
sederhana. Ukuran dan pigmentasi plastida bervariasi. Berdasarkan ada atau tidak
adanya zat warna, plastida dibedakan menjadi leukoplas (tidak berwarna), kloroplas
(berwarna hijau), dan kromoplas (berwarna selain hijau).

13. Sentrosom dan Sentriol

Sentrosom dan sentriol adalah dua komponen dari sel hewan, terutama yang
terlibat dalam pembelahan sel. Sentrosom terdiri atas dua sentriol yang tersusun secara
ortogonal. Dua sentriol tersebut cenderung tegak lurus satu sama lain. Sentrosom dan
sentriol umumnya terletak di dekat nukleus.
11
14. Mikrobodi

Mikrobodi adalah organ sel dengan struktur mirip lisosom, berbentuk bulat
dengan diameter antara 0,2-2 mikrometer dan diselubungi membran. Mikrobodi dibagi
menjadi dua macam yakni peroksisom dan glioksisom.

Mikrobodi mengandung enzim katalase dan oksidase yang berperan dalam


berbagai reaksi biokimia dalam sel. Selain itu, mikrobodi juga memfasilitasi
pemecahan lemak, asam amino, dan alkohol.

15. Mikrotubulus dan Mikrofilamen

Mikrotubulus adalah salah satu komponen sitoplasma yang terdapat pada sel-
sel hewan maupun tumbuhan. Bentuknya berupa silinder dan berongga. Sedangkan
mikrofilamen adalah organel sel berbentuk benang-benang halus yang tersusun dari
protein aktin.

Mikrotubulus berperan sebagai rangka dalam sel, membentuk jaringan


struktural sel, membantu transportasi sel, membangun silia dan flagel, serta terlibat
dalam pemisahan kromosom dalam sel mitosis dan meiosis. Sementara mikrofilamen
berperan dalam bentuk sel, kontraktilitas sel, stabilisasi mekanis, eksositosis, dan
endositosis.

16. Vakuola

Vakuola adalah komponen sel yang ditemukan pada tumbuhan dan hewan yang
terbungkus suatu membran tunggal yang disebut tonoplas atau getah sel. Namun, tidak
semua sel hewan memiliki komponen ini.

Vakuola berfungsi sebagai osmoregulator atau menjaga nilai osmotik sel,


sebagai tempat menyimpan bahan tertentu, wadah sisa metabolisme, dan berperan
dalam degradasi organel-organel sel yang tua dan rusak.
12
2.4 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

2.5 Tentang Bawang Merah

Bawang merah (Allium cepa L. var. aggregatum) adalah salah satu bumbu
masak utama dunia yang berasal dari Iran, Pakistan, dan pegunungan-pegunungan di
sebelah utaranya, tetapi kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia, baik sub-
tropis maupun tropis. Wujudnya berupa umbi yang dapat dimakan mentah, untuk
bumbu masak, acar, obat tradisional, kulit umbinya dapat dijadikan zat pewarna dan
daunnya dapat pula digunakan untuk campuran sayur. Tanaman penghasilnya disebut
dengan nama sama. Bawang merah saat ini dianggap sebagai sebuah varietas dari
spesies Allium cepa, spesies yang memuat sejumlah besar varietas bawang yang
dikenal dengan nama kolektif bawang bombai.

• Deskripsi Bentuk Bawang Merah

Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang


bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil
dan di bagian tengah menggembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang di
dalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri
dan mencapai 30–50 cm. Bunga bawang merah termasuk bunga sempurna yang tiap
bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Bakal buah sebenarnya terbentuk dari 3
daun buah yang disebut carpel, yang membentuk tiga buah ruang dan dalam tiap
ruang tersebut terdapat 2 calon biji.Buah berbentuk bulat dengan ujung tumpul.
Bentuk biji agak pipih. Biji bawang merah dapat digunakan sebagai bahan
perbanyakan tanaman secara generatif.

13
• Kandungan dalam Bawang Merah

Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam folat. Selain
itu, bawang merah juga mengandung kalsium dan zat besi. Bawang merah juga
mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan giberelin.
Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional, bawang merah dikenal
sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dan senyawa alliin. Senyawa alliin
oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi asam piruvat, amonia, dan alliisin
sebagai anti mikoba yang bersifat bakterisida.

• Manfaat Bawang Merah

Salah satu manfaat bawang merah adalah dijadikan olahan berupa bawang
goreng. Bawang goreng adalah bawang merah yang diiris tipis dan digoreng dengan
minyak goreng yang banyak. Pada umumnya, masakan Indonesia berupa soto, sup
juga bubur ayam menggunakan bawang goreng sebagai penyedap sewaktu
dihidangkan. Selain diolah menjadi bawang goreng, bawang merah dapat juga dapat
bermanfaat sebagai obat yaitu untuk mengobati maag, masuk angin, menurunkan
kadar gula dalam darah, menurunkan kolesterol, sebagai obat kencing manis (diabetes
melitus), memperlancar pernafasan dan memperlancar aliran darah karena bawang
merah dapat menghambat penimbunan trombosit dan meningkatkan aktivitas
fibrinotik.

2.6 Tentang Rhoeo Discolor


Tanaman Adam Eva adalah tanaman berdaun tunggal memeluk batang yang
disebut juga tanaman Adam Hawa. Tanaman ini memiliki nama lokal nanas kerang
atau sosongkokan. Panjang daunya dapat mencapai 30cm dengan lebar 3-6 cm.
Tanaman ini memiliki buah berbentuk kapsul yang mengandung 2-3 biji yang
berkerut (bentuk biji tanaman Adam Eva). Bunga tanaman ini majemuk yang
berbentuk menyerupai kapal ataupun kerang. Tanaman Adam Eva (Rhoeo discolor)
merupakan tanaman yang memiliki tingkat adaptasi yang baik pada berbagai kondisi
lingkungan. Tanaman ini mengandung anti oksidan yang berguna sebagai obat
kanker dan penyakit degeneratif.

• Deskripsi Bentuk Rhoeo Discolor

Tanaman Rhoeo discolor memiliki habitus semak dengan ketinggian 40-60 cm.
Batang Rhoeo discolor bersifat kasar, pendek, lurus, dan berwarna coklat. Batang
Rhoeo discolor bersifat basah atau herbaceus. Dilihat dari panjang umurnya, tanaman
adam hawa merupakan annuus atau tumbuhan muda dengan bentuk batang bulat dan
sifat permukaan batangnya yang memperlihatkan bekas daun.

14
Daun tanaman ini memiliki karakteristik tunggal, berbentuk lonjong
(ensiformis), ujung runcing (acutus), dengan pangkal memeluk batang. Bagian tepi
daun rata dengan panjang 25-30 cm dan lebar 3-6 cm. Permukaan atas daun Rhoeo
discolor berwarna hijau, sedangkan bagian permukaan bawahnya berwarna merah
kecoklatan. Daging daun adam hawa tipis lunak dengan tipe tulang daun sejajar.

Rhoeo discolor memiliki bunga majemuk yang berbentuk mangkok, terletak di


ketiak daun dan terbungkus kelopak berbentuk menyerupai kerang. Benang sarinya
berbentuk silindris, banyak, dan berwarna putih. Sementara, bagian kepala putik
berwarna kuning. Mahkota bunga Rhoeo discolorberbentuk segitiga, berjumlah tiga
lembar, dan berwarna putih. Tipe perakaran tanaman ini yaitu serabut berwarna
kecoklatan.

Tanaman adam hawa adalah tanaman asli dari daratan Amerika


Tengah.Tumbuhan ini memiliki bentuk seperti tanaman lidah mertua. Memiliki warna
hijau gelap di daun atas dan ungu di daun bawah. Mengolah tanaman ini cukup mudah
karena pertumbuhannya juga mudah. Tanaman Hawa memiliki beragam manfaat
kesehatan bagi tubuh.

• Manfaat Rhoeo Discolor

1. Menangkal Radikal Bebas, Tanaman adam hawa juga dapat menangkal radikal
bebas berkat kandungan antioksidan yang tinggi, radikal bebas sangat berbahaya
bagi tubuh manusia karena dapat menimbulkan penyakit berbahaya seperti kanker.

2. Mengobati Penyakit Bronkitis, Bagi Anda yang menderita bronkitis, Anda dapat
mencoba perawatan tanaman adam hawa. Tanaman Hawa Adam memiliki khasiat
yang membantu menyembuhkan bronkitis. Air rebusan tanaman adam hawa
digunakan untuk mengobati bronkitis. Minumlah air rebusan adam hawa secara
teratur agar bronkitis Anda dapat segera disembuhkan.

3. Menyembuhkan Batuk Berdarah, Batuk berdarah sangat berbahaya bagi kesehatan


tubuh. Kita harus bertindak cepat dan intens untuk menyembuhkannya. Cara alami
untuk mengobati batuk berdarah adalah dengan menggunakan tanaman Adam
hawa. Dipercayai bahwa kandungan tanaman Adam hawa membantu batuk
berdarah saat Anda minum air rebusan dari daun tanaman Adam hawa, sehingga
batuk berdarah Anda segera mereda.

15
2.7 Tentang Epitel Pipi (Mukosa Mulut)
Mukosa mulut adalah selaput lendir yang melapisi bagian dalam mulut. Ini
terdiri dari epitel skuamosa berlapis, disebut "epitel mulut", dan jaringan ikat di
bawahnya disebut lamina propria. Rongga mulut terkadang digambarkan sebagai
cermin yang mencerminkan kesehatan individu. Perubahan yang mengindikasikan
penyakit terlihat sebagai perubahan pada mukosa mulut yang melapisi mulut, yang
dapat menunjukkan kondisi sistemik, seperti diabetes atau kekurangan vitamin, atau
efek lokal dari penggunaan tembakau atau alkohol kronis. Mukosa mulut cenderung
sembuh lebih cepat dan pembentukan bekas luka lebih sedikit dibandingkan dengan
kulit. Mekanisme yang mendasarinya masih belum diketahui, namun penelitian
menunjukkan bahwa vesikel ekstraseluler mungkin terlibat.

• Klasifikasi

Mukosa mulut dapat dibagi menjadi tiga kategori utama berdasarkan fungsi dan
histologinya:

➢ Lapisan mukosa, epitel skuamosa berlapis nonkeratin, ditemukan hampir di


semua tempat lain di rongga mulut, termasuk:

- Mukosa alveolar, lapisan antara mukosa bukal dan labial. Warnanya merah
cerah, halus, dan mengkilat dengan banyak pembuluh darah, dan tidak
terhubung ke jaringan di bawahnya melalui rete pegs.

- Mukosa bukal, lapisan dalam pipi; bagian dari lapisan mukosa.

- Mukosa labial, lapisan dalam bibir; bagian dari lapisan mukosa.

➢ Mukosa pengunyahan, epitel skuamosa berlapis berlapis keratin, terdapat


pada permukaan belakang lidah, langit-langit keras, dan gingiva perlekatan.

➢ Mukosa khusus, khususnya di daerah pengecap pada papila lingual di


permukaan dorsal lidah; berisi ujung saraf untuk penerimaan sensorik umum
dan persepsi rasa.

• Fungsi
Stres mekanis terus menerus terjadi pada lingkungan mulut melalui tindakan
seperti makan, minum dan berbicara. Mulut juga rentan terhadap perubahan suhu dan
pH secara tiba-tiba sehingga harus mampu beradaptasi terhadap perubahan dengan
cepat. Mulut merupakan satu-satunya tempat di tubuh yang memberikan sensasi rasa.
Karena ciri fisiologis unik ini, mukosa mulut harus memenuhi sejumlah fungsi
berbeda.

16
o Perlindungan - Salah satu fungsi utama mukosa mulut adalah melindungi secara
fisik jaringan di bawahnya dari kekuatan mekanis, mikroba, dan racun di dalam
mulut. Mukosa pengunyahan yang mengalami keratinisasi terikat erat pada langit-
langit keras dan gingiva. Ini menyumbang 25% dari seluruh mukosa mulut. Ini
mendukung jaringan di bawahnya dengan melawan gaya pembebanan yang
diberikan selama pengunyahan. Lapisan mukosa di pipi, bibir dan dasar mulut
bersifat mobile untuk menciptakan ruang saat mengunyah dan berbicara. Selama
pengunyahan, hal ini memungkinkan makanan bergerak bebas di sekitar mulut dan
secara fisik melindungi jaringan di bawahnya dari trauma. Ini menyumbang 60%
dari mukosa mulut.

o Sekresi- Air liur adalah sekresi utama mukosa mulut. Ini memiliki banyak fungsi
termasuk pelumasan, penyangga pH dan kekebalan. Fungsi pelumas dan
antimikroba air liur dipertahankan terutama dengan istirahat; air liur menghasilkan
efek pembilasan dan pembersihan sisa-sisa mulut dan agen berbahaya. Air liur
mengandung banyak protein antimikroba yang membantu melindungi ekosistem
mulut dari agen infeksi. Komponen seperti lisozim, laktoferin, peroksidase ludah,
mieloperoksidase, dan konsentrasi tiosianat bertindak sebagai mekanisme
pertahanan dalam air liur. Air liur disekresikan dari 3 pasang kelenjar ludah mayor
(parotis, submandibular, sublingual) bersama dengan banyak kelenjar ludah minor.
Ini juga membantu pencernaan kimiawi awal makanan karena mengandung enzim
amilase, yang bertanggung jawab untuk memecah karbohidrat menjadi gula.

o Sensasi - Mukosa mulut kaya akan persarafan, artinya sangat baik dalam
merasakan rasa sakit, sentuhan, suhu dan rasa. Sejumlah saraf kranial terlibat
dalam sensasi di mulut termasuk saraf trigeminal (V), Facial (VII),
glossopharyngeal (IX) dan Vagus (X). Bagian belakang lidah ditutupi oleh mukosa
khusus. Ini berisi adanya pengecap yang memungkinkan pengecapan, dan ini
mencakup sekitar 15% dari mukosa mulut. Refleks seperti menelan, tersedak, dan
haus juga dimulai di mulut.

o Pengaturan suhu - Meskipun tidak signifikan pada manusia, beberapa hewan


misalnya anjing mengandalkan terengah-engah untuk mengatur suhu tubuh
mereka, karena kelenjar keringat hanya terdapat di telapak kaki mereka

2.8 Tentang Air Mangrove (Hutan Mangrove)

adalah hutan yang tumbuh di air payau, dan dipengaruhi oleh pasang-surut air
laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan
akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak,
maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang
dibawanya dari hulu.

17
Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang
mengakibatkan kurangnya abrasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta
mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis
tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan
bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.

• Fungsi dan Manfaat

Dari segi ekonomi, hutan bakau menghasilkan beberapa jenis kayu yang
berkualitas baik, dan juga hasil-hasil non-kayu atau yang biasa disebut dengan Hasil
Hutan Bukan Kayu (HHBK), berupa arang kayu; tanin, bahan pewarna dan kosmetik;
serta bahan pangan dan minuman. Termasuk pula di antaranya adalah hewan-hewan
yang biasa ditangkapi seperti biawak air (Varanus salvator), kepiting bakau (Scylla
serrata), udang lumpur (Thalassina anomala), siput bakau (Telescopium telescopium),
serta berbagai jenis ikan belodok.

Manfaat yang lebih penting dari hutan bakau adalah fungsi ekologisnya
sebagai pelindung pantai, habitat berbagai jenis satwa, dan tempat pembesaran
(nursery ground) banyak jenis ikan laut.

Salah satu fungsi utama hutan bakau adalah untuk melindungi garis pantai dari
abrasi atau pengikisan, serta meredam gelombang besar termasuk semong (tsunami).
Di Jepang, salah satu upaya mengurangi dampak ancaman semong adalah dengan
membangun green belt atau sabuk hijau berupa hutan bakau. Sedangkan di Indonesia,
sekitar 28 wilayah dikategorikan rawan terkena tsunami karena hutan bakaunya sudah
banyak beralih fungsi menjadi tambak, kebun kelapa sawit dan alih fungsi lain.

18
BAB III

LEMBAR KERJA

3.1 Hari, Tanggal, Tempat, Alat dan Bahan

Hari/Tanggal:

Tempat praktikum: Lab Biologi

Alat & bahan: a) Alat : mikroskop, pipet, cover glass, kaca preparat, silet tatra,
tissue/kain lap, pinset, tusuk gigi, gelas beaker, sarung tangan, masker, jas lab

b) bahan : Bahan : air kolam ikan, air sawah, Rhoe discolour , bawang merah,
sel epitel pipi, aquades

3.2 Prosedur

Prosedur praktikum :

1. Siapkan alat dan bahan praktikum yang dibutuhkan

2. Ambil kaca preparat dan teteskan air kolam ikan menggunakan pipet

3. Tutup dengan cover glass kemudian amati dibawah mikroskop, apabila sudah
didaptkan Pengamatan yang sangat jelas, dokumentasikan dengan kamera hp.

4. Lakukan hal yang sama dengan menggunakan air sawah

5. Ambil tanaman Rhoe discolour petiklah satu tangkai dau, kemudian buatlah
sayatan Menggunakan silet setipis mungkin, , apabila sudah didaptkan Pengamatan
yang sangat jelas, dokumentasikan dengan kamera hp.

6. Teteskan sayatan yang sudah didapat dengan air aquades kemudian tutup dengan

Cover glass lalu amati dibawah mikroskop, , apabila sudah didaptkan

Pengamatan yang sangat jelas, dokumentasikan dengan kamera hp.

7. Lakukan hal yang sama dengan menggunakan bawang merah.

8. Catatlah data pada tabel pengamatan


9. Buatlah kesimpulan

19
BAB IV
PEMBAHASAN DAN TABEL PENGAMATAN
4.1 Tabel Laporan Sementara

No OBJEK Yang Ditemukan Ketika


PENGAMATAN
Yang Kami Temui Di Penjelasan dari Perbesaran
Perbesaran 10x 10x
1. Bawang Merah Menemukan Serat Sel. Sel Bawang Merah Yang
Kami Temukan Mempunyai
Bentuk Seperti Gelembung.

2. Sel Epitel Pipi Lapisan epitel pipi pecah Terlihat hasil beberapa
sehingga sulit untuk pevahan sel epitel pipi.
ditemukan.

3. Air Kolam Tidak ditemukan apa-apa Hanya terlihat bintik-bintik


hanya bitnik-bintik. seperti sebelumnya.

4. Daun Rhoe Discolor Menemukan serat merupai Terlihat adanya beberapa


Bagian Bawah bulatan gelembung dan gelembung dan serat yang
berbentuk seperti sarang menempel pada sel bewarna
lebah. merah muda

5. Daun Rhoeo Lapisan sel hijau dan sedikit Terlihat serat yang menempel
Discolor Bagian Atas ada bulatan kecil. pada sel hijau.

6. Air Sawah Tidak menemukan sel yang Tidak terlihat sel yang
jelas. Namu, kami spesifik. Namun terlihat
menemukan seperti bintik- seperti adanya makhluk
bintik kecil. mikroorganisme yang tidak
jelas karena kurangnya
pengalaman kami.

20
4.2 Pembahasan Bawang Merah

Jadi di pembahasan kali ini kami akan membahas tentang apa yang kami temukan saat praktikum biologi di laboratorium menggunakan
mikroskop.

Sel bawang merah yang ada di Internet Sel bawang merah yang kami amati

sitoplasma

Dinding sel

Foto di sebelah kiri dan Tengah merupakan foto sel bawang merah yang kami kutip di internet yaitu dari www.gurusiana.com dan
www.brainly.com lalu yang di sebelah kanan merupakan foto sel bawang merah yang kami temukan saat praktikum biologi di lab SMA 1
Surabaya. Di sini terlihat bahwa sel bawang merah yang kami temukan tidak adanya serat yang berwarna merah muda, sedangkan pada foto
yang kami temukan di internet terdapat sel yang bewarna merah muda. Setelah kami melakukan riset ternyata penyebab tidak adanya serat
bewarna merah muda dalam sel bawang merah kami yaitu disebabkan karena kami mengambil sampel terlalu dalam dan terlalu tebal. Oleh
karena itulah mengapa tidak adanya warna merah muda dalam sel yang kami temukan.
Kemudian dalam percobaan yang kami lakukan tidak ditemukannya nukleus pada sel bawang merah yang kami teliti. Penyebabnya
kemungkinan karena sel yang kami teliti masih terlalu tebal yang menyebabkan tidak terlihatnya nukleus pada sel bawang merah tersebut.
Namun kami menemukan adanya dinding sel dan sitoplasma pada sel bawang merah yang kami teliti.

21
4.3 Pembahasan Sel Epitel Pipi

Sel Epitel pipi yang ada di internet Sel epitel pipi yang kami amati

Robekan

Epitel pipi

Dari percobaan kami untuk meneliti sel epitel pipi ternyata kami tidak menemukan apa-apa melainkan hanya ada robekan / pecahan yang
diduga itu adalah epitel pipi yang telah robek. Dari yang kami temukan di internet ternyata di dalam epitel pipi terdapat beberapa sel yang
sebelumnya tidak kami temui dalam percobaan kami. Dalam foto yang kami kutip tersebut terdapat beberapa macam sel seperti membran inti,
membran sel, dan inti sel. Setelah kami melakukan riset penyebab tidak adanya sel yang terdapat di percobaan epitel kelompok kami adalah
karena epitel dari sang sukarelawan sangat tipis dan mudah sobek sehingga saat kami mengambil sampel dari sang sukarelawan epitel tersebut
selalu rusak dan tidak dapat diteliti secara maksimal. Dan sejauh ini kami juga tidak menemukan adanya makhluk mikroorganisme apapun.

22
4.4 Pembahasan Air Kolam

Mikroorganisme air kolam dari internet Air kolam yang kami amati
Yang dilingkari warna merah
muda adalah ganggang biru

Yang bewarna hijau itu


Eudorina sp.

amoeba

Percobaan yang kami lakukan kali ini adalah melihat mikroorganisme air kolam menggunakan mikroskop. Dalam percobaan kali ini
kami menemukan banyak sekali mikroorganisme yang telah mendiami kolam sekolah kami tercinta. Iya pada awalnya kami pun juga tidak
percaya bahwa kolam ikan yang terlihat jernih dan sudah ada filter air bisa memiliki banyak sekali mikroorganisme seperti yang ada pada
gambar percobaan kami. Foto yang kami kutip dari www.Tentorku.com diatas terlihat ada beberapa mikroorganisme yang sama seperti
mikroorganisme yang kami temukan dalam penelitian kami yaitu seperti ganggang biru, amoeba, dan ganggang hijau. Namun, kami juga
menemukan adanya Eudorina sp. dan alga hijau. Kelompok kami pada awalnya merasa kebingungan karena adanya perbedaan dalam kedua foto
tersebut. Namun setelah kami melakukan sebuah riset, ternyata kondisi ekosistem pada kolam juga sangat mempengaruhi keanekaragaman dari
mikroorganisme seperti makhluk hidup apa saja yang ada pada kolam, tanaman apa yang ada pada kolam, dan bagaimana system perairan pada
kolam tersebut.

23
4.5 Pembahasan Daun Rhoeo Discolor Bagian Bawah
Serat Rhoe Discolor dari internet Serat Rhoe Discolor yang kami amati *note: yang dilingkari warna
merah itu kloroplas

Dalam percobaan kali ini yaitu melihat serat tanaman Rhoeo Discolor menggunakan mikroskop, dan kami menemukan banyak kloropas
yang melekat pada serat Rhoeo Discolor. Kami mengutip dari www.WordPress.com ternyata serat dan sel yang terdapat di foto tersebut
semuanya ada di serat Rhoeo Discolor hasil percobaan kami walaupun tidak semua seratnya bewarna merah muda dikarenakan sampel yang
kami ambil sedikit terlalu dalam sehingga tidak semua pigmen dalam serat tanaman tersebut ikut terambil. Secara keseluruhan percobaan kami
yang kali ini bisa dibilang cukup berhasil karena kami menemukan beberapa sel dan serat yang sama seperti sumber yang kami gunakan.

24
4.6 Pembahasan Daun Rhoeo Discolor Bagian Atas
Serat Rhoe Discolor dari internet Serat Rhoeo Discolor yang kami amati

hipodermis

epidermis

spons

Percobaan kali ini adalah melihat serat maupun sel dari daun Rhoeo Discolor bagian atas. Dalam percobaan ini kami menemukan
beberapa sel dari tanaman Rhoeo Discolor ini yaitu seperti epidermis, hypodermis, dan spons. Sedangkan dalam gambar yang kami kutip dari
www.WordPress.com terdapat juga sel palisade, floem, dan xylem. Penyebab kurangnya sel dalam serat yang kami amati bisa karena kesalahan
dalam proses preparasi sampel, Ketebalan Sayatan yang Tidak Tepat, atau kerusakan pada sel misalnya karena proses pengawetan yang tidak
benar atau penyimpanan yang tidak tepat, maka sel-sel tersebut mungkin tampak tidak lengkap di bawah mikroskop.

25
4.7 Pembahasan Air Sawah
Air sawah dari internet Air sawah yang kami amati

Ini merupakan percobaan terakhir kami yaitu mengamati mikroorganisme air mangrove / air sawah menggunakan mikroskop. Dari
percobaan kali ini kami tidak menemukan adanya mikroorganisme apapun. Kalau di lihat dari foto diatas air sawahnya sangat bersih dan
terhindar dari mikroorganisme. Sedangkan dari foto yang kami kutip dari internet disana terdapat banyak alga hijau. Dari kedua foto tersebut
kami beranggapan bahwa air sawah yang kami gunakan maupun foto yang kami ambil dari internet memiliki kualitas air yang sangat jernih.
Karena dari riset yang kami lakukan air sawah / air mangrove memang memiliki kualitas air yang jernih dan bersih karena sudah terfilter oleh
akar-akar pohon bakau.

26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang kelompok kami lakukan dapat disimpulkan bahwa sel
pipi, sel tumbuhan, dan mikroorganisme yang ada di air itu hanya bisa dilihat melalui
mikroskop, dan perbedaan yang mendasar dari sel tumbuhan dan sel epitel pipi dari segi
bentuk sel mauoun warna sel yang beragam.
Kesimpulan lainnya yang bisa diambil adalah Tuhan menciptakan dunia ini dengan
segala macam bentuknya dengan bermacam-macam makhluk hidup. Mau itu besar, kecil,
maupun sangat kecil hingga tak bisa dilihat dengan mata telanjang, ada yang bisa terbang,
bisa berlari di daratan, maupun berenang di dasar laut. Semua itu diciptakan bukan tanpa
alasan dan mempunyai makna masing masing oleh karena itu janganlah menjadi makhluk
yang sombong di muka bumi ini melainkan hiduplah dengan rasa penuh Syukur dan rendah
hati karena sesungguhnya kita bukanlah apa-apa. Dan dengan mengetahui bahwa di dunia ini
ada sangat banyak ragam makhluk mikroorganisme yang tak kasat mata kita jadi bisa lebih
bersyukur dan mengetahui betapa indahnya ciptaan tuhan, yang membuat semakin kita
meneliti suatu hal membuat iman kita pun menjadi lebih besar lagi.

5.2 Saran
Saran dari kami adalah tuntutlah ilmu setinggi mungkin karena ilmu itu tidak ada
habisnya. Jadilah manusia yang menghargai sesama makhluk ciptaan tuhan.

27
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Bawang_merah
https://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman_Adam_Eva
https://en.wikipedia.org/wiki/Epithelium
https://en.wikipedia.org/wiki/Oral_mucosa
https://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_bakau
https://en.wikipedia.org/wiki/Onion_epidermal_cell
https://jawabanapapun.com/apa-yang-dimaksud-dengan-epitel-pipi-manusia/
https://praktikum-biologi.com/mengamati-sel-epithelium-pipi-manusia/

28
LAMPIRAN DOKUMENTASI

29

Anda mungkin juga menyukai