Makalah disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan
Disusun oleh:
Kelompok 8 – Rombel 1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar, guna memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dengan topik
“Pengukuran pH Berbagai Sumber Air”.
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Dr. Agus Suprapto, S.P., M.P.
selaku dosen pengampu mata kuliah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
yang telah membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami harap
makalah ini dapat memberi informasi bukan hanya untuk kita semua sebagai
Mahasiswa pertanian, melainkan juga untuk khalayak umum dan para pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih
sangat banyak kekurangan baik secara teknis penulisan maupun dalam
penyampaian materi. Oleh karena itu, kami sangat menerima kritik dan saran yang
akan diberikan oleh pembaca untuk memperbaiki dan menyempurnakan makalah
ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1 pH Secara Umum...........................................................................................3
2.2 Indikator Asam Basa......................................................................................3
2.3 Alat Pengukur pH...........................................................................................4
BAB III METODOLOGI.........................................................................................5
3.1 Lokasi Pengambilan Sampel..........................................................................5
3.2 Jenis Penulisan...............................................................................................5
3.3 Sumber Data...................................................................................................6
3.4 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................6
3.5 Analisis Data..................................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................8
4.1 Hasil...............................................................................................................8
4.2 Uji Statistik...................................................................................................11
4.3 Pembahasan..................................................................................................12
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
LAMPIRAN...........................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menyebabkan beberapa bahan kimia menjadi racun yang mengganggu
Kesehatan.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah adalah untuk mengetahui derajat keasaman (pH)
dari berbagai sumber air.
1.3
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar Skala pH
3
(warna asam) dan berwarna ungu dalam lingkungan basa (warna basa)
(Sutresna, 2008).
Tabel 1. Indikator pH
4
5
BAB III
METODOLOGI
6
3.3 Sumber Data
Data adalah sekumpulan informasi, fakta-fakta, atau simbol-simbol
yang menerangkan tentang keadaan objek penelitian. Data yang sudah
didapat akan dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek
penelitian. Data primer dalam penelitian ini diperolah dengan melakukan
pengukuran langsung terhadap besar pH pada berbagai jenis air dengan
menggunakan pH meter.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber
yang sudah ada, bukan dari penelitian langsung oleh peneliti. Data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen-dokumen yang
sudah terdokumentasikan, seperti buku, jurnal dan sumber pustaka
lainnya.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu suatu cara yang digunakan oleh peneliti
guna mendapatkan informasi yang akurat mengenai penelitian yang
dilakukan. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu :
1. Observasi
Metode observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data
yang dilakukan melalui suatu pengamatan yang disertai dengan adanya
berbagai pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran.
Metode observasi digunakan dalam pengamatan terhadap jenis air yang
cocok untuk dijadikan sampel analisis pH.
2. Pengukuran Langsung
Sampel air yang sudah diobservasi kemudian dilakukan
pengukuran langsung terhadap besar pH pada berbagai jenis air dengan
menggunakan pH meter.
3. Studi Pustaka
7
Studi pustaka adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan mengumpulkan sejumlah buku atau sumber terpercaya yang
berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. Penelitian yang
dilakukan dengan cara menelaan sumber kepustakaan untuk memperoleh
data analisis derajat keasaman pada berbagai jenis air.
3.5 Analisis Data
Proses menganalisis data dilakukan setelah seluruh data terkumpul.
Data dianilisis dengan menggunakan uji statistik. uji statistik adalah beragam
teknik analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis,
membandingkan dua atau lebih sampel, serta menentukan hubungan antara
dua variabel atau lebih. Hasil uji kemudian dianalisis dan dapat ditarik
kesimpulan dari permasalahan.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 3. Hasil Pengukuran pH
pH
Lokasi ΣX
I II III
Air sawah A (Dumpoh)
9
Nestle Pure Life
Air selokan
10
Air sumur
Air PDAM
11
Air kolam ikan
Diagram Rata-Rata pH
12
Rata-Rata pH
9.00
8.00
7.00
6.00
5.00
Nilai pH
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
Macam Air
Uji Statistik
9.00
8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
Nilai
3.00
2.00
1.00
0.00
Nilai Tengah Simpangan Baku Nilai Z
-1.00
-2.00
13
4.3 Pembahasan
Air merupakan bahan yang sangat vital yang tidak dapat dipisahkan dari
seluruh aktivitas kehidupan mahkluk hidup di bumi ini. Kualitas air
menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentudalam
memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk memenuhi
kebutuhan langsung yaitu air minum, mandi dan cuci, air irigasi atau
pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi dan transportasi. Kualitas air
mencakup tiga karakteristik, yaitu fisika, kimia dan biologi. Kualitas air dapat
diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut.
Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji
kenampakan (bau dan warna) (Harianti dan Nurasia. 2016).
14
Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 adalah tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air. Kisaran pH yang baik berdasarkan
peraturan tersebut untuk air irigasi sebesar 5,0 - 9,0. Air yang memiliki pH
terlalu asam mengandung banyak hidrogen, sedangkan pH terlalu basa
mengandung banyak hidroksida sehingga dapat menyebabkan
ketidakseimbangan unsur hara, dapat menurunkan daya serap nutrisi tanaman,
dan bisa merusak sel tanaman sehingga terganggunya metabolisme tumbuhan
(Maura, dkk. 2023).
Selanjutnya untuk pengukuran derajat keasaman air mineral dalam
kemasan dengan merk dagang Le Minerale diperoleh hasil pH 6,9 pada
pengukuran pertama, pH 7 pada pengukuran ke-2 dan pH 7 pada pengukuran
yang ke-3. Sehingga diperoleh rata-rata pH 6,97. Dan untuk air mineral dalam
kemasan dengan merk dagang Nestle Pure Life Minerale diperoleh hasil pH
6,9 pada pengukuran pertama, pH 6,9 pada pengukuran ke-2 dan pH 6,8 pada
pengukuran yang ke-3. Sehingga diperoleh rata-rata pH 6,87. Berdasarkan
hasil tersebut maka dari dua merk dagang yang diukur dikatakan memiliki pH
yang netral sebagaimana yang tercamtum dalam PERMENKES NOMOR
492/MENKES/PER/1V/2010, salah satu syarat kualitas air minum adalah
nilai pH air minum menjadi netral (6.5 – 8.5).
Pada pengukuran derajat keasaman air selokan yang berada di daerah
Pirikan, Kecamatan Secang diperoleh hasil pH 8,4 pada pengukuran pertama,
pH 8,4 pada pengukuran ke-2 dan pH 8,4 pada pengukuran yang ke-3.
Sehingga diperoleh rata-rata pH 8,4. Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan bahwa pH air selokan tersebut tergolong dalam basa kuat karena
pH-nya lebih dari 7. Untuk membedakan nilai pH, maka ada ketentuan
tertentu untuk membedakan nilai pH, jika memiliki nilai normal pH 7, tetapi
jika bersifat basa maka pH lebih dari 7 dan sedangkan bersifat asam maka pH
kurang dari 7 (Djoharam,dkk. 2018). Salah satu faktor yang menyebabkan air
selokan di daerah tersebut mempunyai pH yang tinggi dikarenakan ada
beberapa oknum warga yang membuang air limbah air sabun dan detergen ke
saluran air tersebut.
15
Pada pengukuran derajat keasaman air limbah pabrik tahu yang berada
di daerah Pirikan, Kecamatan Secang diperoleh hasil pH 4 pada pengukuran
pertama, pH 4 pada pengukuran ke-2 dan pH 4 pada pengukuran yang ke-3.
Sehingga diperoleh rata-rata pH 4. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan
bahwa pH air selokan tersebut tergolong dalam asam kuat karena pH-nya
kurang dari 7. Untuk membedakan nilai pH, maka ada ketentuan tertentu
untuk membedakan nilai pH, jika memiliki nilai normal pH 7, tetapi jika
bersifat basa maka pH lebih dari 7 dan sedangkan bersifat asam maka pH
kurang dari 7 (Djoharam,dkk. 2018). Air limbah pabrik tahu memiliki pH
yang rendah atau asam dikarenakan dalam pembuatan tahu menggunakan
cuka sebagai bahan tambahan selain itu dapat disebabkan oleh tingginya
asam-asam amino dari proses fermentasi kedelai (Amalia dkk.2022).
Pada pengukuran derajat keasaman air sumur yang berada di daerah
Donorejo, Kecamatan Mertoyudan diperoleh hasil pH 6,3 pada pengukuran
pertama, pH 6,3 pada pengukuran ke-2 dan pH 6,3 pada pengukuran yang ke-
3. Sehingga diperoleh rata-rata pH 6,3. Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan bahwa pH air selokan tersebut tergolong dalam asam lemah karena
pH-nya kurang dari 7. Untuk membedakan nilai pH, maka ada ketentuan
tertentu untuk membedakan nilai pH, jika memiliki nilai normal pH 7, tetapi
jika bersifat basa maka pH lebih dari 7 dan sedangkan bersifat asam maka pH
kurang dari 7 (Djoharam,dkk. 2018).
Pengukuran derajat keasaman air PDAM di Desa Tanjunganom,
Kecamatan Salaman diperoleh hasil pH 6,8 pada pengukuran pertama, pH 6,8
pada pengukuran ke-2 dan pH 6,8 pada pengukuran yang ke-3. Sehingga
diperoleh rata-rata pH 6,8. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pH air
PDAM netral sebagaimana yang dinyatakan oleh Harianti dan Nurasia (2016)
yang menyatakan bahwa pH air netral adalah berkisar antara 6,7-7,2.
Selanjutnya pengukuran derajat keasaman air sungai di Desa
Tanjunganom, Kecamatan Salaman diperoleh hasil pH 7,2 pada pengukuran
pertama, pH 7,2 pada pengukuran ke-2 dan pH 7,2 pada pengukuran yang ke-
3. Sehingga diperoleh rata-rata pH 7,2. Dari hasil tersebut dapat dikatakan
16
bahwa pH air sungai netral sebagaimana yang dinyatakan oleh Harianti dan
Nurasia (2016) yang menyatakan bahwa pH air netral adalah berkisar antara
6,7-7,2.
Terakhir untuk pengukuran derajat keasaman air kolam di Pirikan,
Kecamatan Secang diperoleh hasil pH 7,1 pada pengukuran pertama, pH 7,2
pada pengukuran ke-2 dan pH 7,2 pada pengukuran yang ke-3. Sehingga
diperoleh rata-rata pH 7,17. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pH air
kolam tersebut netral sebagaimana yang dinyatakan oleh Harianti dan Nurasia
(2016) yang menyatakan bahwa pH air netral adalah berkisar antara 6,7-7,2.
BAB V
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, R. N., Devy, S. D., Kurniawan, A. S., Hasanah, N., Salsabila, E. D.,
Ratnawati, D. A. A., ... dan Aturdin, G. A. 2022. Potensi Limbah Cair
Tahu sebagai Pupuk Organik Cair di RT. 31 Kelurahan Lempake Kota
Samarinda. ABDIKU: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas
Mulawarman, 1(1), 36-41.
Djoharam, V., Riani, E., dan Yani, M. 2018. Analisis kualitas air dan daya
tampung beban pencemaran sungai pesanggrahan di wilayah provinsi DKI
Jakarta. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal
of Natural Resources and Environmental Management), 8(1), 127-133.
Harianti, H., dan Nurasia, N. 2016. Analisis warna, suhu, pH dan salinitas air
sumur bor di Kota Palopo. Prosiding, 2(1).
Hariyadi, H., M. Kamil., dan P. Ananda. 2020. Sistem Pengecekan pH Air
Otomatis Menggunakan Sensor pH Probe Berbasis Arduino Pada
Sumur Bor. Rang Teknik Journal, 3(2), 340-346.
Maura, C. S., Affifah, A. N., Nababan, B. P., Rozak, D. N. L. A., Syah, S. A.,
Sari, Y., & Putri, A. A. 2023. Analisis Sifat Fisika dan Kimia terhadap
Kualitas Air Irigasi Pada Lahan Sawah di Desa Cisarua RT 01 RW 03
Bogor. Risenologi, 8(1), 45-49.
Parning. 2006. Kimia. Penerbit Yudhistira. Jakarta.
Soepomo. 2014. Hubungan Kualitas Air (pH) dan Personal Hygiene dengan
Keluhan Penyakit Kulit di Desa Sumberrahayu Kecamatan Moyudan
kabupaten Sleman Yogyakarta. (3)1.
Suriawiria, U. 2015. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Penerbit
PT. Alumni: Bandung.
Sutresna, N. 2008. Cerdas Belajar Kimia. Grafindo. Bandung.
18
LAMPIRAN
19