Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Pertambahan penduduk dari waktu ke waktu semakin meningkat. Seiring dengan hal
itu, persediaan pangan nasional harus turut ditingkatkan. Kedelai merupakan salah satu
bahan pangan bernilai gizi yang tinggi. Oleh karena itu, tanaman tersebut perlu terus
dibudidayakan karena permintaan terhadap produksi kedelai juga meningkat dengan pesat.
Namun, produksi kedelai dalam negeri mengalami peningkatan secara lambat, baik areal
maupun produktivitasnya.
Tanaman kedelai akan tumbuh dengan baik dan memberikan hasil panen yang tinggo
jika ditanam di lingkungan yang sesuai dengan syarat tumbuhnya larena faktor lingkungan
(iklim dan tanah) sangat berpengaruh pada tingkat pertumbuhan tanaman yang berpengaruh
pada tingkat produksi. Tanaman kedelai merupakan tanaman daerah subtropis yang dapat
beradaptasi baik di daerah tropis. Iklim menjadi salah satu faktor yang sangat menentukan
keberhasilan budidaya tanaman kedelai.
Adanya sifat iklim yang kurang bersahabat dapat menghambat budidaya pertanian
misalnya budiaya tanaman kedelai. Sedangkan faktor iklim merupakan faktor yang sulit
dikendalikan terutama untuk skala global. Variasi unsur-unsur iklim dapat mempengaruhi
fluktuasi produksi tanaman terutama jika terjadi perubahan iklim yang ekstrim. Oleh karena
itu, perlu diketahui unsur-unsur iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
produktivitas tanaman kedelai agar dapat mendapatkan hasil yang sebaik mungkin.
Penulisan makalah ini ditujukan agar pembaca dapat mengetahui pengaruh unsur-unsur
iklim seperti sinar matahari, suhu, angin, curah hujan, dan kelembaban terhadap
pertumbuhan dan produktivitas tanaman kedelai.

1
BAB II

2.1 Pengertian Iklim

Iklim adalah ukuran rata-rata dan variabilitas kualitas yang relevan dari variabel
tertentu seperti temperatur, curah hujan, angin, pada periode waktu tertentu. Iklim juga
dapat diartikan sebagai rata-rata cuaca, dimana cuaca ialah keadaan atmosfer pada suatu
saat di waktu tertentu. Iklim dapat berubah secara terus menerus karena interaksi antara
kmponen-komponennya dan faktor-faktor eksternal seperti vulkanik, variasi sinar
matahari, dan faktor-faktor yang disebabkan oleh kegiatan manusia seperti alih fungsi lahan
dan penggunaan bahan bakar fosil (Julismin, 2021).

Selain itu, iklim menjadi fenomena alam yang digerakkan oleh gabungan beberapa
unsur yaitu radiasi mtahari, temperature, kelembaban, awan, hujan, evaporasi, tekanan
udara, dan angin. Faktor yang mempengaruhi unsur iklim sehingga dapat membedakan
iklim di suatu tempat dengan tempat lain disebut kendali iklim. Matahari ialah kendali iklim
yang sangat pebting dan sumber energi di bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus
laut. Kendali iklim yang lain misalnya distribusi darat dan air, sel semi permanen tekanan
tinggi dan tekanan rendah, massa udara, pegunungan, arus laut, dan badai (Miftahuddin,
2016).

2.2 Tanaman Kedelai (Glycine max. L)

Tanaman kedelai termasuk ke dalam genus Glycine, dimana genus tersebut terdiri dari
tiga sub genus, antara lain genus glycine willd, brctaeta, dan soja. Dari ketiga genus
tersebut, tanaman kedelai (Glycine max.L) termasuk ke dalam genus soja. Berikut ini
merupakan taksonomi tanaman kedelai secara lebih lengkap:

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotiledoneae

Ordo : Polypetales

Famili : Leguminosae

Genus : Glycine

Spesies : Glycine max (L) Merrill (Zulkarnaini, 2010)

2
Tanaman kedelai mempunyai sistem akar tunggang. Pada tanah gembur, panjang
akarnya dapat mencapai 150 cm. Akar tanaman kedelai juga mempunyai rambut akar yang
berfungsi dalam memperluas bidang penyerapan air dan unsur hara. Selain itu, pada akar
tanaman kedelai saat masa pertumbuhan sekitar 15 sampai 20 hari sebagian besar pada
akar terbentuk bintil akar. Bintil akar ini terbentuk sebagai akibat dari simbiosis antara sel
akar dengan bakteri Rhyzobium japonicum.

Bentuk batang tanaman kedelai yaitu semak dengan ketinggian batang berkisar antara
30 sampai 100 cm. Daun tanaman ini lebar dan dapat dibedakan atas 4 tipe meliputi daun
biji, daun primer sederhana, daun bertiga (trifolipat), dan daun profila. Untuk bunga
tanaman kedelai termasuk ke dalam bunga sempurna, yaitu dalam setiap bunga terdapat
alat kelamin jantan dan alat kelamin betina. Buah kedelai memiliki bentuk polong, dalam
setiap polong berisi 1 sampai 5 bii dan rata-ratanya 2 sampai 3 biji. Jumlah polong ini
beraneka ragam, bergantung pada varietas, kesuburan tanah, iklim, dan jarak tanam.

2.3 Pengaruh Cahaya Matahari terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman


Kedelai

Cahaya matahari mempunyai peranan penting dalam proses pertumbuhan tanaman.


Pengaruh cahaya terhadap tanaman sangat ditentukan oleh intensitas, kualitas, dan lama
penyinarannya. Apabila cahaya yang diterima oleh tanaman terlalu sedikit maka akan
mengakibatkan tanaman tersebut tidak tumbuh dengan normal dan begitu pula sebaliknya.

a. Intensitas Penyinaran
Intensitas cahaya matahari didefinisikan sebagai besar kecilnya sudut datang cahaya
matahari pada permukaan bumi. Jumlah intensitas yang diterima berbanding lurus dengan
sudut besarnya sudut datang. Tanaman kedelai termasuk golongan strata A, yang
memerlukan penyinaran matahari secara penuh dan tidak memerlukan naungan. Pada
umumnya, adanya nanungan yang menahan sinar matahari hingga 20% masih dapat
ditoleransi oleh tanaman kedelai. Akan tetapi, ketika melebihi 20% maka tanaman akan
mengalami etiolasi. Intensitas penyinaran yang dapat menekan pertumbuhan, mengurangi
jumlah cabang, buku, dan polong yang berakibat pada menurunnya hasil biji hingga 60%
adalah ketika intensitas penyinarannya hanya sekitar 50% dari total radiasi normal.
Tanaman kedelai yang tumbuh di lingkungan ternaungi akan mengalami penurunan
aktivitas fotosintesis, sehingga alokasi fotosintat ke organ reproduksi menjadi berkurang

3
juga. Hal ini akan berdampak pada berkurangnya jumlah polong dan ukuran biji akan
menjadi semakin kecil pula. Intensitas cahaya sebesar 60% atau naungan 40% dapat
menyebabkan hasil biji kedelai menurun hingga 32% (Susanto & Sundari, 2010).

b. Panjang Hari (Lama Penyinaran)


Lama penyinaran disebut juga dengan fotoperiodisme. Fotoperiodisme merupakan
lama penyinaran dalam satu hari yang diterima oleh tanaman. Lamanya penyinaran ini
menjadikan tanaman dikelompokkan menjadi tanaman hari netral, tanaman hari panjang,
dan tanaman hari pendek (Sutoyo, 2011). Dari ketiga kelompok tanaman tersebut, kedelai
termasuk ke dalam tanaman hari pendek. Tanaman kedelai tidak mampu berbunga apabila
panjang hari (lamanya penyinaran) melebihi 16 jam dan mempercepat pembungaan apabila
lama penyinarannya kurang dari 12 jam. Tanaman hari pendek pada kedelai berarti bahwa
hari (panjang penyinaran) yang semakin pendek akan merangsang pembungaan lebih cepat.
Lamanya periode gelap akan menentukan dan mengatur faktor induksi pembungaan.
Pada tanaman kedelai yang tidak mengalami periode gelap akan tumbuh vegetatif terus-
menerus dan tidak mampu membentuk bunga. Pada umumnya varietas kedelai peka
terhadap fotoperiodisme, sehingga setiap wilayah dengan perbedaan panjang hari satu jam
atau lebih memerlukan varietas yang spesifik bagi wilayah tersebut. Di Indonesia, panjang
hari hampir seragam dan konstan yaitu sekitar 12 jam. Apabila varietas kedelai dari wilayah
subtropika yang sesuai untuk panjang hari 14-16 jam ditanam di Indonesia yang panjang
harinya 12 jam, akan mempercepat pembungaan. Pada umur 20-22 hari walaupun batang
tanaman masih pendek, tanaman sudah berbunga. Sedangkan di tempat aslinya di daerah
subtropika berbunga pada umur sekitar 50 hari, saat batang kedelai sudah tumbuh setinggi
60-70 cm.

c. Kualitas Cahaya Matahari


Kualitas cahaya berkaitan erat dengan panajng gelombang, dimana panjang gelombang
ungu dan biru jika dibandingkan dengan panjang gelombang jingga dan merah mempunyai
foton yang lebih berenergi. Semua warna warni dari panjang gelombang akan
mempengaruhi fotosintesis dan pertumbuhan serta perkembangan tanaman baik secara
generatif maupun vegetatif. Tetapi warna kuning dan biru adalah warna yang paling sedikit
dimanfaatkan oleh tanaman. Sedangkan panjang gelombang yang paling banyak diabsorpsi
berada pada wilayah violet sampai biru dan orange sampai merah.

4
Menurut Nugroho & Jumakir (2020) daun tanaman kedelai secara individual telah
terjenuhi oleh cahaya dengan intensitas 23.680 lux atau 20% dari sinar matahari penuh.
Akan tetapi, daun bagian atas kanopi baru terjenuhi oleh sinar dengan intensitas 107.640
lux, atau 91% dari sinar matahari penuh. Pada panjang gelombang 660-730 nm, radiasi
matahari mengaktivasi sistem phytochrom pada sel-sel daun besar peranannya terhadap
pertumbuhan tanaman dan hasil kedelai. Pada stadia vegetatif, adanya ratio (perbandingan)
yang rendah antara panjang gelombang 660 dengan 730 nm mengakibatkan stimulasi
pelebaran daun, perpanjangan batang, dan petiol. Namun, tanaman kedelai yang mendapat
naungan akan mengalami etiolasi atau petiol banyak daripada radiasi 660 nm.
2.4 Pengaruh Suhu terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai

Suhu merupakan salah satu unsur iklim yang berperan penting dalam
mempengaruhi proses pertumbuhan suatu tanaman. Proses pertumbuhan tanaman yang
dikendalikan oleh suhu yaitu proses fisika, kimia dan biologi. Selain itu suhu juga berperan
dalam reaksi biokimia dan fisiologi tanaman, serta dapat menentukan penyerapan air dan
unsur hara pada tanah juga menentukan proses fotosintesis pada tanaman. Oleh karena itu
suhu pada tanaman harus sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh tanaman, apabila
tidak sesuai maka proses-proses tersebut menjadi terganggu sehingga pertumbuhan
tanaman menjadi terhambat. Tanaman mempunyai suhu maksimum yang berbeda-beda
tergantung dengan jenis tanaman. Standar suhu yang diperlukan oleh tanaman yaitu
berkisar antara 15-400C, apabila suhu kurang dari 150C dan lebih dari 400C maka
pertumbuhan suatu tanaman akan mengalami penurunan yang signifikan.

Tanaman kedelai juga mempunyai suhu yang sesuai atau suhu optimum dalam
pertumbuhannya yaitu berkisar antara 22-270C dengan suhu kritis 10-350C. Suhu didalam
tanah dan suhu udara mempunyai pengaruh yang besar bagi tanaman kedelai terhadap
pertumbuhan rhizobium dan akar. Dalam menentukan waktu untuk berbunga dan
membentuk polong suhu berinteraksi dengan panjang penyinaran atau photo period.
Tanaman kedelai dapat membantu pertumbuhan organ vegetatif dan generatif pada suhu
kardinal yaitu 23-260C. Apabila suhu rendah dan tinggi tanaman kedelai akan mengalami
penghambatan dalam proses pertumbuhan sehingga pertumbuhan tanaman menjadi
terganggu dan dapat mengancam kelangsungan hidup tanaman.

Suhu yang tinggi dapat menyebabkan polong tanaman kedelai menjadi teraborsi. Suhu
yang rendah atau dibawah 150C menyebabkan pertumbuhan polong menjadi terhambat dan

5
suhu yang tinggi atau diatas 300C memberikan pengaruh yang buruk terhadap kualitas biji
dan daya tumbuh benih. Proses pematangan biji pada tanaman kedelai yaitu terjadi pada
suhu 20-250C di siang hari dan dimalam hari pada suhu 15-180C dapat dikatakan optimum
untuk kualitas benih yang dihasilkan. Apabila suhu lebih dari 270C maka dapat dikatakan
kurang optimum untuk kualitas biji sebagai benih dan hal ini berkaitan dengan laju
pengisian serta pematangan biji yang tidak optimal. Namun tanaman masih dapat hidup
pada suhu yang tinggi (360C) apabila kebutuhan air pada tanaman tercukupi. Fase
pertumbuhan pada tanaman kedelai membutuhkan suhu 26-320C dan apabila melebihi 370C
maka pertumbuhan bunga pada tanaman kedelai menjadi terhambat.

2.5 Pengaruh Ketinggian Tempat terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai

Tinggi tempat termasuk faktor yang menentukan iklim pada suatu daerah, apabila
semakin tinggi tempat dari permukaan laut maka suhunya akan semakin rendah. Jika setiap
tempat mengalami kenaikan 1000 meter diatas permukaan laut maka suhu akan turun
menjadi 0,610C. dalam pertumbuhannya tanaman kedelai dipengaruhi oleh tinggi tempat
penanamannya. Tinggi tempat ini berhubungan dengan laju proses metabolisme tanaman
kedelai. Tinggi tempat yang baik untuk pertumbuhan tanaman kedelai yaitu 1500 meter
dari permukaan laut. Di ketinggian tersebut tanaman kedelai dapat tumbuh dengan optimal
karena suhu yang ada pada ketinggian tersebut sesuai dengan suhu optimum yang
dibutuhkan oleh tanaman kedelai.

2.6 Pengaruh Kelembaban Udara terhadap Tanaman Kedelai

Kenaikan suhu udara akan mempengaruhi kelembaban. Kelembaban dubutuhkan oleh


tanaman agar tubuhnya tidak cepat kering karena penguapan. Kelembaban udara akan
berpengaruh terhadap laju penguapan atau transpirasi. Jika kelembaban rendah, maka laju
transpirasi meningkat dan penyerapan air dan hara meningkat. Sebaliknya, jika
kelembaban tinggi, maka laju transpirasi akan rendah dan penyerapan air dan hara akan
rendah sehingga pertumbuhan tanaman akan terhambat. Kelembaban udara pada tanaman
kedelai terutama berpengaruh terhadap proses pematangan biji dan kualitas benih.
Fluktuasi suhu dan kelembaban udara yang ekstrim berpengaruh negatif terhadap
perkecambahan benih dan mengakibatkan mutu benih rendah. Kelembaban udara yang
optimal bagi tanaman kedelai berkisar antara RH 75-90% selama periode tanaman tumbuh
hingga stadia pengisian polong dan kelembaban udara rendah (RH 60-75%) pada waktu
pematangan polong hingga panen.

6
2.7 Pengaruh Curah Hujan terhadap Tanaman Kedelai

Salah satu unsur iklim yang dapat dijadikan indikator dalah kaitannya dengan tanaman
yaitu curah hujan, karena pengaruhnya terhadap tanaman cukup dominan melalui
ketersediaan air bagi tanaman. Kekurangan air secara terus-menerus dapat menyebabkan
perubahan-perubahan fisiologi dalam tubuh tanaman yang dapat berakibat pada kematian
tanaman tersebut. Kebutuhan air sangat tegantung pada curah hujan yang turun selama
pertumbuhan. Pada umumnya kebutuhan air pada tanaman kedelai berkisar 350-450 mm
selama masa pertumbuhan. Curah hujan optimal untuk pertumbuhan tanaman kedelai
adalah 100-200 mm/bulan atau lebih kurang 2000 mm/tahun. Jumlah bulan kering 3
sampai 6 bulan dan hari hujan berkisar antara 95-122 hari/tahun.

Pada saat perkecambahan, faktor air sangat penting karena berpengaruh terhadap
pertumbuhan. Kebutuhan air akan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya umur
tanaman. Kebutuhan air paling tinggi terjadi pada masa berbunga dan pengisian polong.
Tanaman kedelai sebenarnya cukup toleran terhadap cekaman kekeringan karena mampu
bertahan dan berproduksi bila kondisi cekaman kekeringan maksimal 50% dari kapasitas
lapang. Selama masa pemasakan biji, tanaman kedelai memerlukan kondisi lingkungan
yang kering agar diperoleh kualitas biji yang baik. Curah hujan yang tinggi selama proses
pengeringan polong menurunkan kualitas biji dan mutu benih. Jika pada musim panen
tanaman kedelai sering mendapat curah hujan yang tinggi, maka banyak polong
bercendawan dan biji kedelai membusuk. Jika curah hujan tinggi, maka kelembaban akan
meningkat. Kelembaban berpengaruh terhadap perkecambahan spora cendawan,
penembusan tabung kecambah kedalam inang, mengaktifkan bakteri dan nematoda yang
dapat menginfeksi tumbuhan. Menurut Penelitian oleh Saylendra & Fatmawaty (2013),
kelembaban juga meningkatkan sukulensi tumbuhan sehingga meningkatkan kerentanan
tumbuhan terhadap beberapa patogen. Banyaknya patogen dalam tanah seperti cendawan
Phytophthora, Rhizoctonia, Sclerotium dan bakteri Erwinia serta Pseudomonas
berkembang pesat dalam keadaan lembab sampai basah. Dalam penelitiannya disebutkan
bahwa cendawan sering menginfeksi benih kedelai dan dapat terbawa benih yang ditanam
di daerah dengan curah hujan tinggi.

7
BAB III

KESIMPULAN

Iklim adalah ukuran rata-rata dan variabilitas kualitas yang relevan dari variabel
tertentu seperti temperatur, curah hujan, angin, pada periode waktu tertentu. Dalam
budidaya tanaman kedelai, unsur-unsur iklim turut serta mempengaruhi pertumbuhannya.
Adapun tanaman kedelai ini termasuk golongan strata A, yang memerlukan penyinaran
matahari secara penuh dan tidak memerlukan naungan, sehingga apabila ternaungi lebih
dari 20% maka dapat menyebabkan etiolasi. Tanaman kedelai merupakan tanaman hari
pendek sehingga tidak mampu berbunga apabila panjang hari (lamanya penyinaran)
melebihi 16 jam dan mempercepat pembungaan apabila lama penyinarannya kurang dari
12 jam. Selain itu, tanaman kedelai juga mempunyai suhu yang optimum dalam
pertumbuhannya yaitu berkisar antara 22-270C dengan suhu kritis 10-350C dan apabila
suhu rendah dan tinggi tanaman kedelai akan mengalami penghambatan dalam proses
pertumbuhan sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Selanjutnya, tinggi
tempat yang baik untuk pertumbuhan tanaman kedelai yaitu 1500 meter dari permukaan
laut karena di ketinggian tersebut tanaman kedelai dapat tumbuh dengan optimal pada suhu
optimum yang dibutuhkan oleh tanaman kedelai. Kelembaban optimum tanaman kedelai
yaitu pada RH 75 – 90%, namun apabila kelembaban lebih rendah atau tinggi maka akan
berpengaruh terhadap laju penguapan atau transpirasi. Selain itu, curah hujan optimal
untuk pertumbuhan tanaman kedelai adalah 100-200 mm/bulan. Apabila curah hujan
terlalu tinggi, dapat mengakibatkan kerusakan biji, namun, apabila curah hujan terlalu
rendah, tanaman kedelai tahan terhadap cekaman kekeringan maksimal 50% dari kapasitas
lapang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Juslimin. (2001). Dampak Beserta Perubahan Iklim di Indonesia. Jurnal Geografi, 1(1): 12-18.

Miftahuddin. (2016). Analisis Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim Melalui Uji Mann-Kendall
Multivariat. Jurnal (Matematika, Statistika, & Komputasi), 13(1): 27-38.

Nugroho, H., & Jumakir, J., (2020). Respon Pertumbuhan dam Hasil Tanaman Kedelai
Terhadap Iklim Mikro. Prosiding Webinar Nasional Series: Sistem Pertanian Terpadu
dalam Pemberdayaan Petani di Era New Normal, 265-274.

Saylendra, A., & Fatmawaty, A.A., (2013). Identifikasi Mikroorganisme Terbawa Benih
Kedelai Varietas Galunggung, Wilis, dan Anjasmoro. Jurnal Agroekotek, 2(1): 27-30.

Susanto, G. W. A., & Sundari, T. (2010). Pengujian 15 Genotipe Kedelai pada Kondisi
Intensitas Cahaya 50% dan Penilaian Karakter Tanaman Berdasarkan Fenotipenya.
Balai Penelitian Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian, Malang. Jurnal Biologi
Indonesia, 6(3): 459-471.

Sutoyo, S. (2011). Fotoperiode dan Pembungaan pada Tanaman. Buana Sains, 11(2): 137-144.

Zulkarnaini. (2010). Pengaruh Iklim terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max.
L). Jurnal TASIMAK. 1(1).

Anda mungkin juga menyukai