Disusun Oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2022
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Terima kasih juga kepada Ibu Ir. Yulia Eko Susilowati, M. P. selaku
dosen pengampu mata kuliah agroteknologi yang telah membimbing kami dalam penyusunan
makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah agroteknologi dengan judul
“Pengaruh Unsur Iklim Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kedelai (Glycine
max L.)” Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan
tentang pengaruh unsur-unsur iklim terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman
serealia khususnya kedelai bagi para pembaca dan penulis.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Untuk itu kami mengharapkan segala bentuk
saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................
3.1. Kesimpulan............................................................................................................
3.2. Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sesuai dengan rumusan masalah
yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan iklim
2. Untuk mengetahui klasifikasi tanaman kedelai
3. Untuk mengetahui pengaruh unsur-unsur iklim seperti sinar matahari, suhu, angin,
curah hujan, dan kelembaban terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman
kedelai.
BAB II
PEMBAHASAN
Iklim adalah ukuran rata-rata dan variabilitas kualitas yang relevan dari variabel
tertentu seperti temperatur, curah hujan, angin, pada periode waktu tertentu. Iklim juga
dapat diartikan sebagai rata-rata cuaca, dimana cuaca ialah keadaan atmosfer pada suatu
saat di waktu tertentu. Iklim dapat berubah secara terus menerus karena interaksi antara
kmponen-komponennya dan faktor-faktor eksternal seperti vulkanik, variasi sinar
matahari, dan faktor-faktor yang disebabkan oleh kegiatan manusia seperti alih fungsi
lahan dan penggunaan bahan bakar fosil (Julismin, 2021).
Selain itu, iklim menjadi fenomena alam yang digerakkan oleh gabungan beberapa
unsur yaitu radiasi mtahari, temperature, kelembaban, awan, hujan, evaporasi, tekanan
udara, dan angin. Faktor yang mempengaruhi unsur iklim sehingga dapat membedakan
iklim di suatu tempat dengan tempat lain disebut kendali iklim. Matahari ialah kendali
iklim yang sangat pebting dan sumber energi di bumi yang menimbulkan gerak udara dan
arus laut. Kendali iklim yang lain misalnya distribusi darat dan air, sel semi permanen
tekanan tinggi dan tekanan rendah, massa udara, pegunungan, arus laut, dan badai
(Miftahuddin, 2016).
Tanaman kedelai termasuk ke dalam genus Glycine, dimana genus tersebut terdiri
dari tiga sub genus, antara lain genus glycine willd, brctaeta, dan soja. Dari ketiga genus
tersebut, tanaman kedelai (Glycine max. L) termasuk ke dalam genus soja. Berikut ini
merupakan taksonomi tanaman kedelai secara lebih lengkap:
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotiledoneae
Ordo : Polypetales
Famili : Leguminosae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L) Merrill (Zulkarnaini, 2010)
Tanaman kedelai mempunyai sistem akar tunggang. Pada tanah gembur, panjang
akarnya dapat mencapai 150 cm. Akar tanaman kedelai juga mempunyai rambut akar
yang berfungsi dalam memperluas bidang penyerapan air dan unsur hara. Selain itu,
pada akar tanaman kedelai saat masa pertumbuhan sekitar 15 sampai 20 hari sebagian
besar pada akar terbentuk bintil akar. Bintil akar ini terbentuk sebagai akibat dari
simbiosis antara sel akar dengan bakteri Rhyzobium japonicum.
Bentuk batang tanaman kedelai yaitu semak dengan ketinggian batang berkisar
antara 30 sampai 100 cm. Daun tanaman ini lebar dan dapat dibedakan atas 4 tipe
meliputi daun biji, daun primer sederhana, daun bertiga (trifolipat), dan daun profila.
Untuk bunga tanaman kedelai termasuk ke dalam bunga sempurna, yaitu dalam setiap
bunga terdapat alat kelamin jantan dan alat kelamin betina. Buah kedelai memiliki
bentuk polong, dalam setiap polong berisi 1 sampai 5 bii dan rata-ratanya 2 sampai 3
biji. Jumlah polong ini beraneka ragam, bergantung pada varietas, kesuburan tanah,
iklim, dan jarak tanam.
a. Intensitas Penyinaran
Intensitas cahaya matahari didefinisikan sebagai besar kecilnya sudut datang cahaya
matahari pada permukaan bumi. Jumlah intensitas yang diterima berbanding lurus dengan
sudut besarnya sudut datang. Tanaman kedelai termasuk golongan strata A, yang
memerlukan penyinaran matahari secara penuh dan tidak memerlukan naungan. Pada
umumnya, adanya nanungan yang menahan sinar matahari hingga 20% masih dapat
ditoleransi oleh tanaman kedelai. Akan tetapi, ketika melebihi 20% maka tanaman akan
mengalami etiolasi. Intensitas penyinaran yang dapat menekan pertumbuhan, mengurangi
jumlah cabang, buku, dan polong yang berakibat pada menurunnya hasil biji hingga 60%
adalah ketika intensitas penyinarannya hanya sekitar 50% dari total radiasi normal.
Tanaman kedelai yang tumbuh di lingkungan ternaungi akan mengalami penurunan
aktivitas fotosintesis, sehingga alokasi fotosintat ke organ reproduksi menjadi berkurang
juga. Hal ini akan berdampak pada berkurangnya jumlah polong dan ukuran biji akan
menjadi semakin kecil pula. Intensitas cahaya sebesar 60% atau naungan 40% dapat
menyebabkan hasil biji kedelai menurun hingga 32% (Susanto & Sundari, 2010).
Suhu merupakan salah satu unsur iklim yang berperan penting dalam
mempengaruhi proses pertumbuhan suatu tanaman. Proses pertumbuhan tanaman yang
dikendalikan oleh suhu yaitu proses fisika, kimia dan biologi. Selain itu suhu juga
berperan dalam reaksi biokimia dan fisiologi tanaman, serta dapat menentukan
penyerapan air dan unsur hara pada tanah juga menentukan proses fotosintesa pada
tanaman. Oleh karena itu suhu pada tanaman harus sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan oleh tanaman, apabila tidak sesuai maka proses-proses tersebut menjadi
terganggu sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Tanaman mempunyai suhu
maksimum yang berbeda-beda tergantung dengan jenis tanaman. Standar suhu yang
diperlukan oleh tanaman yaitu berkisar antara 15-400C, apabila suhu kurang dari 150C dan
lebih dari 400C maka pertumbuhan suatu tanaman akan mengalami penurunan yang
signifikan.
Tanaman kedelai juga mempunyai suhu yang sesuai atau suhu optimum dalam
pertumbuhannya yaitu berkisar antara 22-270C dengan suhu kritis 10-350C. Suhu didalam
tanah dan suhu udara mempunyai pengaruh yang besar bagi tanaman kedelai terhadap
pertumbuhan rhizobium dan akar. Dalam menentukan waktu untuk berbunga dan
membentuk polong suhu berinteraksi dengan panjang penyinaran atau photo period.
Tanaman kedelai dapat membantu pertumbuhan organ vegetatif dan generatif pada suhu
kardinal yaitu 23-260C. Apabila suhu rendah dan tinggi tanaman kedelai akan mengalami
penghambatan dalam proses pertumbuhan sehingga pertumbuhan tanaman menjadi
terganggu dan dapat mengancam kelangsungan hidup tanaman.
Suhu yang tinggi dapat menyebabkan polong tanaman kedelai menjadi teraborsi.
Suhu yang rendah atau dibawah 150C menyebabkan pertumbuhan polong menjadi
terhambat dan suhu yang tinggi atau diatas 300C memberikan pengaruh yang buruk
terhadap kualitas biji dan daya tumbuh benih. Proses pematangan biji pada tanaman
kedelai yaitu terjadi pada suhu 20-250C di siang hari dan dimalam hari pada suhu 15-18 0C
dapat dikatakan optimum untuk kualitas benih yang dihasilkan. Apabila suhu lebih dari
270C maka dapat dikatakan kurang optimum untuk kualitas biji sebagai benih dan hal ini
berkaitan dengan laju pengisian serta pematangan biji yang tidak optimal. Namun
tanaman masih dapat hidup pada suhu yang tinggi (360C) apabila kebutuhan air pada
tanaman tercukupi. Fase pertumbuhan pada tanaman kedelai membutuhkan suhu 26-320C
dan apabila melebihi 370C maka pertumbuhan bunga pada tanaman kedelai menjadi
terhambat.
Tinggi tempat termasuk faktor yang menentukan iklim pada suatu daerah, apabila
semakin tinggi tempat dari permukaan laut maka suhunya akan semakin rendah. Jika
setiap tempat mengalami kenaikan 1000 meter diatas permukaan laut maka suhu akan
turun menjadi 0,610C. dalam pertumbuhannya tanaman kedelai dipengaruhi oleh tinggi
tempat penanamannya. Tinggi tempat ini berhubungan dengan laju proses metabolisme
tanaman kedelai. Tinggi tempat yang baik untuk pertumbuhan tanaman kedelai yaitu
1500 meter dari permukaan laut. Di ketinggian tersebut tanaman kedelai dapat tumbuh
dengan optimal karena suhu yang ada pada ketinggian tersebut sesuai dengan suhu
optimum yang dibutuhkan oleh tanaman kedelai.
Salah satu unsur iklim yang dapat dijadikan indikator dalah kaitannya dengan
tanaman yaitu curah hujan, karena pengaruhnya terhadap tanaman cukup dominan
melalui ketersediaan air bagi tanaman. Kekurangan air secara terus-menerus dapat
menyebabkan perubahan-perubahan fisiologi dalam tubuh tanaman yang dapat berakibat
pada kematian tanaman tersebut. Kebutuhan air sangat tegantung pada curah hujan yang
turun selama pertumbuhan. Pada umumnya kebutuhan air pada tanaman kedelai berkisar
350-450 mm selama masa pertumbuhan. Curah hujan optimal untuk pertumbuhan
tanaman kedelai adalah 100-200 mm/bulan atau lebih kurang 2000 mm/tahun. Jumlah
bulan kering 3 sampai 6 bulan dan hari hujan berkisar antara 95-122 hari/tahun.
Pada saat perkecambahan, faktor air sangat penting karena berpengaruh terhadap
pertumbuhan. Kebutuhan air akan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya
umur tanaman. Kebutuhan air paling tinggi terjadi pada masa berbunga dan pengisian
polong. Tanaman kedelai sebenarnya cukup toleran terhadap cekaman kekeringan
karena mampu bertahan dan berproduksi bila kondisi cekaman kekeringan maksimal
50% dari kapasitas lapang. Selama masa pemasakan biji, tanaman kedelai memerlukan
kondisi lingkungan yang kering agar diperoleh kualitas biji yang baik. Curah hujan yang
tinggi selama proses pengeringan polong menurunkan kualitas biji dan mutu benih. Jika
pada musim panen tanaman kedelai sering mendapat curah hujan yang tinggi, maka
banyak polong bercendawan dan biji kedelai membusuk. Jika curah hujan tinggi, maka
kelembaban akan meningkat. Kelembaban berpengaruh terhadap perkecambahan spora
cendawan, penembusan tabung kecambah kedalam inang, mengaktifkan bakteri dan
nematoda yang dapat menginfeksi tumbuhan. Kelembaban juga meningkatkan sukulensi
tumbuhan sehingga meningkatkan kerentanan tumbuhan terhadap beberapa patogen.
Banyaknya patogen dalam tanah seperti cendawan Phytophthora, Rhizoctonia,
Sclerotium dan bakteri Erwinia serta Pseudomonas berkembang pesat dalam keadaan
lembab sampai basah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Iklim adalah ukuran rata-rata dan variabilitas kualitas yang relevan dari
variabel tertentu seperti temperatur, curah hujan, angin, pada periode waktu tertentu.
Adapun tanaman kedelai termasuk ke dalam genus Glycine, dimana genus tersebut
terdiri dari tiga sub genus, antara lain genus glycine willd, brctaeta, dan soja. Dari
ketiga genus tersebut, tanaman kedelai (Glycine max. L) termasuk ke dalam genus
soja. Dalam budidaya tanaman kedelai, unsur-unsur iklim turut serta mempengaruhi
pertumbuhannya. Adapun tanaman kedelai ini termasuk golongan strata A, yang
memerlukan penyinaran matahari secara penuh dan tidak memerlukan naungan,
sehingga apabila ternaungi lebih dari 20% maka dapat menyebabkan etiolasi.
Tanaman kedelai merupakan tanaman hari pendek sehingga tidak mampu berbunga
apabila panjang hari (lamanya penyinaran) melebihi 16 jam dan mempercepat
pembungaan apabila lama penyinarannya kurang dari 12 jam. Selain itu, tanaman
kedelai juga mempunyai suhu yang optimum dalam pertumbuhannya yaitu berkisar
antara 22-270C dengan suhu kritis 10-350C dan apabila suhu rendah dan tinggi
tanaman kedelai akan mengalami penghambatan dalam proses pertumbuhan sehingga
pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Selanjutnya, tinggi tempat yang baik untuk
pertumbuhan tanaman kedelai yaitu 1500 meter dari permukaan laut karena di
ketinggian tersebut tanaman kedelai dapat tumbuh dengan optimal pada suhu
optimum yang dibutuhkan oleh tanaman kedelai. Kelembaban optimum tanaman
kedelai yaitu pada RH 75 – 90%, namun apabila kelembaban lebih rendah atau tinggi
maka akan berpengaruh terhadap laju penguapan atau transpirasi. Selain itu, curah
hujan optimal untuk pertumbuhan tanaman kedelai adalah 100-200 mm/bulan.
Apabila curah hujan terlalu tinggi, dapat mengakibatkan kerusakan biji, namun,
apabila curah hujan terlalu rendah, tanaman kedelai tahan terhadap cekaman
kekeringan maksimal 50% dari kapasitas lapang.
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan terhadap makalah ini yaitu perlu adanya kajian
lebih lanjut terkait cara mengatasi perubahan iklim serta modifikasi iklim, guna
memberikan solusi bagi problematika pertanian yang dihadapi oleh para petani pada
saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Julismin. (2021). Dampak dan Perubahan Iklim Indonesia. Jurnal Geografi, 1(1): 12-18.
Miftahuddin. (2016). Analisis Unsur-unsur Cuaca dan Iklim Melalui Uji Mann-Kendall
Multivariat. Jurnal (Matematika, Statistika, & Komputasi), 13(1): 27-38.
Nugroho, H., & Jumakir, J. (2020). Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai
Terhadap Iklim Mikro. Prosiding Webinar Nasional Series: Sistem Pertanian Terpadu
dalam Pemberdayaan Petani di Era New Normal, 265-274.
Susanto, G.W.A dan Sundari. T. (2010). Pengujian 15 Genotipe Kedelai pada kondisi
Intensitas Cahaya 50% dan Penilaian Karakter Tanaman Berdasarkan Fenotipnya. Balai
Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-Umbian, Malang. Jurnal Biologi Indonesia, 6 (3):
459-471.
Sutoyo, S. (2011). Fotoperiode dan Pembungaan Tanaman. Buana Sains, 11(2), 137-144.
Zulkarnaini. (2010). Pengaruh Iklim terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max,
L). Jurnal TASIMAK, 1(1).