DISUSUN OLEH:
KELOMPOK E
1. Eveline Michelle Trinantio (040001800164)
2. Garina Salsabila (040001800165)
3. Kevin Deminius (040001800166)
4. Lea Vini Shandora (040001800167)
5. Mellian Resti Maharani (040001800168)
6. Milka Claudia Tegarni Daeli (040001800169)
7. Nimas Putri Ayuningrum (040001800170)
8. Putri Graesya Melani Octavianus (040001800171)
9. Rifdah Wafa (040001800172)
10. Salma Rania (040001800173)
11. Sebastia Yasinta Letek Watokolah (040001800174)
12. Siti Shabrina Nur Azizah (040001800175)
13. Tiffany Pang (040001800176)
14. Bramantyo Senoaji Herlambang (040001800177)
15. Clara Sella Wijaya (040001800178)
16. Laura Emily Sulistyo (040001800179)
17. Nia Sevina (040001800180)
18. Nur Kamaliyah (040001800181)
19. Talitha Azalia Harira (040001800182)
Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Dengan bimbingan Drs. Alfred Pakpahan,
MSi. kami dapat menyusun makalah ini dengan lancar. Penyusunan
makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Modul 113, dengan judul Sel
dan Jaringan.
Kelompok E
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
SKENARIO 1
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................5
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................5
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................5
1.3 TUJUAN............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................6
1. PERAN ORGANEL SEL....................................................................................6
2. PERISTIWA MITOSIS DAN MEIOSIS.............................................................9
3. KOMUNIKASI SEL..........................................................................................12
4. DIFFERENSIASI SEL.......................................................................................14
5. REGENERASI SEL SARAF.............................................................................15
6. APOPTOSIS.......................................................................................................17
7. SIKLUS SEL......................................................................................................18
BAB III PENUTUP...........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................22
SKENARIO 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 24
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................24
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................24
1.3 TUJUAN...........................................................................................................25
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................26
1.HASIL PERKAWINAN SILANG………………………………………….....26
2.REAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODY……………………………………....30
3.PENJELASAN ADIK TIDAK TERKENA CACAR……………………….....32
4.IMMUNOGLOBULIN DAN PERANANNYA……………………………….33
5.JENIS JARINGAN TUBUH…………………………………………………..35
3
6.KOMPONEN PENYUSUN JARINGAN……………………………………...36
BAB III PENUTUP............................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................41
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sel merupakan satuan terkecil dari kehidupan. Di dalam sitoplasma sel
terdapat organel-organel yang mempunyai struktur,fungsi yang khusus.
Regenerasi sel dapat berlangsung dengan cara mitosis maupun meiosis,hal
ini perlu untuk memperbanyak sel sehingga dapat berdiferensiasi menjadi
jaringan-jaringan tertentu dalam mahluk hidup. Sel tanaman maupun sel
hewan dapat mengalami mitosis maupun meiosis untuk membentuk
jaringan maupun organ-organ tertentu. Pada saat tertentu proses
perbanyakan sel akan berhenti bahkan dapat mengalami kematian sel
secara normal.
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui organel-organel sel pada sel tanaman maupun hewan
2. Mengetahui proses peristiwa mitosis dan meiosis
3. Mengetahui proses komunikasi antar sel
4. Mengetahui manfaat differensiasi sel terhadap perkembangan sel
manusia
5. Mengetahui mengapa system saraf sukar mengalami perbaikan
(regenerasi) sel
6. Mengetahui pengertian apoptosis dan contohnya
7. Mengetahui proses cycle cell
5
BAB II
PEMBAHASAN
b. Nukleus
Inti sel atau nukleus merupakan organel terbesar dalam sel yang terletak
di sekitar bagian tengah sel. Nukleus terdapat di dalam semua sel eukariotik.
Umumnya, suatu sel hanya mengandung satu nukleus saja, namun pada
sejumlah organisme ada yang lebih dari satu. Nukleus biasanya berbentuk
bulat, lonjong, atau tak beraturan.Inti sel dibungkus dua lapis membran
lipoprotein dengan celah masing-masing membran sebesar 20 – 30
nm.Matriks yang terdapat di dalam inti sel disebut nukleoplasma. Di dalam
nukleoplasma terdapat berbagai jenis enzim, nukleolus (anak inti), dan
kromosom. Bahan utama penyusun kromosom adalah histon dan DNA. DNA
(Deoxyribonucleic acid) merupakan substansi genetika yang dapat melakukan
replikasi (penggandaan) ketika terjadi pembelahan sel. Ketika sel tidak sedang
membelah, kromosom terlihat seperti benang-benang panjang
6
yang halus dan disebut kromatin. Bentuk nukleolus adalah bulat, dapat
ditemukan dalam nukleolus dan hanya terlihat setelah proses pembelahan sel
berakhir. Nukleolus berperan dalam proses pembuatan RNA, ribosom yang
akan dikeluarkan dari inti menuju ke sitoplasma.
Fungsi Nukleus
1.Mengatur keseluruhan kerja sel
2.Sintesis protein
3.Terdapat DNA
c. Vakuola
Merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa
Inggris) yang berupa rongga yang diselaputi membran (tonoplas).
Cairan ini adalah air dan di dalamnya terlarut zat seperti enzim, lipid,
alkaloid, garam mineral, asam, dan basa.
d. Mitokondria
Organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup,
metabolisme lemak, dan penghasil energi berupa adenosina trifosfat
pada lintasan katabolisme.
7
mitokondria terdapat 'ruangan' yang disebut matriks, di mana beberapa
mineral dapat ditemukan. Sel yang mempunyai banyak mitokondria
dapat dijumpai di jantung, hati, dan otot.
e. Sitoplasma
Bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota,
sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada
sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli, serta
sitosol yang berupa cairan tempat organel melayang-layang di
dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan
vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara
transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel.
f. Badan golgi
Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau
diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel,
dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya
biasa. Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak
dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi,
misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi,
sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi. Badan
Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
g. Reticulum endoplasma
Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah
organel yang dapat ditemukan pada semua sel eukariotik.
8
Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem
membran. Di sekitar Retikulum Endoplasma adalah bagian sitoplasma
yang disebut sitosol.
h. Ribosom
Adalah satu organel yang berukuran kecil dan padat dalam sel yang
berfungsi sebagai tempat sintesis protein.
9
- Gelendong sudah lengkap.
c. Anafase
- Kromatid berpisah dan menuju ke kutub yang berlawanan.
- Arah perjalanan mengikuti mikrotobul gelendong.
- Sentromer menjauhi pusat, menarik sisa kromatid.
- Kromatid hasil pembelahan memiliki sifat yang sama.
d. Telofase
- Ditiap kutub terbentuk pasangan kromosom yang identik.
- Mikrotubul gelendong menghilang.
- Membran inti terbentuk kembali.
- Sitoplasma terbagi menjadi 2 bagian.
- Anak inti muncul kembali.
- Pada saat telofase akhir, kromosom akan kembali menjadi benang-
benang kromatin halus.
Meiosis adalah proses pembelahan sel khusus untuk sel-sel gonosom (sel
kelamin). Meiosis berlangsung dalam 2 tingkatan yaitu meiosis 1 dan 2.
Meiosis 1
a. Profase 1
Terdiri dari 5 stadium:
1. Leptonema : kromosom diploid berjumlah 4, tampak seperti benang
panjang, tunggal dan tipis.
2. Zigonema : ke-4 kromosom saling berdekatan dan membentuk
pasangan yang disebut sinapsis.
3. Pakhinema : kromosom menjadi tebal dan pendek .
4. Diplonema : tiap kromosom membelah dan membentuk kromatid
yang disebut tetrad.
5. Diakinesis : kromatid berlainan (dari sentromer lain) dapat
bersilangan. Tempat persilangan disebut khiasma.
10
Pertukaran segmen dari kromatid tak serupa (pindah
silang).
b. Metafase 1
Kromosom membentuk kombinasi saling berpasangan,
menempatkan diri di bidang ekuator.
c. Anafase 1
Kromosom bergerak ke kutub sel yang berlawanan.
d. Telofase 1
Membran inti terbentuk kembali.
Meiosis 2
a. Profase 1
- Replikasi sentriol, bergerak ke arah kutub yang berlawanan.
- Terbentuk benang-benang spindle.
b. Metafase 2
- Kromosom terletak pada bidang ekuator.
- Sentromer membelah dan kromatid telah terbentuk.
c. Anafase 2
- Benang-benang kromatid tertarik ke arah kutub yang berlawanan.
d. Telofase 2
- Kromosom tiba di kutub masing-masing.
- Benang-benang spindle hilang.
- Tiap sel membelah dan menghasilkan 4 sel anak yang haploid.
11
3. KOMUNIKASI ANTAR SEL
Interaksi antar sel
Menjalankan/merangsang organ tubuh
Cara:
1.Dekat
-Molekul molekul reseptor spesifik
2.Jauh
-Mengirim molekul sinyal
-Bisa melalui peredarah darah
Molekul kom.sel: Protein,asam amino,nukleotida,steroid,lipid
1. Kontak langsung
Komunikasi sel yang langsung diterima oleh sel yang berada di
sebelahnya.
2. Sinyal parakrin
Komunikasi sel yang diterima oleh sel-sel yang berada di
sekitarnya.
3. Sinyal endokrin
Komunikasi sel yang melalui peredaran darah dan sel yang
dituju letaknya jauh dari sel asalnya.
4. Sinyal sinaptik
Komunikasi sel saraf yang melepaskan neurotransmitter ke sel
target.
5. Sinyal autokrin
Komunikasi sel dengan diri selnya sendiri.
12
3.Tahapan komunikasi sel :
Penerimaan sinyal : Molekul sinyal berikatan oleh reseptor yang ada
di permukaan sel.
Transduksi : Mengubah molekul sinyal yang berikatan dengan
reseptor menjadi respon seluler yang spesifik.
Respon : Respon seluler spesifik teraktifkan, mis: proses glikolisis,
proses pengaturan sitoskeleton, atau aktivasi gen tertentu
dalam sel.
Langkah-langkah tahapan komunikasi:
Sintesis molekul sinyal oleh sel yang memberi sinyal
↓
Pelepasan molekul sinyal oleh sel yang memberi sinyal
↓
Molekul sinyal berikatan dengan reseptor di permukaan sel
↓
Ikatan itu mengakibatkan aktivasi respon seluler yang spesifik
↓
Terjadi perubahan spesifik
Terdapat 2 macam reseptor :
1.Reseptor di membran sel (di permukaan sel)
Meneruskan sinyal dari luar sel ke dalam sel dengan cara mengubah
bentuknya. Kegagalan fungsi pada reseptor di permukaan sel dihubungkan
dengan beberapa penyakit, misalnya: kanker, penyakit jantung dan asma.
2.Reseptor di dalam sel
-Terdapat di dalam sitoplasma/inti sel
-Sinyal molekul akan berikatan dengan reseptor ini
-contoh: testosteron yang berperan dalam mengontrol karakteristik jenis
kelamin pria.
13
4. DIFFERENSIASI SEL
Diferensiasi sel adalah proses pematangan suatu sel menjadi sel yang
spesifik dan fungsional, terletak pada posisi tertentu dan fungsional, terletak
pada posisi tertentu di dalam jaringan.
14
5. REGENERASI SEL SARAF
1. Reaksi Lokal
Reaksi lokal ini sangat membutuhkan peran dari sel-sel neuroglial. Pada
reaksi lokal akan terjadi perbaikan jaringan yang rusak. Selain itu,
reaksi lokal pada tempat kerusakan akan juga terjadi proses
pembuangan debris-debris atau pecahan-pecahan yang merupakan sisa-
sisa sel yang rusak.
2. Reaksi Anterograde
Reaksi anterograde ini terjadi pada bagian distal (bawah) dari tempat
kerusakan. Pada bagian bawah tersebut, akan terjadi beberapa
perubahan, diantaranya:
a. Terminal akson menjadi bersifat hipertrofi dan kemudian akan
berdegenerasi. Hal ini menyebabkan terputusnya post-sinaps.
Sisa-sisa akson terminal akan difagosit oleh sel Schwann
15
dan hasil proliferasi sel Schwann akan membentuk akson terminal
yang baru.
b. Seluruh akson bagian distal dari tempat kerusakan, akan
berdegenerasi (wallerian degeneration / orthograde degeneration).
Makrofag dan sel Schwann spesifik akan memfagositosis sisa-sisa
akson.
c. Sel Schwann berproliferasi sehingga membentuk tabung Schwann
(Schwann tube).
d. Sel target dari neuron yang mengalami kerusakan, kemungkinan
akan mengalami atrofi dan gangguan. Hal inilah yang disebut
transneuronal degeneration.
3. Reaksi Retrograde
Pada reaksi retrograde ini, bagian proksimal dari letak kerusakan akan
mengalami degenerasi yang nantinya akan bersamaan dengan
terbentuknya akson yang baru. Beberapa proses yang terjadi pada reaksi
retrograde ini, antara lain:
a. Perikarion mengalami chromatolysis, dimana perikarion akan
mengalami hipertrofi, badan Nissl akan tidak beraturan, dan inti
selnya akan menuju ke tepi. Disisi lain, ribosom bebas dan protein
serta makromolekul lainnya akan diproduksi lebih.
b. Akson bagian proksimal akan beregenerasi. Hal ini akan
memerlukan bantuan dari sel Schwann, makrofag, dan juga
fibroblast.
c. Selubung myelin akan terbentuk. Akson bagian distal dan proksimal
akan bertemu kembali. \
16
akan digantikan oleh sejumlah besar sel glia. Hal ini akan menghasilkan
glial scar yang dipercaya akan menghambat proses perbaikan.
17
Kelebihan apoptosis menyebabkan sel berkurang sehingga
mengganggu sistem imune didalam tubuh. Jika imune terserang, dapat
memicu:
• AIDS
• Alzheimer
• Parkinson
• Stroke
MEKANISME APOPTOSIS:
• Sel mengeluarkan sinyal
• Terfragmentasi
• Muncul makrofag
Contoh apoptosis:
• Pembentukan jari pada janin
• Katak
• Cicak
• Pohon jati
Penyebab kegagalan apoptosis
Pola makan yang tidak sehat menyebabkan kegagalan apoptosis
karena sel berkembang drastis sehingga mengakibatkan penyakit
seperti kanker.
7. SIKLUS SEL
Cycle cell terjadi dengan 2 tahapan yaitu:
1. Interfase (growth & preparation)
-inti menjadi 2
- fase yang paling lama
- tidak terjadinya pembelahan
18
- Terdiri dari tiga fase
G1 (Prasintesis) : sintesis RNA, protein, dan volume sel
S (Sintesis DNA) : Sintesis dan replikasi DNA dan
sentriol
G2 (Pasca duplikasi DNA) : Produk dan akumulasi energy
untuk bermitosis
2. Cell division
- Mitosis (nuclear division)
Preprofase (profase awal)
Benang- benang kromatin memendek dan menebal
menjadi kromosom
Kondensasi kromosom intranuklear
Membrane inti masih utuh
Profase
Sentriol berpisah, sepasang bermigrasi ke masing-
masing kutub sel
Membrane inti mulai menghilang
Muncul mikrotubul diantara kedua pasang sentriol
Metaphase
Membrane inti dan nucleus (anak inti) sudah
menghilang
19
Kromosom tersusun di bidang ekuator, masing-masing
memanjang membentuk kromatid
Gelendong sudah lengkap
Anaphase
Masing-masing kromatid berpisah dan menuju ke
kutub yang berlawanan
Arah perjalanan mengikuti mikrotubul gelendong
Sentromer menjauhi pusat, manarik sisa kromatid
Kromatid hasil pembelahan memiliki sifat yang sama
Telofase
Di tiap kutub sel terbentuk pasangan kromosom yang
identik
Mikrotubul gelendong menghilang
Menbran inti terbentuk kembali
Nucleus (anak inti) muncul kembali
Pada waktu telofase akhir, kromosom akan kembali
menjadi benang-benang kromatin halus
- Sitokinesis ( cytoplasm division)
Pembelahan sitoplasma menjadi dua
20
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sel tumbuhan dan sel hewan memiliki beberapa perbedaan pada
bentuk, struktur, dan organel yang terdapat di dalamnya. Perbedaan ini
berfungsi untuk menunjang aktivitas yang dilakukan oleh tumbuhan
maupun hewan.
Sel melakukan mitosis dan meiosis untuk memperbanyak dirinya.
Mitosis bertujuan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan beregenerasi
sedangkan meiosis bertujuan untuk pembentukan sel gamet. Mitosis
menghasilkan dua sel anakan dari satu sel sedangkan meiosis
menghasilkan empat sel dari satu sel.
Komunikasi antar sel adalah interaksi antara satu sel dengan sel
lainnya atau antara sel dengan lingkungannya. Sel melakukan komunikasi
melalui pengiriman dan penerimaan sinyal.
Diferensiasi sel bertujuan untuk mendukung kehidupan mahluk hidup,
sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkemabangan embrio.
Diferensiasi bermanfaat untuk membentuk fungsi yang baru.
Sistem saraf sukar mengalami regenerasi sel karena tidak memiliki sel
schwann. Pada sistem saraf tepi hanya pada bagian akson saja yang dapat
beregenerasi.
Apoptosis adalah peristiwa kematian sel yang terprogram, bertujuan
untuk membangun sel multiseluler dan berperan dalam sistem imun tubuh.
Contohnya ekor pada kecebong yang mereduksi setelah menjadi katak.
Cycle sell merupakan serangkaian proses atau fase hidup sel yang
terbagi menjadi dua bagian utama yaitu interfase dan meiosis atau mitosis.
Fase interfase terbagi menjadi tiga tahap yaitu G1, S, dan G2
21
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.daniarta.com/organel-organel-sel-beserta-
fungsinya/#forward
2. https://www.biologi-sel.com/2012/11/komunikasi-antar-sel.html?m=1
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Diferensiasi_sel
4. http://amintabin.blogspot.com/2010/06/diferensiasi-sel.html
5. Gartner LP, Hiatt JL. 2007. Color Textbook of Histology, 3rd Edition.
Philadelphia: Saunders Elsevier. p. 216:8
6. Junqueira LC, Carneiro H. 2007. Basic Histology: Text & Atlas, 11th
edition. New York: The McGraw-Hill Companies.
7. http://jokbelakang.blogspot.com/2011/09/regenerasi-sel-saraf.html
8. http://bosan-kuliah.blogspot.com/2011/12/regenerasi-sel-saraf-post-
injury.html
9. http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/mekanisme-dan-
regulasi-apoptosis1.pdf
10. Buku Praktikum Biologi FKG Universitas Trisakti 2018
22
23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
24
1.3 TUJUAN
2. Bisa mengaitkan latar belakang dari seknario dengan reaksi dari antigen
dan antibody
25
BAB II
PEMBAHASAN
26
tidak memiliki antibodi dalam serum darah untuk melawan antigen
A dan antigen B.
2. Golongan Darah A
27
Tabel 2.1 Reaksi Aglutinasi dan Non-Aglutinasi pada Golongan Darah
(Lering, 2013)
Golongan Darah Anti A Anti B
A + -
B - +
AB + +
O - -
Keterangan: + = Aglutinasi
- = Non-Aglutinasi
Pada skenario diskusi 2.2, diketahui bahwa seorang wanita yang
bergolongan darah AB menikah dengan seorang pria bergolongan darah B
memiliki tiga orang anak dengan golongan darah yang berbeda, yaitu AB,
B, dan A. Akan tetapi, yang menjadi permasalahan dalam skenario
tersebut adalah benar tidaknya bahwa anak yang bergolongan darah A
merupakan anak kandung pasangan tersebut karena ia memiliki golongan
darah yang berbeda dengan kedua orang tuanya.
Apabila dilakukan persilangan, terdapat dua kemungkinan yang
bisa terjadi. Kemungkinan pertama yaitu jika ayah dari anak tersebut
bergolongan darah B monozigot, maka akan dihasilkan keturunan
bergolongan darah AB sebanyak 50% dan B monozigot sebanyak 50%
dan dapat disimpulkan bahwa anak tersebut bukan anak kandung pasangan
tersebut. Akan tetapi, hasil yang berbeda akan diperoleh apabila pada
kemungkinan yang kedua ayahnya bergolongan darah B heterozigot
dimana akan diperoleh keturunan bergolongan darah AB sebanyak 25%,
28
B 50%, dan A 25%. Adapun Tabel 2.2 dan 2.3 berikut menunjukkan hasil
persilangan golongan darah AB dan B.
IB IA IB IB IB
IB IA IB IB IB
IB IA IB IB IB
IO IA IO IB IO
29
Perbedaan golongan darah antara anak dengan orang tua mungkin
terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah sifat heterozigot
dari golongan darah orang tua yang akan mempengaruhi penurunan alel
kepada anak sehingga memungkinkan seorang anak bergolongan darah
yang berbeda dari orang tuanya.
Tubuh manusia memiliki sekitar 4-6 liter darah yang terus mengalir dalam
pembuluh darah untuk menjamah ke seluruh tubuh. Darah manusia terdiri dari
sel-sel darah (sel darah merah, sel darah putih dan trombosit) dalam cairan
yang disebut plasma.
Plasma terdiri dari sekitar 90% air, tetapi juga mengandung protein, nutrisi,
hormon dan produk-produk limbah. Darah terdiri dari sekitar 60% plasma dan
40% sel-sel darah.
Ketiga jenis sel darah memiliki peranan khusus dalam tubuh, sebagai berikut:
30
▪ Sel darah putih disebut juga sebagai leukosit adalah bagian dari sistem
kekebalan tubuh (mekanisme pertahanan alami tubuh) dan membantu
melawan infeksi.
Pada sitem ABO, ada empat golongan utama darah manusia yang di dasarkan
pada antigen antibodi, yaitu:
31
▪ Golongan darah AB = Memiliki antigen A dan B, tetapi tidak memiliki
antibodi. golongan darah ABO
Diketahui bahwa setahun lalu sang adik menderita sakit cacar dan telah
sembuh. Sementara saat ini sedang mewabah penyakit cacar dimana
kedua kakaknya menderita sakit cacar.
Sang adik tidak terkena cacar dikarenakan ia sudah pernah terkena sakit
cacar sebelumnya. Penyakit cacar termasuk penyakit yang sudah
sembuh tidak terjangkit kembali. Cacar disebabkan oleh virus Varicella
Zoster dimana virus tersebut adalah virus yang paling mudah menular
dan dapat disebar melalui udara.
Vaksin cacar air yang disebut vaksin Varicella Zoster bekerja diatas
umur 12 bulan dan hanya mencegah cacar air datang dua kali serta
32
menambah sistem imun menjadi kuat. Jika terjadi cacar air dua kali,
kemungkinkan besar disebabkan oleh kekebalah tubuh yang kurang.
➢ IgE (immunoglobulin E), terikat pada reseptor sel mast dan basophil.
IgE menyebabkan pelepasan histamine dan mediator kimia lainnya. IgE
dapat ditemukan dalam darah dengan konsentrasi yang rendah. Namun
33
kadarnya meningkat selama reaksi alergi dan pada penyakit parasitik
tertentu.
Imunoglobulin G (IgG)
o Beredar dalam darah, kelenjar getah bening, dan usus. Saat
antigen masuk ke dalam tubuh kita, imunoglobulin G akan
melewati peredaran darah menuju lokasi antigen tersebut.
Imunoglobulin A (IgA)
o Terdapat di daerah yang lembap seperti air mata, ASI, air liur,
dan lain-lain. Imunoglobulin A juga bias melindungi bayi karena
bayi meminum ASI dan di ASI tersebut terdapat imunoglobulin
A.
34
Imunoglobulin M (IgM)
o Terdapat di darah, kelenjar getah bening, dan permukaan sel B.
Imunoglobulin D (IgD)
o Letaknya di darah dan kelenjar getah bening.
Imunoglobulin E (IgE)
o Beredar dalam darah, paru-paru, kulit, dan selaput lendir.
35
(2) Menyokong, mengelilingi, membungkus, dan mengubungkan elemen dari
jaringan lain, seperti yang terdapat pada serat otot, jaringan di bawah kulit,
membran pembantas jantung dan rongga perut, serta membran mesenteris.
Jaringan kulit karena penyakit cacar terjadi pada kulit yang menimbulkan
gelembung cairan hampir diseluruh tubuh yang disebabkan oleh virus
varicella zoster. Kulit juga merupakan lapisan terluar tubuh.
Ada beberapa jaringan pada kulit manusia:
1. Jaringan ektoderm yaitu jaringan yang menyusun epidermis, yakni
lapisan terluar kulit.
4. Jaringan ikat longgar yaitu jaringan ikat yang berisi jaringan areolar,
jaringan retikuler, dan jaringan adiposa.
1. Lapisan Epidermis
36
Epidermis merupakan lapisan kulit yang terluar, terdiri dari lapisan sel yang
telah mati yang disebut juga lapisan tanduk. Fungsi epidermis adalah sebagai
sawar pelindung terhadap bakteri, iritasi kimia, alergi dan lain-lain.
Stratum corneum merupakan lapisan kulit yang paling luar. Stratum korneum
paling tebal pada telapak kaki dan paling tipis pada pelupuk mata, pipi dan
dahi. Lapisan ini tersusun atas sel-sel mati yang mudah mengelupas.
Lapisan ini berwarna terang dan hanya nampak pada lapisan kulit yang tebal.
Hanya terlihat pada telapak kaki dan telapak tangan.
Stratum spinosum (stratum malpighi) terdiri dari beberapa lapis sel yang
berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses
mitosis. Lapisan ini adalah lapisan paling tebal di epidermis.
Lapisan ini selalu tumbuh dan membelah, lapisan ini banyak ditemukan sel
melanosit yang menghasilkan pigmen melanin yang menentukan warna kulit
seseorang.
2. Lapisan Dermis
37
Dermis memiliki ketebalan 3-5 mm, merupakan anyaman serabut kolagen dan
elastin yang bertanggung jawab untuk sifat-sifat penting dari kulit. Dermis
mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe, gelembung rambut, kelenjar
lemak (sebasea), kelenjar keringat, otot dan serabut saraf.
Kantong Rambut
a) Pacini : Tekanan
b) Ruffini : Panas
c) Krause : dingin
38
d) Meissener : sentuhan
Di dalam lapisan ini terdapat lemak yang berfungsi untuk cadangan makanan,
menahan panas tubuh, melindungi tubuh bagian dalam terhadap benturan dari
luar.
e) Alat peraba, di ujung kulit terdapat saraf indra yang dapat merasakan kasar
dan halus.
39
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Perbedaan golongan antara anak dan orang tua dapat terjadi apabila
persilangan dengan golongan darah dari ayah atau ibu yang
heterozigot. Sifat heterozigot dari orang tua akan mempengaruhi
penurunan alel kapada anak sehingga memungkinkan seorang anak
bergolongan darah yang berbeda dari orang tuanya.
40
DAFTAR PUSTAKA
http://hedisasrawan.blogspot.com/2015/05/6-jaringan-pada-kulit-
manusia.html?m=1
http://www.ebiologi.net/2017/08/jaringan-ikat-fungsi-ciri-
klasifikasi.html
http://gabriela-kando-fkp13.web.unair.ac.id/artikel_detail-91682-
Bahan%20Kuliah%20S1%20Keperawatan-
Makalah%20Immunoglobulin.html
Oktari, A. dan Nida D. S., 2016, Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO
Metode Slide dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B, O, J.
Teknologi Laboratorium, Vol. 5, No. 2, ISSN: 2338-5634.
Tarigan, R., 2010, Study Penggolongan Darah A, B, AB, O Melalui Analisa
Secara Biokimiawi Klinis, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Nadia, B., Handayani, D., Rismiati, R. 2010. Hidup Sehat Berdasarkan
Golongan Darah O. Jakarta: Dukom Publisher.
Sasmita, C., 2008, Pengenalan Golongan Darah Jenis ABO dengan
Mempergunakan Pemodelan Hidden Markov, Skripsi, Universitas
Indonesia, Depok.
Lering, S. T., 2013, Penentuan Jenis Golongan Darah Manusia Berbasis
Mikrokontroler AT-Mega 8535, Proposal Tugas Akhir, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Meilinda, 2017, Teori Hereditas Mendel: Evolusi atau Revolusi (Kajian
Filsafat Sains), J. Pembelajaran Biologi, Vol. 4, No. 1.
Mustami, M. K., 2013, Genetika, Universitas Islam Negeri Alauddin,
Makassar.
41
42