Anda di halaman 1dari 11

Kelompok E

Grade Gingival Enlargement

Bunchners A, Hansen
 Tingkat pembesaran gingiva dapat dinilai sebagai berikut
 Grade 0: Tidak ada tanda pembesaran gingiva
Grade I: Pembesaran terbatas pada papila Interdental
 Grade II: Pembesaran melibatkan papila dan marginal gingiva
Grade III: Pembesaran mencakup tiga perempat atau lebih mahkota gigi
 Berdasarkan skenario dapat dikategorikan Grade II karena sudah melibatkan
papilla dan marginal gingiva .
Kategori Pembesaran Gingiva

 Inflamatorry Enlargment Chronic


 Etiologinya adalah etiologi lokal karena plak / bakteri dan OH buruk sesuai pada
kasus pasien pernah membersihkan karang gigi 2 tahun lalu , Skor OHI = 3
( BURUK)
 Pembengkakan sudah terjadi selama 6 bulan, dan pasien tidak sedang mengalami
kehamilan dan tidak mempunyai penyakit sistemik.
Fase Perawatan

 Fase Darurat (Emergency) tidak perlu dilakukan pada pasien ini. Kecuali jika ada
nyeri hebat / abses / anug.
 Fase I atau fase etiotropik.
Fase I merupakan fase non-bedah yang diarahkan pada mengeliminasi faktor etiologi
penyakit gingiva dan periodontal serta menyingkirkan faktor-faktor lokal pendukung
penyakit.
-Skeling dan kontrol plak
-Pemasangan splint temporer pada gigi yang goyang derajat 3 (gigi 31,32, dan 41 )
-Pencabutan sisa akar pada gigi 16.
 Fase IV atau fase pemeliharaan
Fase IV dilakukan dengan kontrol berkala dan mempersiapkan jaringan untuk masuk
ke fase II.

 Fase II ( bedah)
Fase II dapat dilakukan untuk pembesaran gingiva di region anterior dapat dilakukan
gingivektomi jika dinding poket fibrosis , dan kuretase jika dinding poketnya masih
oedem . Pada skenario kemungkinan sudah fibrosis sehingga dapat dilakukan
gingivektomi.
 Fase III ( restoratif)
Fase III dilakukan untuk pengantian gigi 16 maka dapat dibuat gigi tiruan bisa berupa
bridge/implant .
Syarat Desain Splinting

 Gigi pendukung harus cukup untuk immobilisasi yang goyang (relatif)


 Splint tidak boleh mengiritasi jaringan lunak mulut: bibir, lidah dan gingiva
 Splint tidak boleh menganggu pengunyahan oklusi.
 Konstruksi dibuat sedemikian rupa, sehingga mudah dibersihkan
 Splint tidak boleh mengganggu bicara dan mengurangi estetika seminimal
mungkin
 Splint tidak boleh beracun (korosi/toksik)
 Splint tidak boleh mengalami perubahan bentuk/ukuran
Jumlah Gigi yang Harus di Splint

 Jumlah gigi yg harus di-splint adalah 6, dari gigi C ke C, karena salah satu syarat
splinting adalah minimal melibatkan dua arah pergerakan yang berbeda.
 Pada kasus ini, tidak dijelaskan bagaimana keadaan gigi C pada pasien. Jika gigi
C pasien dalam kondisi yang tidak baik, misalnya sudah dicabut, karies yang
meluas, atau ada perawatan endodonti, splinting dapat dilakukan dari gigi P ke P
Kontraindikasi Pemasangan Periodontal
Splint
 Sosial ekonomi tidak memungkinkan
 Prognosis buruk 
 Kesehatan mmum pasien buruk
 Secara Emosional pasien tidak mau terima prosedur perawatan yang terlalu lama
Keuntungan Splint Fibre

 Mudah diaplikasikan dengan preparasi gigi yang minimal


 Biaya yang rendah sampai menengan jika dibandingkan dengan stabilisasi dengan
mahkota dan bridge
 Reversibel: mudah dilepas ketika splint tidak lagi diperlukan
 Mudah diperbaiki jika terdapat kesalahan saat bonding ulang atau aplikasi bahan
baru
 Mendukung perawatan yang lebih agresif yang dilakuka pada gigi geligi dengan
prognosis yang diragukan berdasarkan stabilisasi jangka Panjang
 Nilai estetik yang tinggi
 Mudah dibersihkan sendiri oleh pasien dirumah sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai