BAB 1. PENDAHULUAN
Kang, P. J., J. K. H. deGrenier, and H.O. Park. 2012. Coupling of Septins to the
Axial Lanmark by Bud4 in Budding Yeast. Cell Science, 126: 1218-
1226.
Manalu, M., Charoq, dan A. Barus. 2014. Uji Batang Bawah Karet (Hevea
brassiliensi, Muell-Arg.) Berasal dari Benih yang Telah Mendapat
Perlakuan PEG (Seed Coating) dengan Beberapa Klon Entres terhadap
Keberhasilan Okulasi. Agroteknologi, 2(3): 962-967.
Tambing, Y., dan S. Launde. 2009. Kajian Umur Bibit Batang Bawah Nangka dan
Takaran Pupuk Pelengkap Benih Nutrifarm-SD terhadap Keberhasilan
Pertautan Sambung Pucuk. Agroland, 16(1): 33-39.
4.1 Hasil
Tabel 4.1.1 Hasil Pengamatan Pembiakan Vegetatif dengan Cara Grafting
Ulangan/ Keberhasilan Perubahan
Perlakuan
Kelompok Penyambungan Batang Atas Batang Bawah
Daun 1 ** *
2 - **
hilang
3 *
(dikupir)
Daun sisa 4 - *** *
5 **
>2 6 - *** *
4.2 Pembahasan
Menurut Purnomosidhi dkk, (2002), menyambung adalah cara
perbanyakan tanaman dengan cara menyambung pucuk (batang atas) yang berasal
dari suatu tanaman induk pada tanaman lain (batang bawah). Pada praktikum
pembiakan vegetatif dengan cara grafting dilakukan dua perlakuan yaitu daun
dikupir (tidak ada daun) dan daun yang disisakan 2 helai. Kegiatan ini dilakukan
pengulangan sebanyak 3 kali pada masing-masing perlakuan. Pada daun yang
dikupir ulangan 1 dan 3 berhasil menyambung dengan kondisi batang atas
abnormal dan pembengkakan pada sambungan. Pada daun yang disisakan 2 hanya
ulangan ke-2 yang berhasil tersambung dengan kondisi batang atasnya abnormal
dan pada ulangan 1 dan 3 tidak berhasil menyambung dengan keadaan daun
menguning dan terjadi pembengkakan pada sambungan. Hasil pengamatan
budding juga diberi perlakuan yang sama yaitu dikupir dan daun disisakan dua.
Pada masing masing perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 3 kali. Berdasarkan
praktikum ini tidak ada tanaman yang berhasil tersambung dan semua memiliki
ciri-ciri tumbuhnya batang atas abnormal.
Perlakuan yang paling baik dalam kegiatan
pembiakan dengan cara grafting dan budding ini adalah
perlakuan daun dikupir atau dihilangkan daunnya. Pada
Tabel 4.1.1 ada 2 ulangan yang berhasil menyambung pada
tanaman dengan daun dikupir sedangkan pada tanaman
dengan daun disisakan 2 hanya ada satu ulangan. Hal ini
disebabkan oleh laju
transpirasi yang dimiliki daun
yang tidak dikupir lebih cepat
dibandingkan dengan daun dikupir sedangkan
pertumbuhan batang atas belum menempel pada
batang bawah sehingga tidak ada pengangkutan air
dari akar yang terjadi sehingga batang tidak
menempel sempurna. Daun yang tidak dikupir
tesebut lama kelamaan mati karena tidak
mendapatkan unsur H2O dari dalam tanah dan juga cahaya matahari tidak
maksimal masuk ke daun karena terhalang uleh plastik, namun hal ini tidak begitu
berpengaruh karena fungsi plastik tersebut untuk mengurangi transpirasi.
Penyambungan baik grafting dan budding memiliki faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap keberhasilannya. Keberhasilan grafting dipengaruhi oleh
kecepatan terjadinya pertautan antara batang atas dan batang bawah. Pertautan
tersebut berkaitan dengan proses pembelahan sel dan bergabungnya kambium
pada bagian yang akan bertautan. Suhu berpengaruh terhadap perkembangan sel
pada kambium sehingga kedua batang bisa menyatu dan menjadi individu yang
juga dipengaruhi oleh kuatnya ikatan batang. Oleh sebab itu dalam mengikat
sambungan batang sebaiknya dilakukan dari bawah yang kemudian memutar
keatas dan membuat ikatan batang tersebut menjadi benar-benar kuat, akan tetapi
harus tetap hati-hati agar tidak merusak batang. Suhu lingkungan agar tidak terlalu
memengaruhi sambungan dan suhu sambungan tetap terjaga maka sambungan
diberi penutup yaitu dengan diberi sangkup plastik. Suhu sangat berpengaruh
dalam mencegah pembusukan sambungan. Selain itu sangkup juga berfungsi
untuk melindungi sambungan dari penguapan akibat sinar matahari dan juga
melindungi sambungan dari tetesan air hujan yang dapat merusak sambungan,
juga melindungi sambungan dari gangguan OPT. Hal tersebut juga berlaku bagi
okulasi/budding namun untuk budding tidak perlu disungkup daunnya. Batang
yang bersinggungan dilakukan saat kedua tanaman berada pada kondisi fisiologis
yang tepat.
Adinugraha dkk, (2012), menjelaskan ciri-ciri batang yang baik: kambium
masing-masing sel tanaman membentuk jaringan kalus berupa sel-sel parenkim,
sel-sel parenkim dari batang bawah dan batang atas saling kontak, menyatu dan
membaur, sel-sel parenkim yang terbentuk akan terdiferensiasi membentuk
kambium baru sebagai lanjutan dari lapisan kambium batang atas dan batang
bawah yang lama, dari lapisan kambium akan terbentuk jaringan pembuluh
sehingga proses translokasi nutrisi dari batang bawah ke batang atas dan
sebaliknya hasil fotosintesis dari batang atas ke batang bawah dapat berlangsung.
Perlakuan yang diberikan pada praktikum kali ini pada pembiakan
grafting dan budding yaitu dengan mengupir daun dan tidak mengupir daun.
Faktor lain yang ikut menentukan pertumbuhan sambungan adalah jumlah daun
batang bawah karena daun berperan dalam proses fotosintesis tanaman, namun
jika daun yang terlalu banyak akan meningkatkan transpirasi sehingga tanaman
mudah layu. sehingga perlakuan penghilangan setengah bagian daun atau dikupir
akan mengurangi penguapan pada tanaman bagain atas sehingga cukup memiliki
kandungan air. Pengkupiran daun berpengaruh terhadap penguapan atau
transpirasi tanaman lewat daun. Fungsi mengkupir daun pada tanaman
penyambungan ini untuk mengurangi transpirasi karena penguapan pada daun
lebih besar dibandingkan dengan penguapan dari batang. Jika laju transpirasi
tinggi meyebabkan tanaman akan banyak mengeluarkan air , sedangkan transport
air tanaman bagian atas yang disambung belum sempurna akibatnaya pada
tanaman bagian atas akan cepat kering dan proses penyambungan tidak akan
berhasil.