Anda di halaman 1dari 42

HASIL DISKUSI 2.

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK E
1. Eveline Michelle Trinantio (040001800164)
2. Garina Salsabila (040001800165)
3. Kevin Deminius (040001800166)
4. Lea Vini Shandora (040001800167)
5. Mellian Resti Maharani (040001800168)
6. Milka Claudia Tegarni Daeli (040001800169)
7. Nimas Putri Ayuningrum (040001800170)
8. Putri Graesya Melani Octavianus (040001800171)
9. Rifdah Wafa (040001800172)
10. Salma Rania (040001800173)
11. Sebastia Yasinta Letek Watokolah (040001800174)
12. Siti Shabrina Nur Azizah (040001800175)
13. Tiffany Pang (040001800176)
14. Bramantyo Senoaji Herlambang (040001800177)
15. Clara Sella Wijaya (040001800178)
16. Laura Emily Sulistyo (040001800179)
17. Nia Sevina (040001800180)
18. Nur Kamaliyah (040001800181)
19. Talitha Azalia Harira (040001800182)
Kata Pengantar

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Dengan bimbingan Drs. Alfred Pakpahan,
MSi. kami dapat menyusun makalah ini dengan lancar. Penyusunan
makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Modul 113, dengan judul Sel
dan Jaringan.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan


mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di


dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, tanda baca,
maupun isi sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan
saran positif dari pembaca.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Kami berharap makalah ini


dapat bermanfaat untuk masyarakat umum dan untuk kami pribadi lepas
pribadi dalam menunjang perkuliahan kami di Universitas Trisakti, agar
semakin banyak masyarakat yang memahami secara lebih dalam
mengenai sel dan jaringan, dan kami juga berharap agar masyarakat luas
dapat berinovasi untuk mendukung kehidupan yang lebih maju
khususnya di bidang kesehatan.

Jakarta, 10 September 2018

Kelompok E

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
SKENARIO 1
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................5
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................5
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................5
1.3 TUJUAN............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................6
1. PERAN ORGANEL SEL....................................................................................6
2. PERISTIWA MITOSIS DAN MEIOSIS.............................................................9
3. KOMUNIKASI SEL..........................................................................................12
4. DIFFERENSIASI SEL.......................................................................................14
5. REGENERASI SEL SARAF.............................................................................15
6. APOPTOSIS.......................................................................................................17
7. SIKLUS SEL......................................................................................................18
BAB III PENUTUP...........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................22
SKENARIO 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 24
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................24
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................24
1.3 TUJUAN...........................................................................................................25
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................26
1.HASIL PERKAWINAN SILANG………………………………………….....26
2.REAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODY……………………………………....30
3.PENJELASAN ADIK TIDAK TERKENA CACAR……………………….....32
4.IMMUNOGLOBULIN DAN PERANANNYA……………………………….33
5.JENIS JARINGAN TUBUH…………………………………………………..35

3
6.KOMPONEN PENYUSUN JARINGAN……………………………………...36
BAB III PENUTUP............................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................41

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sel merupakan satuan terkecil dari kehidupan. Di dalam sitoplasma sel
terdapat organel-organel yang mempunyai struktur,fungsi yang khusus.
Regenerasi sel dapat berlangsung dengan cara mitosis maupun meiosis,hal
ini perlu untuk memperbanyak sel sehingga dapat berdiferensiasi menjadi
jaringan-jaringan tertentu dalam mahluk hidup. Sel tanaman maupun sel
hewan dapat mengalami mitosis maupun meiosis untuk membentuk
jaringan maupun organ-organ tertentu. Pada saat tertentu proses
perbanyakan sel akan berhenti bahkan dapat mengalami kematian sel
secara normal.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Peran masing-masing organel sel pada sel tanaman maupun hewan
2. Jelaskan peristiwa mitosis dan meiosis
3. Komunikasi antar sel
4. Jelaskan manfaat differensiasi sel terhadap perkembangan sel manusia
5. Jelaskan mengapa system saraf sukar mengalami perbaikan
(regenerasi) sel
6. Jelaskan pengertian apoptosis dan berikan contohnya
7. Jelaskan yang anda ketahui mengenai cycle cell

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui organel-organel sel pada sel tanaman maupun hewan
2. Mengetahui proses peristiwa mitosis dan meiosis
3. Mengetahui proses komunikasi antar sel
4. Mengetahui manfaat differensiasi sel terhadap perkembangan sel
manusia
5. Mengetahui mengapa system saraf sukar mengalami perbaikan
(regenerasi) sel
6. Mengetahui pengertian apoptosis dan contohnya
7. Mengetahui proses cycle cell

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. PERAN MASING-MASING ORGANEL SEL


a. Membran Plasma
Pada sel tumbuhan, membran plasma berada di antara isi sel sitoplasma dan
dinding sel. Sedangkan pada hewan, membran plasma merupakan lapisan
terluar yang membatasi antara sitoplasma dengan lingkungan sekelilingnya.
Membran plasma atau membran sel tersusun dari dua lapis lipida dan protein
yang terletak secara tersebar tidak beraturan. Lipida yang terdapat pada
membran plasma (lipo-protein) terutama berupa glikolipida, fosfolipida,dan
sterol contohnya kolesterol.Di membrane sel itu sendiri terdiri glikoprotein
yang terdiri dari lemak dan protein,lemak termasuk hidrofobik (tidak dapat
larut dalam air),sedangkan protein hidrofilik(bias larut dalam air).
Fungsi membran sel
1) Sebagai batas antarsel.
2) Sebagai reseptor dari luar.
3) Mengatur lalu lintas berbagai jenis zat karena sifatnya selektif permiabel.
4) Sebagai pelindung isi sel agar tidak keluar.

b. Nukleus
Inti sel atau nukleus merupakan organel terbesar dalam sel yang terletak
di sekitar bagian tengah sel. Nukleus terdapat di dalam semua sel eukariotik.
Umumnya, suatu sel hanya mengandung satu nukleus saja, namun pada
sejumlah organisme ada yang lebih dari satu. Nukleus biasanya berbentuk
bulat, lonjong, atau tak beraturan.Inti sel dibungkus dua lapis membran
lipoprotein dengan celah masing-masing membran sebesar 20 – 30
nm.Matriks yang terdapat di dalam inti sel disebut nukleoplasma. Di dalam
nukleoplasma terdapat berbagai jenis enzim, nukleolus (anak inti), dan
kromosom. Bahan utama penyusun kromosom adalah histon dan DNA. DNA
(Deoxyribonucleic acid) merupakan substansi genetika yang dapat melakukan
replikasi (penggandaan) ketika terjadi pembelahan sel. Ketika sel tidak sedang
membelah, kromosom terlihat seperti benang-benang panjang

6
yang halus dan disebut kromatin. Bentuk nukleolus adalah bulat, dapat
ditemukan dalam nukleolus dan hanya terlihat setelah proses pembelahan sel
berakhir. Nukleolus berperan dalam proses pembuatan RNA, ribosom yang
akan dikeluarkan dari inti menuju ke sitoplasma.

Fungsi Nukleus
1.Mengatur keseluruhan kerja sel
2.Sintesis protein
3.Terdapat DNA
c. Vakuola
Merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa
Inggris) yang berupa rongga yang diselaputi membran (tonoplas).
Cairan ini adalah air dan di dalamnya terlarut zat seperti enzim, lipid,
alkaloid, garam mineral, asam, dan basa.

Vakuola terbagi menjadi 3 jenis, yaitu vakuola kontraktil dan vakuola


nonkontraktil (vakuola makanan). Vakuola kontraktil berfungsi
sebagai osmoregulator yaitu pengatur nilai osmotik sel atau ekskresi.
Vakuola tengah untuk menjaga keseimbangan air. Vakuola
nonkontraktil berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan
hasil makanan.

Fungsi utama: Tempat penyimpanan zat cadangan makanan seperti


amilum dan glukosa.

Tumbuhan layu karena vakuola kehilangan tekanan turgid pada dinding


sel.

d. Mitokondria
Organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup,
metabolisme lemak, dan penghasil energi berupa adenosina trifosfat
pada lintasan katabolisme.

Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan membran


luar dan lapisan membran dalam. Lapisan membran dalam ada dalam
bentuk lipatan-lipatan yang sering disebut dengan cristae. Di dalam

7
mitokondria terdapat 'ruangan' yang disebut matriks, di mana beberapa
mineral dapat ditemukan. Sel yang mempunyai banyak mitokondria
dapat dijumpai di jantung, hati, dan otot.

e. Sitoplasma
Bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota,
sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada
sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli, serta
sitosol yang berupa cairan tempat organel melayang-layang di
dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan
vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara
transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel.

f. Badan golgi
Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau
diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel,
dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya
biasa. Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak
dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi,
misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi,
sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi. Badan
Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.

Fungsi badan golgi:


▪ Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada
sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan
lain.
▪ Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama
seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi
bagian dari membran plasma.
▪ Membentuk dinding sel tumbuhan

g. Reticulum endoplasma
Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah
organel yang dapat ditemukan pada semua sel eukariotik.

8
Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem
membran. Di sekitar Retikulum Endoplasma adalah bagian sitoplasma
yang disebut sitosol.

Pada bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu, terdapat ribuan


ribosom atau ribosome. Ribosom merupakan tempat di mana proses
pembentukan protein terjadi di dalam sel. Bagian ini disebut dengan
Retikulum Endoplasma Kasar. Kegunaan daripada Retikulum
Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir dan membawa protein
tersebut ke bagian-bagian sel lainnya. Kebanyakan protein tersebut
tidak diperlukan sel dalam jumlah banyak dan biasanya akan
dikeluarkan dari sel. Contoh protein tersebut adalah enzim dan hormon.

Sedangkan bagian-bagian Retikulum Endoplasma yang tidak diselimuti


oleh ribosom disebut Retikulum Endoplasma Halus atau Smooth
Endoplasmic Reticulum. Kegunaannya adalah untuk membentuk lemak
dan steroid. Sel-sel yang sebagian besar terdiri dari Retikulum
Endoplasma Halus terdapat di beberapa organ seperti hati.

h. Ribosom
Adalah satu organel yang berukuran kecil dan padat dalam sel yang
berfungsi sebagai tempat sintesis protein.

2. JELASKAN PERISTIWA MITOSIS DAN MEIOSIS


Mitosis adalah proses pembelahan sel khusus untuk sel-sel autosom
(sel tubuh). Tahapannya adalah:
a. Profase
- Sentriol berpisah, bermigrasi kemasing-masing kutub sel.
- Membran inti mulai menghilang.
- Muncul mikrotubul diantara kedua sel.
b. Metafase
- Membran inti dan anak inti sudah menghilang.
- Kromosom tersusun di bidang ekuator, masing-masing memanjang dan
membentuk kromatid.

9
- Gelendong sudah lengkap.
c. Anafase
- Kromatid berpisah dan menuju ke kutub yang berlawanan.
- Arah perjalanan mengikuti mikrotobul gelendong.
- Sentromer menjauhi pusat, menarik sisa kromatid.
- Kromatid hasil pembelahan memiliki sifat yang sama.
d. Telofase
- Ditiap kutub terbentuk pasangan kromosom yang identik.
- Mikrotubul gelendong menghilang.
- Membran inti terbentuk kembali.
- Sitoplasma terbagi menjadi 2 bagian.
- Anak inti muncul kembali.
- Pada saat telofase akhir, kromosom akan kembali menjadi benang-
benang kromatin halus.

Meiosis adalah proses pembelahan sel khusus untuk sel-sel gonosom (sel
kelamin). Meiosis berlangsung dalam 2 tingkatan yaitu meiosis 1 dan 2.
Meiosis 1
a. Profase 1
Terdiri dari 5 stadium:
1. Leptonema : kromosom diploid berjumlah 4, tampak seperti benang
panjang, tunggal dan tipis.
2. Zigonema : ke-4 kromosom saling berdekatan dan membentuk
pasangan yang disebut sinapsis.
3. Pakhinema : kromosom menjadi tebal dan pendek .
4. Diplonema : tiap kromosom membelah dan membentuk kromatid
yang disebut tetrad.
5. Diakinesis : kromatid berlainan (dari sentromer lain) dapat
bersilangan. Tempat persilangan disebut khiasma.

10
Pertukaran segmen dari kromatid tak serupa (pindah
silang).
b. Metafase 1
Kromosom membentuk kombinasi saling berpasangan,
menempatkan diri di bidang ekuator.
c. Anafase 1
Kromosom bergerak ke kutub sel yang berlawanan.
d. Telofase 1
Membran inti terbentuk kembali.

Meiosis 2
a. Profase 1
- Replikasi sentriol, bergerak ke arah kutub yang berlawanan.
- Terbentuk benang-benang spindle.
b. Metafase 2
- Kromosom terletak pada bidang ekuator.
- Sentromer membelah dan kromatid telah terbentuk.
c. Anafase 2
- Benang-benang kromatid tertarik ke arah kutub yang berlawanan.
d. Telofase 2
- Kromosom tiba di kutub masing-masing.
- Benang-benang spindle hilang.
- Tiap sel membelah dan menghasilkan 4 sel anak yang haploid.

11
3. KOMUNIKASI ANTAR SEL
 Interaksi antar sel
 Menjalankan/merangsang organ tubuh

Cara:
1.Dekat
-Molekul molekul reseptor spesifik
2.Jauh
-Mengirim molekul sinyal
-Bisa melalui peredarah darah
Molekul kom.sel: Protein,asam amino,nukleotida,steroid,lipid

Macam-macam komunikasi sel

1. Kontak langsung
Komunikasi sel yang langsung diterima oleh sel yang berada di
sebelahnya.
2. Sinyal parakrin
Komunikasi sel yang diterima oleh sel-sel yang berada di
sekitarnya.
3. Sinyal endokrin
Komunikasi sel yang melalui peredaran darah dan sel yang
dituju letaknya jauh dari sel asalnya.
4. Sinyal sinaptik
Komunikasi sel saraf yang melepaskan neurotransmitter ke sel
target.
5. Sinyal autokrin
Komunikasi sel dengan diri selnya sendiri.

12
3.Tahapan komunikasi sel :
Penerimaan sinyal : Molekul sinyal berikatan oleh reseptor yang ada
di permukaan sel.
Transduksi : Mengubah molekul sinyal yang berikatan dengan
reseptor menjadi respon seluler yang spesifik.
Respon : Respon seluler spesifik teraktifkan, mis: proses glikolisis,
proses pengaturan sitoskeleton, atau aktivasi gen tertentu
dalam sel.
Langkah-langkah tahapan komunikasi:
Sintesis molekul sinyal oleh sel yang memberi sinyal

Pelepasan molekul sinyal oleh sel yang memberi sinyal

Molekul sinyal berikatan dengan reseptor di permukaan sel

Ikatan itu mengakibatkan aktivasi respon seluler yang spesifik

Terjadi perubahan spesifik
Terdapat 2 macam reseptor :
1.Reseptor di membran sel (di permukaan sel)
Meneruskan sinyal dari luar sel ke dalam sel dengan cara mengubah
bentuknya. Kegagalan fungsi pada reseptor di permukaan sel dihubungkan
dengan beberapa penyakit, misalnya: kanker, penyakit jantung dan asma.
2.Reseptor di dalam sel
-Terdapat di dalam sitoplasma/inti sel
-Sinyal molekul akan berikatan dengan reseptor ini
-contoh: testosteron yang berperan dalam mengontrol karakteristik jenis
kelamin pria.

13
4. DIFFERENSIASI SEL
Diferensiasi sel adalah proses pematangan suatu sel menjadi sel yang
spesifik dan fungsional, terletak pada posisi tertentu dan fungsional, terletak
pada posisi tertentu di dalam jaringan.

Diferensiasi disebabkan karena :

a). Polaritas pada saat pembelahan sel tidak merata.


Perbedaan tersebut disebabkan karena penyebaran senyawa tertentu di
dalam plasma tidak merata. Pada kutub yang satu konsentrasinya rendah,
sedangkan di kutub yang lain konsentrasinya tinggi.

b). Pembelahan sel tidak setara


Dinding pemisah sel terbentuk tidak ditengah-tengah sehingga
dihasilkan 2 sel yang tidak sama besar. Awal yang tidak sama dari 2 sel anakan
ini tentu menyebabkan perbedaan aktivitas metabolisme sehingga salah satu
sel anak dapat membelah lagi sedangkan yang lain tidak mampu lagi.

d). Faktor Hormon.


Diperlukan dalam jumlah sedikit, karena tidak berpengaruh secara
langsung dan kerjanya relatif lambat.
e). Faktor lingkungan
Cahaya, suhu, ketersediaan air, oksigen, dll.

Khusus dalam kaitannya dengan diferensiasi sel pada hewan atau


manusia, setelah zigot terbentuk akan berkembang menjadi morula dan
kemudian berkembang lagi menjadi blastula. Blastula kemudian akan
berkembang lagi menjadi gastrula. Pada tahap gastrula ini lah akan terbentuk
3 lapisan baru yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf dan
alat indera.
Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otok, rangka, alat reproduksi,
alat peredaran darah dan alat ekskresi.
Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan dan alat
pernapasan seperti paru-paru.

14
5. REGENERASI SEL SARAF

Sel saraf merupakan sel yang unik dibandingkan dengan sel-sel


lainnya. Salah satu keunikannya adalah ketidakmampuannya dalam
berproliferasi (sebagian besar pendapat) dan hanya mampu meregenerasi
aksonnya. Oleh karena itu, sel saraf termasuk kedalam sel permanen.
Kemampuan proliferasi sel saraf, masih menjadi kontroversi Ada
yang berpendapat bahwa sel saraf tidak akan mampu berproliferasi, ada
yang berpendapat bahwa sel saraf mampu berproliferasi walaupun sangat
lambat, dan ada yang berpendapat bahwa sel saraf mampu berproliferasi,
walaupun di sistem saraf pusat. Tapi bagaimanapun, kerusakan yang ada
pada sistem saraf pusat, bersifat permanen dan tidak bisa diubah seperti
semula. Berbeda dengan sistem saraf pusat, jika kerusakan berada di
sistem saraf tepi akan terjadi reaksi yang dilakukan oleh akson.
Reaksi akson secara garis besar terdiri dari perbaikan kerusakan,
memperbaharui proses, dan memulihkan fungsi. Reaksi akson ini, terjadi
pada 3 tempat, yaitu tempat spesifik kerusakan dimana akan terjadi reaksi
lokal, bagian distal tempat kerusakan dimana akan terjadi perubahan
anterograde, dan bagian proksimal tempat kerusakan dimana akan terjadi
perubahan retrograde.

1. Reaksi Lokal
Reaksi lokal ini sangat membutuhkan peran dari sel-sel neuroglial. Pada
reaksi lokal akan terjadi perbaikan jaringan yang rusak. Selain itu,
reaksi lokal pada tempat kerusakan akan juga terjadi proses
pembuangan debris-debris atau pecahan-pecahan yang merupakan sisa-
sisa sel yang rusak.
2. Reaksi Anterograde
Reaksi anterograde ini terjadi pada bagian distal (bawah) dari tempat
kerusakan. Pada bagian bawah tersebut, akan terjadi beberapa
perubahan, diantaranya:
a. Terminal akson menjadi bersifat hipertrofi dan kemudian akan
berdegenerasi. Hal ini menyebabkan terputusnya post-sinaps.
Sisa-sisa akson terminal akan difagosit oleh sel Schwann

15
dan hasil proliferasi sel Schwann akan membentuk akson terminal
yang baru.
b. Seluruh akson bagian distal dari tempat kerusakan, akan
berdegenerasi (wallerian degeneration / orthograde degeneration).
Makrofag dan sel Schwann spesifik akan memfagositosis sisa-sisa
akson.
c. Sel Schwann berproliferasi sehingga membentuk tabung Schwann
(Schwann tube).
d. Sel target dari neuron yang mengalami kerusakan, kemungkinan
akan mengalami atrofi dan gangguan. Hal inilah yang disebut
transneuronal degeneration.

3. Reaksi Retrograde
Pada reaksi retrograde ini, bagian proksimal dari letak kerusakan akan
mengalami degenerasi yang nantinya akan bersamaan dengan
terbentuknya akson yang baru. Beberapa proses yang terjadi pada reaksi
retrograde ini, antara lain:
a. Perikarion mengalami chromatolysis, dimana perikarion akan
mengalami hipertrofi, badan Nissl akan tidak beraturan, dan inti
selnya akan menuju ke tepi. Disisi lain, ribosom bebas dan protein
serta makromolekul lainnya akan diproduksi lebih.
b. Akson bagian proksimal akan beregenerasi. Hal ini akan
memerlukan bantuan dari sel Schwann, makrofag, dan juga
fibroblast.
c. Selubung myelin akan terbentuk. Akson bagian distal dan proksimal
akan bertemu kembali. \

Kemampuan regenerasi sistem saraf pusat tidak sama dengan


kemampuan regenerasi sistem saraf pusat. Pasalnya, sistem saraf pusat
tidak mempunyai sel Schwann dan juga jaringan ikat. Proses fagositosis
pada sistem saraf pusat ini dilakukan oleh mikroglia, sel yang berperan
sebagai makrofag di sistem saraf pusat. Tempat bekas sel yang rusak,

16
akan digantikan oleh sejumlah besar sel glia. Hal ini akan menghasilkan
glial scar yang dipercaya akan menghambat proses perbaikan.

Tidak semua regenerasi sel saraf menghasilkan perbaikan yang


sempurna. Pada beberapa kasus, akan terjadi neuron yang terlalu banyak
ataupun neuron tersebut tidak pada tempat yang benar. Regenerasi yang
tidak benar ini, akan dihancurkan kembali. Penghancuran ini disebut
dengan plasticity. Plasticity dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan, yaitu
neurotrophins yang diproduksi oleh sel glial, sel schwann, neuron, dan
juga sel target yang spesifik.

6. PENGERTIAN APOPTOSIS BESERTA CONTOHNYA


Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram dengan tujuan
menghilangkan sel yang tidak diinginkan dan mengurangi jumlah sel
yang terlalu banyak agar jaringan organisme multiseluler dapat
bekerja dengan balik
CIRI CIRI APOPTOSIS:
• DNA terbelah
• Kromatin memadat
• Membutuhkan energi, RNA, dan sintesis protein
• Dibersihkan oleh Fagositosis
• Selnya mengkerut
Apa yang terjadi jika kekurangan apoptosis?
Kekurangan apoptosis menandakan bahwa kemampuan sel untuk
berapoptosis rusak atau terhambat sehingga menambah sel rusak didalam
tubuh yang dapat memicu penyakit seperti,
• Kanker payudara
• Kanker prostat
• Kanker rahim
Jika kelebihan apoptosis, apa yang akan terjadi?

17
Kelebihan apoptosis menyebabkan sel berkurang sehingga
mengganggu sistem imune didalam tubuh. Jika imune terserang, dapat
memicu:
• AIDS
• Alzheimer
• Parkinson
• Stroke
MEKANISME APOPTOSIS:
• Sel mengeluarkan sinyal
• Terfragmentasi
• Muncul makrofag
Contoh apoptosis:
• Pembentukan jari pada janin
• Katak
• Cicak
• Pohon jati
Penyebab kegagalan apoptosis
Pola makan yang tidak sehat menyebabkan kegagalan apoptosis
karena sel berkembang drastis sehingga mengakibatkan penyakit
seperti kanker.

7. SIKLUS SEL
Cycle cell terjadi dengan 2 tahapan yaitu:
1. Interfase (growth & preparation)

-inti menjadi 2
- fase yang paling lama
- tidak terjadinya pembelahan

18
- Terdiri dari tiga fase
 G1 (Prasintesis) : sintesis RNA, protein, dan volume sel
 S (Sintesis DNA) : Sintesis dan replikasi DNA dan
sentriol
 G2 (Pasca duplikasi DNA) : Produk dan akumulasi energy
untuk bermitosis

2. Cell division
- Mitosis (nuclear division)
 Preprofase (profase awal)
 Benang- benang kromatin memendek dan menebal
menjadi kromosom
 Kondensasi kromosom intranuklear
 Membrane inti masih utuh
 Profase
 Sentriol berpisah, sepasang bermigrasi ke masing-
masing kutub sel
 Membrane inti mulai menghilang
 Muncul mikrotubul diantara kedua pasang sentriol
 Metaphase
 Membrane inti dan nucleus (anak inti) sudah
menghilang

19
 Kromosom tersusun di bidang ekuator, masing-masing
memanjang membentuk kromatid
 Gelendong sudah lengkap
 Anaphase
 Masing-masing kromatid berpisah dan menuju ke
kutub yang berlawanan
 Arah perjalanan mengikuti mikrotubul gelendong
 Sentromer menjauhi pusat, manarik sisa kromatid
 Kromatid hasil pembelahan memiliki sifat yang sama
 Telofase
 Di tiap kutub sel terbentuk pasangan kromosom yang
identik
 Mikrotubul gelendong menghilang
 Menbran inti terbentuk kembali
 Nucleus (anak inti) muncul kembali
 Pada waktu telofase akhir, kromosom akan kembali
menjadi benang-benang kromatin halus
- Sitokinesis ( cytoplasm division)
 Pembelahan sitoplasma menjadi dua

20
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Sel tumbuhan dan sel hewan memiliki beberapa perbedaan pada
bentuk, struktur, dan organel yang terdapat di dalamnya. Perbedaan ini
berfungsi untuk menunjang aktivitas yang dilakukan oleh tumbuhan
maupun hewan.
Sel melakukan mitosis dan meiosis untuk memperbanyak dirinya.
Mitosis bertujuan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan beregenerasi
sedangkan meiosis bertujuan untuk pembentukan sel gamet. Mitosis
menghasilkan dua sel anakan dari satu sel sedangkan meiosis
menghasilkan empat sel dari satu sel.
Komunikasi antar sel adalah interaksi antara satu sel dengan sel
lainnya atau antara sel dengan lingkungannya. Sel melakukan komunikasi
melalui pengiriman dan penerimaan sinyal.
Diferensiasi sel bertujuan untuk mendukung kehidupan mahluk hidup,
sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkemabangan embrio.
Diferensiasi bermanfaat untuk membentuk fungsi yang baru.
Sistem saraf sukar mengalami regenerasi sel karena tidak memiliki sel
schwann. Pada sistem saraf tepi hanya pada bagian akson saja yang dapat
beregenerasi.
Apoptosis adalah peristiwa kematian sel yang terprogram, bertujuan
untuk membangun sel multiseluler dan berperan dalam sistem imun tubuh.
Contohnya ekor pada kecebong yang mereduksi setelah menjadi katak.
Cycle sell merupakan serangkaian proses atau fase hidup sel yang
terbagi menjadi dua bagian utama yaitu interfase dan meiosis atau mitosis.
Fase interfase terbagi menjadi tiga tahap yaitu G1, S, dan G2

21
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.daniarta.com/organel-organel-sel-beserta-
fungsinya/#forward
2. https://www.biologi-sel.com/2012/11/komunikasi-antar-sel.html?m=1
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Diferensiasi_sel
4. http://amintabin.blogspot.com/2010/06/diferensiasi-sel.html
5. Gartner LP, Hiatt JL. 2007. Color Textbook of Histology, 3rd Edition.
Philadelphia: Saunders Elsevier. p. 216:8
6. Junqueira LC, Carneiro H. 2007. Basic Histology: Text & Atlas, 11th
edition. New York: The McGraw-Hill Companies.
7. http://jokbelakang.blogspot.com/2011/09/regenerasi-sel-saraf.html
8. http://bosan-kuliah.blogspot.com/2011/12/regenerasi-sel-saraf-post-
injury.html
9. http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/mekanisme-dan-
regulasi-apoptosis1.pdf
10. Buku Praktikum Biologi FKG Universitas Trisakti 2018

22
23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Pada suatu persidangan di sebuah pengadilan terjadi perselisihan-perselisihan


antara sepasang suami istri tentang keberadaan anaknya yang berusia 4 tahu
nbergolongan darah tidak sama dengan kedua orang tuanya. Diketahui bahwa
golongan darah itu adalah AB sementara bapaknya bergolongan darah B.
Hasil pemeriksaan golongan darah sang anak menunjukkan golongan darah
A. Setahun yang lalu sang anak menderita penyakit cacar dan telah sembuh,
sementara saat ini sedang mewabah penyakit cacar dimana kedua kakaknya
yang bergolongan darah AB dan B menderita penyakit cacar.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana caranya anda membantu hakim untuk menjelaskan apakah


anak tersebut adalah hasil dari perkawinan pasangan tersebut?

2. Kaitkan dengan reaksi antigen dan antibody?

3. Jelaskan mengapa sang adik tidak menderita cacar ketika kedua


kakaknya terkena penyakit cacar?

4. Jelaskan jenis-jenis immunoglobulin dan perannya?

5. Jenis jaringan tubuh pada scenario diatas?

6. Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen yang menyusun jaringan


tersebut?

24
1.3 TUJUAN

1. Membantu hakim menjawab persoalan mengenai anak kandung dengan


orang tua nya melalui proses melihat golongan darah sang anak dengan
orang tuanya.

2. Bisa mengaitkan latar belakang dari seknario dengan reaksi dari antigen
dan antibody

3. Menjawab permasalah Penularan virus penyakit cacarkepada tubuh

4. Menggetahui jenis-jenis immunoglobulin beserta perannya masing-


masing

5. Mengetahui jaringan tubuh yang berkaitan pada latar belakang scenario

6. Mengetahui dan memahami komponen-komponen yang menyusun


jaringan tersebut.

25
BAB II

PEMBAHASAN

1. Bagaimana caranya anda membantu hakim untuk menjelaskan apakah


anak tersebut adalah hasil dari perkawinan pasangan tersebut?

Penentuan Golongan Darah Sistem ABO


Darah merupakan cairan tubuh yang berwarna merah dan terdapat
di dalam sistem peredaran darah tertutup yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia. Darah berfungsi untuk memasukkan
oksigen dan bahan makanan keseluruhan tubuh serta mengambil CO2 dan
metabolik dari jaringan (Oktari dan Nida, 2016). Adapun golongan darah
sendiri adalah hasil dari pengelompokkan darah berdasarkan ada atau
tidaknya substansi antigen pada permukaan sel darah merah (eritrosit).
Antigen tersebut dapat berupa karbohidrat, protein, glikoprotein, atau
glikolipid. Golongan darah manusia bersifat herediter, dan sangat
tergantung pada golongan darah kedua orang tua manusia yang
bersangkutan (Tarigan, 2010). Sedikitnya ada 48 jenis antigen yang
menjadi dasar dalam penggolongan darah. Tetapi yang paling umum
digunakan adalah sistem penggolongan darah ABO (Nadia, dkk, 2010).
Berikut merupakan salah satu sistem penentuan golongan darah
berdasarkan sistem ABO (Sasmita, 2008).
1. Golongan Darah AB

Seseorang yang bergolongan darah AB memiliki antigen A dan


antigen B pada permukaan sel darah merahnya. Akan tetapi, mereka

26
tidak memiliki antibodi dalam serum darah untuk melawan antigen
A dan antigen B.
2. Golongan Darah A

Seseorang yang bergolongan darah A memiliki antigen A pada


permukaan sel darah merahnya dan pada cairan serum darahnya
terdapat IgM antibodi yang melawan antigen B.
3. Golongan Darah B

Seseorang yang bergolongan darah B memiliki antigen B pada


permukaan sel darah merahnya dan pada cairan serum darahnya
terdapat IgM antibodi yang melawan antigen A.
4. Golongan Darah O

Seseorang yang bergolongan darah O tidak memiliki antigen A


maupun antigen B pada permukaan sel darah merahnya. Akan
tetapi, pada cairan serum darahnya terdapat IgM antibodi yang
melawan antigen A dan antigen B.
Sistem pengujian golongan darah ABO dapat dilakukan secara
manual atau dengan cara meneteskan dua jenis cairan atau reagen pada
sampel darah. Dalam proses pengujian sampel darah menggunakan
metode ABO, sampel darah akan ditetesi suatu reagen, kemudian pada
sampel darah akan terjadi prses aglutinasi atau penggumpalan darah
(Lering, 2013). Hasil reaksi aglutinasi pengujian golongan darah dapat
dilihat pada Tabel 2.1.

27
Tabel 2.1 Reaksi Aglutinasi dan Non-Aglutinasi pada Golongan Darah
(Lering, 2013)
Golongan Darah Anti A Anti B

A + -

B - +

AB + +

O - -

Keterangan: + = Aglutinasi
- = Non-Aglutinasi
Pada skenario diskusi 2.2, diketahui bahwa seorang wanita yang
bergolongan darah AB menikah dengan seorang pria bergolongan darah B
memiliki tiga orang anak dengan golongan darah yang berbeda, yaitu AB,
B, dan A. Akan tetapi, yang menjadi permasalahan dalam skenario
tersebut adalah benar tidaknya bahwa anak yang bergolongan darah A
merupakan anak kandung pasangan tersebut karena ia memiliki golongan
darah yang berbeda dengan kedua orang tuanya.
Apabila dilakukan persilangan, terdapat dua kemungkinan yang
bisa terjadi. Kemungkinan pertama yaitu jika ayah dari anak tersebut
bergolongan darah B monozigot, maka akan dihasilkan keturunan
bergolongan darah AB sebanyak 50% dan B monozigot sebanyak 50%
dan dapat disimpulkan bahwa anak tersebut bukan anak kandung pasangan
tersebut. Akan tetapi, hasil yang berbeda akan diperoleh apabila pada
kemungkinan yang kedua ayahnya bergolongan darah B heterozigot
dimana akan diperoleh keturunan bergolongan darah AB sebanyak 25%,

28
B 50%, dan A 25%. Adapun Tabel 2.2 dan 2.3 berikut menunjukkan hasil
persilangan golongan darah AB dan B.

Tabel 2.2 Hasil Persilangan Golongan Darah AB dan B Monozigot


Ayah x Ibu IA IB

IB IA IB IB IB

IB IA IB IB IB

Tabel 2.3 Hasil Persilangan Golongan Darah AB dan B Heterozigot


Ayah x Ibu IA IB

IB IA IB IB IB

IO IA IO IB IO

Berdasarkan Tabel 2.3, dapat dijelaskan bahwa ibu dari anak


tersebut memiliki golongan darah AB dengan alel IA dan IB, sedangkan
ayahnya yang kemungkinan bergolongan darah B heterozigot memiliki
alel IB IO sehingga pada persilangan keduanya meskipun sang anak tidak
mendapatkan antigen dari ayah, tetapi ia mendapatkan antigen A dari
ibu yang menyebabkan anak tersebut bergolongan darah A heterozigot
karena alel IA dominan terhadap alel IO (Mustami, 2013). Heterozigot
sendiri merupakan satu diantara betuk genotipe yang mungkin terjadi
pada individu dimana pada keadaan heterozigot, alel-alel yang
menempati suatu lokus berbeda-beda (Meilinda, 2017).
Pada sesi diskusi sebelumnya, kami menyimpulkan bahwa anak
tersebut benar merupakan anak kandung dari pasangan tersebut.

29
Perbedaan golongan darah antara anak dengan orang tua mungkin
terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah sifat heterozigot
dari golongan darah orang tua yang akan mempengaruhi penurunan alel
kepada anak sehingga memungkinkan seorang anak bergolongan darah
yang berbeda dari orang tuanya.

2. Kaitkan dengan reaksi antigen dan antibody?

Memahami komponen darah manusia

Tubuh manusia memiliki sekitar 4-6 liter darah yang terus mengalir dalam
pembuluh darah untuk menjamah ke seluruh tubuh. Darah manusia terdiri dari
sel-sel darah (sel darah merah, sel darah putih dan trombosit) dalam cairan
yang disebut plasma.

Plasma terdiri dari sekitar 90% air, tetapi juga mengandung protein, nutrisi,
hormon dan produk-produk limbah. Darah terdiri dari sekitar 60% plasma dan
40% sel-sel darah.

Ketiga jenis sel darah memiliki peranan khusus dalam tubuh, sebagai berikut:

▪ Sel darah merah disebut juga sebagai eritorit, fungsinya adalah


membawa oksigen ke seluruh tubuh dan membawa karbon dioksida dan
produk limbah lainnya untuk dikeluarkan dari tubuh melalui proses
pernafasan dalam paru-paru; eritorist inilah yang memberikan warna
merah pada darah.

30
▪ Sel darah putih disebut juga sebagai leukosit adalah bagian dari sistem
kekebalan tubuh (mekanisme pertahanan alami tubuh) dan membantu
melawan infeksi.

▪ Trombosit disebut juga sebagai platelet atau keping darah fungsi


utamanya adalah membantu pembekuan darah untuk menghentikan
pendarahan.

Kaitannya dengan Golongan Darah


Golongan darah ditentukan oleh antigen dan antibodi yang ada di dalam darah.
Antibodi adalah bagian dari pertahanan alami tubuh terhadap zat-zat asing
yang berbahaya seperti kuman, antibodi terdapat dalam plasma. Sedangkan
Antigen Darah adalah molekul protein yang ditemukan pada permukaan sel
darah merah. Antibodi yang ada dalam plasma akan mengenali zat apa pun
yang asing menurut tubuh dan akan mengingatnya sehingga akan
menghancurkan zat asing (antigen) yang masuk tubuh dengan cepat.
Rumus = Antibodi akan Menghancurkan Antigen yang sesuai. Contoh:
antibodi A bertemu dengan Antigen A, maka terjadilah reaksi antigen-antibodi
yang berujung pada penghancuran antigen. Lebih lanjut dijelaskan di bawah.

Pada sitem ABO, ada empat golongan utama darah manusia yang di dasarkan
pada antigen antibodi, yaitu:

▪ Golongan darah A = Memiliki antigen A pada sel-sel darah merah,


memiliki antibodi anti-B dalam plasma.

▪ Golongan darah B = Memiliki antigen B pada sel-sel darah merah,


memiliki antibodi anti-A dalam plasma.

▪ Golongan darah O = Tidak memiliki antigen, tetapi keduanya


memiliki antibodi anti-A dan anti-B dalam plasma.

31
▪ Golongan darah AB = Memiliki antigen A dan B, tetapi tidak memiliki
antibodi. golongan darah ABO

Seseorang yang menerima darah (tansfusi darah) dari kelompok ABO


yang tidak sesuai, bisa berakibat fatal dan mengancam nyawa. Sebagai
contoh, penerima memiliki golongan darah B, si pemberi memiliki
golongan darah A dengan antibodi anti-B. Jika kedua darah ini
dipertemukan dalam proses transfusi darah maka bisa berakibat fatal.
Inilah kenapa, golongan darah A tidak boleh diberikan kepada orang
memiliki golongan darah B. Sedangkan bagi yang memiliki golongan
darah O, karena sel darah merah tidak memiliki antigen A atau B, maka
bisa dengan aman memberikan darahnya (donor darah) kepada orang
yang memiliki golongan darah apapun.

3. Jelaskan mengapa sang adik tidak menderita cacar ketika kedua


kakaknya terkena penyakit cacar?

Diketahui bahwa setahun lalu sang adik menderita sakit cacar dan telah
sembuh. Sementara saat ini sedang mewabah penyakit cacar dimana
kedua kakaknya menderita sakit cacar.
Sang adik tidak terkena cacar dikarenakan ia sudah pernah terkena sakit
cacar sebelumnya. Penyakit cacar termasuk penyakit yang sudah
sembuh tidak terjangkit kembali. Cacar disebabkan oleh virus Varicella
Zoster dimana virus tersebut adalah virus yang paling mudah menular
dan dapat disebar melalui udara.
Vaksin cacar air yang disebut vaksin Varicella Zoster bekerja diatas
umur 12 bulan dan hanya mencegah cacar air datang dua kali serta

32
menambah sistem imun menjadi kuat. Jika terjadi cacar air dua kali,
kemungkinkan besar disebabkan oleh kekebalah tubuh yang kurang.

4. Jelaskan jenis-jenis immunoglobulin dan perannya?

Immunoglobulin adalah senyawa protein yang mampu menetralkan


mikroorganisme penyebab infeksi,seperti virus, bakteri, racun,bakteri
dll. Setiap immunoglobulin akan mengenali satu antigen (kuman
penyakit) secara spesifik, artinya satu antigen dikenali satu antibodi
spesifik . Antibodi dapat ditemukan pada darah atau kelenjar tubuh
lainnya, dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk
mengidentifikasikan dan menetralisasikan benda asing seperti bakteri
dan virus. Ig diproduksi oleh sel darah putih yang disebut sel B atau
lebih spesifik lagi sel plasma. Immunoglobulin termasuk kedalam
kelompok glikoprotein yang mempunyai struktur dasar yang
sama,terdiri dari polipeptida dan karbohidrat.Fungsi utamanya dalam
respon imun adalah mengikat dan menghancurkan antigen.
Terdapat lima kelas immunoglobulin, yaitu :

➢ IgA (immunoglobulin A), berfungsi untuk melawan mikroorganisme


yang masuk kedalam tubuh. IgA berjumlah 15% dari semua antibody
dalam serum darah serta dapat ditemukan dalam zat sekresi seperti
keringat, ludah, air mata, ASI, pernapasan, dan sekresi usus.

➢ IgD (immunoglobulin D), berfungsi membantu memicu respons


imunitas. IgD banyak ditemukan dalam limfosit B. IgD dalam serum
darah dan limfa berjumlah relative sedikit.

➢ IgE (immunoglobulin E), terikat pada reseptor sel mast dan basophil.
IgE menyebabkan pelepasan histamine dan mediator kimia lainnya. IgE
dapat ditemukan dalam darah dengan konsentrasi yang rendah. Namun

33
kadarnya meningkat selama reaksi alergi dan pada penyakit parasitik
tertentu.

➢ IgG (immunoglobulin G), berjumlah paling banyak sekitar 80% dari


keseluruhan antibody yang bersikulasi. Jumlahnya akan lebih besar
pada pajanan ke-2, ke-3, dan seterusnya terhadap suatu antigen spesifik.
IgG dapat menembus plasenta karena IgG berukuran kecil dan
memberikan imunitas pada bayi yang baru lahir. IgG berfungsi sebagai
pelindung terhadap mikroogranisme dan toksin, mengaktivasi
komplemen dan meningkakan efektivitas sel fagositik.

➢ IgM (immunoglobulin M), antibody pertama yang tiba dilokasi infeksi.


IgM menetap didalam pembuluh darah dan tidak masuk ke jaringan.
IgM berumur relative pendek serta berfungsi untuk mengaktivasi
komplemen dan memperbanyak fagositosis.

Letak dari masing-masing imunoglobulin

 Imunoglobulin G (IgG)
o Beredar dalam darah, kelenjar getah bening, dan usus. Saat
antigen masuk ke dalam tubuh kita, imunoglobulin G akan
melewati peredaran darah menuju lokasi antigen tersebut.

 Imunoglobulin A (IgA)
o Terdapat di daerah yang lembap seperti air mata, ASI, air liur,
dan lain-lain. Imunoglobulin A juga bias melindungi bayi karena
bayi meminum ASI dan di ASI tersebut terdapat imunoglobulin
A.

34
 Imunoglobulin M (IgM)
o Terdapat di darah, kelenjar getah bening, dan permukaan sel B.

 Imunoglobulin D (IgD)
o Letaknya di darah dan kelenjar getah bening.

 Imunoglobulin E (IgE)
o Beredar dalam darah, paru-paru, kulit, dan selaput lendir.

5. Jenis jaringan tubuh pada scenario diatas?

Berdasarkan skenario diatas, permasalahan utama yang terjadi adalah


mengenai golongan darah sehingga kami memilih jaringan pada darah. Serta
permasalahan kedua adalah jaringan kulit. Jaringan yang terdapat pada darah
adalah jaringan ikat longgar.
Sesuai namanya, ciri dan struktur jaringan ikat longgar tersusun oleh sel-sel
yang longgar (jarang). Jaringan ini lebih banyak disusun oleh matriks berupa
lendir (mukus) dengan serat kolagen dan serat elastin. Sementara sel
penyusunnya terdiri dari sel makrofag, sel tiang, sel plasma, dan sel lemak.

Ada 2 fungsi jaringan ikat longgar, yaitu:


(1) Membantuk organ dalam, seperti yang terdapat pada kelenjar limfa, hati,
dan sumsum tulang.

35
(2) Menyokong, mengelilingi, membungkus, dan mengubungkan elemen dari
jaringan lain, seperti yang terdapat pada serat otot, jaringan di bawah kulit,
membran pembantas jantung dan rongga perut, serta membran mesenteris.
Jaringan kulit karena penyakit cacar terjadi pada kulit yang menimbulkan
gelembung cairan hampir diseluruh tubuh yang disebabkan oleh virus
varicella zoster. Kulit juga merupakan lapisan terluar tubuh.
Ada beberapa jaringan pada kulit manusia:
1. Jaringan ektoderm yaitu jaringan yang menyusun epidermis, yakni
lapisan terluar kulit.

2. Jaringan parut yaitu jaringan yang muncul dikulit akibat pembentukan


jaringan fibrin.

3. Jaringan ikat yaitu jaringan yang mendukung, mengikat, atau


memisahkan jaringan lain yang berbeda.

4. Jaringan ikat longgar yaitu jaringan ikat yang berisi jaringan areolar,
jaringan retikuler, dan jaringan adiposa.

5. Jaringan subkutaneus pada jaringan ini terdapat beberapa jenis sel


seperti fibroblas, adiposa, lemak, dan makrofag.

6. Jaringan lunak yaitu jaringan yang memberikan dukungan mekanik


pada kulit ketika diregangkan.

6. Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen yang menyusun jaringan


tersebut?

Kulit dibagi menjadi 3 lapisan yaitu :

1. Lapisan Epidermis

36
Epidermis merupakan lapisan kulit yang terluar, terdiri dari lapisan sel yang
telah mati yang disebut juga lapisan tanduk. Fungsi epidermis adalah sebagai
sawar pelindung terhadap bakteri, iritasi kimia, alergi dan lain-lain.

Epidermis dapat dibagi menjadi 5 lapisan :

 Stratum corneum (lapisan tanduk).

Stratum corneum merupakan lapisan kulit yang paling luar. Stratum korneum
paling tebal pada telapak kaki dan paling tipis pada pelupuk mata, pipi dan
dahi. Lapisan ini tersusun atas sel-sel mati yang mudah mengelupas.

 Stratum lucidum (daerah rintangan).

Lapisan ini berwarna terang dan hanya nampak pada lapisan kulit yang tebal.
Hanya terlihat pada telapak kaki dan telapak tangan.

 Stratum granulosum (lapisan seperti butir).

Lapisan ini menggandung sel-sel bergranula yang menghambar pengeluaran


air berlebih. Stratum granulosum berpartisipasi aktif dalam proses
keratinisasi, hanya mekanismenya belum diketahui jelas.

 Stratum spinosum (lapisan sel duri).

Stratum spinosum (stratum malpighi) terdiri dari beberapa lapis sel yang
berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses
mitosis. Lapisan ini adalah lapisan paling tebal di epidermis.

 Stratum germinativum (lapisan sel basal).

Lapisan ini selalu tumbuh dan membelah, lapisan ini banyak ditemukan sel
melanosit yang menghasilkan pigmen melanin yang menentukan warna kulit
seseorang.

2. Lapisan Dermis

37
Dermis memiliki ketebalan 3-5 mm, merupakan anyaman serabut kolagen dan
elastin yang bertanggung jawab untuk sifat-sifat penting dari kulit. Dermis
mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe, gelembung rambut, kelenjar
lemak (sebasea), kelenjar keringat, otot dan serabut saraf.

 Kelenjar Keringat (Glandula Sudorifera)

Kelenjar ini berfungsi mengeluarkan keringat melalui saluran keringat yang


bermuara di pori-pori kulit.

 Kelenjar Minyak ( Glandula Sebasea)

Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak (sebum). Minyak yang


dikeluarkan berfungsi untuk melumasi kulit dan membuat rambut tidak
kering.

 Kantong Rambut

 Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut.


Kantong rambut dilengkapi dengan otot penegak rambut. Pada saat udara
dingin, otot rambut berkontraksi yang menyebabkan tegaknya batang
rambut.

 Pembuluh Kapiler Darah

Pembuluh kapiler darah berfungsi mengedarkan zat-zat makanan yang


diperlukan untuk pertumbuhan rambut dan sel-sel kulit.

 Ujung-Ujung Saraf Penerima Rangsang

Ujung-Ujung saraf penerima rangsang meliputi :

a) Pacini : Tekanan

b) Ruffini : Panas

c) Krause : dingin

38
d) Meissener : sentuhan

3. Lapisan Hipodermis (Jaringan ikat bawah kulit terletak di bawah


kulit jangat)

Di dalam lapisan ini terdapat lemak yang berfungsi untuk cadangan makanan,
menahan panas tubuh, melindungi tubuh bagian dalam terhadap benturan dari
luar.

a) Alat pengeluaran keringat.

b) Tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar


matahari.

c) Tempat penyimpanan kelebihan lemak.

d) Melindungi tubuh terhadap kuman dari luar.

e) Alat peraba, di ujung kulit terdapat saraf indra yang dapat merasakan kasar
dan halus.

f) Alat perasa dingin, panas, nyeri, pedih, dan lain-lain

39
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Perbedaan golongan antara anak dan orang tua dapat terjadi apabila
persilangan dengan golongan darah dari ayah atau ibu yang
heterozigot. Sifat heterozigot dari orang tua akan mempengaruhi
penurunan alel kapada anak sehingga memungkinkan seorang anak
bergolongan darah yang berbeda dari orang tuanya.

Golongan darah A memiliki antigen A pada sel darah merah dan


memiliki antibodi anti B pada plasma. Golongan darah B memiliki
antigen B pada sel darah merah dan memiliki antibodi anti A dalam
plasma. Golongan darah O tidak memiliki antigen, tetapi keduanya
memiliki antibodi anti A dan anti B dalam plasma. Golongan darah
AB memiliki antigen A dan B tetapi tidak memiliki antibodi.

40
DAFTAR PUSTAKA

http://hedisasrawan.blogspot.com/2015/05/6-jaringan-pada-kulit-
manusia.html?m=1
http://www.ebiologi.net/2017/08/jaringan-ikat-fungsi-ciri-
klasifikasi.html

http://gabriela-kando-fkp13.web.unair.ac.id/artikel_detail-91682-
Bahan%20Kuliah%20S1%20Keperawatan-
Makalah%20Immunoglobulin.html

Belajar Golongan Darah A, B, AB, O & Rhesus - Mediskus

Oktari, A. dan Nida D. S., 2016, Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO
Metode Slide dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B, O, J.
Teknologi Laboratorium, Vol. 5, No. 2, ISSN: 2338-5634.
Tarigan, R., 2010, Study Penggolongan Darah A, B, AB, O Melalui Analisa
Secara Biokimiawi Klinis, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Nadia, B., Handayani, D., Rismiati, R. 2010. Hidup Sehat Berdasarkan
Golongan Darah O. Jakarta: Dukom Publisher.
Sasmita, C., 2008, Pengenalan Golongan Darah Jenis ABO dengan
Mempergunakan Pemodelan Hidden Markov, Skripsi, Universitas
Indonesia, Depok.
Lering, S. T., 2013, Penentuan Jenis Golongan Darah Manusia Berbasis
Mikrokontroler AT-Mega 8535, Proposal Tugas Akhir, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Meilinda, 2017, Teori Hereditas Mendel: Evolusi atau Revolusi (Kajian
Filsafat Sains), J. Pembelajaran Biologi, Vol. 4, No. 1.
Mustami, M. K., 2013, Genetika, Universitas Islam Negeri Alauddin,
Makassar.

41
42

Anda mungkin juga menyukai